"Ekhem! Masih mau nikah, atau?" tanya pria itu sembari mengulurkan tangannya.
Shena langsung menyambut hangat tangan pria tampan di depannya. "Mari ke KUA."
Tanpa Shena sadari, pria yang dipikirnya akan menyelamatkan dirinya dari aliansi perjodohan menahan senyuman di balik wajah tenangnya itu.
Berhubung mobil keduanya cukup rusak parah. Maka mereka memesan taksi, dan membiarkan sang sopir si pria itu mengurus masalah mobil.
"Boleh minta KTP-mu?" pinta sang pria dengan lembut.
Shena mengangguk dan membuka tasnya. Sebuah dompet mini di buka lalu satu card identitas diserahkan ke calon suami dadakan nya itu. "Ini,"
"Ini punyaku, bacalah!" ucap pria itu memberikan KTP asli ke Shena.
"Nama Danish Anderson, status lajang, golongan darah RH null, alamat....,"
Danish tersenyum mendengar bagaimana gadis di sampingnya itu membaca seluruh keterangan di dalam KTPnya tanpa jaim sedikitpun. "Bacalah di dalam hati, aku cukup hafal namaku sendiri."
"Emm. Sorry, ini ku kembalikan saja." Shena memberikan KTP Danish dengan pipi bersemu merah.
Danish menerimanya lalu mengulurkan tangannya ke arah Shena. "Hay Shena Az Zahra calon istriku. Aku Danish Anderson calon imam mu."
Shena tak mampu lagi menahan rasa malunya. Namun, tangannya tetap menyambut uluran tangan Danish. "Hay calon imam dadakan ku,"
"Hehehe, kamu ini lucu sekali. Pertahankan, setelah menikah banyak hal baru yang harus kita lalui bersama." ucap Danish dengan kekehan yang cukup mengubah suasana tegang di dalam mobil taksi itu.
Bahkan sopir taksi ikut tersenyum simpul mendengarkan percakapan dua insan itu.
Mobil taksi berhenti tepat di depan KUA. Shena membuka pintu, sedangkan Danish mengambil dompetnya mengambil tiga lembar kertas merah lalu menyodorkan ke supir taksi di depannya. "Ini, Pak. Terima kasih atas tumpangan hari ini."
"Tapi, Tuan. Ini....,"
"Anggaplah ini rezeki bapak. Doakan agar aku bisa menjadi imam yang baik untuk keluarga baru ku nanti." sela Danish tersenyum tulus lalu membuka pintu mobil.
Lantunan doa sang supir masih cukup terdengar di telinga pria itu dan meng amin kan di dalam hatinya. Gadis cantik dengan gaun motif bunga berlengan brukat itu terlihat gugup dan cemas.
Danish menghampiri Shena yang berdiri menatap plang instansi pemerintah itu dengan mata ragu, "Kita bisa batalkan. Jika kamu ragu, SheZa."
"Kamu panggil Aku, apa?" tanya Shena yang mendengar nama asing.
"SheZa. Mau batalkan atau....,"
Shena bergegas menggandeng lengan kekar Danish, membuat pria itu menurut mengikuti setiap langkah gadis itu tanpa protes.
Beberapa jam kemudian, setelah penantian yang cukup lama. Akhirnya kedua insan itu keluar dari kantor KUA dengan senyuman lega.
"Tunggu disini saja. Aku sudah hubungi sopir lain ku untuk menjemput kita disini." ujar Danish dengan membimbing Shena duduk di bawah pohon rindang.
Shena yang sibuk dengan ponselnya tak memandang Danish. Dimana pria itu masih menatap intens ke arah istri dadakan nya.
"Cantik," gumam Danish dengan senyuman tipis.
Shena merasa bosan setelah melakukan scroll banyak aplikasi, tapi tidak menemukan hal menarik seperti biasanya. "Apa masih lama?"
"Tidak," Danish melirik ke arah jam di pergelangan tangan kirinya. "Itu dia, ayo."
Sebuah mobil terlihat memasuki halaman yang cukup untuk beberapa mobil minibus itu. Danish berdiri melambaikan tangan agar sopirnya menghampiri dirinya.
Ciiit!
"Silahkan, Tuan. Maaf sedikit lama, di depan sana ada kemacetan." lapor sang supir dengan membuka kaca mobil.
Danish hanya mengangguk, tangannya membuka pintu bagian belakang. "SheZa, ayo masuk!"
Mata gadis itu bersinar ketika penantiannya akhirnya usai sudah. Kini keduanya sudah memasuki mobil di kursi penumpang.
"Jalan, Pak Dimo!" titah Danish sembari mengambil paper bag di depannya.
Shena tak terlalu peduli apa yang dilakukan Danish, matanya terasa berat dan memilih memejamkan mata. Keheningan dengan laju mobil yang stabil semakin membuat gadis itu terbuai ke alam mimpi.
"Tuan,...."
"Kita langsung ke hotel tempat pertemuan saja!" titah Danish dengan senyuman penuh arti menatap istri dadakan nya.
Perjalanan ditempuh selama tiga puluh menit dari KUA dan mobil memasuki halaman Anderson Family Hotel. Satpam memberikan hormat ketika mobil sang pemilik hotel melintas menuju tempat parkir umum. Setelah mobil berhenti, Danish tak membangunkan Shena. Namun, pria itu dengan perlahan menggendong tubuh ringan sang istri untuk dibawa ke dalam hotelnya.
Seakan mendapatkan tempat baru untuk bermimpi. Shena mendusel ke dalam dekapan Danish dengan racauan yang sama sekali tak mengganggu pria itu. Sang sopir yang berjalan di belakang majikannya tersenyum melihat betapa Tuan Muda nya bersikap baik dengan gadis itu.
"Silahkan, Tuan." ucap sang sopir yang membantu menekankan tombol lift.
Danish masuk dengan menggendong Shena.
"Pulanglah! Kabari mereka, jika aku sudah ditempat pertemuan."
"Siap, Tuan."
Tiiing!
Pintu lift tertutup, membuat sang sopir berjalan meninggalkan lobi hotel. Sementara Danish sibuk mengamati lekuk wajah istrinya yang ternyata tidurnya seperti bayi.
Semoga kamu tidak terkejut nanti. Aku harap, pernikahan ini menjadi pernikahan pertama dan terakhir ku.~batin Danish menghela nafas.
Tiiing!
Lift kembali terbuka, membuat pria itu keluar lalu berjalan beberapa langkah ke depan hingga sebuah kamar president sweet ada di depannya. Tanpa menggunakan card member, pemindaian retina mata sudah cukup untuk membuka pintu.
Langkah kaki Danish memasuki kamar dengan aroma buah yang menyebar ke seluruh penjuru ruangan. Tujuannya adalah kamar utama dengan ranjang king size.
Perlahan Danish merebahkan tubuh Shena ke atas ranjang. Lalu membiarkan gadis itu menikmati mimpi indahnya kembali.
Satu jam kemudian,
Suara lenguhan terdengar membuat seorang pria yang baru saja selesai memakai jasnya menatap ke arah cermin dimana dari cermin ada pantulan seorang gadis dengan kedua tangan terentang ke atas.
"Bangunlah, SheZa!" pinta Danish, membuat gadis itu mengerjapkan mata dengan kesadaran setengah.
"Kenapa kamu rapi sekali?" tanya Shena mengamati penampilan suami dadakan nya dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Danish mengambil paper bag di depannya. Langkah kakinya berjalan mendekati ranjang sambil menyodorkan paper bag itu ke Shena. ''Mandi, dan pakai ini! Aku tunggu,"
Shena menerimanya lalu membuka paper bag itu. Matanya biasa saja melihat gaun peach dengan mutiara itu. Tanpa jawaban, gadis itu turun dari ranjang berjalan menuju kamar mandi. Sedangkan Danish cukup tak paham kenapa gadis yang dikatakan suka memberontak justru terlihat menurut.
"Apa benar dia orangnya?" gumam Danish mengambil ponselnya lalu membuka gallery dimana ada foto seorang gadis yang memeluk boneka teddy bear.
Wajah yang sama dengan lesung pipi yang sama. Nafasnya tiba-tiba saja terasa sesak, tapi perjalanan hidup baru keduanya baru dimulai. Lamunannya cukup lama hingga tak menyadari jika Shena sudah berdiri di depan cermin dengan gaun pesanannya.
"Ekhem! Tuan, are you okay?" tanya Shena menatap cermin di depannya.
Danish tersadar, dan mengangguk. Sejenak menatap penampilan Shena yang natural tanpa make up pun tetap cantik.
"Ayo, kita turun!" ajak Danish bergerak dari tempatnya berdiri.
Keduanya meninggalkan kamar dengan tangan bergandengan layaknya pasangan baru. Shena bahkan tak sungkan memberikan senyuman terbaik. Tentu saja gadis itu merasa terbebas dari bayangan pernikahan aliansi.
Hidupku menjadi milikku. Selamat aku dari pernikahan dengan alasan perluasan bisnis. Sekarang, aku bisa bernafas lega.~batin Shena.
Pemikiran sederhana itu mendadak membeku. Ketika tatapan matanya tak sengaja bertemu dengan tatapan dua orang yang sangat di kenalinya.
"Daddy, Mama?" gumam Shena yang perlahan melepaskan tangannya dari lengan Danish.
Shena berhenti tepat di depan meja dimana orang tuanya berada dengan jarak tiga meter. Sedangkan Danish tetap berjalan maju menghampiri meja di degannya.
"Malam, Om dan Tante. Maaf membuat kalian menunggu lama." sapa Danish seraya mencium tangan kedua orang tua Shena.
Shena bisa melihat betapa dekatnya suami dadakan nya bersama kedua orang tuanya itu. "Bisa jelaskan, apa yang sebenarnya terjadi?!"
Pertanyaan Shena menyadarkan mereka untuk memberikan penjelasan pada gadis satu itu. Mama Shena berniat menjelaskan. Tetapi ditahan tangan suaminya. "Nak, Danish ini CEO yang kami bicarakan tadi pagi....,"
Jleb!
Perkataan sang daddy tak lagi dapat menerobos gendang telinganya. Semua semakin samar dengan pandangan kabur. Pikirannya tak lagi bisa menampung satu kebenaran yang sungguh riskan.
"Suami dadakan ku ternyata jodoh aliansi ku?" cicit Shena dengan tubuh limbung.
Danish yang melihat tubuh istrinya tak seimbang sigap berlari mendekat, lalu menangkap tubuh Shena yang langsung tak sadarkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
𝐈𝐅𝐈𝐅𝐀𝐘 📴
lah ternyata dia cowok yg mau dijodohin sama Shena, entah nasib lu sial atau beruntung Shen🤣
2023-02-11
1
Syera Almunar
Apakah mereka pernah bertemu dimasa lalu atau baru inj .. Kok bisa menyebutnya sheza ..Masih penasaran
2022-12-23
0
#••Embun ™^ad•~💦 🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
Wahh sungguh tak di sangka, semuanya terkait satu sama lain. seberapapun kamu lari dari orang yang ingin di jodohkan ke padamu, jika memang ia adalah memang labuhan terakhirmu, maka dengan alasan apapun kalian pasti akan bersatu.
2022-12-23
0