"Mas, aku mau bicara serius." Shena menyingkirkan tangan Danish yang merengkuh tubuhnya, lalu mengubah posisi untuk duduk. Danish pun ikut duduk. Tatapan keduanya saling bertautan, tatapan yang semakin dalam menyelami dalamnya kebenaran. "Sebenarnya, Aku ...,"
Danish mengusap wajah sang istri. Entah kenapa, tatapan mata Shena menceritakan banyak hal yang tidak bisa diutarakan melalui bibir gadis itu. Perlakuannya, membuat istrinya memejamkan mata sejenak seraya mengatur pernafasan. Ia bisa merasakan, beban yang tak terlihat seakan menghantui pikiran dan jiwa istrinya.
"Jika kamu belum siap. Aku akan menunggu, jangan terburu-buru karena aku tidak ingin ada penyesalan yang datang menghampiri hatimu." Danish melepaskan tangannya, lalu beralih menggenggam tangan sang istri. "SheZa, kita bisa memulai hubungan menjadi pertemanan. Tentu bukan seperti cara kalian bertiga, tetapi teman dalam suka duka karena kita tinggal seatap."
Gadis cantik dengan wajah pucat kembali membuka kelopak matanya. Ditatapnya netra abu pria yang berusaha untuk memahami dan juga memberikan semangat. Danish terlihat sangat dewasa, bahkan tidak dipungkiri. Jika pria itu sudah matang baik dari segi usia dan juga pengalaman hidup. Senyuman yang tulus hadir menghiasi wajahnya.
"Aku tidak keberatan. Apalagi akan menyesal. Kejujuran ku, akan menjelaskan keadaan yang tengah menjadi badai dalam hidupku." Shena melepaskan tangannya dari genggaman tangan Danish, lalu menunjuk ke arah dadanya sendiri. "Disini, dulu ada nama pria lain yang pernah mengisi ruang hatiku."
"Dia yang menjadi impian dan harapan pada masa remajaku. Mungkin terdengar seperti cinta monyet atau bisa disebut dengan cinta para kaum muda. Aku tahu, kamu bisa berpikir secara seimbang untuk menyikapi kejujuran ku, tapi apa kisah masa laluku akan menjauhkanmu, dariku?" tanya Shena to the point, membuat Danish menggelengkan kepala.
"Aku tidak berjanji akan membuat semua menjadi semudah membalikkan telapak tangan. Akan tetapi, semua kisah masa lalumu. Disana, Aku masih belum hadir karena aku ada disaat ini. Aku akan berusaha untuk berpikir positif, meskipun ada hal yang bisa mengecewakan. Tidak akan melepaskan diriku menunaikan kewajiban seorang suami."
"Ceritakan semuanya. Jika ini menjadi akhir dari masa lalumu. Aku bukan bagian dari itu, tapi Aku siap menggenggam tanganmu untuk berjalan bersama mengarungi suka duka dalam bahtera rumah tangga." Danish mengulurkan kedua tangannya, "Sambut diriku, jika kamu siap menjadi pasangan hidupku. Aku akan melakukan permintaan mu dengan waktu yang telah kamu tentukan."
Semua yang Danish katakan. Sungguh menyentuh hatinya. Kini tidak ada lagi alasannya untuk menyembunyikan kebenaran masa lalunya. Shena menganggukkan kepala menyambut uluran tangan suaminya. "Aku percaya pada hubungan sakral sebuah pernikahan. Aku memang memintamu untuk menyelesaikan masa lalumu, namun Aku tetap istrimu karena itu sudah menjadi hak ku."
"Dengarkan kisah masa laluku. Mungkin senyumanmu akan pudar bersama kebenaran yang ku suguhkan, tetapi ketika kamu merasa ragu. Hentikan aku dan tanyakan langsung, jangan memberikan satu alasan yang bisa membuat hubungan kita menjadi penuh kecurigaan. Apa kamu setuju?"
Sangat jelas dan tidak basa-basi. Ternyata istrinya bisa bersikap dewasa, bahkan lebih dewasa darinya. Gadis yang katanya manja, ternyata memiliki kehidupan dan sikap bertanggung jawab. Jadi, apa dia salah menikahi gadis? Jika tidak, kemana sisi manja dari seorang Shena. Tak ingin menghancurkan mood dari sang istri, Danish mengangguk, membuat Shena tersenyum tipis.
"Kisah ini, antara Aku dan Fatih." Shena tak ingin menggunakan teka-teki dan langsung menyebutkan nama yang membuat Danish terperangkap, hal itu terlihat dari alis yang terangkat seakan bertanya \*benarkah\*.
"Apa kamu ingat saat Aku terdiam karena panggilan yang kupikir dari Naina?" tanya Shena yang langsung mendapatkan anggukan kepala dari Danish. "Suara itu tidak asing bagiku. Kisah yang sudah aku bubur, tiba-tiba mencuat kembali. Dulu, kami pernah satu sekolah. Masa itu, dan kisah itu menjadi luka yang tidak ingin aku buka kembali."
Shena menghela nafas panjang, bukan karena merasa menyesal, tetapi hati yang terluka tidak bisa dilupakan. Rasa itu seperti baru terjadi kemarin. Pengakuan Shena akan masa lalunya bersama Fatih dan tentang janji dari pemuda itu. Satu persatu terungkap, Danish yang sabar mendengarkan mulai meragukan karakter dari adik angkatnya.
Apakah mungkin Fatih melakukan hal seperti yang diceritakan Shena? Pertanyaan demi pertanyaan seakan tercetak jelas dari sorot mata pria itu, membuat Shena perlahan menghilangkan senyuman dari bibirnya. Ia tidak bodoh, dan bisa membaca reaksi dari orang yang ada disekitarnya.
Satu hal yang membuatnya bertahan. Tetap melanjutkan cerita masa lalunya, yaitu Danish masih bertahan untuk diam tanpa menghentikan dirinya. Satu jam kemudian cerita itu berakhir tanpa menyisakan satu kisah yang telah berlalu.
"Tidak perlu percaya pada semua ceritaku. Apalagi, jika kamu memaksakan diri untuk percaya. Hasilnya hanyalah dusta dan aku memilih kamu benci daripada dukunganmu menjadi hubungan tanpa makna." Shena menarik tangannya, lalu turun dari ranjang. Tanpa menoleh ke belakang, ia berjalan meninggalkan pria itu sendirian.
Namun, sebelum menghilang dari balik pintu. "Setiap kisah akan menjadi satu koin dengan dua sisi. Aku menganggap Fatih sebagai masa lalu dan dia menjadi seorang pengkhianat dalam hidupku, tapi dia adikmu. Jadi, putuskan apa arti dia bagimu dalam kehidupan ku yang telah berlalu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Ela Jutek
keputusan ada di tangan mu Dan😏
2022-12-20
2