Masalah terkait Shelina sudah selesai. Pelaku udah masuk penjara, dan pemberitaan yang ada di media juga udah di bumi hanguskan oleh anak buah keluarga Syof sesuai permintaan dari shelina dan yang lainnya. Sekarang kepolisian kembali fokus untuk kasus sebelumnya. Aslan sudah menemukan pelaku dari tindakan keji waktu itu. Sekarang Aslan dan rekannya mengatur starategi untuk menangkap pelaku.
"Sekarang kita akan bagi tugas dan tim untuk menangkap pelaku. Karena komplotan yang akan kita tangkap ini sangat cerdik dan pasti ia sudah mencium kalau tim kepolisian mengincarnya. Jadi kita tidak boleh gegabah dan tetap harus was pada". Tegas Aslan menjelaskan.
"Siap komandan". Ucap semua anggota tim disertai dengan memberikan hormat".
Aslan menjelaskan strategi yang di buatnya dengan memperlihatkan peta rute yang akan mereka lalui dan menjelaskan sketsa yang terlihat seperti bangunan. Pada sketsa bangunan itu, ia sudah membagi tim menjadi lima kelompok. Tim pertama menjaga pintu masuk dengan anggota tim melakukan penyamaran menjadi orang biasa. Tim kedua siap-siaga di pintu belakang gedung. Dengan posisi bersembunyi di semak-semak dan menyiapkan senapan mereka buat berjaga-jaga. Tim ketiga berada di pelabuhan untuk menjaga kalau-kalau mereka kabur lewat jalur pelabuhan terdekat. Pasalnya gedung itu lumayan dekat dengan pelabuhan kapal. Tim keempat siap siaga di samping kiri dan kanan gedung sambil bersembunyi. Tim terakhir langsung di pimpin oleh Aslan dan beberapa anggota lainnya termasuk Alin dan Fais. Tim Aslan akan langsung masuk untuk menggerebek dan menangkap komplotan dari kejahatan berencana itu.
'ROULI BATU BARA'. Tulisan itu yang terpampang besar di depan bangunan yang tampak seperti tempat pabrik mengolah batu bara. Di gedung itu lah sekarang Aslan dan tim berada. Aslan dan tim memakai baju serba hitam seperti baju para penjahat sadis. Ia sengaja tidak menggunakan baju kepolisian karena takut terlalu mencolok dan mengundang banyak perhatian. Aslan sudah punya rencana. Aslan dan tim memarkir mobil di tempat yang jauh dari gedung. Kemudian memulai rencananya. Aslan dan tim berlari mengejar seorang wanita sambil mengangkat senjatanya. Mereka terus mengejar gadis itu sampai masuk kedalam gedung. Sampai di dalam gedung gadis itu menghilang. Para pekerja yang berada di pabrik itu langsung menghampiri Aslan dan tim. "Maaf. Apa yang anda lakukan disini?". Tanya salah satu pekerja.
"Saya lagi mencari seorang gadis yang barusan masuk gedung ini. Apakah kamu melihatnya?". Bentak Aslan.
"Oo gadis itu, kita melihatnya lari ke arah sana". Ujar pekerja satu lagi sambil tergugup karena takut.
"Taapiii pak. Kalian tidak boleh masuk gedung ini". Ucap salah satu pekerja lagi.
Aslan tidak menghiraukan ucapan pekerja itu, ia berlari kearah toilet dan mendobrak toilet itu. Ya benar saja gadis itu bersembunyi di sana. Aslan menarik lengan tangan gadis itu dengan keras dan menghempaskan nya ke lantai. "Lo udah tidak bisa lagi kabur sekarang". Ucap Aslan dengan seperti seorang penjahat. Melihat aksi yang dibuat nya menyita banyak perhatian, Aslan semakin meyakinkan perannya. Gadis itu Aslan cengkeram lehernya dengan cukup kuat. Sampai ia sulit untuk bernafas. Disela aksinya itu seorang pria dengan berpakaian rapih di sertai dasi di jasnya menghentikan perbuatan Aslan.
"Apa yang kamu lakukan anak muda". Tanya pria itu dengan santai. Aslan melepaskan tangannya dari leher gadis itu yang tak lain adalah Alin yang sedang menyamar (yang lain berpenampilan seperti penjahat kecuali dirinya). Alin mengenakan pakaian celana Levis panjang dengan baju kaus lengan pendek dan rambutnya acak-acakan serta memakai kacamata. Seperti anak gadis culun dan cupu.
"lo siapa gue ada urusan sama ni cewek bukan sama Lo". Bentak Aslan.
"Saya pemilik bangunan yang anda terobos masuk tanpa izin". Ucap pria itu dengan tetap santai.
"Gue nggak peduli Lo siap (Aslan kembali mencengkram leher Alin dan menyeret Alin Kedinding kemudian berbisik "Ini momen nya". Alin langsung mengedipkan matanya untuk memberi perintah pada yang lain. Aslan pun langsung melepaskan Alin dengan sigap dan segera menyerang pria yang berada di dekatnya. Melihat aksi dari Aslan pria itu langsung bertindak melawan aslan. Begitu juga dengan para pekerja yang sudah siap-siaga untuk berkelahi dengan anggota tim Aslan. Aslan berhasil melumpuhkan pria itu dan komplotannya. Aslan memborgol pelaku dan segera akan membawanya pergi dari bangunan itu. Tapi waktu Aslan ingin melangkah menuju jalan keluar, Alin melihat dari lantai dua ada orang yang membidik Aslan dengan senapannya secara sembunyi. Melihat hal itu Alin segera berteriak dan berlari ke arah Aslan "Awasss ndaan....!". Suara letusan senjata terdengar dengan sangat menggema di dalam ruangan. Aslan dan tim lain nya segera mengambil posisi aman. Dan menyerang pemilik senapan dengan pistol mereka masing-masing. Di gedung terjadi gelut senjata. Orang yang bersembunyi di lantai dua dengan senapan nya itu membabi buta menembak ke arah lantai satu. Semuanya mencari tempat aman untuk berlindung. Aslan memapah Alin dan minta Alin untuk bersembunyi di belakangnya. Hal itu di manfaatkan oleh bos pemilik pabrik itu dan yang lainnya kabur dari gedung dengan tangan masih di borgol. Aslan berusaha keras sesekali membidik penembak dari lantai dua itu. Dan akhirnya setelah beberapa kali meleset. Untuk bidikan terakhir tembakan Aslan tepat mengenai penembak di lantai dua itu. Aslan menyuruh tim lain untuk segera mengejar pria itu dan anak buahnya yang lain. Tim yang lain sudah pergi keluar untuk mengejar penjahat itu terlebih dahulu yang di pimpin oleh Fais.
Sementara Aslan memeriksa terlebih dahulu keadaan Alin yang sedari tadi Aslan sembunyikan di belakang nya saat penembak itu membabi buta. "Kamu nggak papa? masih sanggup jalan kan?". Tanya Aslan.
"Ya bisa. Aku masih bisa nahan sampai misi kita selesai. Lagian yang ke tembak tangan aku bukan kaki jadi masih bisa jalan". Sambil memegang lengan sebelah kanan nya yang terkena tembakan waktu mencoba menyelamatkan Aslan tadi.
Aslan yang melihat darah yang terus saja mengaliri lengan Alin, ia segera mencari sesuatu untuk menghentikan aliran darah itu. Aslan menemukan baju bekas di sekitar area raungan bangunan itu, pria itu dengan cepat merobek baju itu dan segera mengikatkan nya di lengan tangan Alin yang terluka. Setelah selesai mereka pun langsung segera pergi mengejar penjahat itu. Sambil berjalan Aslan memberikan perintah pada tim lain untuk sebagian masuk memeriksa semua ruangan yang ada di gedung itu lewat alat komunikasi yang biasa mereka gunakan saat menjalankan misi.
Pelaku dan komplotannya yang lain berlari di antara semak-semak untuk menuju pelabuhan kapal. Tim yang berada di area semak-semak mengepung pelaku dan komplotannya. Anak buah pelaku melawan para tim dari kepolisian. Sementara bos nya berusaha kabur dan berlari menuju pelabuhan kapal. Aslan mendapat laporan dari timnya yang berada di area semak-semak dekat samping gedung kalau bos dari komplotan itu kabur ke arah pelabuhan. Mendengar itu Aslan langsung berlari ke arah pelabuhan di ikuti Alin yang sedikit lambat berlari karena tangannya yang terasa nyeri tapi Alin tetap fokus untuk menyelesaikan misi. Aslan melihat bos dari komplotan yang sedang berlari dengan tertatih-tatih karena tangan nya masih di borgol. Aslan menembakan pistolnya tepat di kaki pelaku. Pelaku jatuh di tanah dan merintih kesakitan. Bos komplotan sudah berhasil dilumpuhkan. Aslan meminta tim yang berjaga-jaga di dekat pelabuhan untuk segera membawa pelaku ke kantor. Sementara disisi lain mereka juga berhasil melumpuhkan anak buah dari komplotan kejahatan berencana itu. Tim yang lain langsung menuju kantor. Sementara Aslan dan Fais mengantar Alin untuk segara berobat ke rumah sakit terlebih dahulu.
Alin dan yang lain sampai di rumah sakit. Alin di larikan ke UGD. Dokter segera mengeluarkan peluru dari lengan Alin yang terkena tembakan. Setelah selesai dokter keluar dari ruangan itu. Aslan bertanya pada dokter apa pelurunya sudah dikeluarkan. Dokter bilang sudah dan sekarang pasien hanya perlu istirahat. Setelah itu dokter berlalu pergi. Setelah kepergian dokter, Aslan dan Fais masuk keruangan Alin di rawat.
"Gimana keadaan Lo?". Tanya Fais
"Gue nggak papa. Kayaknya gue langsung balik deh. Ngapain dirawat kan cuman kena tembakan di lengan. Lagian kita harus ke kantor untuk menuntaskan misi kan?". Ucap Alin sambil mencoba untuk duduk dari keadaan nya yang tadi berbaring di kasur rawat. Dan Alin ingin mencabut infusnya. Ketika Alin ingin mencabut infus, Aslan menghentikannya. "Kamu istirahat saja dulu disini. Masalah misi itu sudah selesai dan tinggal mengurus sedikit keperluan lain saja lagi. Lagian tubuh kamu butuh asupan darah dan istirahat karena tadi darah kamu lumayan banyak keluar". Ucap Aslan stay cool.
"Tapi ndan. Saya merasa udah baikan. Saya nggak....,". Ucapan Alin terpotong.
"Udah la Lin. Lo istirahat saja disini dulu untuk sehari. Nanti kalau semua urusan di kantor udah selesai, gue jenguk Lo lagi ke sini". Sela Fais sambil tertawa kecil.
"Kamu langsung ikut saya ke kantor. Kita harus segera selesaikan masalah ini. Yang lain pasti menunggu. Dan kamu jangan banta lagi. Istirahat saja disini. Kita harus segera pergi". Tegas Aslan pada Fais kemudian berlalu pergi meninggalkan ruang rawat Alin.
"Tu kan, gara-gara Lo! marah kan dia. Gue pergi dulu. Lo istirahat aja disini". Ucap Fais kemudian berlalu pergi untuk menyusul Aslan.
Alin hanya bisa pasrah dan kemudian membaringkan badannya untuk istirahat. Disisi lain Aslan dan Fais sudah sampai di kantor polisi. Aslan mengumpulkan semua tim yang terlibat dan meminta keterangan pada tim yang ia tugaskan untuk menggeledah area bangunan tadi. Tim yang bertanggung jawab itu, mereka memperlihatkan bukti-bukti yang mereka temukan dalam kondisi telah disegel dan di bungkus untuk mengamankan sidik cari pelaku. Dari bukti-bukti yang didapatkan, dugaan mereka sebelumnya ternyata benar adanya. Komplotan yang mereka tangkap adalah sindikat pengedar atau penjual orang tubuh ilegal. Ruangan pengoperasian yang mereka gunakan untuk mengambil organ tubuh berharga para korban-korban adalah di dekat gedung yang Aslan dan tim datangin tadi. Tim yang bertugas untuk menggeledah bangunan itu menemukan ruang bawah tanah. Dan di dalam ruang bawah tanah itu, para pelaku melakukan operasi organ tubuh ilegal itu.
Setelah semua bukti kuat terkumpul. Pelaku segera di tahan dan dijatuhi hukuman berat sesuai dengan perbuatan apa yang telah pelaku perbuat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments