Bukan Mimpi

"Ayah... Ayah, Aisyah di sini, Yah!"

"Aisyah... Aisyah bangun!"

Dara menggoyang-goyangkan tubuh temannya supaya Aisyah bangun dari mimpi buruknya.

"Astaghfirullah, hanya mimpi rupanya," gumam Aisyah dengan suara pelan.

"Kamu mimpi apa?" Dara yang penasaran langsung bertanya.

"Aku melihat tubuhku sendiri terbaring lemah tak berdaya di rumah sakit, Dar. Dan saat itu aku sedang koma. Bunda menangis sedih dengan keadaan aku," jawab Aisyah.

"Itu nyata Syah, bukan mimpi!" ucap Dara, sebenarnya dia sudah memikirkan hal itu

dari semalam.

"Maksud kamu?"

"Mungkin jiwa kita sedang tersesat di dunia lain. Apa kamu enggak sadar saat melihat kalender di rumahnya Ayu dan Linda?" tanya Dara.

"Aku tidak melihatnya," lirih Aisyah.

"Jadi maksud kamu kita tersesat di sini?" tanya Aisyah memastikan.

"Iya, kita tersesat di sini, lebih tepatnya jiwa kita terlempar ke dunia lain."

"Enggak mungkin..." ucap Aisyah sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dia masih berpikir bahwa tidak mungkin mereka tersesat.

"Kita bukan tersesat Dara, kita hanya terjebak di sini, kampung di mana tak ada seorang pun yang akan mengetahui keberadaan kita, dan sekarang teman-teman kita juga pasti sedang panik di sana." Aisyah terus ngotot mengatakan bahwa mereka hanya terjebak di sana, bukan tersesat.

Aisyah mencoba mengatur nafasnya yang memburu, dia tidak bisa berpikir jernih.

"Coba kamu lihat sekarang jam berapa!" suruh Dara.

Aisyah langsung melihat jam di dinding kamar yang mereka tempati.

Pukul 01:25 dini hari, dan sekarang sudah larut malam.

"Apa kamu tidak menyadarinya Aisyah, selama berada di sini hanya kita yang selalu diganggu, sedangkan Rudi dan Andi hanya sekali, itu pun tidak menyeramkan seperti yang kita alami," tutur Dara.

"Sekarang kita harus bertanya pada siapa? Menanyakan pada kakek dan mbak Ningsih sudah jelas tidak mungkin."

Keduanya mulai memikirkan ide.

"Aisyah..."

"Aisyah..."

Suara tanpa wujud itu kembali terdengar, Aisyah berpura-pura tidak mendengarnya karena dia pikir hanya dia saja yang bisa mendengar suara itu.

"Ada yang memanggil kamu, Aisyah," bisik Dara, dia takut. Makhluk halus itu sepertinya muncul lagi.

"Kamu juga bisa mendengarnya, Dara?" tanya Aisyah.

"He em..." Dara mengangguk mengiyakan.

Suasana di kamar mereka sangat mencekam.

Tok

Tok

Tok

Suara pintu diketok dari luar, Dara kaget dan dia langsung memeluk Aisyah.

Tiba-tiba ranjang tidur mereka ditarik ke samping, membuat Dara dan Aisyah semakin takut.

"Syah, kenapa selalu kita yang ditakuti? Kenapa selalu kita yang diteror?" Dara menangis.

Aisyah mencoba menenangkan sohibnya, dan kali ini ranjang mereka kembali ditarik ke samping. Bahkan mereka dibuat berputar-putar.

Sekeras apapun jeritan mereka, tetap tidak ada yang mendengarnya.

"Cukup!!!"

"Hentikan semua ini! Keluar kamu dari sini! Jangan ganggu kami!" Aisyah berkata lantang.

Keadaan kembali tenang. Namun ternyata ketenangan itu tidak berlangsung lama.

Bau tak sedap kini mulai menyeruak masuk ke dalam rongga-rongga hidung mereka.

"Bau gosong ini sepertinya berasal dari luar kamar kita Dara," ujar Aisyah.

"Apakah kita harus melihatnya?" tanya Dara meminta pendapat Aisyah.

"Ayo kita lihat sama-sama!"

Aisyah dan Dara pun akhirnya turun dari tempat tidur mereka, keduanya melangkah menuju pintu kamar.

Mereka tidak langsung keluar, Aisyah menyuruh Dara untuk mengintip dari balik lubang kunci, dengan sedikit menundukkan kepalanya Dara melihat keluar.

"Kok gelap sih."

"Gelap???"

Aisyah kemudian melihatnya sendiri, dan benar saja, dia juga tidak bisa melihat apa pun di luar.

"Kenapa gelap? Kan listriknya masih nyala? Apa mungkin mbak Ningsih mematikan lampu di luar?" ucap Aisyah menduga.

"Kita buka saja Syah!" Dara mengusulkan.

Aisyah membuka pintu itu perlahan-lahan, benar-benar gelap. Mereka tidak bisa melihat apa pun.

Baru satu langkah kaki Aisyah menyentuh lantai di luar kamar mereka.

Tiba-tiba...

Krek!

Keduanya saling pandang, terasa semakin menyeramkan.

"Apa yang kamu injak?" tanya Dara dengan wajah tegang.

Sambil menggeleng Aisyah menjawab, "Aku tidak tahu." Dia kemudian meraba-raba sesuatu yang tadi diinjaknya.

Ranting kayu?

Bagaimana bisa ada ranting kayu dalam rumah?

Melihat ranting kayu yang diinjak oleh Aisyah, membuat Dara menelan salivanya dengan keringat dingin yang mulai membanjiri keningnya.

"Ayo kita masuk kembali, Aisyah! tiba-tiba saja perasaanku tidak enak," ungkap Dara. Namun, saat mereka hendak menutup pintu terjadilah hal yang tidak disangka-sangka.

Tempat yang tadinya sangat gelap, kini sudah berubah menjadi hutan dan apa yang mereka lihat sekarang sangatlah mengerikan.

Hutan yang dipenuhi api. Tapi ada beberapa rumah warga di sana.

"Aisyah, kenapa malah bengong? Ayo kita masuk lagi!" Dara langsung menarik paksa lengan Aisyah dan dia mengunci pintu kamarnya.

"Tolong!"

"Tolong!"

"Tolong ada kebakaran!" terdengar suara orang-orang minta tolong dari luar.

Apakah itu hanya halusinasi saja?

Apakah makhluk tak kasat mata itu sedang bermain-main dengan mereka?

Dara dan Aisyah terduduk lemas di lantai, keduanya tidak bisa mengartikan apa yang tengah terjadi.

"Kenapa ada penampakan seperti ini, ya?"

"Aku tahu sekarang Dara, kita sebenarnya sedang berada di kampung mayat, dan ternyata misteri itu memang benar adanya," ucap Aisyah melihat Dara dengan penuh rasa khawatir.

Suara di luar semakin rame,banyak orang berteriak meminta tolong.

Tangisan bayi juga terdengar,seakan ikut merasakan kesedihan,ketakutan,semua menjadi satu.

Bau hangus semakin tercium oleh Dara dan Aisyah.

Mungkin tubuh para warga disana sudah hangus terbakar menjadi abu.

Mereka tidak berani mengintip keluar. Aisyah tiba-tiba saja teringat akan perkataan Mbak Ningsih yang sempat membuat mereka curiga.

Saat wanita itu mengatakan "Andai saja tidak terjadi kebakaran hari itu,mungkin mereka semua masih hidup."

Kini Aisyah sadar kalau jiwa mereka tersesat didalamnya,mereka tidak tahu arah jalan untuk kembali,mereka sedang berada di sebuah kampung yang mana semua orang yang berada di kampung itu sudah mati.

Dan yang selama ini bersama mereka hanyalah jiwa-jiwa yang belum rela meninggalkan dunia.

Sekarang yang sedang mereka pikirkan adalah bagaimana caranya supaya mereka bisa kembali ke alamnya sendiri,dan apa yang sebenarnya terjadi dengan tubuh mereka di dunia nyata.

Benarkah bus yang mereka tumpangi mogok? Atau malah kecelakaan? Dan jiwa mereka kemudian terjebak di kampung sihir itu,atau kampung mayat.

Terpopuler

Comments

Ayunda Abdullah

Ayunda Abdullah

waduuhhh seru banget iniihhh

2024-03-23

0

Liani Purnapasary

Liani Purnapasary

sdh q duga mereka bukan manusia

2023-01-05

1

lihat semua
Episodes
1 Perasaan Khawatir
2 Lelaki Aneh Di Tengah Malam
3 Mereka Yang Tidak Percaya
4 Penampakan Di Siang Hari
5 Kejadian Tragis
6 Suara-Suara Aneh
7 Makhluk Tak Terlihat
8 Sihir
9 -Kembali Kerasukan
10 - Ada Apa Dengan 2001
11 Gangguan Tengah Malam
12 Dia Yang Terus Mengikuti
13 Rawa Pemujaan
14 Anak Kecil Di Tepi Sungai
15 Malam Yang Menyeramkan
16 Mimpi Yang Sama
17 Di Kuasai Roh Jahat
18 Berada Di Dunia Lain
19 Bukan Mimpi
20 Jalan Pulang.
21 Dia Denis
22 Awal Yang Baru
23 Mulanya Dendam
24 Siapa Di Sana?
25 Kedatangan Ustadz Yusuf
26 Kerasukan
27 Kalajengking
28 Bayi Hilang
29 Mayat Di Sungai
30 Senjata Makan Tuan
31 Masih Menjadi Misteri
32 Darah
33 Kedatangan Sahabat.
34 Kuntilanak
35 Kembang Kantil
36 Lelaki Dalam Mimpi Dara
37 Warga Kampung Di Teror
38 Bukan Maya
39 Berkunjung ke Rumah Tino
40 Bu Tantri Dalangnya
41 Tipuan.
42 Masih Di Teror
43 Daging Ayam
44 Tengah Malam Yang Mencekam
45 Dendam
46 Boneka Panda
47 Boneka setan
48 Dendam warga kampung melati
49 Mbah Yadi Dan Istrinya
50 Kembali Ke Kampung Melati
51 Jalan Pulang Hilang
52 Kakek Datang
53 Tipuan
54 Serbuk Pemikat
55 Rencananya Gagal
56 Nenek Yang Penuh Misteri
57 Penjaga
58 Gagal lagi
59 Bayang
60 Perjalanan
61 Air Terjun Tujuh Kembang
62 Mayat Dalam Lemari
63 Amukan Warga (Akhir)
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Perasaan Khawatir
2
Lelaki Aneh Di Tengah Malam
3
Mereka Yang Tidak Percaya
4
Penampakan Di Siang Hari
5
Kejadian Tragis
6
Suara-Suara Aneh
7
Makhluk Tak Terlihat
8
Sihir
9
-Kembali Kerasukan
10
- Ada Apa Dengan 2001
11
Gangguan Tengah Malam
12
Dia Yang Terus Mengikuti
13
Rawa Pemujaan
14
Anak Kecil Di Tepi Sungai
15
Malam Yang Menyeramkan
16
Mimpi Yang Sama
17
Di Kuasai Roh Jahat
18
Berada Di Dunia Lain
19
Bukan Mimpi
20
Jalan Pulang.
21
Dia Denis
22
Awal Yang Baru
23
Mulanya Dendam
24
Siapa Di Sana?
25
Kedatangan Ustadz Yusuf
26
Kerasukan
27
Kalajengking
28
Bayi Hilang
29
Mayat Di Sungai
30
Senjata Makan Tuan
31
Masih Menjadi Misteri
32
Darah
33
Kedatangan Sahabat.
34
Kuntilanak
35
Kembang Kantil
36
Lelaki Dalam Mimpi Dara
37
Warga Kampung Di Teror
38
Bukan Maya
39
Berkunjung ke Rumah Tino
40
Bu Tantri Dalangnya
41
Tipuan.
42
Masih Di Teror
43
Daging Ayam
44
Tengah Malam Yang Mencekam
45
Dendam
46
Boneka Panda
47
Boneka setan
48
Dendam warga kampung melati
49
Mbah Yadi Dan Istrinya
50
Kembali Ke Kampung Melati
51
Jalan Pulang Hilang
52
Kakek Datang
53
Tipuan
54
Serbuk Pemikat
55
Rencananya Gagal
56
Nenek Yang Penuh Misteri
57
Penjaga
58
Gagal lagi
59
Bayang
60
Perjalanan
61
Air Terjun Tujuh Kembang
62
Mayat Dalam Lemari
63
Amukan Warga (Akhir)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!