Bab 8: RUMAH KEBUN MAWAR

First kiss yang dilakukan pasutri itu, membuat kedua pelayan yang berdiri tidak jauh. Memilih untuk membalikkan tubuh agar tidak melanjutkan live streaming keromantisan majikan mereka.

Lima menit kemudian, Danish melepaskan tubuh SheZa dari dekapannya. Semburat pipi memerah di wajah sang istri, membuat pria itu tersenyum tipis, "Mang Asep, Bi Yati. Kalian boleh berbalik!"

Kedua pelayan yang merasa malu akhirnya berbalik, tetapi dengan wajah yang menunduk. Yah masa mau nonton live streaming lagi? Gak atuh. Seorang pria dengan usia sekitar empat puluh tahun yang bernama Amang Asep, sedangkan satunya Bibi Yati. Wanita dengan usia tiga puluh tahun yang berpenampilan muslimah.

Keduanya adalah pasutri yang selama beberapa bulan ini mengurus rumah dan kebun mawar milik Danish. Sebenarnya, Mang Asep dan Bi Yati merupakan pelayan di rumah orang tua pria itu, tetapi diutus untuk menjadi selalu menemani tuan muda.

Danish mengajak SheZa untuk menghampiri kedua pelayan yang sekarang sudah dianggap sebagai orang tua sendiri. Meski panggilan tidak berubah, "Perkenalkan, ini Mang Asep dan istrinya Bi Yati. Rumah dan kebun selalu beliau rawat. Aku tidak mau, kamu menganggap mereka sebagai pelayan. Bagiku, Mang Asep dan Bi Yati adalah orang tua keduaku."

"Aden, ini. Atuh kasian, Neng. Biarkan saja, kan emang mamang kerja disini." tukas Si Mamang Asep dengan logat Sunda yang sudah bercampur Indonesia.

Shena tersenyum manis, lalu meraih tangan Mang Asep. Gadis itu tak ambil pusing dengan ucapan Danish. Lagi pula, dia dididik untuk menghormati orang tua. Jangankan pelayan rumah, diluar sana. Jika bertemu orang tua, sebisa mungkin akan bersikap sopan.

Tindakan Shena yang salim, membuat Mang Asep dan Bi Yati saling pandang. Jujur saja, Tuan Muda mendapatkan istri cantik, muda dan baik serta tahu sopan santun. Sebanyak apapun bunga mawar yang mekar, justru terkalahkan dengan tindak tanduk istri Danish.

"Jarang sekali anak muda zaman sekarang salim ama orang tua, Bibi salut ama Eneng. Yaudah, mari silahkan masuk. Aden, mana kopernya? Tumben gak bawa." Bi Yati tersenyum sumringah, tapi setelah itu justru celingak celinguk karena tidak melihat barang bawaan tuan mudanya.

"Barang menyusul, Bi. Di dalem udah ada beberapa pakaian, jadi bisa pakai yang ada saja. Ayo SheZa. Kita masuk, Aku tunjukkan seperti apa rumah kita." Danish mengajak istrinya berjalan menuju pintu rumah, tangannya tak rela melepaskan tangan sang istri begitu saja.

Posesif, ya begitulah Danish. Apa yang menjadi miliknya bisa di pepet trus. Padahal dari awal bilang akan menjaga jarak, sedangkan Shena hanya bisa menurut. Sebagai seorang istri, dirinya sadar. Apa yang dilakukan Danish tidak melanggar agama.

Rumah itu cukup besar untuk ditinggali dua orang saja. Apalagi, Mang Asep dan Bi Yati lebih suka tinggal di kamar belakang. Di saat langkah kaki menapaki ruangan pertama. Nampak satu set sofa berwarna biru dongker dengan bantal bulu halus berwarna putih keabuan. Sedangkan tengahnya sebuah meja kaca berukuran satu meter kali dua meter.

Langkah semakin masuk ke dalam. Dimana terdapat pembatas bufet kayu setinggi tiga meter dengan beberapa ornamen bunga hias palsu warna-warni yang menghidupkan suasana rumah. Diseberang ada meja makan dengan kursi untuk delapan orang.

Dari posisinya berdiri. Shena melihat tiga ruangan kaca. Dua ruangan di sisi kanan tangga dan satu ruangan di sisi kiri tangga. Danish menjelaskan apa fungsi dari setiap ruangan, bahkan pria itu tak segan memperlihatkan isi dari setiap ruangan. Termasuk ruang kerja, ruang olahraga, ruang perpustakaan dan terakhir dapur.

Seluruh perjalanan di lantai bawah cukup menyita waktu, hingga Bi Yati dan Mang Asep memilih undur diri untuk meneruskan pekerjaan mereka. Danish mengajak istrinya untuk naik ke lantai dua. Dimana kamar dengan pintu kayu coklat yang terlihat natural menjadi tujuannya.

"Ini kamar mu, dan itu kamarku. Seperti janjiku, kita akan pisah kamar, tapi biarkan barang kita tetap di satu kamar. Jangan salah paham," Danish menatap Shena, "Jika sewaktu-waktu orang tua kita berkunjung. Maka, kita tidak perlu bingung akan mencari alasan apa. Ku harap, istriku paham."

"Aku paham. Boleh aku lihat kamarku?" tanya Shena, membuat Danish menganggukkan kepala, lalu membukakan pintu kamar itu. Sebenarnya kamar yang diberikan untuk Shena adalah kamarnya sendiri.

Shena melangkah memasuki kamar yang terkesan rapi dengan ranjang king size tertutupi sprei hitam, tetapi bed covernya berwarna putih. Jendela kaca dengan tirai putih menjuntai. Meja rias yang dipenuhi berbagai jenis parfum pria dengan beberapa jam tangan yang terpampang jelas. Ditemani sofa serta meja mini di sisi sudut kamar lain.

Tanpa dijelaskan pun. Shena paham. Kamar itu adalah kamar Danish. Satu tindakan dari sang suami yang langsung menyentuh hatinya. Meski, selama ini tidak mengenal yang namanya pacaran. Tetap saja, perlakuan Danish memberikan kesan yang baik.

Niat hati ingin mengucapkan terimakasih, tapi begitu berbalik. Justru suaminya sudah tidak ada di pintu. Mungkin saja sudah masuk ke kamar sebelah. Bisa jadi. Daripada membuang waktu, apalagi karena sibuk dengan perubahan kehidupan yang terjadi secara mendadak.

Gadis itu, sampai lupa tentang tugas kuliahnya. Jangankan memikirkan pelajaran, bahkan ponselnya saja lupa ada dimana. Benar saja, setelah mengingat semua. Ternyata dia tidak membawa ponsel yang tertinggal di kamar hotel. Masih muda saja, sudah pikun. Eh bukan pikun, tapi hanya amnesia sedikit.

"Shena, kamu ini, ya. Gimana mau hubungi Naina? Ponsel aja gak punya." gumam gadis itu dengan kesibukan menggigit kukunya sendiri.

Di saat kebingungan melanda, tatapan matanya tak sengaja melihat telepon rumah. Melihat harapan bersinar cerah di atas kepala. Tanpa menunda apapun, Shena bergegas memainkan benda mati melengkung panjang. Dipencetnya beberapa nomor yang hafal diluar kepala.

"Ayolah, angkat." Shena mengetuk meja bufet kayu, bahkan gadis itu lupa menutup pintu kamar dan fokus menunggu panggilannya untuk dijawab.

Menunggu dan menunggu, tetapi tetap saja tidak ada jawaban. Shena menutup telepon, setelah mencoba selama beberapa kali untuk menghubungi Naina teman sekelasnya. Danish yang memperhatikan wajah cemberut sang istri, berjalan memasuki kamar.

"Kamu kenapa? Apa tidak suka dengan kamarnya? Jika iya, besok bisa dirubah seperti yang kamu mau." Ujar Danish mencoba mencari tahu isi hati dan pikiran Shena, akan tetapi istrinya justru memalingkan wajah.

Ntah kenapa mood ingin sekali ngomel, tapi mana mungkin memarahi orang yang tidak bersalah, akhirnya suara kekesalan yang bisa mewakili rasa sebal nya. "Gak kok, kamarnya bagus."

"SheZa. Apa ada masalah? Tadi kamu baik-baik saja, saat kutinggal ke kamar sebelah. Ini baru lima belas menit. Kenapa sudah berubah dengan wajah ditekuk, apa lagi itu. Kenapa bibir dimajukan." tukas Danish seketika mengalihkan perhatian Shena, lirikan mata tajam seraya mencebikkan bibir.

"Aku ....,"

Kriing!

Kriing!

Kriing!

Suara telepon rumah menghentikan Shena untuk bercerita. Gadis itu bergegas mengangkat gagang telepon, dan tanpa mendengarkan sepatah kata dari seberang terlebih dahulu, "Loe, masih temen gue bukan, sih? Ditelfonin, malah gak angkat. Mau loe, apa coba? Bikin kesel aja ....,"

"Assalamu'alaikum,"

Glek!

Shena terdiam mematung. Bibirnya kelu ketika suara laungan salam yang terdengar dari seberang terasa sangat familiar. Namun, tidak dengan Danish. Pria itu cukup terkejut dengan cara bicara sang istri yang memang seperti anak zaman now. Bar-bar.

"SheZa. Are you okay?" tanya Danish menghampiri istrinya yang terdiam dengan mata terbelalak, seakan mendapatkan berita yang penting dan memberikan aliran listrik.

Terpopuler

Comments

🎯™Neli SyifaE𝆯⃟🚀 ⍣⃝కꫝ🎸

🎯™Neli SyifaE𝆯⃟🚀 ⍣⃝కꫝ🎸

nah..lho Shena ngangkat telpon jangan sambil emosi ternyata bukan temanmu kan yang telpon, jadi malu ya🙈

2022-12-25

0

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Karisma Ad🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Karisma Ad🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

ya ampun kamu ini gak lihat tempat apa, kalau mau bermesraan itu di tempat yang tertutup, masa di tonton sama pembantu, ya iyalah istrimu itu jadi malu 🤭

2022-12-23

0

Ela Jutek

Ela Jutek

nah lo She kok diem hihii

2022-12-11

6

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : NIKAH YUK!
2 Bab 2: TERNYATA AKU ....
3 Bab 3: RASA TERKEJUT
4 Bab 4: DANISH DIPANGGIL DAN
5 Bab 5: SEKILAS INGATAN - ANU
6 Bab 6: DIANTARA KEJUJURAN DAN KEPUTUSAN
7 Bab 7: KEPUTUSAN DIBUAT - MAWAR
8 Bab 8: RUMAH KEBUN MAWAR
9 Bab 9: KARENA FATIH, DANISH BERPIKIR
10 Bab 10: Aroma masakan, berujung pelepasan
11 Bab 11: OTW KAMPUS
12 Bab 12: Persahabatan
13 Bab 13: CARA YANG UNIK
14 Bab 14: DRAMA DEMAM CINTA
15 Bab 15: Dunia Luas, tetapi Hubungan Dekat
16 Bab 16: UNTUK NAINA DARI FATIH
17 Bab 17: Menundukkan Pandangan
18 Bab 18: TERDIAM
19 Bab 19: KEJUJURAN SHENA TENTANG MASA LALU
20 Bab 20: DAN Dilema, Shena yang Kuat
21 Bab 21: Perjalanan
22 Bab 22: Keterkejutan Shena
23 Bab 23: Shena Murka, tapi...
24 Bab 24: Emosi
25 Bab 25: Satu Pertanyaan
26 Bab 26: Kenekatan Shena
27 Bab 27: Drama Bastian
28 Bab 28: Breakfast
29 Bab 29: Terselamatkan, Siapa kamu?
30 Bab 30: Si Perfect Girl
31 Bab 31: Mr. Xavier, Koran Bekas
32 Bab 32: IZIN DALAM PASRAH
33 Bab 33: SUASANA KAMPUS
34 Bab 34: TIGA POIN TERAKHIR PASAL LIMA
35 Bab 35: MARKAS
36 Bab 36: Intimidasi Shena, Naina Jujur
37 Bab 37: Perjanjian yang Dilaksanakan
38 Bab 38: Drama di dalam Drama
39 Bab 39: Terabaikan, Menyendiri
40 Bab 40: Karena Undangan
41 Bab 41: Kegelisahan Hati
42 Bab 42: Menikmati Kebersamaan
43 Bab 43: Kamar Shena
44 Bab 44: Naina Pasrah, Shena dan Danish
45 Bab 45: Keputusan Dan, Akhir dari Keputusan
46 Bab 46: Kejujuran Sepahit Jamu Brotowali
47 Bab 47: Kejutan Sederhana
48 Bab 48: Obrolan, Emosi
49 Bab 49: Arti Pemimpin, Curiga
50 Bab 50: Kisah berujung Penyatuan
51 Bab 51: Keingintahuan Shena
52 Bab 52: Keyakinan yang Hancur
53 Bab 53: Mendengarkan Penjelasan
54 Bab 54: Kebenaran yang Menyakitkan
55 Bab 55: Penyesalan Dan
56 Bab 56: Karena Proposal
57 Bab 57: PASRAH
58 Bab 58: Fatih Liar, Sahabat
59 Bab 59: Bosan, Dilema
60 Bab 60: FAKTA
61 Bab 61: Pantaskah?
62 Bab 62: Keluarga, Keputusan Papa
63 Bab 63: Pagi menjelang Siang
64 Bab 64: Pertanyaan Xavier, Pergi
65 Bab 65: SYARAT
66 Bab 66: Usaha Dan, Keputusan Shena
67 Bab 67: Rasa Penasaran
68 Bab 68: Tuan Anderson dan Dilemanya
69 Bab 69: Dunia Fatih
70 Bab 70: Tanya, Rasa Sakit
71 Bab 71: Janji Shena, Emosi...
72 Bab 72: Gigolo Muda
73 Bab 73: Kesepakatan
74 Bab 74: Beberapa jam...
75 Bab 75: Nekat
76 Bab 76: Di dalam Bangunan
77 Bab 77: Emosi Campur Aduk
78 Bab 78: Perumahan Sriwijaya
79 Bab 79: Berjodoh?
80 Bab 80: Satu Kesempatan ~ Mendengarkan?
81 Bab 81: Ketegangan...
82 Bab 82: Syarat Terakhir
83 Bab 83: Malam Terakhir
84 Bab 84: Sisi Lain Shena
85 Bab 85: Keberanian Lisa
86 Bab 86: Malam berlalu...
87 Bab 87: Xavier aneh..
88 Bab 88: Clue yang Terabaikan
89 Bab 89: Ending Season 1
90 Bab 90: Siapa?
91 Bab 91: Pria itu?
92 Bab 92: Hari yang Aneh
93 Bab 93: Keterpurukan yang Tertunda
94 Bab 94: Pertanyaan yang Berulang-ulang
95 Bab 95: Dan menjelaskan, Kegilaan Fatih
96 Bab 96: Satu Tahun Silam
97 Bab 97: Panggilan?
98 Bab 98: Club D'Lux Party
99 Bab 99: Mencoba untuk...
100 Bab 100: Menantu Gadungan, Perjalanan
101 Bab 101: Pemimpin/Pimpinan?
102 Bab 102: Selena Story's
103 Bab103: Isi Bungalow QS
104 Bab 104: Alibi Selena
105 Bab 105: Pertemuan/Perpisahan
106 Bab 106: Menurut? Perintah!
107 Bab 107: Perawatan Salon Juwita
108 Bab 108: Obrolan, Teriakan
109 Bab 109: Dua Situasi
110 Bab 110: Kabur dari Rumah sakit
111 Bab 111: RACUN
112 Bab 112: Antara Hati dan Logika
113 Bab 113: Kakak Beradik
114 Bab 114: Rumah Sakit Sendiri
115 Bab 115: Meyakinkan Ka Dan
116 Bab 116: London Hari 1
117 Bab 117: Kebenaran Lain
118 Bab 118: Arti Hubungan?
119 Bab 119: Sekilas Kisah, Sadar Kembali
120 Bab 120: Nasehat tak Berguna
121 Bab 121: Area Balap, Penawar Racun
122 Bab 122: Kesempatan yang Ternoda
123 Bab 123: Mua Gadis Pelampiasan
124 Bab 124: Singkat
125 Bab 125: Tak lain Dari Masa Lalu
126 Bab 126: Firasat Danish
127 Bab 127: Dan Aneh, Harapan Mua
128 Bab 128: Hubungan Hati
129 Bab 129: Tiga Alasan
130 Bab 130: Kisah Berbalut Luka, Pelarian Sukses
131 Bab 131: Rumah Terbengkalai
132 Bab 132: Mantan Kakak Beradik
133 Bab 133: Kritis Dua Sisi
134 Bab 134: END
135 Bab 135: End Last
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Bab 1 : NIKAH YUK!
2
Bab 2: TERNYATA AKU ....
3
Bab 3: RASA TERKEJUT
4
Bab 4: DANISH DIPANGGIL DAN
5
Bab 5: SEKILAS INGATAN - ANU
6
Bab 6: DIANTARA KEJUJURAN DAN KEPUTUSAN
7
Bab 7: KEPUTUSAN DIBUAT - MAWAR
8
Bab 8: RUMAH KEBUN MAWAR
9
Bab 9: KARENA FATIH, DANISH BERPIKIR
10
Bab 10: Aroma masakan, berujung pelepasan
11
Bab 11: OTW KAMPUS
12
Bab 12: Persahabatan
13
Bab 13: CARA YANG UNIK
14
Bab 14: DRAMA DEMAM CINTA
15
Bab 15: Dunia Luas, tetapi Hubungan Dekat
16
Bab 16: UNTUK NAINA DARI FATIH
17
Bab 17: Menundukkan Pandangan
18
Bab 18: TERDIAM
19
Bab 19: KEJUJURAN SHENA TENTANG MASA LALU
20
Bab 20: DAN Dilema, Shena yang Kuat
21
Bab 21: Perjalanan
22
Bab 22: Keterkejutan Shena
23
Bab 23: Shena Murka, tapi...
24
Bab 24: Emosi
25
Bab 25: Satu Pertanyaan
26
Bab 26: Kenekatan Shena
27
Bab 27: Drama Bastian
28
Bab 28: Breakfast
29
Bab 29: Terselamatkan, Siapa kamu?
30
Bab 30: Si Perfect Girl
31
Bab 31: Mr. Xavier, Koran Bekas
32
Bab 32: IZIN DALAM PASRAH
33
Bab 33: SUASANA KAMPUS
34
Bab 34: TIGA POIN TERAKHIR PASAL LIMA
35
Bab 35: MARKAS
36
Bab 36: Intimidasi Shena, Naina Jujur
37
Bab 37: Perjanjian yang Dilaksanakan
38
Bab 38: Drama di dalam Drama
39
Bab 39: Terabaikan, Menyendiri
40
Bab 40: Karena Undangan
41
Bab 41: Kegelisahan Hati
42
Bab 42: Menikmati Kebersamaan
43
Bab 43: Kamar Shena
44
Bab 44: Naina Pasrah, Shena dan Danish
45
Bab 45: Keputusan Dan, Akhir dari Keputusan
46
Bab 46: Kejujuran Sepahit Jamu Brotowali
47
Bab 47: Kejutan Sederhana
48
Bab 48: Obrolan, Emosi
49
Bab 49: Arti Pemimpin, Curiga
50
Bab 50: Kisah berujung Penyatuan
51
Bab 51: Keingintahuan Shena
52
Bab 52: Keyakinan yang Hancur
53
Bab 53: Mendengarkan Penjelasan
54
Bab 54: Kebenaran yang Menyakitkan
55
Bab 55: Penyesalan Dan
56
Bab 56: Karena Proposal
57
Bab 57: PASRAH
58
Bab 58: Fatih Liar, Sahabat
59
Bab 59: Bosan, Dilema
60
Bab 60: FAKTA
61
Bab 61: Pantaskah?
62
Bab 62: Keluarga, Keputusan Papa
63
Bab 63: Pagi menjelang Siang
64
Bab 64: Pertanyaan Xavier, Pergi
65
Bab 65: SYARAT
66
Bab 66: Usaha Dan, Keputusan Shena
67
Bab 67: Rasa Penasaran
68
Bab 68: Tuan Anderson dan Dilemanya
69
Bab 69: Dunia Fatih
70
Bab 70: Tanya, Rasa Sakit
71
Bab 71: Janji Shena, Emosi...
72
Bab 72: Gigolo Muda
73
Bab 73: Kesepakatan
74
Bab 74: Beberapa jam...
75
Bab 75: Nekat
76
Bab 76: Di dalam Bangunan
77
Bab 77: Emosi Campur Aduk
78
Bab 78: Perumahan Sriwijaya
79
Bab 79: Berjodoh?
80
Bab 80: Satu Kesempatan ~ Mendengarkan?
81
Bab 81: Ketegangan...
82
Bab 82: Syarat Terakhir
83
Bab 83: Malam Terakhir
84
Bab 84: Sisi Lain Shena
85
Bab 85: Keberanian Lisa
86
Bab 86: Malam berlalu...
87
Bab 87: Xavier aneh..
88
Bab 88: Clue yang Terabaikan
89
Bab 89: Ending Season 1
90
Bab 90: Siapa?
91
Bab 91: Pria itu?
92
Bab 92: Hari yang Aneh
93
Bab 93: Keterpurukan yang Tertunda
94
Bab 94: Pertanyaan yang Berulang-ulang
95
Bab 95: Dan menjelaskan, Kegilaan Fatih
96
Bab 96: Satu Tahun Silam
97
Bab 97: Panggilan?
98
Bab 98: Club D'Lux Party
99
Bab 99: Mencoba untuk...
100
Bab 100: Menantu Gadungan, Perjalanan
101
Bab 101: Pemimpin/Pimpinan?
102
Bab 102: Selena Story's
103
Bab103: Isi Bungalow QS
104
Bab 104: Alibi Selena
105
Bab 105: Pertemuan/Perpisahan
106
Bab 106: Menurut? Perintah!
107
Bab 107: Perawatan Salon Juwita
108
Bab 108: Obrolan, Teriakan
109
Bab 109: Dua Situasi
110
Bab 110: Kabur dari Rumah sakit
111
Bab 111: RACUN
112
Bab 112: Antara Hati dan Logika
113
Bab 113: Kakak Beradik
114
Bab 114: Rumah Sakit Sendiri
115
Bab 115: Meyakinkan Ka Dan
116
Bab 116: London Hari 1
117
Bab 117: Kebenaran Lain
118
Bab 118: Arti Hubungan?
119
Bab 119: Sekilas Kisah, Sadar Kembali
120
Bab 120: Nasehat tak Berguna
121
Bab 121: Area Balap, Penawar Racun
122
Bab 122: Kesempatan yang Ternoda
123
Bab 123: Mua Gadis Pelampiasan
124
Bab 124: Singkat
125
Bab 125: Tak lain Dari Masa Lalu
126
Bab 126: Firasat Danish
127
Bab 127: Dan Aneh, Harapan Mua
128
Bab 128: Hubungan Hati
129
Bab 129: Tiga Alasan
130
Bab 130: Kisah Berbalut Luka, Pelarian Sukses
131
Bab 131: Rumah Terbengkalai
132
Bab 132: Mantan Kakak Beradik
133
Bab 133: Kritis Dua Sisi
134
Bab 134: END
135
Bab 135: End Last

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!