Shelina baru sampai di kampus. Ia ikut menyiapkan barang-barang dan keperluan acara yang akan mulai sebentar lagi.
"Udah siap semuanya Lin?". Ucap Sani sambil berjalan kearah Shelina. Shelina bilang tinggal dikit lagi. Sekarang saatnya acara dimulai. Semua teman-teman, guru dan tamu-tamu penting sudah hadir. MC mengambil alih acara.
"Morning everyone (dengan suara menggelegar dan bersemangat). Sebelum acara kita mulai, terlebih dahulu kita ucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu yang telah menyempatkan untuk hadir pada acara pergelaran seni sekolah kita pada hari ini. Sekarang langsung saja kita mulai acaranya".
Acara dimulai. Banyak mahasiswa dan mahasiswi yang berbakat menampilkan karya dan kesenian mereka. Hal tersebut tidak terlepas juga dilakukan oleh Shelina. Gadis tomboi dan pintar bela diri itu juga ikut menampilkan bahkan seni bela dirinya pada kalayak ramai. "Kamu nggak siap-siap lin? bentar lagi kamu tampil loh!". Ujar Sani.
"Ya. Ni aku mau ganti baju. Aku titip yang lain bentar ya. Bantu pantau arahkan mereka untuk acara selanjutnya ya". Ucap Shelina sambil beranjak dari pekerjaannya yang sedari tadi sibuk memantau CCTV untuk memastikan acara terkendali dan berjalan lancar. Pasalnya Shelina juga sebagai panitia acara yang ikut terlibat untuk menyukseskan acara ini.
Sani menuruti permintaan Shelina. Ia mengantikan posisi Shelina untuk mengamati CCTV. Sementara sekarang Shelina sedang mengganti baju nya dengan baju taekwondo bersama dengan rekan-rekan ia lainnya yang juga akan ikut tampil dipanggung nanti. Mereka sudah selesai berganti pakaian. Sekarang mereka mengambil posisi di balik panggung untuk segera tampil.
"Selanjutnya, penampilan seni bela diri taekwondo yang akan di meriahkan oleh Shelina dan kawan-kawan". Ucap MC Acara.
Shelina dan teman-temannya naik atas panggung dan memulai seni beladiri taekwondo. Penonton memberikan tepuk tangan yang meriah untuk aksi yang di tampilkan Shelina dan kawan-kawan. Setelah beberapa menit tampil, mereka pus selesai memperlihatkan seni beladiri taekwondo nya.
Ketika Shelina dan teman-teman ingin memberikan salam untuk pembubaran penampilan seni taekwondonya, tiba-tiba Lampu panggung yang tepat di atas kepala Shelina jatuh. Syukurnya dengan cepat seorang cowok berlari dengan sigap dan cekatan menarik Shelina dari timpaan lampu panggung itu. Karena aksi cowok yang tiba-tiba menariknya dengan mendadak, mereka berdua jatuh ke lantai dengan posisi tubuh Shelina sedikit menindih tubuh si cowok. Mereka tersadar dari lamunan yang saling tatap-tatapan sebentar. Kemudian segera berdiri. "Lo nggak papa?". Ucap nya terlihat khawatir.
"Ya gue nggak papa. Makasih udah bantuin". Ucap Shelina santai sambil berjalan kebelakang panggung. Pria itu menarik napas lega dan tersenyum tipis sambil menatap Shelina sampai gadis itu menghilang dari pandangannya.
"Lo nggak papa Hazn? aman kan?". Ucap salah satu teman Hazn yang datang ke atas panggung untuk mengecek keadaan Hazn.
"Gua nggak papa". Menepuk sedikit pundak temannya, kemudian berjalan menuruni panggung menuju tempat kemana Shelina pergi tadi.
Karena masalah tadi, acara yang seharusnya berjalan sukses dan lancar sampai penghujung acara, tapi nyatanya ada tragedi tadi. Akhirnya acara terpaksa disudahi. Karena acara sudah dinyatakan selesai, Semua panitia berkumpul untuk mendiskusikan kejadian tadi. "Semuanya sudah berkumpul? ("sudah pak" Ucap yang lain serempak). Baik. Sekarang saya tanya, kenapa bisa lampu itu jatuh di atas panggung pada saat acara berlangsung. Apakah sebelum acara dimulai belum kalian cek!". Bentak Pak Pen selaku dosen penanggung jawab acara.
"Mohon maaf pak. Seperti nya ada kesalahan teknis pak. Sebelumnya saya dan teman-teman perlengkapan sudah mengecek keamanan dalam acara pak. Sekali lagi kami minta maaf pak". Ucap ketua panitia.
Shelina dan Sani hanya menonton perdebatan itu. Shelina sama sekali tidak mencoba menanggapi pertanyaan dari pak pen tersebut. Ia masih memikirkan tentang kejadian tadi. "Kenapa lampu itu bisa jatuh dan posisinya tepat di tempat gue berdiri. Seperti di sengaja. Tapi apa mungkin hanya suatu kebetulan? gue tetap harus cari tahu soal ini". Batin Shelina.
"Ya sudah. Untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya, saya minta dengan sangat pada mahasiswa, mahasiswi yang terlibat dalam kepanitian acara, untuk lebih teliti lagi dalam menyiapkan acara. Agar acara kita tidak berantakan seperti tadi. Bikin malu saja!". Tegas Pak Pen.
"Baik pak". Ucap yang lain serempak. Pak pen meninggalkan ruangan diskusi. Sekarang giliran ketua panitia yang berbicara. "Untuk kejadian tadi, kita harus selidiki masalah itu. Apa benar karena keteledoran dari panitia, atau ada kemungkinan karena sabotase seseorang yang ingin merusak acara ini". Ujar ketua panitia.
"Kalau benar ada yang sabotase di acara ini, bisa jadi pelakunanya kita kenal atau Shelina kenal, soalnya kejadian tadi seperti sengaja mengincar Shelina. Lampu yang jatuh tepat di tempat Shelina berdiri. Nggak tahu lah kalau memang hanya kebetulan. Itu hanya perkiraan gue aja". Ucap Sani mengutarakan pendapatnya.
"Gue juga mikir gitu san. Pokoknya gue harus selidiki kasus ini. Gue harus tahu pelakunya. Dan apa alasan dan maksud dia berbuat seperti itu ke gue". Sambung Shelina tiba-tiba.
"Gue juga setuju. Pokoknya masalah ini harus cepat selesai. Ya sudah yang lain boleh bubar. Segera sampaikan informasi sekecil apa pun itu yang kalian dapatkan". Ucap Ketua panitia.
Kegiatan diskusi telah berakhir. Sekarang saatnya Shelina untuk pulang. Sani juga ikut nebeng pulang dengan sahabatnya itu. Ditengah perjalanan mengantar Sani pulang, Shelina mala berbelok kejalan lain. Bukan jalan menuju rumah Sani. "Lo mau kemana Lin? ini kan bukan arah jalan rumah gue". Ucap Sani dengan bingung.
"Bawel. Lo temani gue ke satu tempat dulu". Sambil menambah kecepatan mobilnya. Sani menahan takut dengan aksi gila sahabatnya itu. "Lo mau mati ya? kalau iya jangan bawa-bawa gue. Gue masih pengen raih cita-cita gue". Ketus Sani.
"Siapa juga yang mau cepat mati. Dosa gue masih banyak. Belum sanggup gue ketemu sama malaikat. Ini aja gue masih ingin buat dosa baru". Ujar Shelina sambil keluar dari mobilnya. "Maksud Lo?". Sambil mengikuti Shelina keluar dari mobilnya. Shelina terus saja menuju suatu tempat yang bertuliskan BAR CAKIA. "Lo ngapain kesini Gilak?. Balik aja ya?". Pinta Sani mencoba buat membujuk Shelina untuk pulang.
"Bentar doang. Gue ada urusan. Selesai urusan ini, kita cabut". Berjalan memasuki BAR. Sani pun hanya pasrah dan ikut masuk ke dalam dan menjadi buntut Shelina kemana pun arah Shelina bergerak. Shelina duduk di salah satu meja. Ia memesan segelas wine. Sani tidak memesan apa-apa karena ia tidak suka minum dan tidak suka berada ditempat seperti ini. Shelina meminum wine sambil clingak clinguk melihat sekitar. "Lo cari siapa si Lin? udah kita pulang. Nanti kalau bang Aslan tahu Lo ada di sini, bisa mampus Lo kena marah. Mau di masukin penjara sendiri sama Abang Lo? telinga gue disini sakit Lin!. Yok!". Pinta Sani.
"Bentar gue lagi ada perlu. Nah itu orangnya (langsung berjalan menuju seseorang. Sani ingin ikut tapi..,) Lo tunggu sini bentar, gue kesitu dulu. Nanti gue kesini lagi". Sani tidak jadi mengikuti Shelina. Ia diam di meja menunggu kedatangan Shelina kembali. Sementara Shelina sudah bertemu orang yang dia cari dan tunggu dari tadi. "Hi Fin. Gue butuh bantuan Lo. Lo anak IT kan?". Tanya Shelina tambah basa basi langsung ke intinya.
"Iya. biar enak bicaranya, kita duduk di cafe sebelah BAR ini. Soalnya disini berisik kurang kedengaran suara Lo". Ujar Efin.
Mereka pun keluar BAR dan berbicara dekat Cafe bersama dengan Sani juga tentunya. Sebelum keluar BAR tadi Shelina menjemput sani dulu ke mejanya. Shelina meminta bantuan pada Efin untuk meretas biodata pribadi seseorang yang ia curigai dalang dari kejadian yang ia alami di kampus tadi. Efin meretas pesan WA milik orang itu. Mereka sama-sama melihat isi chat grub orang itu. "Ssttt!". Umpat Shelina kesal. "Berani-beraninya dia lakuin itu sama gue. Belum tahu dia sedang berurusan sama siapa. Lihat aja, gue balas lo".
Shelina mengucapkan terima kasih pada Efin yang tak lain adalah sepupunya. Setelah kegiatannya selesai, mereka langsung pulang. Shelina mengantar Sani pulang terlebih dahulu, setelah itu baru ia pulang kerumahnya.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments