Shelina memasuki rumah dengan santai dan berjalan perlahan menuju kamarnya. Alaina yang melihat kepulangan kakaknya itu langsung pergi menemui kakaknya. Shelina sedang berusaha melepas baju olahraga yang dikenakan nya untuk mandi. Saat ia mencoba membuka baju itu sendiri, ia merasakan nyeri di bahunya karena hal itu, ia tidak bisa membuka bajunya. Alaina yang melihat hal itu ia segera membantu melepas baju kakaknya.
"Udah kakak. Bisa mandi sendiri kak? mau Aina bantuin?". Ucap Alaina dengan wajah sedihnya.
"Nggak usah gue masih bisa kok. Lo nggak usah khawatir. Gue nggak papa kok". Ujar Shelina kemudian berjalan memasuki kamar mandi.
Alaina hanya menatap kakaknya itu dengan sendu. Kemudian ia membantu menyiapkan baju yang akan Shelina pakai setelah mandi nanti. Beberapa menit kemudian shelina sudah selesai mandi dan segera pakai pakaiannya. "Makasih ya udah siapin baju buat gue. Nggak usah repot-repot sebenarnya. Gue masih bisa lakuin sendiri kok". Ucap Shelina sambil duduk santai di sofa kamarnya.
Alaina ikut duduk di samping kakak cewek satu-satunya itu. "Ya gimana Aina nggak sedih dan khawatir kak. Secara pipi, tangan kakak luka dan lebam-lebam gitu. Tega banget si kak Rexal lakuin itu ke kakak. Sampai niat bangat lagi buat nyelakain kakak. Katanya waktu itu cinta sama kakak. Pas kakak tolak, sekarang dianya benci bangat sama kakak. Itu namanya bukan cinta tapi terobsesi untuk memiliki kakak. Kalau dia benar cinta, nggak bakalan tega nyakitin kakak kayak gini". Ujar Alaina.
"Udah biarin aja dia. Gue udah kasih pelajaran sama dia. Salah cari musuh tu orang". Ketus Shelina. Alaina meminta Shelina untuk istirahat agar badannya selepas bangun nanti sedikit akan lebih baikan dan segar. "Ya bawel. Ke kamar sana gih. Gue mau sendiri dan istirahat". Ujar Shelina. Alaina menuruti kemauan kakaknya itu dan berlalu pergi meninggalkan kamar Shelina.
Sampai diluar kamar, Alaina melihat kedatangan Raislan dengan memasang raut wajah sedikit sendu."Bang Rai. Abang habis dari mana bang?". Tanya Alaina sambil memegang kedua bahu Raislan. Raislan yang mendengar pertanyaan dari adik bontotnya itu, menghentikan langkahnya. "Gimana kondisi kakak Lo?" (sambil sedikit membuka pintu kamar Shelina. Shelina sedang berbaring tidur di kasurnya).
"Kak Lina nggak papa katanya bang. Tapi terdapat luka di tangan dan bagian badannya ada yang lebam mungkin karena efek dibanting kelantai. Makanya ada bekas lebam bang". Ucap Alaina sambil ikut melihat shelina dari pintu kamar yang terbuka sedikit.
Raislan ingin masuk untuk melihat kondisi Shelina. Tapi Alaina hentikan. "Nanti aja nemuin kak Lina bang. Sekarang biar dia istirahat dulu". Sambil menahan tubuh Raislan agar tidak masuk kamar Shelina. Mendengar pemintaan dari adik bontot nya itu membuat Raislan mengurungkan niatnya untuk menemui Shelina dan kembali menutup pintu kamar Shelina. Setelah itu ia pergi dari depan kamar Shelina. Alaina pun ikut berlalu pergi menuju kamarnya.
*****
Suasana sedikit bising di lokasi syuting. Karena para kru dan tim lainnya sedang memulai proses syutingnya. Faleon sangat cekatan dan mendalami karakter dari film yang dibintanginya. Proses syuting telah berakhir. Faleon istirahat sebentar diruang ganti kemudian pulang ke rumahnya. Diperjalanan pulang ia meminta ponselnya pada sang asisten. Asisten nya memberikan ponsel milik Faleon. Ia melihat Ig sebentar. Tapi baru saja ia membuka beranda Ig itu, yang langsung muncul berita tentang adik nya Shelina. "Apa-apaan ini". Gumam Faleon. Faleon tidak dikasih tahu masalah yang menimpah Shelina itu. Untuk memastikan berita itu benar Faleon menelepon langsung orang yang diberitakan.
Shelina yang sedang memaksakan diri untuk tidur kembali terbangun karena ponselnya berdering. Hal itu membuatnya sedikit jengkel. "Siapa si yang nelpon" (melihat nama di ponsel 'MAS SELEB'). Shelina mengangkat telpon itu.
"Hello Lin".
"Ya ada apa mas. Tumben Lo nelpon gue". Ketus Shelina.
"Mas baru baca berita yang lewat di Instagram tentang lo Lin. Apa benar berita itu?". Tanya Faleon dengan suara datar dan sedikit khawatir.
"Ya. Gue nggak papa. Udah ya mas. Lo fokus aja sama kehidupan Lo di situ mas. Kita disini baik-baik aja kok". Ketus Shelina jutek.
"Syukurlah kalau Lo baik-baik aja Lin. Ya udah mas lanjut kerja lagi Lin. Cepat sehat ya dan jangan lupa ke dokter". Ucap feleon dengan nada tetap lembut tanpa menghiraukan nada bicara sang adik padanya. Ia tahu adik nya yang satu itu memang seperti itu setiap bicara dengannya. Jadi dia udah biasa dan tidak mengambil pusing perihal itu. Faleon kemudian mematikan telpon. Shelina pun kembali untuk tidur.
Setelah mengakhiri panggilan telponnya, Faleon meminta pada supir untuk ke suatu tempat. Ia baru ingat kalau hari ini ada janji. Faleon sampai di rumah kediaman sang istri. Seorang gadis kecil dengan gaun pink, dan jepit rambut yang menempel di kepalanya membuat rambutnya yang lurus dan terurai menjadi tambah cantik dan menggemaskan.
"Daddy". Memeluk erat sang ayah. Faleon membalas pelukan putri kecil kesayangannya itu. Tak mengusung lama setelah kedatangan Aoura, seorang wanita yang telah berpakaian rapi pun turut menghampiri mereka berdua. Faleon yang melihat kedatangan wanita itu meminta pengawalnya untuk membawa Aoura masuk mobil lebih dulu. "Saya udah janji sama Aoura buat ajak ia jalan-jalan hari ini. Setelah selesai Aoura main, nanti akan saya antar lagi pulang". Ucap Faleon kemudian ingin melangkah pergi meninggalkan sang istri. "Sampai kapan kita akan seperti ini mas. Udah tiga bulan kita pisah rumah mas. Kapan kita bisa bicara lama buat menyelesaikan masalah ini mas. Kamu nggak kasihan dengan anak kita mas?. Aku mau jelasin kejadian yang sebenarnya waktu itu mas. Kamu salah paham. Kejadian yang sebenarnya tidak seperti yang kamu lihat mas". Ucap sang istri dengan sendu.
"Udah stop Kim Youra! Aku udah bilang sama kamu, aku butuh waktu untuk sendiri. Kamu jangan seperti ini. Kamu mau wartawan tahu tentang masalah kita ini. Udah aku mau pergi. Aoura udah lama menunggu ku". Ucap Faleon sambil berusaha menahan amarahnya dengan sedikit melembutkan nada bicaranya dan berlalu pergi. "Mass...". Teriak Kim Youra dengan lembut. Faleon telah berlalu pergi meninggalkan rumah kediaman sang istri. Sekarang ia dan sang putri telah sampai di taman bermain anak-anak.
"Dad I want to eat ice cream". Sambil mengulas senyum manisnya.
"Oke darling". Sambil mencubit lembut hidung sang anak.
Mereka menuju tempat es cream. Feleon membeli satu untuk si kecil dan satu untuknya. Ia dan sang buah hati duduk di bangku taman untuk menikmati es cream. "Sayang..." memanggil sang sebuah hati dengan lembut. Aoura yang aksi menikmati es cream nya pun menoleh ke arah sang ayah. "Ya Dad". Ucap si kecil sambil menatap ke arah sang ayah. Faleon yang sedang memegang es cream, ia sengaja mengambil sedikit es cream dengan jarinya kemudian mengoleskan lembut di pipi sang anak. Si kecil yang merasakan dingin di pipi nya dan melihat perilaku sang ayah pada nya, ia pun ikut memberi olesan es cream pada hidung sang ayah. Mereka berdua saling tertawa dan gembira kemudian kembali menghabiskan es cream nya. Anak dan ayah itu saling melepas kerinduan karena sejak Faleon dan sang istri pisah rumah ia sangat jarang menghabiskan waktu seperti ini bersama sang putri. Saat Faleon bersama sang anak, sangat banyak mata yang memperhatikannya. Ada yang ingin minta foto dengan sang idola. Bukan Faleon sombong atau bagaimana, tapi hari ini ia tak ingin di ganggu. Ia ingin menikmati kebersamaan dengan anak semata wayangnya dengan tenang. Jadi ia berpesan pada pengawal yang menemaninya untuk meminta para penggemar tidak mengganggu waktunya dengan sang putri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments