Aslan pulang dari kantor. Ia langsung menuju kamar sang adik. "Bagaimana keadaan kamu sayang?". Sambil mengelus rambut Shelina yang sedang berbaring tidur di kasur kamarnya. Sentuhan lembut yang terasa di kepala nya itu, membuat Shelina terbangun dari tidurnya. "Mas.., udah pulang". Sambil duduk di kondisinya tadi yang berbaring.
"Ya. Maaf ya dik. Mas bangunin kamu". Tersenyum sambil menatap sendu sang adik.
"Ya mas. Nggak papa. Aku baik-baik aja kok mas. Mas nggak usah khawatir". Ucap Shelina lembut dan mengukir senyum di bibirnya. Aslan melihat tangan Shelina yang terluka, bahu dan pipi nya ada sedikit lebam. "Pipi kamu peri ya dik?".
"Agak nyeri dikit mas. Akibat tamparan yang keras mungkin. Tapi nggak papa mas. Udah di obatin kok. Luka nya nggak serius juga". Ucap Shelina santai.
Disela Aslan dan Shelina berbincang bincang, Raislan masuk ke kamar Shelina. "Gimana keadaan Lo udah mendingan?". Dengan nada selembut mungkin sambil duduk di tepi kasur Shelina dan melihat luka ditangan Shelina. gadis itu belum membalas pertanyaan dari Raislan. "Ke sambat apa ni anak satu. Tumben lembut bangat nada bicaranya". Batin Shelina. "Selain ini apa lagi yang sakit Lin?". Ucap Raislan lagi dengan sedikit memasang wajah sendu. Shelina yang masih belum merespon karena ia melamun. Aslan memanggilnya. "Lin..., Abang Raislan tanya kamu tu dik."
Shelina tersadar dari lamunannya. "Umm.. iya. Gue nggak papa kok bang". Ucapan nya juga dengan nada pelan.
"Lo udah makan?". Ucap Raislan lagi.
"Gue lagi nggak napsu makan". Ucapnya santai tapi dalam hati merasa tersentuh hatinya karena pertama kali sang Abang memperlihatkan perhatian nya pada Shelina. Biasanya ribut terus setiap kali bertemu.
Raislan memanggil pelayan untuk membawakan makan ke kamar Shelina. Shelina memprotes dengan nada pelan meminta Raislan untuk tidak perlu melakukan hal itu. Karena iya masih bisa untuk makan atau melakukan apa pun sendiri. Aslan yang menyaksikan interaksi yang berbeda dari kedua saudaranya itu, mengukir senyum bahagia di bibirnya. "Mas tinggal dulu ya. Mas mau mandi". Setelah itu berlalu pergi meninggalkan kedua saudara nya itu.
Pelayan datang membawa makanan untuk Shelina. Setelah menaruh makanan pelayan pun berlalu pergi. "Sekarang Lo makan ya". Mengambil satu sendok dan menyuapi sang adik. Shelina menurut dan memakan makan yang disuapi oleh saudaranya itu. "Sekarang Lo lanjut makannya sendiri ya" (Shelina mengangguk pelan). Raislan menyambung kalimatnya "Soalnya gue bosan menyuapi Lo. Lagian luka Lo nggak parahkan. Jadi bisa la buat makan sendiri". Ledek Raislan dengan memasang wajah cueknya. Shelina yang merasa dipermainkan dari tadi, ia jadi marah "Sialan Lo. Pergi Lo San. Gue nggak butuh perhatian Lo. Lagian siapa juga yang minta makan. Lo sendiri kan yang mau!". Bentak Shelina.
Raislan yang mendengar Shelina yang terus saja teriak dan mengocek, berlalu pergi meninggalkan Shelina dengan tertawa kecil. Abang nya yang satu ini sangat suka menjahili adik nya itu. Ia tidak bisa berlama-lama bersikap perhatian pada sang adik karena aneh saja menurutnya. "Lebih seru berantam manja begini" Gumam Raislan sambil tersenyum jahil. Shelina tidak mood lagi untuk melanjutkan makannya. Ia kesal dengan sikap Abang yang gengsian dan nyebelin itu. "Sial itu si Raislonn (seenaknya saja membelokan nama abangnya). Bisa-bisa nya dia cari gara-gara saat gue lagi sakit gini".
*****
Waktu libur Alaina masih lumayan lama sebelum masuk sekolah lagi ke jenjang SMA jadi dari pada tidak ada kegiatan, ia memutuskan untuk terbang ke Korea Selatan bertemu masnya sekalian liburan. "Aku nelpon mas Faleon dulu, baru habis itu aku beli tiket buat ke Korea besok".
"Hello mas".
"Ya ada apa Lin?".
"Mas besok aku mau liburan ke Korea tempat mas selama beberapa hari boleh nggak mas?".
"Ya udah boleh. Tapi kamu minta izin juga sama mas kamu yang lain ya".
"Ya mas".
"Ya udah. Nanti kabari mas kalau udah sampai di bandara Korea ya. Kalau sempat mas yang jemput tapi kalau nggak sempat, nanti ada pengawal yang jemput".
"oke mas".
Dunia per telponan berakhir. Sekarang Alaina menemui saudaranya yang lain. Di ruang keluarga kebetulan ada Raislan dan Aslan. Mereka lagi sibuk dengan kegiatan masing-masing. Alaina menemui dua saudaranya itu. Ia minta izin untuk pergi liburan. Kedua nya mengizinkan. Sekarang ia tinggal menemui sayang kakak tersayang.
"Misi kak. Boleh aku masuk?".
"Ya masuk aja. Ada apa?". Ucap Shelina santai sambil memainkan ponselnya.
"Kak, Aina mau izin liburan ke Korea ya kak. Tempat mas Faleon. Mumpung masih ada waktu libur sebelum masuk sekolah". Sambil duduk di samping Shelina.
"Ya udah pergi aja. Udah di kabari mas seleb nya kan?". Ucapnya santai.
"Mas Faleon kak ("sama aja" Sela Shelina). Udah kak. Maaf ya kak". Memasang wajah sendu.
"Kenapa Lo minta maaf?".
"Aina nggak maksud ninggalin kakak dalam keadaan masih sakit gini".
"Gue udah sehat. Ini luka kecil. Lo lupa profesi gue?".
"Ya ingat kalau kakak seorang pelatih taekwondo. Jadi udah biasa dengan luka seperti ini. Tapi kan tetap aja kakak masih merasakan nyeri di sebagian tubuh kakak".
"Udah deh. Jangan lebay. Nikmati aja waktu liburnya. Lagian gue rencananya juga mau pergi liburan".
"Beneran kak? kemana? kakak lagi libur kuliah juga?".
"Udah Lo siapin aja barang-barang untuk berangkat besok".
"Uhmm..., ya udah deh kak. Makasih ya kak. And cepat sembuh". Memeluk Shelina kemudian mencium pipi Shelina.
"Nggak usah cium-cium. Geli ai!. Udah sana". Ketus Shelina.
Alaina berlalu pergi meninggalkan kamar Shelina dengan tersenyum lebar karena berhasil menjahili kakaknya itu. Alaina menyiapkan segala barang-barang yang akan dia bawa. Setelah selesai baru memesan tiket pesawatnya. Sebenarnya untuk memesan tiket di hari H atau H-1 itu sangat sulit. Tapi karena Alaina dari keluarga yang berpengaruh, hal itu pun tidak berlaku pada keluarganya. Sudah pasti keperluan keluarga Syof yang akan lebih di utamakan.
Embun pagi telah menempeli sapanjang rerumputan. Kini saatnya mentari pagi yang memancarkan sinarnya. Alaina sudah siap untuk ke bandara. Aslan, Raislan dan Shelina ikut mengantarnya ke bandara. Sekarang pesawat Alaina sudah terbang landas menuju kota Seoul Korea Selatan. Pesawat Alaina sampai di tujuan. Alaina menunggu seseorang untuk menjemputnya.
"Alainaaa...". Teriak Faleon sambil berjalan menghampiri sang adik.
"Mas Leon (memeluk erat tubuh sangat kakak dengan haru. Karena sudah lama tidak bertemu terakhir bertemu waktu lahiran Aoura).
Faleon melepas perlahan pelukan sang adik. Pandangan Alaina tertuju pada gadis cantik dan sangat menggemaskan itu. Bola matanya yang terlihat biru, kulit putih dan rambut luju sepanjang bahu itu. Membuat si kecil seperti boneka hidup yang berjalan. "Hi.. manis". mencubit pelan pipi Aoura. "Hi..". Dengan suara imut. Alaina sangat gemas dengan ponakan pertamanya itu. Mereka pun segera masuk mobil karena sudah banyak para fans yang melihat mereka. Pengawal menuntun mereka untuk masuk mobil dengan aman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments