"Mbak Surti, aku mau ke kamar dulu. Selama aku di kamar, tolong jangan diganggu!" pesan Arsenio sesaat setelah dia dan sang pengasuh tiba di apartemen. Hari ini bocah kecil itu sudah memutuskan akan mencari tahu sendiri siapa sosok lelaki yang telah menikahi sang mama hingga dirinya terlahir ke dunia. Berharap semoga ada petunjuk yang bisa ditemukan meski hanya sebesar biji jagung.
Tanpa menaruh curiga sedikit pun, mbak Surti menganggukan kepala sebagai jawabannya. "Baik, Den Arsen. Mbak enggak akan ganggu kamu. Tapi kalau sudah waktunya makan, kamu harus keluar kamar ya. Mbak enggak mau kalau sampai dimarahi Bu Tania."
Ibu jari mungil Arsenio terangkat ke udara. "Oke, Mbak tenang aja. Aku enggak bakal buat Mbak Surti diomelin Mama lagi."
Setelah terjadi kesepakatan di antara mereka, Arsenio bergegas melangkah menuju kamar. Namun, bukan kamarnya yang dituju melainkan kamar ... Tania.
Mengendap-endap seperti seorang pencuri, bocah kecil itu mengedarkan pandangan ke sekeliling memastikan kalau mbak Surti sudah masuk ke kamar khusus asisten rumah tangga. Saat keadaan aman, barulah dia membuka daun pintu dan berderap masuk ke kamar Tania.
Berdiri di ambang pintu dengan bola matanya yang bergerak, memindai seisi ruangan. Wajah sumringah saat netra Arsenio melihat tas laptop milik Tania tergeletak di sisi meja rias. "Aah ... itu dia yang aku cari!" Tanpa membuang waktu, Arsenio mengayunkan kaki kemudian meletakkan laptop yang telah dia keluarkan dari dalam tas.
Duduk manis di depan layar laptop dengan jemari mungil mengetikkan sebuah nama yang selama ini selalu terngiang di telinga. "Xander," bergumam lirih sambil terus menatap lurus ke depan.
Saat Arsenio mengetikan sebuah nama di saat itu pulalah mbah Google menampilkan beberapa nama terkait dengan pencarian. "Nama Om itu ternyata pasaran. Buktinya banyak orang menggunakan nama tersebut. Aku yakin, orang tua Om Xander bukanlah orang cerdas hingga memberikan nama pasaran. Benar-benar payah!" cibir bocah itu sambil men-scroll ke bawah kursor di layar laptop.
Setelah menghabiskan waktu sekitar lima menit, Arsenio mendapatkan apa yang dicari. "Yes, akhirnya aku menemukan biodata Om itu." Tangan kanan bocah itu mengepal, kemudian diangkat ke udara lalu didekatkan ke depan dada. Dia meluapkan kebahagiaannya gerakan tangan.
"Ooh ... nama lengkap Om Xander adalah Alexander Vincent Pramono." Arsenio tampak fokus membaca biodata lelaki asing yang tak lain adalah papa kandungnya sendiri. "Wah, ternyata Om ini hebat juga ya. Sudah menjadi CEO muda di usianya yang masih dua puluh lima tahun." Bola mata anak lelaki itu berbinar saat memuji kehebatan sang papa.
Tubuh Arsenio membeku saat melihat informasi yang diberikan oleh mbah Google. Semua keterangan begitu lengkap. Mulai dari nama lengkap, tanggal lahir hingga perusahaan di mana Xander bekerja. Akan tetapi, ada satu hal yang masih menjadi misterius terkait status pernikahan lelaki itu.
"Jadi ... Om Xander sudah lama bercerai dari istrinya? Namun, kenapa nama istri Om Xander tidak dicantumkan? Apa jangan-jangan istri Om Xander adalah ...." Arsenio tidak melanjutkan kalimatnya. Bocah itu merosotkan tubuhnya ke lantai, kemudian mendorong kursi mendekati lemari pakaian. Anak laki-laki berwajah tampan dengan mata hazel tampak begitu sibuk mencari sesuatu di lemari pakaian Tania.
Sebelum pindah ke Jakarta, tanpa sengaja Arsenio menemukan selembar foto lusuh di sela-sela pakaian milik Tania. Awalnya dia tak begitu memedulikan foto itu namun sekarang bocah ber-IQ tinggi dibuat penasaran foto apakah yang disembunyikan oleh sang mama hingga wanita yang melahirkannya ke dunia segera menyembunyikan foto tersebut agar tidak dilihat oleh siapa pun.
Degup jantung berdetak tak beraturan, tangan gemetar hebat saat tangan mungilnya menemukan benda yang tengah Arsenio cari. Lantas, dia langsung melompat dari kursi dan duduk di tepian ranjang. "Jadi ... Papaku adalah ... Om Xander?" gumam Arsenio lirih setelah melihat sosok lelaki berwajah setengah bule tersenyum ke arah kamera. Di sebelah pria itu berdiri seorang wanita cantik berambut sebahu, sebelah tangan melingkar di lengan sang lelaki. Senyuman manis terlukis di wajah sepasang kekasih itu.
Walaupun foto itu sudah lusuh akibat beberapa diremat hingga menjadi kusut namun Arsenio bisa mengenali siapakan dua orang dewasa tersebut.
Mengeluarkan secarik kertas, kemudian menulis alamat perusahaan Xander. Arsenio membulatkan tekad, menemui sang papa di perusahaan milik Jonathan--kakek si bocah genius.
***
Xander sedang duduk bersandar di kursi kebesarannya dengan kaki menyilang ketika pintu ruangannya diketuk. Dia kemudian meletakkan iPad-nya ke atas meja yang sedari tadi berada dalam genggaman tangan.
"Masuk!" seru Xander dengan suara nyaring.
"Selamat siang, Tuan Xander. Maaf mengganggu. Saya ingin memberitahu kalau di depan ada Nona Lidya. Dia memaksa mau bertemu dengan Anda. Saya sudah ... hei! Anda tidak boleh masuk ke sini!"
Xander sangat terkejut ketika seorang wanita berpenampilan modis dan menarik masuk ke dalam ruangan CEO. Sang lelaki belum sempat berkata ketika tiba-tiba wanita itu duduk di pangkuan seraya melingkarkan tangan di leher mantan suami Tania.
Mata memicing saat permukaan kulit lembut menempel di leher. "Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" sembur Xander seraya mendorong tubuh Lidya hingga wanita itu terhuyung ke belakang.
"Xander, kamu ini apa-apaan sih!" dengkus Lidya kesal. Nyaris saja dia terjerembab kalau tidak ditahan oleh Laura. "Kamu tahu tidak kalau ulahmu barusan nyaris mencelakaiku. Bagaimana kalau tadi Laura tidak bergerak cepat dan aku terjatuh ke lantai, apa yang akan kamu katakan kepada Tante Miranda?"
"Memangnya kamu mau kalau Tante Miranda memarahimu dan mengancam akan memberikan separuh sahamnya kepada Abraham, musuhmu itu heh!" sungut Lidya berapi-api. Merasa malu sebab di depan orang asing dia diperlakukan tidak baik oleh calon tunangannya.
Emosi dalam diri Xander semakin bergejolak saat mendengar nama Abraham diungkit. Dada kembang kempis, rahang mengeras dan kedua tangan mengepal di samping tubuh. Kepingan kejadian di masa lalu kembali melintas di memori ingatan pria itu.
"Diam! Jangan pernah ungkit nama itu lagi!" bentak Xander dengan suara menggelegar hingga membuat jendela ruangan gemetar hebat dan hiasan dinding bergoyang.
Tubuh Lidya bergetar karena rasa takut. Akan tetapi, dia mencoba bersikap biasa saja seakan tak merasa terprovokasi. "Kalau begitu kamu jangan pancing aku untuk menyebutkan nama dia dong."
Model terkenal papan atas berlenggak lenggok di depan Xander seolah tengan berjalan di atas runaway. "Aku datang ke perusahaan cuma ingin mengajakmu makan siang, tidak ada niatan membuat keributan di sini kok. Sekalian ingin membicarakan soal pertunangan kita. Kamu 'kan sudah janji akan menikahiku dalam waktu dekat ini." Mengusap dada lelaki itu dengan lembut.
Mengembuskan napas kasar sembari memejamkan mata. Sejujurnya dia enggan sekali pergi keluar dengan Lidya, namun karena suatu sebab membuat pria itu terpaksa menuruti keinginan wanita cantik di depannya.
Dengan suara dingin Xander berkata, "Baiklah. Kita makan siang sekarang."
Berjalan beriringan dengan jemari tangan melingkar di lengan Xander. Lidya tampak begitu bahagia karena impiannya untuk menikah dengan sang pujaan hati akan segera terkabul. Kini, Xander dan Lidya telah berada di lobi perusahaan. Mereka berdiri di depan pintu masuk, menunggu sopir yang akan mengantarkan ke sebuah restoran bintang lima.
"Xander, aku mau pernikahan kita diselenggarakan secara meriah. Lalu, bulan madu ke negara Eropa selama satu bulan penuh," rengek Lidya manja.
Mantan suami Tania melirik sekilas, kemudian menjawab, "Kamu atur saja. Aku akan menuruti semua keinginanmu," jawab Xander.
Tanpa disadari oleh mereka, rupanya sepasang mata indah nan jernih memperhatikan tingkah laku kedua orang dewasa itu sedari tadi. "Jahat!" ucap seseorang sembari mengepalkan telapak tangan.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Siti Nurjanah
arsen qyo kasih hadiah kejutan buat ayahmu yg bodoh itu
2024-12-05
0
Riana
kasih pelajaran ayahmu usik perusahaannya pakai virus🤣
2023-07-21
0
Sandisalbiah
Arsen mengawasi Xander...
2023-07-16
0