20. Dilema

Hari ini Alaina kembali ke Indonesia. Setelah Alaina pulang, Faleon mengecek kembali buku yang ia simpan di laci. Buku itu diberi oleh kenalannya di projek film barunya kemaren. Ia bimbang apa akan kembali ke Indonesia atau tidak. Tapi Faleon penasaran dengan apa yang diucapkan oleh rekan kerjanya itu.

"Mas Aina udah siap. Mas jadi antar Aina ke bandara sekarang kan mas?". Ucap Alaina.

Faleon yang menyadari kehadiran Alaina, ia segera menutup laci lemari yang dibukanya. "Iya mas akan antar. Udah siap?".

Alaina bilang sudah. Faleon pun berangkat untuk mengantar Alaina ke bandara. Sampai di bandara Alaina dan Faleon sudah ditunggu oleh dua gadis cantik. Alaina memeluk kakak iparnya dan kemudian mengendong keponakannya. Alaina puas puasin untuk mencium boneka hidup itu. Alaina sangat gemas dengan Aoura. "Kak Aoura boleh aku karungin nggak kak?". Ucap Alaina jahil sambil melihat ke arah Kim Youra.

"Iii Aunty Aina nakal. Kok Aoura di karungin nanti Aoura susah nafas nya dong Aunty". Ucap Aoura lembut tambah bikin gemas.

"Tu dengar aunty, ditegur sama ponakan sendiri. Masa di karungin ya kan sayang". Ucap Kim Youra tersenyum lebar. Aoura mengangguk kan kepala untuk membenarkan ucapan sang mommy.

Faleon yang melihat mereka hanya bisa tersenyum. "Udah selesai pamit-pamitan nya Ai?. Bentar lagi pesawat kamu lepas landas tu. Cepetan masuk ke ruang tunggu". Ujar Faleon sambil memeluk sang adik.

"Ya mas. Aina pulang dulu ya (menyalami Faleon)". Alaina juga berpelukan dan menyalami Kim Youra. Dan terakhir si kecil. Kemudian Alaina berjalan meninggalkan mereka. Ditengah perjalanan, Alaina menoleh sebentar kebelakang dan berteriak pada Kim Youra. "Mbak Youra....! Jangan lupa pesan Aina tadi ya mbak. Semangat". Kim Youra yang mendengar itu tersenyum lebar dan melambaikan tangannya.

Sewaktu Alaina dan Kim Youra berpelukan tadi, Alaina berbisik di telinga Kim Youra. "Mbak terus semangat ya mbak. Aina yakin semua hanya salah paham. Mbak harus tetap yakin kan mas Faleon kalau mbak nggak salah apa-apa. Semangat ya mbak. Aina sayang mbak". Itu la yang di ucapkan Alaina.

Setelah Alaina pergi, Faleon mencium anak gadis kesayangannya. "Sayang, kamu selalu jaga kesehatan dan nurut apa kata mommy ya". Ucap Feleon. "Dedy nanti akan sangat sibuk jadi akan jarang bertemu dengan Aoura. Aoura jangan bandel ya. Dedy sayaaang bangat sama Aoura". Mencium dan memeluk Aoura.

Faleon meminta pengawalnya untuk menemani Aoura bermain sebentar dekat kursi tunggu di bandara. Karena ia ingin bicara empat mata dengan istrinya. "Youra saya titip Aoura ke kamu. Jaga dia baik-baik".

"Kenapa tiba-tiba kamu bilang seperti itu mas. Emang kamu mau pergi kemana?". Tanya Kim Youra heran.

"Untuk beberapa hari ke depan aku sangat sibuk jadi tidak akan sempat buat bertemu dengan Aoura". Ujar Feleon sambil melihat Aoura dari jauh yang sedang bermain boneka.

"Aku pasti bakal jaga anak kita dengan baik mas. Tapi hubungan di antara kita kapan membaiknya mas? Aku udah jelasin ke kamu kalau aku nggak pernah sedikitpun selingkuh apalagi mengkhianati janji suci pernikahan kita mas. Semua yang kamu lihat waktu itu salah paham mas!". Ucap Kim Youra meyakinkan Feleon.

"Ya aku percaya dan udah maafin kamu. Tapi untuk saat ini kita tetap pisah rumah. Kalau udah waktunya, baru kita akan tinggal sama-sama lagi. Aku pergi dulu ada kerjaan penting hari ini". Ucap Faleon sambil berlalu pergi meninggalkan Kim Youra.

"Tapi mas..." Tariak Kim Youra. Banyak mata yang mengamati faleon dan Kim Youra. Orang-orang saling berbisik satu sama lain. Faleon terus saja berjalan tampah menoleh sedikit pun kebelakang. Setelah kepergian Faleon, Kim Youra juga membawa putri nya untuk pulang.

*****

Pesawat mendarat dengan selamat. Sampai di bandara Jakarta Alaina di sambut oleh mas tersayang. "Mas Aslan". Sambil memeluk sang kakak. Aslan bertanya pada sang adik bagaimana liburannya di Korea. Alaina bilang sangat mengenangkan dan yang lebih senangnya lagi ia bisa bertemu dengan keponakan tersayangnya. Sambil berjalan menuju mobil Aslan, Alaina menunjukan foto-foto ia selama di Korea termasuk foto-foto dengan kakak ipar dan dengan si gadis kecil comel serta menggemaskan itu. Mereka pun langsung menuju rumah kediaman keluarga Syof. Sampai dirumah Alaina istirahat dan begitu juga dengan Aslan.

*****

Pagi ini Aslan meminta Alaina untuk menemaninya makan di cafe favoritnya. Alaina setuju saja dengan saudara nya itu.

"Kamu mau makan apa dik? (sambil melihat menu)".

"Aku samain aja dengan yang mas pesan mas". Ucap Alaina dengan tersenyum.

Aslan memesan makanan yang sama untuk mereka. Setelah mereka pesan makanan, tiba-tiba ada cincin yang menggelinding di lantai dan berhenti tepat di sepatu Aslan. Aslan yang melihat cincin itu ingin mengambilnya. Ketika tangan Aslan hampir menyentuh cincin itu, satu tangan lagi sedikit menyentuh tangannya. Mereka berdua sama-sama terkejut. Karena terkejut mereka berdua sama-sama ingin berdiri. Alhasil kepala mereka terbentur satu sama lain. "Aww". Ucap mereka serempak.

"Maaf. Ni cincin aku. Makasih udah bantu mengambil nya slan".

"Ya sama-sama al". Ucap Aslan.

Alin pun permisi untuk kembali ke meja makannya yang sedang bersama seorang pria. Aslan yang melihat Alin dengan seorang pria, ia memperhatikan Alin terus dari kejauhan. "Mas...., mas!". Ujar Alaina dengan nada sedikit meninggi.

Aslan kaget dan melihat kearah sang adik. Alaina yang merasa sikap mas nya itu jadi banyak diamnya setelah kehadiran Alin tadi berusaha buka suara "Mas suka sama mbak Alin mas?". Mendengar pertanyaan dari sang adik membuat Aslan terbatuk tiba-tiba. "Nggak. Mas nggak suka sama tu anak satu". Sambil masih melihat kearah Alin.

"Umm nggak suka. Tapi nggak bosan lihatin dia dari tadi". Ledek Alaina dengan tertawa kecil.

"Emang salah kalau mas lihat dia lama?. Akan ini mata nya mas. Lagian mas cuman mau lihat siapa cowok yang lagi bersama Alin. Mas penasaran aja".

"Ya deh yang paling jago ngeles". Ucap Alaina dengan tetap tertawa kecil.

Setelah selesai makan, alaina dan Aslan memutuskan untuk pulang. Di dalam perjalanan pulang sambil menyetir mobil Aslan masih berpikir dan terbayang waktu Alin dengan cowok yang bersama gadis itu. "Siapa dia. Bukan kah Alin jomblo? kalau itu pacarnya, sejak kapan itu anak punya pacar?. Lamunan aslan terhenti kerena teriakan dari Alaina. "Hati-hati mas. Hampir aja kita nabrak orang".

"Ya maaf dek". Sambil kembali fokus untuk menyetir mobilnya.

"Udah mas. Nggak usah dipikirin. Aina yakin, (sambil memegang pundak sang kakak) cowok yang tadi itu bukan pacarnya mbak alin". Sambil tersenyum ke arah sang kakak.

Aslan masih menyangkal kalau dia melamun bukan karena memikirkan tentang Alin tadi tapi karena lagi kepikiran kerjaan aja. Alaina yang melihat saudaranya itu turus saja menyangkal memilih untuk mengiyakan saja ucapan sang kakak.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!