Pagi ini seperti biasa Shelina siap-siap untuk berangkat ke kampus. Penampilan gadis tomboi itu sekarang terlihat sangat anggun. Ia mengenakan dress sepanjang lutut berwarna putih, rambutnya dibuat ikal-ikal, pakai sepatu hak tinggi. Penampilan seperti ini biasanya hanya dilakukan Shelina pada saat ada acara penting keluarga atau formal. Kalau lain dari kegiatan itu, pakaiannya sangat berbeda dari gadis-gadis biasanya. Gadis satu ini lebih sering menggunakan jaket kulit dengan bermacam-macam variasi rompi di dalamnya. Dan banyak koleksi celana Levis panjang robek-robek dan koleksi celana Levis pendek. Intinya ni gadis cewek tomboi kece, berparas cantik, dan galak parah ke kaum cowok. Hanya cowok-cowok tertentu aja yang bisa dapat perhatian dan melihat kemanjaan gadis satu ini. Seperti Aslan contohnya. Gadis itu tidak malu untuk manja dan perhatian pada masnya yang satu itu. Walaupun ia terkesan galak dimata orang lain, itu semua tidak berpengaruh. Mala makin banyak cowok-cowok untuk uji nyali buat mendekatinya. Sampai detik ini masih berlanjut dan masih belum ada yang mampu menaklukan hati gadis ini.
Shelina mengatur segala sesuatunya untuk memberikan pelajaran pada orang yang ingin mencelakainya kemaren. Pelaku ternyata juga kuliah di kampus yang sama dengan Shelina. Tapi jurusan yang berbeda dengan dirinya. Shelina berjalan keluar dari kamar untuk segera berangkat sekolah. Alaina, Aslan dan Raislan cukup terkejut melihat penampilan Shelina yang berbeda. "Ke sambat apaan Lo? tumben amat ke kampus dengan penampilan begituan?". Ledek Raislan.
Shelina yang mendengar perkataan dari Raislan menghentikan langkahnya yang sekarang berada di ruang makan. "Bukan urusan Lo!". Dengan jutek. Mendengar jawaban dari Shelina, Raislan tidak merespon lagi tapi ia tertawa kecil melihat sifat adiknya yang temperamental itu.
"Ada acara formal di kampus dik?". Tanya Aslan lembut sambil makan. "Nggak ada mas. Aku lagi pengen aja berpenampilan seperti ini. Biar ada tantangan dan suasana baru lah". Ucap Shelina dengan tersenyum.
"Uhmm bagus itu kak. Kakak tambah cantik pakai dress itu kak. Penampilan yang kemaren juga cantik. Apa pun bentuk penampilan kakak, tetap keren dan kece dimata Aina kak". Sela Aina ikutan nimbrung.
"Ya lin. Adik mas selalu cantik (Shelina mengucapkan terima kasih pada masnya dengan memeluk gemas tubuh pria berseragam polisi itu). Sebelum berangkat kamu sarapan dulu ya dik?". Ucap Aslan.
"Kalian aja yang lanjut sarapannya. Aku buru-buru mas. Takut telat". Gadis itu pamit dan berlalu pergi. Selepas Shelina pergi, Raislan juga ikutan pamit dan cabut dari rumah. Katanya ada urusan.
Seorang gadis berjalan dengan anggun memasuki area kampus. Semua mata tertuju padanya. Banyak yang bergumam "cantik". "buset... bukan kaleng sebarang kaleng. Apik tenan". Ucap seorang lelaki.
Sani juga terheran heran dengan penampilan gadis yang katanya sahabat nya itu. Ia ikutan bengong di depan ruangan kelas. "Kenapa Lo!. Melamun dekat pintu masuk. Sehat Lo!". Ujar Shelina sambil berlalu melewati Sani dan duduk dalam kelas. Sani mengikuti sahabat nya itu. "Seharusnya gue yang tanya hal itu sama Lo Lin!. Sehat Lo?". Ujar Sani disertai tertawa kecil.
"Nggak penting banget pertanyaan Lo. Lo cukup saksikan aja apa yang bakal terjadi nanti. Selesai rencana ini, gua bakal cerita sama lo". Ujar Shelina dengan santuy.
"Rencana apa? Lo nggak bakalan lakuin hal yang aneh-aneh kan? gua kenal Lo. Jangan bilang Lo pakai cara ini, buat balas orang yang mau celakain Lo kemaren!". Ujar Sani dengan wajah khawatir.
"Lo tenang aja. Gua bakal bikin dia keluar dari kampus ini dengan cara gue sendiri. Dan nggak bakal biarin ia bisa bebas gitu aja. Lo tahu kan gue orang nya gimana". Ucap Shelina tersenyum santuy sambil mengedipkan satu matanya pada Sani.
"Emang nggak bisa berubah ini anak satu. Nekat dan gila parah!. Jangan bilang Lo mau lakuin...., ("Yes. Otak Lo sangat cepat konek dengan otak gue. Lo lihat aja ya. Gue bakal bikin dia nggak punya muka lagi buat menatap orang-orang). Tapi Lo kan bisa suruh anak buah keluarga Lo aja buat selesai masalah ini. Nggak perlu Lo yang harus turun tangan kan!". Ujar Sani.
"Lo lupa, kalau gue nggak pernah suruh orang lain buat selesai kan masalah gue. Gue bukan anak kecil. Gue bisa atasin masalah gue sendiri. Lo kayak baru kenal gue kemaren aja".
"Ya terserah Lo deh Lin. Semoga berjalan sesuai rencana ya!". Ujar Sani sudah pasrah buat nerima keputusan gadis kepala batu satu itu. Lagian percuma juga ia terus bujuk Shelina buat batalin rencana Gila itu. Shelina anaknya teguh pendirian terhadap setiap keputusan yang sudah ia ambil. Jadi ia Nggak bakal mundur.
Bel istirahat telah berbunyi. Shelina keluar lebih dulu. Katanya pada Sani ia ingin ke toilet bentar. Beberapa menit kemudian "Saniii.., Lo udah lihat belum?". Tanya teman cewek sejurusan dengannya. "Lihat apa?". Ucap nya heran.
Wanita itu menyuruh Sani segera membuka grub WhatsApp kampus. Dan betapa terkejutnya gadis itu melihat Vidio yang beredar di grub itu. Setelah melihat Vidio itu ia langsung berlari ke sumber kejadian. Ditempat itu sudah banyak orang yang mengerumuni lokasi kejadian. Sani berusaha keras buat menerobos kerumunan itu. Dan.., "Liinn". Teriak Sani.
Sani memeluk erat tubuh gadis yang kondisi nya sekarang sangat memprihatikan kan. Bajunya yang tadi sangat bagus, sekarang sudah robek-robek dan kotor. Shelina terbujur kaku dan lemas. Sani membantu Shelina untuk berdiri dan meninggalkan toilet. Sebelum mereka berdua berdiri, seorang pria datang untuk menutupi tubuh Shelina dengan jaketnya. Kemudian ikut memapah Shelina ke UKS. Untuk mengobati anggota tubuhnya yang terluka.
"Makasih ya. Lagi-lagi Lo bantu sahabat gue". Ucap Sani
"Ya. Sama-sama". Ucapnya sambil tersenyum.
"Kalau boleh tahu, nama Lo siapa?". Tanya sani setelahnya.
"Gue Hazn".
"Makasih Hazn kalau gitu gue masuk ruang UKS dulu ya. Kasian gue tinggal Shelina sendirian di dalam. ("Mau gue bantu?"). Nggak usah. Gue rencana mau bantu ganti baju Shelina di UKS".
"Umm... oke". Ucap Hazn sambil tersenyum. Kemudian berlalu pergi meninggalkan ruangan UKS.
Sani menemui Shelina di dalam UKS. Ia minta untuk Shelina mejelaskan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Tapi sebelum itu ia membantu Shelina menganti baju nya terlebih dalu. "Udah nggak ada siapa-siapa disini. Sekarang Lo jelasin, apa yang sebenarnya terjadi!". Pinta Sani dengan penuh penekanan pada kalimat yang ia ucapkan.
"Santai saaanii. Gue nggak papa. Ini bagian dari pembalasan". Sambil tersenyum lebar.
"Gila Lo liiin!. ("Jangan keras-keras sauranya!"). Gue pikir, rencana Lo nggak bakal sejauh ini. Tapi yang terjadi sekarang, dan Vidio yang beredar itu, bukan hanya bikin dia malu dan dapat pelajaran. Tapi gue takutnya Lo dan keluarga Lo bakal kena juga liin. Gue yakin bentar lagi bakal masuk berita deh. Dan saudara Lo semua nya tahu". Ucap sani khawatir.
"Udah lah san. Santai aja. Biarin aja ada berita. Mala makin bagus dong. Dia bakalan hancur sehancur hancurnya. Siapa suruh dia cari musuh dengan orang yang salah. Ya ending nya jadi gitu deh". Ujar nya santai.
"Ya udah, sekarang Lo jelasin ke gue, kejadian dari Vidio yang beredar itu. Soalnya gue lihat dari Vidio itu, tuh cowok narik paksa diri Lo, sampai lengan baju Lo robek dan tangan Lo berdarah karena dia mencengkram lengan tangan Lo dengan sangat kuat". Pinta Sani.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments