Bab 14: DRAMA DEMAM CINTA

"Surat perjanjian ada di aku, dan yang berwenang pihak perusahan D'Lion. Namanya Tuan Xavier. Kenapa kamu tanya hal itu?" tanya balik Naina dengan jawabannya yang membuat Shena tersenyum tipis seraya mengerlingkan mata nakalnya.

"Kuy cabut! Kita ke rumahmu dulu." ajak Shena dengan seluruh rencana manisnya.

Siti mengedikkan bahu karena ia pun tak paham dengan isi pikiran gadis satu itu. Bukan berarti, dia tak tahu bagaimana cara kerja Shena. Ketiganya sudah mengenal satu sama lain, sejak masa orientasi siswa. Jadi, sudah begitu dekat dan menjadi semakin kenal karena terbiasa bersama.

Shena yang menjabat sebagai ketua senat. Naina yang menjadi asisten salah satu dosen killer dan Siti yang memilih menjadi mahasiswa biasa tanpa beban tanggung jawab selain tugas kuliahnya. Jika di kampus, mereka bertiga tidak dipanggil sebagai geng, tetapi hanya mendapatkan julukan sebagai ratu kampus.

"Nai, Loe bawa mobil apa motor?" tanya Siti di saat ketika berjalan melewati lorong untuk menuju tempat parkiran.

"Aku bawa mobil hari ini. Jadi kita bisa pergi bareng, kalian ke parkiran dulu. Aku ke kelas ambil kunci, sekalian tas juga." Ujar Naina melangkahkan kaki ke arah lain, membuat Shena dan Siti serempak mengacungkan jempol.

Kedua gadis itu berjalan melewati pinggir lapangan basket. Dimana beberapa anak seni tengah sibuk melakukan pemanasan untuk melakukan olahraga. Padahal cuaca cukup terik menyengat, tetapi semangat itu benar-benar terlihat membara.

Siti yang berjalan, tapi tidak memperhatikan jalan. Hampir saja menabrak sebuah tiang, jika tidak ditarik Shena. "Siti, jangan ngalamun. Loe lagi lihatin apa, sih?"

Pertanyaan Shena mendapatkan kode lirikan mata sang sahabat. Ternyata di lapangan olahraga ada si sekretaris senat. Pemuda yang memiliki tinggi seratus tujuh puluh dengan warna kulit sawo matang dan bentuk tubuhnya tidak kurus karena sedikit berisi. Pemuda itu bernama Aldi Suryono.

"Guantengnya itu, pake pooll ....," gumam Siti dengan mulut terbuka siap meneteskan air liur, membuat Shena memutar bola matanya malas.

Tak ingin membuang waktunya. Shena menarik tangan Siti, mencoba menyudahi tatapan lapar akan kasih sayang pada pemuda yang terkenal playboy itu. Jika dibilang iri. Tentu tidak, tapi sebagai sahabat. Dia sadar harus menyadarkan akal sehat gadis pecinta dangdut satu itu.

Berat rasanya ketika tarikan tangannya tak membuahkan hasil apapun. Shena menoleh kebelakang, seketika ia lepaskan tangannya dari Siti. Bagaimana akan bergerak. Orang yang ditarik aja, malah pegangan tiang dan sibuk meneteskan air liur. Gemas rasanya, tapi ini kelemahan dari seorang Siti yaitu melihat pujaan hatinya Aldi Suryono.

"Siti, lepasin tiangnya." bujuk Shena menahan rasa geramnya akan tingkah sahabatnya yang terlalu mencolok. Namun, Siti tidak menggubris dan masih stay menikmati otot yang berulang-ulang kembang kempis seperti kuncup bunga. "Astaga, Naina mana, sih. Lama-lama bisa ku getok nih, kepala sahabat ku sendiri."

Disini, Shena berusaha untuk sabar dan masih mencoba menyadarkan Siti dari demam jatuh cinta. Meski, dia sendiri tidak memiliki orang yang spesial di kampus. Tetap saja, rasanya tidak enak. Ketika banyak mata menatap aneh ke arah mereka hanya karena tingkah berlebihan dari sang sahabat.

Untung saja, Naina menampakkan batang hidungnya. Gadis berkacamata itu memahami kode mata dari Shena. Setelah sampai di tempat Siti yang masih memegang tiang, keduanya bekerja sama membawa gadis satu itu pergi secara paksa.

Jangan dibayangkan. Shena yang memegangi tangan kanan Siti, dan Naina memegang tangan kiri Siti. Keduanya sudah mirip seperti bodyguard atau algojo tak berperikemanusiaan. Sementara yang di tarik malah bersenandung lagu dangdut kesukaan. Boleh gak, lempar sahabat seperti itu biar nyungsep di pohon tauge?

Setelah drama singkat. Anehnya Siti selalu kembali normal ketika sudah tidak melihat wajah Aldi Suryono. Kini ketiga gadis itu masuk ke dalam mobil sedan berwarna silver. Naina duduk di kursi kemudi, disebelahnya ada Siti, sedangkan di belakang Shena memilih untuk mengambil laptop yang menjadi penghuni mobil tetap.

"Nai, file yang buat proyek ada dimana?" tanya Shena tanpa melihat ke depan, membuat Naina berpikir sejenak sambil memasukkan gigi.

"Ada di e-mail ku. Kalau mau, coba periksa di email yang dikirimkan ke pihak berwenang. Sebenarnya ada salinan kontrak online. Jadi, tidak harus mengambil dari berkas yang ada di rumah." Naina menjelaskan hal penting setelah mengingat kembali setiap kontrak yang ditandatanganinya, beberapa bulan lalu.

Mobil itu melaju di jalanan umum. Seperti biasa, Siti akan sibuk mencari channel radio yang menyiarkan lagu dangdut, sedangkan Naina fokus menyetir. Shena sendiri tengah berkutat dengan laptop untuk mempelajari ulang apa yang tertera pada surat perjanjian milik sahabatnya.

Setengah jam kemudian. Mobil itu sudah memasuki sebuah halaman rumah yang luas tanpa gerbang. Terlihat di halaman ada beberapa mobil yang terparkir rapi. Mungkin saja, teman bisnis Tante Amora datang berkunjung.

"Tumben rumahmu rame. Apa ada acara dadakan?" Siti menurunkan kaca mobil untuk melihat kilauan mobil lain yang terparkir di sisi kirinya.

Naina tak begitu asing melihat dua mobil yang terparkir, "Maybe. Sebaiknya kita masuk saja. Shena, hentikan pekerjaanmu. Ayo, kita masuk dulu!"

"Kalian turun dulu. Aku lima menit lagi." jawab Shena tanpa mendongak melihat dimana dia berada.

Apapun yang dikatakan gadis satu itu, Siti dan Naina hanya menurut. Mereka cukup tahu, jika saat ini Shena tengah fokus menyelesaikan rencananya. Maka, keduanya memilih turun terlebih dahulu, lalu berjalan menuju pintu utama.

Lima menit kemudian.

"Akhirnya selesai. Masuk dululah. Haus juga, jus mangga enak, nih." Gumam Shena meregangkan kedua tangannya, tak lupa menutup laptop. Lalu mendorong pintu mobil.

Langkahnya berjalan menyusuri jalanan yang cukup luas dan untung saja, sahabatnya memarkirkan mobil di paling ujung hingga hanya menyisakan jarak lima meter dari pintu utama. Shena berjalan sembari bersenandung riang. Suara sepatu yang terdengar cukup jelas mulai menapaki marmer mewah.

Gadis itu, sudah terbiasa masuk ke rumah Naina tanpa permisi. Akan tetapi, hari ini, dia terlalu fokus untuk menyelesaikan pekerjaan sampai tidak mendengarkan percakapan di antara Siti dan Naina saat di dalam mobil. Sontak saja, gadis itu menghentikan langkah kakinya.

Di depannya, tepat dituang tamu. Wajah-wajah yang tidak asing menatapnya dengan tersenyum sumringah. Masalahnya bukan itu, hanya saja kenapa secepat ini hidupnya berganti haluan arah. "Kalian, disini?"

Siti dan Naina saling berhadapan. Mereka saja, baru melihat wajah tamu yang nampak asing. Lalu, bagaimana Shena sudah mengenal tamu sang Tante Amora? Kini tatapan mata terfokus pada gadis yang masih terdiam di tempat seperti patung.

"Nak, kemarilah. Apa kamu tidak lelah berdiri seperti itu?"

Terpopuler

Comments

Kas sie mien

Kas sie mien

baguslah kalau kalian mengenal kerja shena. tp apa yang akan dilakukannya ya?

2022-12-17

1

Alvian

Alvian

duh, kena demam cinta, kasih obat paracetamol biar panasnya tdk terlalu tinggi😂😂

2022-12-17

2

Ela Jutek

Ela Jutek

siapa tu Zhe🤔

2022-12-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : NIKAH YUK!
2 Bab 2: TERNYATA AKU ....
3 Bab 3: RASA TERKEJUT
4 Bab 4: DANISH DIPANGGIL DAN
5 Bab 5: SEKILAS INGATAN - ANU
6 Bab 6: DIANTARA KEJUJURAN DAN KEPUTUSAN
7 Bab 7: KEPUTUSAN DIBUAT - MAWAR
8 Bab 8: RUMAH KEBUN MAWAR
9 Bab 9: KARENA FATIH, DANISH BERPIKIR
10 Bab 10: Aroma masakan, berujung pelepasan
11 Bab 11: OTW KAMPUS
12 Bab 12: Persahabatan
13 Bab 13: CARA YANG UNIK
14 Bab 14: DRAMA DEMAM CINTA
15 Bab 15: Dunia Luas, tetapi Hubungan Dekat
16 Bab 16: UNTUK NAINA DARI FATIH
17 Bab 17: Menundukkan Pandangan
18 Bab 18: TERDIAM
19 Bab 19: KEJUJURAN SHENA TENTANG MASA LALU
20 Bab 20: DAN Dilema, Shena yang Kuat
21 Bab 21: Perjalanan
22 Bab 22: Keterkejutan Shena
23 Bab 23: Shena Murka, tapi...
24 Bab 24: Emosi
25 Bab 25: Satu Pertanyaan
26 Bab 26: Kenekatan Shena
27 Bab 27: Drama Bastian
28 Bab 28: Breakfast
29 Bab 29: Terselamatkan, Siapa kamu?
30 Bab 30: Si Perfect Girl
31 Bab 31: Mr. Xavier, Koran Bekas
32 Bab 32: IZIN DALAM PASRAH
33 Bab 33: SUASANA KAMPUS
34 Bab 34: TIGA POIN TERAKHIR PASAL LIMA
35 Bab 35: MARKAS
36 Bab 36: Intimidasi Shena, Naina Jujur
37 Bab 37: Perjanjian yang Dilaksanakan
38 Bab 38: Drama di dalam Drama
39 Bab 39: Terabaikan, Menyendiri
40 Bab 40: Karena Undangan
41 Bab 41: Kegelisahan Hati
42 Bab 42: Menikmati Kebersamaan
43 Bab 43: Kamar Shena
44 Bab 44: Naina Pasrah, Shena dan Danish
45 Bab 45: Keputusan Dan, Akhir dari Keputusan
46 Bab 46: Kejujuran Sepahit Jamu Brotowali
47 Bab 47: Kejutan Sederhana
48 Bab 48: Obrolan, Emosi
49 Bab 49: Arti Pemimpin, Curiga
50 Bab 50: Kisah berujung Penyatuan
51 Bab 51: Keingintahuan Shena
52 Bab 52: Keyakinan yang Hancur
53 Bab 53: Mendengarkan Penjelasan
54 Bab 54: Kebenaran yang Menyakitkan
55 Bab 55: Penyesalan Dan
56 Bab 56: Karena Proposal
57 Bab 57: PASRAH
58 Bab 58: Fatih Liar, Sahabat
59 Bab 59: Bosan, Dilema
60 Bab 60: FAKTA
61 Bab 61: Pantaskah?
62 Bab 62: Keluarga, Keputusan Papa
63 Bab 63: Pagi menjelang Siang
64 Bab 64: Pertanyaan Xavier, Pergi
65 Bab 65: SYARAT
66 Bab 66: Usaha Dan, Keputusan Shena
67 Bab 67: Rasa Penasaran
68 Bab 68: Tuan Anderson dan Dilemanya
69 Bab 69: Dunia Fatih
70 Bab 70: Tanya, Rasa Sakit
71 Bab 71: Janji Shena, Emosi...
72 Bab 72: Gigolo Muda
73 Bab 73: Kesepakatan
74 Bab 74: Beberapa jam...
75 Bab 75: Nekat
76 Bab 76: Di dalam Bangunan
77 Bab 77: Emosi Campur Aduk
78 Bab 78: Perumahan Sriwijaya
79 Bab 79: Berjodoh?
80 Bab 80: Satu Kesempatan ~ Mendengarkan?
81 Bab 81: Ketegangan...
82 Bab 82: Syarat Terakhir
83 Bab 83: Malam Terakhir
84 Bab 84: Sisi Lain Shena
85 Bab 85: Keberanian Lisa
86 Bab 86: Malam berlalu...
87 Bab 87: Xavier aneh..
88 Bab 88: Clue yang Terabaikan
89 Bab 89: Ending Season 1
90 Bab 90: Siapa?
91 Bab 91: Pria itu?
92 Bab 92: Hari yang Aneh
93 Bab 93: Keterpurukan yang Tertunda
94 Bab 94: Pertanyaan yang Berulang-ulang
95 Bab 95: Dan menjelaskan, Kegilaan Fatih
96 Bab 96: Satu Tahun Silam
97 Bab 97: Panggilan?
98 Bab 98: Club D'Lux Party
99 Bab 99: Mencoba untuk...
100 Bab 100: Menantu Gadungan, Perjalanan
101 Bab 101: Pemimpin/Pimpinan?
102 Bab 102: Selena Story's
103 Bab103: Isi Bungalow QS
104 Bab 104: Alibi Selena
105 Bab 105: Pertemuan/Perpisahan
106 Bab 106: Menurut? Perintah!
107 Bab 107: Perawatan Salon Juwita
108 Bab 108: Obrolan, Teriakan
109 Bab 109: Dua Situasi
110 Bab 110: Kabur dari Rumah sakit
111 Bab 111: RACUN
112 Bab 112: Antara Hati dan Logika
113 Bab 113: Kakak Beradik
114 Bab 114: Rumah Sakit Sendiri
115 Bab 115: Meyakinkan Ka Dan
116 Bab 116: London Hari 1
117 Bab 117: Kebenaran Lain
118 Bab 118: Arti Hubungan?
119 Bab 119: Sekilas Kisah, Sadar Kembali
120 Bab 120: Nasehat tak Berguna
121 Bab 121: Area Balap, Penawar Racun
122 Bab 122: Kesempatan yang Ternoda
123 Bab 123: Mua Gadis Pelampiasan
124 Bab 124: Singkat
125 Bab 125: Tak lain Dari Masa Lalu
126 Bab 126: Firasat Danish
127 Bab 127: Dan Aneh, Harapan Mua
128 Bab 128: Hubungan Hati
129 Bab 129: Tiga Alasan
130 Bab 130: Kisah Berbalut Luka, Pelarian Sukses
131 Bab 131: Rumah Terbengkalai
132 Bab 132: Mantan Kakak Beradik
133 Bab 133: Kritis Dua Sisi
134 Bab 134: END
135 Bab 135: End Last
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Bab 1 : NIKAH YUK!
2
Bab 2: TERNYATA AKU ....
3
Bab 3: RASA TERKEJUT
4
Bab 4: DANISH DIPANGGIL DAN
5
Bab 5: SEKILAS INGATAN - ANU
6
Bab 6: DIANTARA KEJUJURAN DAN KEPUTUSAN
7
Bab 7: KEPUTUSAN DIBUAT - MAWAR
8
Bab 8: RUMAH KEBUN MAWAR
9
Bab 9: KARENA FATIH, DANISH BERPIKIR
10
Bab 10: Aroma masakan, berujung pelepasan
11
Bab 11: OTW KAMPUS
12
Bab 12: Persahabatan
13
Bab 13: CARA YANG UNIK
14
Bab 14: DRAMA DEMAM CINTA
15
Bab 15: Dunia Luas, tetapi Hubungan Dekat
16
Bab 16: UNTUK NAINA DARI FATIH
17
Bab 17: Menundukkan Pandangan
18
Bab 18: TERDIAM
19
Bab 19: KEJUJURAN SHENA TENTANG MASA LALU
20
Bab 20: DAN Dilema, Shena yang Kuat
21
Bab 21: Perjalanan
22
Bab 22: Keterkejutan Shena
23
Bab 23: Shena Murka, tapi...
24
Bab 24: Emosi
25
Bab 25: Satu Pertanyaan
26
Bab 26: Kenekatan Shena
27
Bab 27: Drama Bastian
28
Bab 28: Breakfast
29
Bab 29: Terselamatkan, Siapa kamu?
30
Bab 30: Si Perfect Girl
31
Bab 31: Mr. Xavier, Koran Bekas
32
Bab 32: IZIN DALAM PASRAH
33
Bab 33: SUASANA KAMPUS
34
Bab 34: TIGA POIN TERAKHIR PASAL LIMA
35
Bab 35: MARKAS
36
Bab 36: Intimidasi Shena, Naina Jujur
37
Bab 37: Perjanjian yang Dilaksanakan
38
Bab 38: Drama di dalam Drama
39
Bab 39: Terabaikan, Menyendiri
40
Bab 40: Karena Undangan
41
Bab 41: Kegelisahan Hati
42
Bab 42: Menikmati Kebersamaan
43
Bab 43: Kamar Shena
44
Bab 44: Naina Pasrah, Shena dan Danish
45
Bab 45: Keputusan Dan, Akhir dari Keputusan
46
Bab 46: Kejujuran Sepahit Jamu Brotowali
47
Bab 47: Kejutan Sederhana
48
Bab 48: Obrolan, Emosi
49
Bab 49: Arti Pemimpin, Curiga
50
Bab 50: Kisah berujung Penyatuan
51
Bab 51: Keingintahuan Shena
52
Bab 52: Keyakinan yang Hancur
53
Bab 53: Mendengarkan Penjelasan
54
Bab 54: Kebenaran yang Menyakitkan
55
Bab 55: Penyesalan Dan
56
Bab 56: Karena Proposal
57
Bab 57: PASRAH
58
Bab 58: Fatih Liar, Sahabat
59
Bab 59: Bosan, Dilema
60
Bab 60: FAKTA
61
Bab 61: Pantaskah?
62
Bab 62: Keluarga, Keputusan Papa
63
Bab 63: Pagi menjelang Siang
64
Bab 64: Pertanyaan Xavier, Pergi
65
Bab 65: SYARAT
66
Bab 66: Usaha Dan, Keputusan Shena
67
Bab 67: Rasa Penasaran
68
Bab 68: Tuan Anderson dan Dilemanya
69
Bab 69: Dunia Fatih
70
Bab 70: Tanya, Rasa Sakit
71
Bab 71: Janji Shena, Emosi...
72
Bab 72: Gigolo Muda
73
Bab 73: Kesepakatan
74
Bab 74: Beberapa jam...
75
Bab 75: Nekat
76
Bab 76: Di dalam Bangunan
77
Bab 77: Emosi Campur Aduk
78
Bab 78: Perumahan Sriwijaya
79
Bab 79: Berjodoh?
80
Bab 80: Satu Kesempatan ~ Mendengarkan?
81
Bab 81: Ketegangan...
82
Bab 82: Syarat Terakhir
83
Bab 83: Malam Terakhir
84
Bab 84: Sisi Lain Shena
85
Bab 85: Keberanian Lisa
86
Bab 86: Malam berlalu...
87
Bab 87: Xavier aneh..
88
Bab 88: Clue yang Terabaikan
89
Bab 89: Ending Season 1
90
Bab 90: Siapa?
91
Bab 91: Pria itu?
92
Bab 92: Hari yang Aneh
93
Bab 93: Keterpurukan yang Tertunda
94
Bab 94: Pertanyaan yang Berulang-ulang
95
Bab 95: Dan menjelaskan, Kegilaan Fatih
96
Bab 96: Satu Tahun Silam
97
Bab 97: Panggilan?
98
Bab 98: Club D'Lux Party
99
Bab 99: Mencoba untuk...
100
Bab 100: Menantu Gadungan, Perjalanan
101
Bab 101: Pemimpin/Pimpinan?
102
Bab 102: Selena Story's
103
Bab103: Isi Bungalow QS
104
Bab 104: Alibi Selena
105
Bab 105: Pertemuan/Perpisahan
106
Bab 106: Menurut? Perintah!
107
Bab 107: Perawatan Salon Juwita
108
Bab 108: Obrolan, Teriakan
109
Bab 109: Dua Situasi
110
Bab 110: Kabur dari Rumah sakit
111
Bab 111: RACUN
112
Bab 112: Antara Hati dan Logika
113
Bab 113: Kakak Beradik
114
Bab 114: Rumah Sakit Sendiri
115
Bab 115: Meyakinkan Ka Dan
116
Bab 116: London Hari 1
117
Bab 117: Kebenaran Lain
118
Bab 118: Arti Hubungan?
119
Bab 119: Sekilas Kisah, Sadar Kembali
120
Bab 120: Nasehat tak Berguna
121
Bab 121: Area Balap, Penawar Racun
122
Bab 122: Kesempatan yang Ternoda
123
Bab 123: Mua Gadis Pelampiasan
124
Bab 124: Singkat
125
Bab 125: Tak lain Dari Masa Lalu
126
Bab 126: Firasat Danish
127
Bab 127: Dan Aneh, Harapan Mua
128
Bab 128: Hubungan Hati
129
Bab 129: Tiga Alasan
130
Bab 130: Kisah Berbalut Luka, Pelarian Sukses
131
Bab 131: Rumah Terbengkalai
132
Bab 132: Mantan Kakak Beradik
133
Bab 133: Kritis Dua Sisi
134
Bab 134: END
135
Bab 135: End Last

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!