Terlihat dari jauh ada seorang gadis dengan pakaian celana Levis di atas paha dan baju yang pendek menampakan pusarnya. Berjalan kearah Raislan yang tengah asik main game di tempat khusus game bersama dengan teman-temannya. Gadis itu memeluk tubuh Raislan dari belakang. Merasakan ada yang memeluknya dari belakang, Raislan pun menoleh dan betapa terkejutnya dia dengan siapa yang sedang berada di depannya saat ini.
"Hi Yangg". Ucap cewek tu, dan mencium pipi Raislan.
Raislan berdiri dari tempat duduknya dan menghentikan kegiatan gamenya. Ia memeluk erat tubuh ke kasih yang selama ini ia rindukan kehadirannya selama satu tahun LDR an. "Kamu kapan sampai? kenapa nggak kabarin aku? dan dari siapa kamu tahu kalau sekarang aku disini?". Ucap Raislan sambil memegangi kedua pipi gadisnya itu.
"Satu-satu dong yangg". Ucap gadis itu sambil mencubit lembut hidung Raislan.
"Oke. Kamu kapan sampai di Indonesia umm?". Ucap Raislan sambil tersenyum menatap kekasihnya dengan tatapan kerinduan.
Gadis yang bisa dibilang seksi itu, sekarang duduk dipangkuan cowok yang katanya udah resmi menjadi pacarnya dua tahun lalu. "Barusan. Setelah dari bandara aku langsung ke sini buat ketemu sama kamu". Sambil memainkan rambut Raislan dengan tangannya.
"Serius?. Kamu nggak pulang dulu yangg?. Barang-barangnya kamu tarok dimana?. Kesini naik apa?. Sama siapa?. Udah kabarin mama, papa belum kalau kamu udah sampai di Jakarta?". Crocos Raislan sambil memegang tangan Kekasihnya.
"Aduuu..., cerewet bangat si pacall guee". mencubit gemas pipi Raislan. "Kan tadi aku bilang satu-satu yangg!" Berucap lembut.
"Gera gue (buka baju). Kenapa tiba-tiba ni tempat jadi panas ya". Timpal Korleo yang sudah mulai kepanasan melihat kemesraan sahabatnya itu.
"Udah deh Zil, Bro... Kalau kalian mau mesra-mesraan, jangan disini. Disini tempat main game bukan pacaran". Sela Markus dengan nada judes.
"Maaf guys kita nggak maksud. Kalian pengertian dikit lah. Udah lama nggak ketemu soalnya". Ucap Zilva dengan sedikit tertawa menatap gemas kearah Raislan.
"Udah ngapain minta maaf. Abaikan aja mereka. Sirik aja Lo pada (melihat ke arah teman-temannya dengan tatapan smirk). Sekarang kamu, (kembali memegang pipi Zilva) jawab pertanyaan aku tadi. Oke?" (Lembut).
"Oke. Aku baru sampai, dan aku langsung kesini sama taksi buat ketemu kamu, barang aku masih ada dalam taksi. Kalau soal kabarin mama papa, belum sih. Udah dijawab kan?" Tersenyum gemas menatap Raislan.
"Oo gitu. Supir taksinya kelamaan nunggu berarti. Kita pergi sekarang ya?. Aku antara kamu pulang". Pinta Raislan sambil menuruni Zilva yang sedari tadi duduk di pangkuannya.
"Oke Ayangg (mencium pipi Raislan)".
"Dunia serasa milik mereka seorang! yang lain ma cuman capung-capung yang berterbangan". Sela Karleo kesal.
"Kasian jomblo. Makanya cari pacar!". Ucap Raislan dengan tertawa kecil.
Karleo tambah kesal dengan ucapan Raislan. "Sialan luu. Mentang-mentang udah laku".
"Lo kira Rai Jualan, laku-laku". Timpal Gron sambil melempar botol minuman ke arah Karleo sambil tertawa kecil.
"Jomblo-jomblo. Makanya, biar nggak kepanasan, lu cari pacar. Move on dong. Jangan ingat mantan lu tu terus!". Ujar Tara tiba-tiba yang sedari tadi hanya menyimak, sekarang ikut bicara. Mendengar ucapan Tara, semua pun ikut tertawa. Melihat teman-temannya tertawa, Karleo makin kesal dan jadi badmood. Maklum Karleo anaknya emang baperan.
Zilva dan Raislan mengabaikan perdebatan itu, mereka langsung pamit pergi. Dua pasangan yang bucin itu menuju tempat taksi di parkir. Raislan mengambil koper Zilva kemudian memasukan ke mobilnya dan mengantar sang pujaan hati untuk pulang.
Karleo, Tara, Markus dan Gron adalah sahabat Raislan. Mereka sudah berteman dari sejak Kecil. Lebih tepatnya teman waktu SD. Awet ya hubungan pertemanan mereka. Ya meski sesekali kerap bertengkar, tapi itu hanya pertengkaran biasa. Udah biasa perdebatan dan pertengkaran kecil-kecilan kayak gitu. Karleo si cowok hitam manis, kapok pacaran karena susah move on dan hubungan percintaannya yang selalu suram, memutuskan untuk stop yang namanya pacaran untuk saat ini. Anaknya pecicilan, baperan dan kadang suka melucu juga.
Lain hal dengan Markus, cowok sangar dan berwajah jutek, terlihat kaku kalau dekat dengan cewe dan merasa risih juga. Bisa dibilang ia anti cewek. Jago bela diri.
Kalau Gron, ia anaknya sweet, penyayang binatang, peduli lingkungan dan suka kesal dengan setiap tingkah Karleo. Terakhir Tara. Si cowok misterius, paling jarang berbicara saat ngumpul, kalau udah bicara, berarti ia sudah mulai risih dengan kegaduhan yang terjadi. Tapi meski terbilang pendiam, jiwa royalitas dalam berteman sangat patut di tiru. Terlihat seperti tidak peduli keadaan, namun diam-diam tahu masalah yang sedang melanda sahabat-sahabatnya, tanpa sahabatnya kasih tahu.
Raislan dan Zilva sampai di rumah kediaman kekasihnya itu. "Kamu mampir dulu kan?". Tanya Zilva lembut. Raislan mengangguk pelan kemudian menuju bagasi mobil untuk mengeluarkan barang-barang Zilva yang akan di bawa masuk kedalam kamarnya. Sampai di rumah Zilva di sambut hangat oleh kedua orang tuanya. Melihat hal tersebut membuat hati Raislan sedikit pilu karena rindu akan sosok kedua orang tuanya dan tersenyum bahagia juga karena kekasihnya memiliki keluarga yang utuh serta sengat sayang padanya. Ya wajar saja karena Zilva anak mereka satu-satunya. Raislan bersalaman dengan kedua orang tua Zilva. Kemudian membantu Zilva menaruh barang-barang ke kamar di lantai dua.
"Aku bantu masukin ke lemari kamu ya yangg (Zilva mengiyakan ucapan Raislan sambil ikut membereskan yang lain).
"Habis ini kamu makan dulu sama mama dan papa di bawa ya. Setelah itu baru pulang". Ujar Zilva.
Raislan hanya mendaham pertanda mengerti dengan ucapan kekasihnya itu. Tiba-tiba Raislan memutar tubuh gadis yang lagi asik menyusun barang-barangnya itu untuk menatapnya. "Kamu yakin, mau aku pulang cepat? udah nggak kangen lagi sama aku? kita udah lama Lo nggak ketemu". Ucap Raislan dengan senyuman smirk.
Zilva tambah mendekatkan tubuhnya pada Raislan, sakin dekatnya bibir mereka hampir bersentuhan, sedikit lagi. "Kamu mau aku tahan disini (sambil meraba pelan dada Raislan). Mau nginap? Yakin? Boleh aja sih kalau kamu mau. Aku nggak papa nanti bilang mama sama papa (tersenyum jahil)".
"Kamu nantang aku ni ceritanya? (tersenyum tipis). Oke. Mau sekarang? (Zilva Mala kaget dan melotot "sejak kapan ni anak berani"). Melihat ekspresi Zilva yang grogi dan sedikit ketakutan, Raislan tertawa puas kemudian memeluk Zilva. "Santai aja yangg. Aku walau bandel, tapi masih tahu aturan dan batasan kok yangg. Kamu nggak usah khawatir". Mengelus lembut rambut Zilva.
"Kamu ma resekk (sambil memukul manja dada bidang Raislan)".
"Iii kok gitu. Jangan marah yangg. Jadi kamu kecewa karena aku nggak tidur sini, atau karena hal lain?". Goda Raislan.
"Iii siapa juga yang marah. Aneh kamu ma. Udah ayok turun. Mama sama papa pasti udah nungguin kita". Tertawa kecil sambil berjalan keluar kamar.
Mereka sampai di ruang makan. Selesai makan Raislan pamit untuk pulang. Mama dan papa Zilva berterima kasih pada Raislan karena sudah antar Zilva pulang. Zilva mengantar Raislan ke depan. "Kamu hati-hati ya kabari kalau udah sampai rumah". Raislan mengiyakan ucapan Zilva. Sebelum masuk mobil, ia mencium kening sang pujaan hatinya dengan penuh cinta dan kerinduan. Kemudian baru berlalu pergi.
Begitu la seorang Raislan. Ia sangat bucin pada pasangannya. Lain hal dengan adiknya. Tapi itu hanya pada Shelina sikap dingin dan juteknya ia tunjukan. Kalau sama Alaina iya tidak terlalu dingin masih ada sedikit menunjukan rasa perhatian. Walau iya hampir setiap hari berdebat dengan Shelina, hal itu tidak bisa diartikan kalau dia tidak menyayangi adik yang satu itu. Ia pun heran dengan sikapnya pada Shelina. Kenapa mereka selalu saja berdebat setiap kali berbicara. Tapi kalau sehari saja tidak berdebat dengan adiknya yang tomboi dan keras kepala itu, rasanya ada yang hilang dan beda saja dari hidup Raislan. Mungkin itu perdebatan berbalut candaan, dan rasa sayang yang tersirat didalamnya 😁.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
IG: @sskyrach
sedikit saran. Diakhir dialog kasih titik. Misalnya "Satu-satunya dong yang." ucap (kasih namanya) sambil mencubit lembut hidung Raislan.
2022-12-19
0