Gadis itu hanya tersenyum tipis untuk menyamarkan rasa yang kian mengikat dengan rasa yang bercampur aduk, "Apa syaratmu?"
"Kita sudah menikah, dan orang tua kita sangat berharap pada pernikahan ini. Aku tidak akan memaksakan hak serta kewajiban diantara kita, tapi aku cuma minta satu hal. Kita akan tinggal di rumahku. Jika kamu khawatir tentang hubungan kita, maka aku tidak masalah untuk pisah kamar dengan mu."
Danish bangun, lalu meraih kedua tangan Shena, "Pikirkan ini, demi kebaikan semua. Orang tua kita pasti merasa hubungan kita bermasalah. Akan tetapi, jika kamu masih kekeh untuk kembali ke rumah. Aku akan turuti,"
Ada benarnya juga yang dikatakan Danish. Sebagai orang tua pasti tidak ingin melihat anak yang sudah menikah kembali ke rumah dan justru meninggalkan suami. Hubungan sakral tidak bisa dipermainkan. Kenyataannya adalah mereka sudah menikah. Tinggal satu atap atau berbagi ranjang pun tidak akan menjadi dosa.
"Ok, Kita akan tinggal dirumahmu, tapi pastikan tunanganmu tidak datang kerumah, dimana kita tinggal. Aku tidak mau mengenal, apalagi melihat wajah wanita yang menjadi penyebab pernikahan ini. Janji?" Shena menatap Danish dengan tatapan serius, membuat pria itu mengangguk.
Pasutri baru telah mencapai kesepakatan. Kehidupan baru dengan status baru akan menjadi warna baru yang akan memberikan banyak suka cita. Pernikahan itu menyatukan dua keluarga. Dimana di lantai bawah, tepatnya di salah satu meja cafe. Surat perjanjian kerjasama telah sah dengan dua tanda tangan dari kedua belah pihak.
Papa Anderson dan Daddy William mengulurkan tangan untuk saling berjabat tangan, sedangkan Mama Melati dan Bunda Quinara saling berpelukan hangat. Kebahagiaan itu menjadi pelipur lara yang selama beberapa waktu menghantui keluarga Anderson.
Perjodohan dilakukan bukan karena tanpa alasan, bahkan jika Tiara wanita baik. Sudah pasti, keluarga itu mau berlapang dada menjadikan sang desainer sebagai menantu muda. Sayangnya, setelah dilakukan penyelidikan secara diam-diam. Kenyataan berkata lain. Dimana Tiara telah berkhianat.
"Jadi, kapan kita akan adakan acara resepsinya? Aku tidak sabar memperkenalkan Shena sebagai putri ku." Celetuk Papa Anderson, membuat Daddy William terkekeh pelan dengan rasa syukur yang begitu dalam.
"Aku juga tidak sabar. Bagaimana kalau minggu ini? Jangan khawatir soal pengaturan acara. Di hotel selalu memiliki pengaturan acara yang pasti kompete," sambung Mama Quinara di angguki oleh yang lain.
Namun, tiba-tiba terdengar suara penolakan dari arah pintu masuk. Memang benar meja yang ditempati para orang tua hanya berjarak empat meter dari pintu masuk cafe. Tatapan ke empat orang itu teralihkan dimana Danish dan Shena melangkahkan kaki menghampiri mereka.
"Dan, kenapa kamu menolak? Ini resepsi pernikahan mu. Jangan bilang, kamu mau sembunyikan status mu." Ucap Papa Anderson dengan rasa curiga dan was-was, tapi putranya masih terdiam, sedangkan Shena mendekati Papa mertuanya.
Gadis itu meraih tangan kanan Papa Anderson, lalu mengecupnya seperti kebiasaan yang dia lakukan pada kedua orang tuanya di rumah. Setelah mengalami keempat orang tua yang menjadi orang tuanya sekarang. Shena kembali berdiri disamping Danish.
"Pa, Ma, Dad. Aku dan Shena memutuskan untuk tinggal dirumah ku yang baru selesai dibangun. Kami sepakat untuk memulai hubungan dengan saling mengenal. Berhubung pernikahan terjadi secara mendadak. Tolong beri kami waktu untuk saling mengenal satu sama lain. Berikan kami satu bulan untuk hidup sendiri."
Mama Quinara menatap Danish dengan tatapan menyelidik. Tentu saja sebagai seorang ibu tidak ingin kecolongan, "Shena, apa Dan memaksamu untuk tinggal bersamanya? Jawab jujur."
"Mas Danish adalah suami ku. Sebagai seorang istri, Mama selalu memberikan contoh yang baik. Aku tidak akan menjadi orang lain, tetapi Aku bisa belajar menjadi seorang istri yang baik. Bagaimana bisa, aku mengabaikan didikan orang tua." Ucap tegas Shena membuat Mama Quinara tersenyum sumringah, sedangkan Danish mulai mencoba memahami karakter dari sang istri.
Satu jam kemudian, mobil yang dikendarai Danish dan Shena memasuki sebuah halaman yang luas, tetapi dipenuhi kebun mawar merah. Tatapan mata gadis itu terkagum-kagum, bahkan tidak menyadari, jika di ujung taman bunga ada sebuah rumah tingkat tiga dengan desain modern. Pintu kayu yang besar seperti benteng dengan kaca besar yang menjadi beberapa bagian dinding.
Bukan hanya itu saja karena di lantai teratas dimana tepatnya, di balkon ada sebuah ayunan bunga dengan rumah-rumahan ala camping. Ntah siapa yang mendesain, tapi sungguh paduan dari setiap sudut bisa mendapatkan view yang terbaik.
Mobil berhenti, Danish melepaskan sabuk pengaman, lalu membuka pintu. Langkah kakinya berjalan keluar, dan tidak lupa membukakan pintu dimana Shena berada. Hanya saja yang dibukakan pintu masih menikmati pemandangan bunga mawar di depannya.
"Kamu bisa melihat kebun bunga setiap saat, tapi sekarang masuk dulu. Aku akan menunjukkan tata letak rumah padamu. Ayo, SheZa." Danish mengulurkan tangannya mengajak Shena, sayangnya sang istri turun tanpa ingin menggandeng tangan yang sudah siap menggenggam.
Shena berjalan menghampiri deretan bunga mawar, tangan lembutnya menyentuh kelopak mawar yang indah menggoda, "Siapa yang merawat semua bunga ini? Tangannya pasti ajaib. Lihatlah, bunga-bunga ini sangat indah dengan mekar yang sempurna."
"Kamu akan berkenalan dengan mereka, tapi jika masuk ke dalam rumah." Danish mencoba membujuk Shena, tetapi gadis itu masih mode mengabaikan. Ntah apa masalahnya, tapi ada yang tidak beres. "Shena Az Zahra. Apa kamu mendengarkan aku?"
Shena menghentikan langkah kakinya, helaan nafas panjang terdengar cukup jelas, "Aku sangat mendengar. Aku hanya bingung harus menjawab apa. Apa kamu tahu, hati ku bergejolak. Satu sisi menerima pernikahan kita, tapi sisi lain. Aku merasa menjadi wanita tidak baik."
"Apa maksudmu? Bisa katakan dengan lebih jelas?" tanya Danish, dimana pria itu menaikkan satu alis tak paham.
"Lihat bunga ini, punya daun, punya batang, dan ada duri yang bisa melukai tangan. Hubungan uty sama. Pertanyaannya adalah apakah siapa aku di dalam hubungan ini? Statusku memang seorang istri, lalu ....,"
Danish menarik tangan Shena, membuat gadis itu terhuyung hingga menetap kedalam pelukannya. Tatapan mata saling bertemu, "Kamu istriku sah. Bukan selingkuhan ku. Jadi, buang semua pikiran negatifmu itu. Aku tidak akan berjanji karena janji bisa dilanggar. Tunggulah beberapa hari. Semua masa lalu ku, tidak akan menjadi penghalang hubungan kita."
"Bagaimana, jika dia tidak akan melepaskanmu? Bagaimana, jika dia ....,"
Sungguh sebagai wanita, tidak sekalipun berniat untuk menjadi pasangan pengganti. Meski dalam hubungan kali ini, dia berperan sebagai istri yang diinginkan. Tetap saja, hati tidak bisa menerima semudah itu. Hanya satu yang dia percaya. Dimana Danish berani berkata jujur, itu berarti suaminya tidak mau ada kesalahpahaman.
Pasutri itu tenggelam dalam tatapan mata, ntah pandangan siapa yang mulai beralih memberikan sentuhan lembut. Benda kenyal dengan warna alami saling menyapa memberikan salam untuk perkenalan. Shena memejamkan mata mencoba meresapi ciuman perdana dari Danish suaminya.
First kiss yang dilakukan pasutri itu, membuat kedua pelayan yang berdiri tidak jauh. Memilih untuk membalikkan tubuh agar tidak melanjutkan live streaming keromantisan majikan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
𝐈𝐅𝐈𝐅𝐀𝐘 📴
Shen, please kasih tau langsung aja jangan pake kalimat puitis gitu🙄
2023-02-12
2
🎯™Neli SyifaE𝆯⃟🚀 ⍣⃝కꫝ🎸
ternyata Shena menikmati ciuman Danish 😂😂
2022-12-25
0
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Karisma Ad🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
benar apa yang di katakan sama paapmu, jangan pernah sembunyikan tentang pernikahanmu dan terimalah istrimu itu dengan ikhlas dan ridho.
2022-12-23
0