Kejadian Tragis

Mereka sekarang sudah kembali berada di rumah kakek Joko, tidak berani juga terlalu berlama-lama di warungnya bi Sumi karena di sana ada anak buahnya ki Dani.

"Akhirnya tiba juga di rumah," ucap Andi sambil menghempaskan tubuhnya di sofa.

"Bagaimana pemandangan di luar, cukup membuat kalian takjub kan?" ucap mbak Ningsih bertanya, wanita itu sudah tahu apa yang akan dilihat oleh mereka di pagi hari ini.

"Kalau saat ini kita berada di rumah, pasti kita mengawali pagi dengan penuh semangat, dan yang pertama dilihat juga pemandangan yang indah, semua yang serba hijau, bukannya tuyul yang bergelayut manja nggak jelas gitu," ungkap Rudi kesal.

"Dan pocong yang jeleknya minta ampun," tambah Aisyah.

"Kalian melihat itu semua?" Andi takjub mendengarnya, menurut dia itu adalah hal yang sangat hebat. Karena dia tidak pernah melihat penampakan seseram itu.

"Tentu, apa kamu sendiri tidak melihatnya?" tanya Aisyah pada Andi.

"Apa yang bisa dilihat? Selain wajah kalian bertiga yang berubah-ubah, kadang terlihat seperti orang ketakutan, kadang terlihat seperti orang yang sedang heran pokoknya aneh bangat deh,' ungkap cowok itu.

"Tadi Dara terus memperhatikan orang-orang yang melintasi jalan perkampungan ini, mengapa kebanyakan dari mereka hanya ada anak-anak dan orang tua, remajanya pada kemana?" mendengar pertanyaan Dara, wajah kakek mulai terlihat sedih.

"Ada apa Kek?" tanya Rudi saat melihat ekspresi di wajah lelaki tua itu.

"Kalian pasti penasaran kan? Memang tidak banyak remaja di sini, beberapa dari mereka ada yang dibunuh untuk dijadikan tumbal saat berumur 17 tahun, tapi ada juga yang berhasil kabur dari kampung ini dan pindah ke kota," jawab mbak Ningsih menceritakan. Mereka semakin tidak paham, ini benar-benar aneh.

"Syukurlah, An. Di antara kita tidak ada lagi yang berumur 17 tahun," ucap Rudi lega.

"Kalian tidak bermasalah walaupun berumur 17 tahun, sebab kalian bukan penduduk asli di sini," jawab si kakek.

"Kenapa mereka dijadikan tumbal?" tanya Aisyah penasaran.

"Setiap ada orang yang berobat pada ki Dani, maka mereka harus mau memberikan tumbal yang tak lain adalah anaknya sendiri, kalau sanggup membayar dengan uang ya berarti tidak perlu memberi anak mereka sebagai tumbal," jelas mbak Ningsih.

"Lalu tuyul yang di rumah nenek itu?" tanya Rudi kemudian.

"Itu tidak perlu kakek jelaskan, kalian juga sudah tahu untuk apa nenek Tini memelihara tuyul," jawab kakek, sambil memperhatikan satu persatu wajah remaja di depannya.

"Apa nggak ada cara lain, Kek. Untuk membuat kampung ini kembali seperti dulu?" tanya Aisyah, dia memang sangat berharap mereka yang telah sesat dapat kembali ke jalan yang benar.

"Kamu tahu Aisyah, kedatangan kalian ke sini sepertinya adalah jawaban dari pertanyaan kamu tadi," ungkap kakek, yang membuat mereka langsung paham akan maksudnya.

"Maksud Kakek kami bisa membuat kampung ini kembali seperti dulu begitu?" Rudi memastikan, tak bisa dielakkan lagi ternyata mereka benar-benar terjepit sekarang.

"Iya, itu benar!"

"Lima tahun yang lalu, pernah ada dua orang ustadz yang datang ke sini. Mereka bilang mereka itu datang ke kampung-kampung pedalaman seperti ini untuk melakukan dakwah, mengajak manusia untuk lebih mengenal Tuhannya. Mereka yang melihat kampung ini semakin bobrok, maka membuat mereka semakin semangat mengajak para warga saat itu untuk ikut pengajian di masjid, ternyata usaha dua ustadz itu tidak sia-sia. Banyak juga warga yang kembali datang ke masjid, tapi..." mbak Ningsih terdiam sejenak tidak melanjutkan ceritanya, mulutnya terasa lemas untuk bicara. Dia melihat ekspresi mereka dan ternyata mereka sangat fokus mendengarnya.

"Kok berhenti sih, Mbak?" tanya Dara.

"Iya... Kenapa berhenti?" tambah Rudi.

"Tapi apa, Mbak?" Aisyah rupanya juga ikut penasaran dengan kelanjutannya, sedangkan Andi hanya diam saja seperti kakek.

Mbak Ningsih menarik nafas dalam-dalam sebelum kembali melanjutkan ceritanya.

"Tapi hal ini ternyata membuat ki Dani sangat marah, hingga dia mengirimkan santet, ilmu-ilmu sihirnya yang tidak jelas itu kepada kedua ustadz ini, namun sia-sia. Sihirnya ki Dani tidak berpengaruh sama sekali dengan mereka. Karena ki Dani tahu kalau ilmu santet seperti itu tidak berpengaruh sama sekali pada mereka, maka disuruhlah anak buahnya untuk membunuh dua ustadz itu saat sedang shalat di masjid. Dan setelah hari itu ki Dani menyuruh anak-anak buahnya untuk menjaga kampung ini, agar tidak ada orang yang bisa masuk ke sini, yang menurutnya hanya akan membuat warga kampung kembali kejalan yang benar."

"Lalu, kenapa saat kami ke sini tidak ada seorang pun yang berjaga di jalan itu?" tanya Rudi.

"Karena saat kalian ke sini mereka sedang melakukan ritual memuja setan," jawab Kakek Joko. Mendengar jawaban si kakek, spontan saja membuat keempat remaja itu membelalakkan matanya, takut sekaligus tidak menyangka bahwa kampung yang sedang mereka tinggali itu benar-benar sudah di luar batas, hanya tinggal menunggu azab dari Allah.

"Apa di sini memang sudah tidak ada lagi yang percaya pada Allah, Kek?" tanya Aisyah, suaranya terdengar lemah dia tidak menyangka di zaman yang sudah secanggih ini masih ada kampung yang seperti itu, ngapain coba meminta kepada Syaitan? Nggak ada manfaat sama sekali, yang ada dosa besar dan pada akhirnya mereka yang melakukan perbuatan syirik dan mati dalam keadaan belum bertaubat, maka akan kekal di neraka.

"Ada, tapi sangat sedikit," jawab kakek.

"Dan lelaki yang tadi di warung bi Sumi, apa dia juga anak buahnya ki Dani?" tanya Aisyah.

"Ya, dia anak buahnya ki Dani, tapi sebelumnya dia adalah pemuda yang baik, entah bagaimana ceritanya hingga dia juga tiba-tiba ikut dalam kelompoknya ki Dani, ini yang masih menjadi pertanyaan," ucap kakek Joko.

Mereka tidak tahu sekarang apa yang harus dilakukan untuk bisa membuat warga-warga di kampung itu kembali ke jalan kebenaran, karena apa yang dilihat oleh Aisyah dan kawan-kawannya tadi itu sudah cukup membuktikan bahwa orang-orang di kampungnya kakek memang sudah terlena dengan tipu daya syaitan.

"Untuk bisa keluar dari kampung ini juga tidak mudah, berarti sambil menunggu pemujaan selanjutnya kita harus membuat rencana untuk mematahkan segala mantra," ucap Aisyah pada teman-temannya.

"Maksud kamu?" Dara bertanya.

"Ya, kita harus bisa membuat pemujaan mereka itu kacau, bukankah masjid itu tidak pernah dipakai lagi?" ucap Aisyah kemudian, yang membuat mereka semakin bingung.

"Apa yang ingin kamu lakukan di sana?" tanya si kakek.

"Sebenarnya hal seperti ini ayah aisyah pernah mengalaminya juga, ceritanya panjang jadi aisyah nggak mau ceritain, capek," jawaban Aisyah membuat Rudi dan yang lainnya kesal.

"Kalau nggak mau cerita ya nggak usah aja, jangan buat kita penasaran dengan omongan kamu yang udah setengah jalan itu," cicit Andi.

"Oke aku akan bilang, malam di saat mereka melakukan pemujaan kita akan melakukan pengajian di masjid itu, mulai besok kita akan pergi bertamu ke beberapa rumah dengan alasan untuk saling mengenal satu sama lain. Nah, dari situ kita akan mulai bicara tentang adanya Allah, kita harus bisa mengajak mereka kembali ke jalan yang benar, ya kalau nggak ada satu pun yang bertindak maka sampai kapan pun kampung ini nggak bakalan berubah," ucap Aisyah, dia sendiri sudah memiliki banyak rencana, hanya perlu dilakukan saja besok, tapi mereka juga harus berhati-hati.

\*\*\*\*\*

Terpopuler

Comments

Nayla arafah

Nayla arafah

ya allahhh

ngeri banget thorrr 🙈🙈


semangat menulis thorrr 🥳🥳🥳🥳

2023-12-23

0

Nayla arafah

Nayla arafah

ya aaammppuunnn🙈🙈

2023-12-23

0

Wina Yuliani

Wina Yuliani

gassskeun. aisyah 💪💪

2023-01-14

1

lihat semua
Episodes
1 Perasaan Khawatir
2 Lelaki Aneh Di Tengah Malam
3 Mereka Yang Tidak Percaya
4 Penampakan Di Siang Hari
5 Kejadian Tragis
6 Suara-Suara Aneh
7 Makhluk Tak Terlihat
8 Sihir
9 -Kembali Kerasukan
10 - Ada Apa Dengan 2001
11 Gangguan Tengah Malam
12 Dia Yang Terus Mengikuti
13 Rawa Pemujaan
14 Anak Kecil Di Tepi Sungai
15 Malam Yang Menyeramkan
16 Mimpi Yang Sama
17 Di Kuasai Roh Jahat
18 Berada Di Dunia Lain
19 Bukan Mimpi
20 Jalan Pulang.
21 Dia Denis
22 Awal Yang Baru
23 Mulanya Dendam
24 Siapa Di Sana?
25 Kedatangan Ustadz Yusuf
26 Kerasukan
27 Kalajengking
28 Bayi Hilang
29 Mayat Di Sungai
30 Senjata Makan Tuan
31 Masih Menjadi Misteri
32 Darah
33 Kedatangan Sahabat.
34 Kuntilanak
35 Kembang Kantil
36 Lelaki Dalam Mimpi Dara
37 Warga Kampung Di Teror
38 Bukan Maya
39 Berkunjung ke Rumah Tino
40 Bu Tantri Dalangnya
41 Tipuan.
42 Masih Di Teror
43 Daging Ayam
44 Tengah Malam Yang Mencekam
45 Dendam
46 Boneka Panda
47 Boneka setan
48 Dendam warga kampung melati
49 Mbah Yadi Dan Istrinya
50 Kembali Ke Kampung Melati
51 Jalan Pulang Hilang
52 Kakek Datang
53 Tipuan
54 Serbuk Pemikat
55 Rencananya Gagal
56 Nenek Yang Penuh Misteri
57 Penjaga
58 Gagal lagi
59 Bayang
60 Perjalanan
61 Air Terjun Tujuh Kembang
62 Mayat Dalam Lemari
63 Amukan Warga (Akhir)
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Perasaan Khawatir
2
Lelaki Aneh Di Tengah Malam
3
Mereka Yang Tidak Percaya
4
Penampakan Di Siang Hari
5
Kejadian Tragis
6
Suara-Suara Aneh
7
Makhluk Tak Terlihat
8
Sihir
9
-Kembali Kerasukan
10
- Ada Apa Dengan 2001
11
Gangguan Tengah Malam
12
Dia Yang Terus Mengikuti
13
Rawa Pemujaan
14
Anak Kecil Di Tepi Sungai
15
Malam Yang Menyeramkan
16
Mimpi Yang Sama
17
Di Kuasai Roh Jahat
18
Berada Di Dunia Lain
19
Bukan Mimpi
20
Jalan Pulang.
21
Dia Denis
22
Awal Yang Baru
23
Mulanya Dendam
24
Siapa Di Sana?
25
Kedatangan Ustadz Yusuf
26
Kerasukan
27
Kalajengking
28
Bayi Hilang
29
Mayat Di Sungai
30
Senjata Makan Tuan
31
Masih Menjadi Misteri
32
Darah
33
Kedatangan Sahabat.
34
Kuntilanak
35
Kembang Kantil
36
Lelaki Dalam Mimpi Dara
37
Warga Kampung Di Teror
38
Bukan Maya
39
Berkunjung ke Rumah Tino
40
Bu Tantri Dalangnya
41
Tipuan.
42
Masih Di Teror
43
Daging Ayam
44
Tengah Malam Yang Mencekam
45
Dendam
46
Boneka Panda
47
Boneka setan
48
Dendam warga kampung melati
49
Mbah Yadi Dan Istrinya
50
Kembali Ke Kampung Melati
51
Jalan Pulang Hilang
52
Kakek Datang
53
Tipuan
54
Serbuk Pemikat
55
Rencananya Gagal
56
Nenek Yang Penuh Misteri
57
Penjaga
58
Gagal lagi
59
Bayang
60
Perjalanan
61
Air Terjun Tujuh Kembang
62
Mayat Dalam Lemari
63
Amukan Warga (Akhir)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!