10. Pembalasan Two

Shelina mulai bercerita. Ia bilang sama Sani kalau dia mau ke toilet. Tapi sebelum dia ke toilet, gadis itu menelpon seseorang yang tak lain adalah sepupunya. Ia meminta sepupunya untuk segera melakukan aksinya dengan membajak WhatsApp teman orang yang udah mencelakainya. Sepupunya mengirim pesan pada pelaku lewat WhatsApp teman komplotannya. Isi pesannya, Iya ingin bertemu dan membuat rencana selanjutnya untuk mencelakai Shelina lagi. Karena sebelumya gagal.

Pelaku tahunya kalau itu pesan dari temannya. Setelah itu ia mengikuti Sherlock yang dikirim oleh WhatsApp temannya itu. Yang tak lain pesan dari sepupu Shelina. Awalnya pelaku merasa aneh, karena lokasi Sherlock di toilet cewek. Tapi kemudian dia tidak ambil pusing. Setelah masuk, pelaku mengunci pintu toilet dan memberi kertas label, kalau toilet rusak. Ia takut ada yang datang. Betapa kagetnya pelaku melihat orang yang di dalam toilet bukan temannya melainkan Shelina yang berpakaian anggun dan cantik.

"Lo. Lo ngapain disini?". Tanya pelaku

"Nggak kebalik Lo! seharusnya gue yang tanya itu sama Lo Rexal bangsattt! Maksud Lo apa lakuin itu semua? Lo mau gue mati? Lo dendam apa sama gue? gue lakuin kesalahan apa! sampai Lo niat bangat rencana in itu semua hanya buat bikin gue celaka!". Bentak Shelina.

"Oo... jadi Lo udah tahu semua nya. Bagus deh. Gue benci sama loh!". mendorong Shelina kedinding.

"Lo benci dan marah sama gue, apa karena gue nolak Lo? atau karena Lo merasa terancam di club taekwondo karena pelatih lebih percaya dan memberikan gue tanggung jawab penuh untuk memimpin club taekwondo, dibanding Lo yang udah lama mengincar posisi itu, tapi nggak dipilih! Mala yang cewek terpilih sebagai pemimpin. Lo merasa direndahkan?. Kalau apa yang gue ucapin itu benar, berarti keputusan gue buat nolak Lo! (mendorong bahu Rexal) udah sangat tepat!".

"Berani ya Lo sama gue!" Bentak Rexal.

"Ngapain gue takut sama cowok cupu kayak Lo! badan aja yang laki tapi hati dan nyali Lo banci!". Bentak Shelina sambil meludah ke samping Rexal.

Rexal sudah tidak bisa mengontrol emosinya. Ia tidak terima dengan hinaan yang keluar dari mulut gadis yang ia suka sekaligus gadis yang juga ia benci. Rexal mencengkram keras baju Shelina dengan kedua tangannya. Shelina mendorong Rexal. Karena dorongan Shelina kuat, dan cengkraman tangan Rexal juga kuat, alhasil lengan baju Shelina jadi robek. Rexal kembali berdiri dan menampar Shelina. Kemudian menarik keras pergelangan tangan Shelina hingga berdarah karena cengkraman kuku tangan Rexal yang panjang. Rexal membanting Shelina ke sudut ruangan toilet. Kemudian mengambil tempat sampah yang berada di toilet dan membuangnya di tubuh Shelina. Shelina terbujur kaku dan lemas (hanya akting guyss.. kalau nggak lagi buat vidio jebakan untuk Rexal mana bisa ia diperlakukan seperti itu).

Disisi lain, sepupu Shelina sudah mendapatkan potongan Vidio yang bagus untuk dibagikan ke grub kampus. Ia langsung mengirimnya. Semua jadi gempar. dosen-dosen dan petugas keamanan langsung ke toilet dan mendobrak pintu. Waktu pintu ia buka, Shelina sudah terbujur lemas. Rexal terkejut melihat itu. Ia di bawa ke ruang rektor untuk di tindak lanjuti sementara Shelina di bawa Sani ke UKS.

"Udah sampai situ aja". Ucap Shelina menyudahi ceritanya.

"Gila juga tu si Rexal. Tapi Lo lebih gila si!". Ucap Sani sambil mencubit Shelina.

"Sakit gilaa!!". Bentak Shelina.

"Tunggu, yang ambil Vidio siapa?". Tanya Sani.

"Ya sebelum itu, gue pasang kamera tersembunyi la dodol! sekarang kan zaman udah canggih. Dan kamera nya langsung konek dengan laptop milik sepupu gue. Jadi dia bisa handel. Kan dia hacker nya anak IT". Ucap nya santai sambil tertawa.

"Ya sudah lah. Semoga hal ini nggak bikin saudara-saudara Lo khawatir dan semoga kalau mereka tahu, keluarga Lo cepat atasin masalah ini". Ujar sani.

"Ya pasti udah tahu la. Media pasti juga udah nyebarin". Ujar Shelina ingin beranjak dari ranjang tempat ia duduk.

"Mau kemana Lo?". Ucap Sani dengan nada penekanan disetiap ucapannya.

"Mau cabut pulang lah. Ngapain gue disini. Gue kan nggak sakit!". Ucap Shelina dengan jutek.

"Tunggu dulu bawel! (mencubit Shelina. "sakit njirrr"). Makanya Lo dengerin gue. Luka Lo belum di obatin. Sini gue obatin dulu!". Tegas Sani sambil mengambil obat dan mengobati luka ditangan Shelina.

Shelina yang tahu bagaimana sifat sahabatnya itu, ia mengikuti kemauan nya. Karena percuma juga ia tolak. Toh sahabatnya nggak bakalan mau berhenti melarang dia buat pergi. Dari pada muncul perdebatan panjang, mending ia nurut aja. Karena mereka sama keras kepala dan teguh pendirian.

"Udah kan?. Gue sekarang cabut!". Ucap Shelina sambil berdiri dan berlalu meninggalkan Sani.

"Gue ikuttt... tunggu!". Teriak Sani sambil berjalan mengikuti Shelina.

Ketika Shelina keluar dari ruang UKS, semua mata tertuju padanya. Dan kemudian ada seorang dosen menghampirinya. Ia bilang sama Shelina untuk tabah atas kejadian yang menimpah nya. Dosen itu meninta Shelina jagan pulang dulu. Shelina harus ikut ia ke ruang rektor untuk menceritakan kronologis kejadiannya. Shelina meminta Sani untuk ikut bersamanya dan dosen itu mengizinkan. Di ruangan rektor, ia menceritakan kronologis kejadiannya. Dari mulai kasus yang menimpanya di acara kampus waktu itu, sampai kejadian tadi. Shelina menjelaskan kalau Rexal yang udah menyusun rencana untuk mencelanya waktu di acara kampus. Dan ia juga bilang, untuk membongkar kejahatan Rexal ia sengaja membuat jebakan untuk Rexal agar orang-orang mengetahui kebenaranya. Setelah semua yang dijelaskan oleh Shelina, rektor sudah mengambil keputusan untuk mengeluarkan Rexal dari kampus. Kemudian minta maaf pada Shelina untuk ketidak nyamanan nya terhadap kejadian ini. Dan rektor meminta pada Shelina untuk menghentikan pemberitaan di media. Karena rektor itu tahu, kalau keluarga Shelina sangat berpengaruh di Indonesia. Jadi ia sangat berharap Shelina segera menyuruh bawanya untuk mengatasi masalah media dan Vidio yang beredar. Agar nama kampus tidak menjadi buruk. Shelina bilang kalau dia segera akan mengatasi masalah itu. Tapi untuk Rexal ia akan tetap memprosesnya lewat jalur hukum. Mendengar perkataan Shelina, Rexal yang masih berada di ruangan itu, bukan merasa bersalah, ia malah menatap tajam ke arah Shelina. Dan kemudian pergi meniggalkan ruangan dengan menutup keras pintu ruangan rektor. Melihat itu, rektor, Shelina dan Sani hanya bisa menggeleng.

Selepas kepergian Rexal, Shelina dan Sani juga ikut pamit dan pergi meniggalkan ruangan rektor. Shelina dan Sani pergi ke cafe untuk bertemu sepupu Shelina. Dan di sana mereka menyelesaikan semuanya. Shelina menelpon pengacara keluarganya dan meminta untuk mengurus segala permasalahan yang terjadi. Akhirnya semua sudah selesai. Shelina berterima kasih pada sepupunya Efin. Kemudian cabut meniggalkan cafe. Pulang dari cafe dia mengantar Sani pulang, setelahnya ia juga pulang ke rumahnya.

...Bersambung...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!