Penampakan Di Siang Hari

Setelah sarapan, kakek Joko mengajak keempat remaja itu untuk melihat keadaan kampungnya, agar mereka percaya bahwa yang dikatakan beliau itu benar.

"Itu rumah yang dijadikan sebagai tempat pengobatan oleh ki Dani!" tunjuk lelaki tua itu setengah berbisik. Mereka berempat langsung memperhatikannya.

"Terlihat seram memang," bisik Andi pada temannya, Rudi.

Mereka terus melihat rumah yang bercat abu-abu itu, yang di depannya ada sebuah pohon beringin tua yang masih berdiri kokoh, membuat rumah itu terlihat semakin angker.

Dara menggenggam erat tangan Aisyah, dia sedikit takut saat itu, mereka terus berjalan beriringan mengikuti langkah sang kakek. Kakek Joko berjalan di depan sedangkan Aisyah dan ketiga temannya mengikuti dari belakang.

Tempat yang mereka lewati itu tidak terlalu banyak perumahan, makanya suasana terasa sedikit menyeramkan.

"Kek, di sana ada masjid kita berhenti di sana aja yuk!" ajak Aisyah.

"Jangan!" kakek Joko menjawab cepat.

"Lho kenapa?" tanya Dara.

"Nanti di rumah kakek ceritakan!"

"Kek, di sana ada warung kita singgah dulu yok!" ajak Andi kemudian.

"Jangan di sana! Di warung yang satunya lagi aja," giliran Aisyah yang menjawab.

Mereka akhirnya singgah di warungnya bi Sumi, di sana tidak terlalu banyak orang, bisa dibilang warung itu sepi dari pelanggan.

"Sepi Ais, kenapa nggak di warung yang tadi aja, orangnya rame, pasti makanannya juga enak," ujar Rudi setengah berbisik.

"Jangan banyak bicara Rud, mending kamu diam aja deh," ucap Aisyah wajahnya terlihat serius. Aisyah seperti melihat sesuatu di warung itu.

"Kakek Joko pagi-pagi sudah ke warung saya, nggak biasanya," ujar sang pemilik warung.

"Ini, cucu saya sama dua temannya minta di ajak keliling kampung, ya saya bawa aja. Sekalian singgah di warung Bi Sumi,"Jawab kakek itu disertai dengan kekehannya, biasalah tawa kakek-kakek.

"Emang cucu kakek yang mana satu?" tanya bi Sumi menatap mereka berempat secara bergantian.

"Ini yang perempuan berdua ini, dua-duanya cucu saya, kalau yang cowok ini teman-temannya," jawab kakek menunjuk ke arah Aisyah dan Dara.

Bi Sumi memperhatikan wajah Aisyah dan Dara dengan seksama, kemudian wanita itu mengangguk sambil berkata. "Mirip juga ya."

Ya, syukurlah wanita itu percaya, memang Aisyah sama Dara sedikit ada kemiripan, coba aja kalau Dara juga memakai jilbab seperti Aisyah, pasti mereka tambah mirip.

"Bi, pesan teh manisnya satu, dingin ya!" ucap Andi.

"Kalian pesan apa?" tanya Andi pada teman-temannya.

"Iya pesan aja apa yang kalian mau, nanti biar kakek yang bayar," ucap kakek Joko.

"Jangan Kek, kita masih punya uang kok," tolak Dara, saat itu Aisyah tidak bicara sama sekali dia sedang membaca shalawat dalam hatinya.

"Nggak usah dibayar, hari ini bi Sumi gratiskan buat kalian, hitung-hitung sedekah," Ucap bi Sumi tersenyum, namun kemudian senyumnya tiba-tiba hilang begitu saja, saat melihat raut wajah Aisyah.

"Jangan terlalu dibawa dalam pikiran, Nak. Mereka hanya menampakkan diri untuk menggoyahkan iman, dibawa santai aja jangan terlalu dipikirkan, yang penting pikiran jangan kosong," Ucap bi Sumi pada Aisyah, kemudian wanita itu langsung pergi membuatkan minuman untuk mereka.

Aisyah sadar saat itu kalau bi Sumi tahu apa yang tadi dia lihat.

"Aisyah kenapa, Kek?" tanya Andi.

"Kamu tanyakan saja nanti sama orangnya sendiri," jawab si kakek.

Dara saat itu tidak bicara, karena dia fokus melihat orang yang berlalu lalang di depan warung, ternyata di kampung itu lebih banyak anak-anak dari pada orang dewasa.

Rudi sendiri fokus menatap sebuah rumah yang berada di depan mereka, seorang nenek-nenek dengan anak kecil yang bergelayut di belakangnya, apa-apaan itu?

Andi tidak melihat apapun selain memperhatikan ekspresi wajah ketiga temannya yang berubah-ubah, melihat mereka bertiga saja sudah membuat dia penasaran setengah mati.

"Ini diminum dulu!" suruh bi Sumi yang membuat Rudi kaget, hingga tanpa sadar keluarlah kata-kata yang tidak diinginkan dari mulutnya.

"Tuyul!" ucap cowok itu sedikit kaget, syukur tidak ada orang lain lagi saat itu di warung bi Sumi selain mereka.

"Huss... Jangan mengucapkan kata itu keras-keras di sini!" tegur bi Sumi mengingatkan. Rudi menutup mulutnya dengan perasaan masih deg-degan.

"Kalian sebenarnya dari tadi kenapa sih? Aku perhatiin raut wajah kalian berubah-ubah, ada apa?" tanya Andi.

Rudi pun menceritakan apa yang tadi dilihatnya.

"Itu memang tuyul," ucap bi Sumi membenarkan.

"Sudahlah Rudi, jangan melihat lagi ke sana!" ucap Dara, dia menutup mata temannya itu dengan tangannya.

"Kampung di sini memang aneh, banyak yang menggunakan ilmu sihir, mereka tidak percaya lagi akan adanya Allah, meminta kesembuhan penyakit pun pada syaitan," ungkap bi Sumi dengan wajah lesu.

"Lalu masjid itu, apa tidak ada orang yang menggunakannya lagi?" tanya Aisyah semakin penasaran saja dengan kampung itu.

"Tidak ada, sudah sepuluh tahun lebih ya Kek?" tanya bi Sumi pada kakek Joko, karena dirinya sendiri tidak terlalu ingat.

"Bukan lagi sepuluh tahun, tapi sudah dua belas tahun lebih nggak ada yang ke masjid itu," jawab si kakek.

"Apa di sini juga tidak ada pendatang baru sama sekali? tanya Dara.

"Kalau soal ini kamu tanyakan sendiri nanti sama kakek waktu kalian kembali ke rumah, bibi tidak berani menceritakan hal seperti ini," ucap bi Sumi, saat mengatakan hal itu terpancar rasa takut dari wajahnya, mereka dapat merasakan hal itu, mungkin ada kisah yang sangat mengerikan hingga bi Sumi sendiri tidak berani mengatakannya.

"Wah, bi Sumi kedatangan tamu rupanya," ucap seorang lelaki sambil tersenyum ke arah mereka.

"Iya, Den. Tamu dari kota, cucunya kakek."

"Em..." hanya itu yang ke luar dari mulut lelaki itu, dia memandang Aisyah dengan tatapan yang sulit diartikan. Aisyah sendiri masih ingat siapa lelaki yang sekarang ada di depannya, dia adalah orang yang semalam bicara dengan kakek Joko.

Aisyah merasa ada yang aneh dengan lelaki itu setiap kali memandang dirinya, kenapa ya? Aisyah langsung saja menghindari tatapan lelaki itu yang menatapnya begitu dalam.

Membuat Aisyah mulai berpikir yang bukan-bukan.

Terpopuler

Comments

Bagus Seno Prabowo

Bagus Seno Prabowo

iya noy

2024-03-23

0

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

siapa ya pria yg menatap aiysa jadi penasaran

2023-07-22

2

Liani Purnapasary

Liani Purnapasary

seru ko msh sepi ya

2023-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 Perasaan Khawatir
2 Lelaki Aneh Di Tengah Malam
3 Mereka Yang Tidak Percaya
4 Penampakan Di Siang Hari
5 Kejadian Tragis
6 Suara-Suara Aneh
7 Makhluk Tak Terlihat
8 Sihir
9 -Kembali Kerasukan
10 - Ada Apa Dengan 2001
11 Gangguan Tengah Malam
12 Dia Yang Terus Mengikuti
13 Rawa Pemujaan
14 Anak Kecil Di Tepi Sungai
15 Malam Yang Menyeramkan
16 Mimpi Yang Sama
17 Di Kuasai Roh Jahat
18 Berada Di Dunia Lain
19 Bukan Mimpi
20 Jalan Pulang.
21 Dia Denis
22 Awal Yang Baru
23 Mulanya Dendam
24 Siapa Di Sana?
25 Kedatangan Ustadz Yusuf
26 Kerasukan
27 Kalajengking
28 Bayi Hilang
29 Mayat Di Sungai
30 Senjata Makan Tuan
31 Masih Menjadi Misteri
32 Darah
33 Kedatangan Sahabat.
34 Kuntilanak
35 Kembang Kantil
36 Lelaki Dalam Mimpi Dara
37 Warga Kampung Di Teror
38 Bukan Maya
39 Berkunjung ke Rumah Tino
40 Bu Tantri Dalangnya
41 Tipuan.
42 Masih Di Teror
43 Daging Ayam
44 Tengah Malam Yang Mencekam
45 Dendam
46 Boneka Panda
47 Boneka setan
48 Dendam warga kampung melati
49 Mbah Yadi Dan Istrinya
50 Kembali Ke Kampung Melati
51 Jalan Pulang Hilang
52 Kakek Datang
53 Tipuan
54 Serbuk Pemikat
55 Rencananya Gagal
56 Nenek Yang Penuh Misteri
57 Penjaga
58 Gagal lagi
59 Bayang
60 Perjalanan
61 Air Terjun Tujuh Kembang
62 Mayat Dalam Lemari
63 Amukan Warga (Akhir)
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Perasaan Khawatir
2
Lelaki Aneh Di Tengah Malam
3
Mereka Yang Tidak Percaya
4
Penampakan Di Siang Hari
5
Kejadian Tragis
6
Suara-Suara Aneh
7
Makhluk Tak Terlihat
8
Sihir
9
-Kembali Kerasukan
10
- Ada Apa Dengan 2001
11
Gangguan Tengah Malam
12
Dia Yang Terus Mengikuti
13
Rawa Pemujaan
14
Anak Kecil Di Tepi Sungai
15
Malam Yang Menyeramkan
16
Mimpi Yang Sama
17
Di Kuasai Roh Jahat
18
Berada Di Dunia Lain
19
Bukan Mimpi
20
Jalan Pulang.
21
Dia Denis
22
Awal Yang Baru
23
Mulanya Dendam
24
Siapa Di Sana?
25
Kedatangan Ustadz Yusuf
26
Kerasukan
27
Kalajengking
28
Bayi Hilang
29
Mayat Di Sungai
30
Senjata Makan Tuan
31
Masih Menjadi Misteri
32
Darah
33
Kedatangan Sahabat.
34
Kuntilanak
35
Kembang Kantil
36
Lelaki Dalam Mimpi Dara
37
Warga Kampung Di Teror
38
Bukan Maya
39
Berkunjung ke Rumah Tino
40
Bu Tantri Dalangnya
41
Tipuan.
42
Masih Di Teror
43
Daging Ayam
44
Tengah Malam Yang Mencekam
45
Dendam
46
Boneka Panda
47
Boneka setan
48
Dendam warga kampung melati
49
Mbah Yadi Dan Istrinya
50
Kembali Ke Kampung Melati
51
Jalan Pulang Hilang
52
Kakek Datang
53
Tipuan
54
Serbuk Pemikat
55
Rencananya Gagal
56
Nenek Yang Penuh Misteri
57
Penjaga
58
Gagal lagi
59
Bayang
60
Perjalanan
61
Air Terjun Tujuh Kembang
62
Mayat Dalam Lemari
63
Amukan Warga (Akhir)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!