Bab 4: DANISH DIPANGGIL DAN

Tekad dari Tiara begitu menggebu-gebu dan tanpa memikirkan pekerjaannya yang masih harus tinggal di London selama seminggu lagi. Wanita itu segera berkemas dan tidak lupa memesan tiket pulang, sedangkan si pemberi pesan tersenyum penuh arti dan melaporkan pada sang bos. Jika pekerjaan sudah dilakukan sesuai perintah.

"Ay, kenapa terburu-buru? Bagaimana, jika putra kita tahu. Dia pasti akan marah, Aku tidak mau hanya karena hal ini. Justru menantu kita yang menderita.''

Anderson merengkuh pinggang istrinya seraya menyelipkan anak rambut ke belakang telinga. Helaian rambut yang menutupi wajah anggun Quinara, "Dan akan selalu melindungi Shena. Dia itu putra kita. Jangan ragukan itu. Lagi pula, wanita seperti Tiara patut diberi pelajaran. Jadi, boleh berikan ciuman terima kasihnya, istriku yang cantik."

''Tak mau, kita lihat apa reaksi Dan dulu. Aku tidak mau putraku meninggalkan rumah hanya karena masalah ini ... "

Cup!

'Ish, curang kamu, Ay." Quinara mendorong dada Anderson agar menjauh darinya, tapi pria itu justru mengeratkan pelukan seraya menggoda dengan meniup'i wajah wanitanya, "Ay, hentikan."

"Aku akan berhenti, tapi tidak malam ini, ayo turun. Kita sudah sampai hotel." Jawab Anderson, lalu keluar mobil terlebih dahulu setelah melepaskan tangannya, kemudian tak lupa membukakan pintu sang istri.

Keduanya berjalan menuju lobi hotel, membuat para pekerja memberikan hormat. Terlihat banyak staf yang menundukkan kepala sebagai bentuk penyambutan, bahkan pak manager sudah menunggu di depan lift khusus untuk para pemimpin dan klien penting.

Ketika pasutri itu sudah masuk ke dalam lift, barulah pak manager ikut masuk dan tak lupa menekan tombol untuk ke lantai eksklusif. Dimana satu lantai hanya diisi oleh pemilik bangunan itu, yaitu keluarga Anderson. Meski begitu, tetap saja lantai lain menjadi untuk tamu umum.

"Tuan Anderson, Tuan Muda meminta saya untuk mencarikan pekerjaan yang cocok di bagian dapur sebagai chef. Jika diizinkan, apa boleh saya jadikan kepala chef bagian pesta?" Lapor Pak Manager seraya meminta persetujuan

"Tunggu dulu, siapa yang akan bekerja menjadi chef. Dan atau orang lain?" Tanya Quinara tidak mau terburu-buru mengambil kesimpulan, jika yang melamar adalah Danish. Lihat saja nanti, sekalian saja dikirim ke tempat yang jauh.

Pak manager terlihat ragu untuk menjawabnya. Jujur saja, dari satu pihak sudah mendapatkan penekanan, sedangkan sekarang ini harus menghadapi pasutri yang terkenal dengan ketegasan, kebaikan, tapi juga bisa memberikan hukuman tanpa ada kortingan ataupun kompensasi. Keheningan dari pria berkemeja abu-abu, membuat Anderson curiga. Namun, dia tak ingin istrinya merasa khawatir.

"Satu bulan. Katakan padanya, Aku hanya bisa memberikan masa percobaan kerja. Jika mau lebih, minta temui aku secara langsung. Satu lagi, bawa semua dokumen yang harus ditandatangani hari ini bersama perusahaan Tuan William."

"Baik, Tuan. Terima kasih, silahkan. Saya akan kembali dengan segera dan membawa surat perjanjian dari pak pengacara."

Pintu lift terbuka tepat di lantai yang diinginkan. Anderson merengkuh pinggang sang istri, lalu berjalan berdampingan meninggalkan lift untuk menyusuri lorong lantai khusus. Di lantai itu hanya memiliki empat kamar. Dimana kamar paling ujung kanan menjadi kamar pasutri tertua, kamar sebelah menjadi kamar Danish, sedangkan dua kamar yang tersisa masih menjadi kamar kosong.

Mengingat saat ini, di dalam kamar tidak hanya Danish. Anderson menekan bel pintu tiga kali. Lalu, tak berselang lama, pintu dibuka dengan menampakkan wajah putra semata wayangnya. Wajah tampan yang tersenyum tipis, pria itu mempersilahkan masuk tanpa mengucapkan sepatah katapun. Meski tangan sang mama mengusap wajah tampannya.

Ketika semua sudah masuk ke dalam, Anderson langsung menyalami William. Begitu juga dengan Quinara yang berjalan menghampiri Melati. Keempat orang itu memang sahabat sejak masa kuliah. Persahabatan yang cukup lama, tapi bukan berarti Shena dan Danish saling mengenal. Semua itu karena anak-anak memiliki rentan beda usia sekitar empat tahun kurang.

"Ada apa dengan menantuku?" Quinara duduk di tepi ranjang memandang wajah pucat Shena, "Dan, kemari kamu!"

Suara yang cukup tegas, membuat Anderson mengkode anaknya agar menghampiri mamanya. Tunggulah sebentar, kali ini ntah putra atau menantu yang akan menjadi pendengar. Cukup harus menyiapkan telinga tebal agar tidak panas.

"Ada apa, Ma? Dan, masih ngobrol sama Papa dan Daddy .... "

Lirikan mata tajam dengan bibir tersenyum melenceng ke atas. Sudah jelas, saat ini Mama Quinara tengah kesal, "Kamu berani tanya ke mama, ada apa. Really? Istrimu pingsan, dan kamu masih santai. Apa-apaan, kamu ini, Dan. Buruan panggil dokter!"

Deg!

"DANISH ANDERSON!"

Rasa tidak sabar akan sikap Danish yang terlalu santai. Sungguh menaikkan emosi seorang ibu. Keterlaluan, tapi anaknya itu harus belajar menjaga istri dengan baik. Tidak peduli berapa lama Shena tidak sadarkan diri, meski itu karena shock. Tetap saja harus segera diperiksa.

Kemarahan di mata sang mama, membuat Danish bergegas mengambil ponselnya. Lalu mendial nomor dokter pribadi mereka. Percakapan singkat, tapi wajah pria itu terlihat cemas. Apa yang terjadi, dan kenapa panggilan seperti terburu-buru di matikan?

"Ma, Aku akan keluar cari dokter lain. Dokter Mega masih terjebak di bandara." Ucap Danish menjelaskan agar keluarganya tidak khawatir.

"Aku akan telpon dokter yang merawat ku, biar dia yang periksa Shena," kata Daddy William menengahi, dan tanpa menunda-nunda mengambil ponselnya untuk menghubungi dokter yang selalu menjadi konsultan kesehatannya. Setelah berbincang beberapa saat, panggilan berakhir, "Dia akan datang lima belas menit, lagi. Kebetulan baru keluar dari rumah sakit."

Mama Quinara terlihat lebih baik setelah mendengar berita itu, tapi tatapan matanya masih sinis ke arah sang putra. Hal itu menjadikan Danish seperti patung yang tidak bisa bergerak bebas. Bukan karena takut. Hanya saja, akan lebih baik mengalah disaat situasi tidak kondusif. Sementara Anderson hanya menahan diri agar tidak ikut campur urusan ibu dan anak.

Lima belas lebih beberapa detik.

"Ka Wil, coba telpon lagi. Dimana dokternya sekarang? Awas aja kalau gak dateng," ujar Mama Quinara seraya mengulek tangan di atas kasur. Sepertinya, mama dari Danish mantan preman.

Danish saja hanya bisa melirik sekilas dengan helaan nafas panjang. Bagaimana lagi, begitu-begitu juga mama terbaik yang bisa melindungi dan mendidik anaknya dengan baik dan benar. Meski, setiap kali rasa tidak sabar menyerang. Sikap preman sang mama keluar begitu saja. Jadi jangan heran kalau dengar ceramah yang pedesnya ngalahin cabe rawit.

"Dan, apa perlu Mama yang jemput dokternya atau?" Sindir Mama Quinara, membuat Danish menepuk keningnya sendiri.

Terlalu larut dalam rasa hingga lupa harus berbuat apa. Danish memilih mencari aman dengan berjalan meninggalkan kamarnya. Ntah kemana perginya kepintaran anak itu. Belum tanya siapa nama dan bagaimana penampilan si dokter. Eh, sudah kabur keluar begitu saja. Melihat itu, William memilih mengirimkan pesan singkat agar sang menantu tidak mendapatkan masalah baru.

Triing!

Terpopuler

Comments

🎯™Neli SyifaE𝆯⃟🚀 ⍣⃝కꫝ🎸

🎯™Neli SyifaE𝆯⃟🚀 ⍣⃝కꫝ🎸

mama Quinara, mertua idaman, penuh perhatian, Danish yang mendadak blank karena liat istri dadakannya yang tiba2 pingsan 😁😁

2022-12-20

2

Rindi ZieVanya ⍣⃝కꫝ 🎸

Rindi ZieVanya ⍣⃝కꫝ 🎸

seneng nya punya mertua yang perhatian walau pun menikahnya dadakan 😁😁

2022-12-17

0

AL

AL

owalah begitu ya ceritanya

2022-12-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : NIKAH YUK!
2 Bab 2: TERNYATA AKU ....
3 Bab 3: RASA TERKEJUT
4 Bab 4: DANISH DIPANGGIL DAN
5 Bab 5: SEKILAS INGATAN - ANU
6 Bab 6: DIANTARA KEJUJURAN DAN KEPUTUSAN
7 Bab 7: KEPUTUSAN DIBUAT - MAWAR
8 Bab 8: RUMAH KEBUN MAWAR
9 Bab 9: KARENA FATIH, DANISH BERPIKIR
10 Bab 10: Aroma masakan, berujung pelepasan
11 Bab 11: OTW KAMPUS
12 Bab 12: Persahabatan
13 Bab 13: CARA YANG UNIK
14 Bab 14: DRAMA DEMAM CINTA
15 Bab 15: Dunia Luas, tetapi Hubungan Dekat
16 Bab 16: UNTUK NAINA DARI FATIH
17 Bab 17: Menundukkan Pandangan
18 Bab 18: TERDIAM
19 Bab 19: KEJUJURAN SHENA TENTANG MASA LALU
20 Bab 20: DAN Dilema, Shena yang Kuat
21 Bab 21: Perjalanan
22 Bab 22: Keterkejutan Shena
23 Bab 23: Shena Murka, tapi...
24 Bab 24: Emosi
25 Bab 25: Satu Pertanyaan
26 Bab 26: Kenekatan Shena
27 Bab 27: Drama Bastian
28 Bab 28: Breakfast
29 Bab 29: Terselamatkan, Siapa kamu?
30 Bab 30: Si Perfect Girl
31 Bab 31: Mr. Xavier, Koran Bekas
32 Bab 32: IZIN DALAM PASRAH
33 Bab 33: SUASANA KAMPUS
34 Bab 34: TIGA POIN TERAKHIR PASAL LIMA
35 Bab 35: MARKAS
36 Bab 36: Intimidasi Shena, Naina Jujur
37 Bab 37: Perjanjian yang Dilaksanakan
38 Bab 38: Drama di dalam Drama
39 Bab 39: Terabaikan, Menyendiri
40 Bab 40: Karena Undangan
41 Bab 41: Kegelisahan Hati
42 Bab 42: Menikmati Kebersamaan
43 Bab 43: Kamar Shena
44 Bab 44: Naina Pasrah, Shena dan Danish
45 Bab 45: Keputusan Dan, Akhir dari Keputusan
46 Bab 46: Kejujuran Sepahit Jamu Brotowali
47 Bab 47: Kejutan Sederhana
48 Bab 48: Obrolan, Emosi
49 Bab 49: Arti Pemimpin, Curiga
50 Bab 50: Kisah berujung Penyatuan
51 Bab 51: Keingintahuan Shena
52 Bab 52: Keyakinan yang Hancur
53 Bab 53: Mendengarkan Penjelasan
54 Bab 54: Kebenaran yang Menyakitkan
55 Bab 55: Penyesalan Dan
56 Bab 56: Karena Proposal
57 Bab 57: PASRAH
58 Bab 58: Fatih Liar, Sahabat
59 Bab 59: Bosan, Dilema
60 Bab 60: FAKTA
61 Bab 61: Pantaskah?
62 Bab 62: Keluarga, Keputusan Papa
63 Bab 63: Pagi menjelang Siang
64 Bab 64: Pertanyaan Xavier, Pergi
65 Bab 65: SYARAT
66 Bab 66: Usaha Dan, Keputusan Shena
67 Bab 67: Rasa Penasaran
68 Bab 68: Tuan Anderson dan Dilemanya
69 Bab 69: Dunia Fatih
70 Bab 70: Tanya, Rasa Sakit
71 Bab 71: Janji Shena, Emosi...
72 Bab 72: Gigolo Muda
73 Bab 73: Kesepakatan
74 Bab 74: Beberapa jam...
75 Bab 75: Nekat
76 Bab 76: Di dalam Bangunan
77 Bab 77: Emosi Campur Aduk
78 Bab 78: Perumahan Sriwijaya
79 Bab 79: Berjodoh?
80 Bab 80: Satu Kesempatan ~ Mendengarkan?
81 Bab 81: Ketegangan...
82 Bab 82: Syarat Terakhir
83 Bab 83: Malam Terakhir
84 Bab 84: Sisi Lain Shena
85 Bab 85: Keberanian Lisa
86 Bab 86: Malam berlalu...
87 Bab 87: Xavier aneh..
88 Bab 88: Clue yang Terabaikan
89 Bab 89: Ending Season 1
90 Bab 90: Siapa?
91 Bab 91: Pria itu?
92 Bab 92: Hari yang Aneh
93 Bab 93: Keterpurukan yang Tertunda
94 Bab 94: Pertanyaan yang Berulang-ulang
95 Bab 95: Dan menjelaskan, Kegilaan Fatih
96 Bab 96: Satu Tahun Silam
97 Bab 97: Panggilan?
98 Bab 98: Club D'Lux Party
99 Bab 99: Mencoba untuk...
100 Bab 100: Menantu Gadungan, Perjalanan
101 Bab 101: Pemimpin/Pimpinan?
102 Bab 102: Selena Story's
103 Bab103: Isi Bungalow QS
104 Bab 104: Alibi Selena
105 Bab 105: Pertemuan/Perpisahan
106 Bab 106: Menurut? Perintah!
107 Bab 107: Perawatan Salon Juwita
108 Bab 108: Obrolan, Teriakan
109 Bab 109: Dua Situasi
110 Bab 110: Kabur dari Rumah sakit
111 Bab 111: RACUN
112 Bab 112: Antara Hati dan Logika
113 Bab 113: Kakak Beradik
114 Bab 114: Rumah Sakit Sendiri
115 Bab 115: Meyakinkan Ka Dan
116 Bab 116: London Hari 1
117 Bab 117: Kebenaran Lain
118 Bab 118: Arti Hubungan?
119 Bab 119: Sekilas Kisah, Sadar Kembali
120 Bab 120: Nasehat tak Berguna
121 Bab 121: Area Balap, Penawar Racun
122 Bab 122: Kesempatan yang Ternoda
123 Bab 123: Mua Gadis Pelampiasan
124 Bab 124: Singkat
125 Bab 125: Tak lain Dari Masa Lalu
126 Bab 126: Firasat Danish
127 Bab 127: Dan Aneh, Harapan Mua
128 Bab 128: Hubungan Hati
129 Bab 129: Tiga Alasan
130 Bab 130: Kisah Berbalut Luka, Pelarian Sukses
131 Bab 131: Rumah Terbengkalai
132 Bab 132: Mantan Kakak Beradik
133 Bab 133: Kritis Dua Sisi
134 Bab 134: END
135 Bab 135: End Last
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Bab 1 : NIKAH YUK!
2
Bab 2: TERNYATA AKU ....
3
Bab 3: RASA TERKEJUT
4
Bab 4: DANISH DIPANGGIL DAN
5
Bab 5: SEKILAS INGATAN - ANU
6
Bab 6: DIANTARA KEJUJURAN DAN KEPUTUSAN
7
Bab 7: KEPUTUSAN DIBUAT - MAWAR
8
Bab 8: RUMAH KEBUN MAWAR
9
Bab 9: KARENA FATIH, DANISH BERPIKIR
10
Bab 10: Aroma masakan, berujung pelepasan
11
Bab 11: OTW KAMPUS
12
Bab 12: Persahabatan
13
Bab 13: CARA YANG UNIK
14
Bab 14: DRAMA DEMAM CINTA
15
Bab 15: Dunia Luas, tetapi Hubungan Dekat
16
Bab 16: UNTUK NAINA DARI FATIH
17
Bab 17: Menundukkan Pandangan
18
Bab 18: TERDIAM
19
Bab 19: KEJUJURAN SHENA TENTANG MASA LALU
20
Bab 20: DAN Dilema, Shena yang Kuat
21
Bab 21: Perjalanan
22
Bab 22: Keterkejutan Shena
23
Bab 23: Shena Murka, tapi...
24
Bab 24: Emosi
25
Bab 25: Satu Pertanyaan
26
Bab 26: Kenekatan Shena
27
Bab 27: Drama Bastian
28
Bab 28: Breakfast
29
Bab 29: Terselamatkan, Siapa kamu?
30
Bab 30: Si Perfect Girl
31
Bab 31: Mr. Xavier, Koran Bekas
32
Bab 32: IZIN DALAM PASRAH
33
Bab 33: SUASANA KAMPUS
34
Bab 34: TIGA POIN TERAKHIR PASAL LIMA
35
Bab 35: MARKAS
36
Bab 36: Intimidasi Shena, Naina Jujur
37
Bab 37: Perjanjian yang Dilaksanakan
38
Bab 38: Drama di dalam Drama
39
Bab 39: Terabaikan, Menyendiri
40
Bab 40: Karena Undangan
41
Bab 41: Kegelisahan Hati
42
Bab 42: Menikmati Kebersamaan
43
Bab 43: Kamar Shena
44
Bab 44: Naina Pasrah, Shena dan Danish
45
Bab 45: Keputusan Dan, Akhir dari Keputusan
46
Bab 46: Kejujuran Sepahit Jamu Brotowali
47
Bab 47: Kejutan Sederhana
48
Bab 48: Obrolan, Emosi
49
Bab 49: Arti Pemimpin, Curiga
50
Bab 50: Kisah berujung Penyatuan
51
Bab 51: Keingintahuan Shena
52
Bab 52: Keyakinan yang Hancur
53
Bab 53: Mendengarkan Penjelasan
54
Bab 54: Kebenaran yang Menyakitkan
55
Bab 55: Penyesalan Dan
56
Bab 56: Karena Proposal
57
Bab 57: PASRAH
58
Bab 58: Fatih Liar, Sahabat
59
Bab 59: Bosan, Dilema
60
Bab 60: FAKTA
61
Bab 61: Pantaskah?
62
Bab 62: Keluarga, Keputusan Papa
63
Bab 63: Pagi menjelang Siang
64
Bab 64: Pertanyaan Xavier, Pergi
65
Bab 65: SYARAT
66
Bab 66: Usaha Dan, Keputusan Shena
67
Bab 67: Rasa Penasaran
68
Bab 68: Tuan Anderson dan Dilemanya
69
Bab 69: Dunia Fatih
70
Bab 70: Tanya, Rasa Sakit
71
Bab 71: Janji Shena, Emosi...
72
Bab 72: Gigolo Muda
73
Bab 73: Kesepakatan
74
Bab 74: Beberapa jam...
75
Bab 75: Nekat
76
Bab 76: Di dalam Bangunan
77
Bab 77: Emosi Campur Aduk
78
Bab 78: Perumahan Sriwijaya
79
Bab 79: Berjodoh?
80
Bab 80: Satu Kesempatan ~ Mendengarkan?
81
Bab 81: Ketegangan...
82
Bab 82: Syarat Terakhir
83
Bab 83: Malam Terakhir
84
Bab 84: Sisi Lain Shena
85
Bab 85: Keberanian Lisa
86
Bab 86: Malam berlalu...
87
Bab 87: Xavier aneh..
88
Bab 88: Clue yang Terabaikan
89
Bab 89: Ending Season 1
90
Bab 90: Siapa?
91
Bab 91: Pria itu?
92
Bab 92: Hari yang Aneh
93
Bab 93: Keterpurukan yang Tertunda
94
Bab 94: Pertanyaan yang Berulang-ulang
95
Bab 95: Dan menjelaskan, Kegilaan Fatih
96
Bab 96: Satu Tahun Silam
97
Bab 97: Panggilan?
98
Bab 98: Club D'Lux Party
99
Bab 99: Mencoba untuk...
100
Bab 100: Menantu Gadungan, Perjalanan
101
Bab 101: Pemimpin/Pimpinan?
102
Bab 102: Selena Story's
103
Bab103: Isi Bungalow QS
104
Bab 104: Alibi Selena
105
Bab 105: Pertemuan/Perpisahan
106
Bab 106: Menurut? Perintah!
107
Bab 107: Perawatan Salon Juwita
108
Bab 108: Obrolan, Teriakan
109
Bab 109: Dua Situasi
110
Bab 110: Kabur dari Rumah sakit
111
Bab 111: RACUN
112
Bab 112: Antara Hati dan Logika
113
Bab 113: Kakak Beradik
114
Bab 114: Rumah Sakit Sendiri
115
Bab 115: Meyakinkan Ka Dan
116
Bab 116: London Hari 1
117
Bab 117: Kebenaran Lain
118
Bab 118: Arti Hubungan?
119
Bab 119: Sekilas Kisah, Sadar Kembali
120
Bab 120: Nasehat tak Berguna
121
Bab 121: Area Balap, Penawar Racun
122
Bab 122: Kesempatan yang Ternoda
123
Bab 123: Mua Gadis Pelampiasan
124
Bab 124: Singkat
125
Bab 125: Tak lain Dari Masa Lalu
126
Bab 126: Firasat Danish
127
Bab 127: Dan Aneh, Harapan Mua
128
Bab 128: Hubungan Hati
129
Bab 129: Tiga Alasan
130
Bab 130: Kisah Berbalut Luka, Pelarian Sukses
131
Bab 131: Rumah Terbengkalai
132
Bab 132: Mantan Kakak Beradik
133
Bab 133: Kritis Dua Sisi
134
Bab 134: END
135
Bab 135: End Last

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!