Aslan menanggani kasus baru. Belakang ini sering sekali ada korban yang menghilang secara misterius. Yang lebih para lagi, korban yang hilang tersebut gadis usia 16 sampai 25 tahun. Entah apa yang di incar pelaku kejahatan itu. Sejauh ini baru itu yang bisa mereka dapatkan informasinya. "Permisi Ndan (sambil memberikan hormat) saya baru saja mendapat laporan dari rekan kita yang berada di TKP. Katanya gadis terakhir yang hilang sudah ditemukan Ndan. Namun dengan kondisi yang cukup memprihatinkan. Pasalnya, tubuh korban sudah robek-robek Ndan seperti di terkam hewan buas atau semacamnya Ndan". Ucap Fais.
"Ya sudah kita langsung ke TKP sekarang". Ucap Aslan sambil bersiap-siap.
"Aku juga ikut ya Ndan". Ujar Alin. Aslan memperbolehkan. Kemudian segera berangkat.
Mereka sampai di TKP. Aslan memeriksa jasad gadis itu, terlihat memprihatikan. Memang seperti habis di terkam hewan buas. Tapi, ada yang aneh. Aslan kembali mengamati tubuh gadis itu. "Sepertinya ada organ tubuh korban yang tidak lengkap". Ujar Aslan. Semua jadi ikut mengamati dengan teliti. "Bisa jadi ini korban pencurian organ tubuh ilegal Ndan". Timpal Fais. "Ya Ndan. Tapi kenapa hanya gadis-gadis yang mereka ambil organ tubuhnya. Kenapa tidak laki-laki atau anak-anak. Aneh". Sambung Alin.
Aslan juga berpikiran seperti itu. Ia meminta yang lain untuk segera mengurus jenazah ini. Sementara ia akan kembali lagi ke kantor untuk membicarakan hal ini dengan rekan lainnya. Aslan membuat pertemuan dadakan. Ia mengumpulkan segala staf kepolisian dan komandan dari kantor kepolisian terdekat.
"Semuanya sudah hadir. Mohon maaf saya mengumpulkan semuanya dadakan seperti ini. Hal yang akan saya bahas ini pastinya yang lai juga sudah ada mendengar beritanya. Jadi kita harus segera memecahkan kasus ini secepatnya. Dari hasil penyelidikan ada kemungkinan ini adalah kejahatan berencana. Tidak mungkin satu pelaku, pasti ada kelompok besar dibalik kejahatan ini. Karena itu, saya berharap rekan-rekan bisa bekerja sama demi cepat selesainya kasus ini. Terima kasih". Ujar Aslan.
Semua sepakat dan membagi tugas masing-masing agar kasus ini cepat selesai. Setelah semua bubar dari ruang rapat kecuali Fais dan alin, ada telepon masuk Aslan mengangkat telepon. "Halo ndan. Saya yang bertugas untuk mengurus jenazah korban tadi Ndan. Setelah dilakukan otopsi pada jenazah, ternyata memang ada organ korban yang hilang Ndan. Organ seperti ginjal, jantung dan hati korban tidak ada tuan. Tapi selain organ tubuh yang hilang, bekas robek-robekan pada tubuh korban memang benar bekas cakaran atau robekan dari binatang buas ndan. Jadi bisa di simpulkan kejahatan ini kejahatan berencana tuan. Pasalnya semua sudah mereka susun dengan matang-matang tuan. Sepertinya habis mereka ambil organ korban, mereka membuang jenazah korban ke area yang ada hewan buas. Ini taktik untuk menghilangkan jejak Ndan. Sekian informasi dari saya ndan. Makasih". Terang salah satu rekan kerja Aslan yang ditugaskan untuk mengurus jenazah.
"Baik lah. Terima kasih atas informasinya. Terus kabari saya jika ada kabar terbaru". Ucap Aslan.
"Siap Ndan (memberikan hormat diseberang telepon). Saya izin tutup telepon nya Ndan". Aslan mengizinkan. Percakapan lewat telepon berakhir.
"Apa kata petugas nya ndan?". Tanya Alin. "Dugaan kita sebelumnya benar. Ini kejahatan berencana. Seperti nya kasus ini penjualan organ tubuh ilegal". Ucap Aslan. "Jadi langkah pertama yang harus kita lakukan apa Ndan?". Sela Fais.
"Nanti kita akan buat plan yang matang. Tapi sekarang sudah larut malam. Lebih baik bahas ini besok. Kalian sudah boleh pulang". Ujar Aslan.
"Sipp ndan (memberi hormat)". Ucap Fais. Hal yang sama juga dilakukan Alin. Mereka pun bubar. Sementara Aslan keluar dari ruangan paling terakhir. Beberapa menit kemudian baru keluar dan ingin menuju tempat parkir. Tapi ia melihat seorang gadis masih berdiri tegap sendirian di dekat lobi kantor. Gadis itu seperti sedang menunggu sesuatu. Aslan menghampirinya. "Kamu pulang sama siapa?" tanya Aslan santai. Gadis yang dengan pakaian seragam kepolisian yang membuat dia terlihat seperti cewek cool dan keren itu melirik ke sumber suara yang didengar nya.
Gadis itu sedikit kaget. Kemudian mulai berbicara. "Lagi tunggu orderan Gojek". Dengan nada santai.
"Udah dapat drivernya?".
"Tadi udah. Tapi dicancel terus. Ini baru mau pesan lagi.
"Ya sudah tidak usah dipesan lagi. Biar saya antar saja. Hari sudah larut malam. Tidak baik gadis pulang sendiri malam-malam".
"Tapi.., (Aslan langsung menarik tangan gadis itu menuju mobilnya. Dan memintanya untuk segera masuk dan duduk manis)".
Aslan mulai membawa laju mobilnya. Didalam mobil mereka hanya diam tidak ada yang berbicara. Tiba-tiba mobil Aslan seperti ada menabrak sesuatu dan mobilnya sedikit oleng ke kanan. Gadis yang duduk di sebelah nya, ikut terseret ke kanan. Karena kejadian itu tubuh gadis cantik yang disampingnya, jadi bersandar di bahu Aslan sebelah kanan. Seketika mereka saling pandang. Kemudian baru gadis itu kembali ke posisi duduk sebelumnya. "Kamu nggak papa?". Tanya Aslan sedikit khawatir. "Nggak aku nggak papa". Ujarnya.
"Kamu tunggu bentar ya. Aku cek keluar bentar".
"Aku ikut". Mereka turun dari mobil untuk mengecek apa yang terjadi.
"Ban nya kempes. Aku ganti dulu ya". Aslan mengambil ban serep di bagasi mobil. Aslan asik memperbaiki ban mobil. Sementara gadis yang tadi ditumpanginya sedang menerima telepon. Ketika sedang asik menelpon, liontin kalung si gadis jatuh menggelinding di jalan. Si gadis yang menyadari liontin nya terjatuh, ia berjalan mengikuti kemana arah liontin kalung itu terjatuh.
"Aliin awas!". Dengan secepat kilat Aslan menarik tubuh Alin ke tepi. Aslan melepaskan dekapan tangannya di pinggul Alin. "Makasih Slan". Ucap Alin.
"Kamu nggak papa? (sambil melirik dari kepala sampai ujung kaki Alin)". Alin menggeleng pertanda ia baik-baik saja. "Lain kali kamu lebih hati-hati lagi. Ini jalan raya. Bukan tempat buat santai". Dengan nada sedikit kesal dengan tindakan Alin yang ceroboh.
"Maaf. Tadi aku ambil liontin yang jatuh".
"Ya sudah". Sambil berjalan menuju mobilnya dan kembali memperbaiki ban mobil yang kempes. Setelah selesai Aslan langsung masuk mobil. Alin pun juga melakukan hal yang sama. Mobil sudah berjalan kembali. Suasana kembali hening tampa suara kecuali suara mesin mobil yang berjalan. Disela keheningan, "Maaf ya slan atas keteledoran aku tadi. Makasih udah selamatin aku. Dan maaf udah repotin kamu". Ucap Alin merasa tidak enak dengan kejadian tadi.
"Ya. Tidak perlu minta maaf. Tadi murni kecelakaan". Ucap Aslan dengan santai.
Alin hanya mengiyakan ucapan Aslan. Suasana antara mereka jadi kikuk dan hening sampai di rumah kediaman Alin. Alin turun dari mobil aslan. Ia mengucapkan terima kasih pada Alin dan meminta aslan untuk pulang dengan hati-hati. Aslan hanya membalas ucapan Alaina dengan dahaman. Kemudian berlalu pergi meninggalkan area rumah Alin.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments