Marthinus mengendus keberadaan vampir yang diduga dialah korban pertama dari vampir yang sesungguhnya,
Aroma anyir darah yang telah bercampur dengan aroma vampir terendus sangat jelas saat Marthinus mendatangi sebuah wilayah yang cukup padat penduduk di sekitar pinggiran kota Jakarta,
"Tak salah lagi, pasti dia ada di sekitar sini,"
Gumam Marthinus sambil siaga dengan senjata tongkat ujung peraknya,
Beberapa emak berjalan entah pulang dari mana, mereka berjalan beriringan sambil membawa nasi berkat, sepertinya dari sebuah tempat acara,
Marthinus mengawasi mereka, berniat menjaga karena Marthinus tahu persis di sana sedang tak aman karena aroma vampire begitu jelas terendus,
Namun...
"Eh, Mister, nyari ape lu kemari?"
Tiba-tiba salah satu emak itu bertanya, membuat Marthinus terkejut,
Ini pastinya tak akan terjadi jika ada di London,
Ah benar-benar sial, kenapa harus ada vampire di sini? Batin Marthinus,
"Nyasar ye? Disasarin hape kali,"
Kata salah satu emak yang lain pula,
Marthinus yang matanya kemudian tiba-tiba menangkap sebuah gerakan tak biasa di balik kegelapan, tampak kemudian ia tak peduli dengan pertanyaan para emak,
Marthinus hanya bicara sekilas lalu para para emak-emak itu,
"Cepatlah pulang ke rumah masing-masing, tutup pintu dan kunci, jangan keluar sampai pagi tiba!"
Kata Marthinus yang setelah mengatakannya langsung melompat ke arah atap rumah, melesat dengan tongkat peraknya, jubah hitamnya dan juga rambut pirangnya yang panjang berkibar-kibar,
Para emak sejenak tampak melongo melihat Marthinus yang tampak melompat dengan sangat cepat dari satu atap ke atap yang lain,
"Batman?"
Satu emak berkata,
"Bukan, itu Spiderman,"
Kata yang lain,
"Spiderman tidak pakai jubah Mpok Induuun,"
Semua pada ngomel,
Dan...
"Eh... eh... tadi kita disuruh pulang dan kunci pintu, ayok cepat pulang,"
Ujar salah satu emak pula,
"Oh iya, ayok pulang... pulang..."
Mereka semua langsung bergegas meneruskan langkah mereka lagi,
"Eh ini nasi berkatnya Ibunya si Ajeng bagaimana? Siapa yang mau antar?"
Tanya si emak yang tampak membawa dua nasi berkat, yang satu nasi berkat itu adalah titipan dari tempat acara untuk diberikan ke Ibunya Ajeng,
"Ah Mpo Indun aja itu, yang rumahnya paling dekat,"
Ujar yang lain,
"Lah dah, aku terus,"
Mpo Indun protes keras,
"Lah ya siapa lagi, kan memang Mpo Indun yang rumahnya paling dekat,"
Mpo Indun pun lantas terpaksa menerima titipan nasi berkat dari tangan salah satu teman emak-emak,
Hari sudah benar-benar malam, mereka akhirnya memutuskan untuk segera menuju rumah masing-masing,
Tentu saja, sebetulnya acara sudah selesai sejak sebelum jam sembilan malam, tapi mereka terlalu banyak melakukan kegiatan tak berfaedah setelahnya, terutama berghibah, walhasil tahu-tahu hari sudah larut,
Mpo Indun berjalan tergesa-gesa, ia sesekali melihat ke arah atap rumah untuk memastikan apakah laki-laki berjubah yang misterius itu muncul lagi di sana,
Tapi...
Sepi...
Mpo Indun sesuai amanah tampak melewati rumahnya lebih dulu dan menuju rumah ibunya Ajeng yang berselang dua rumah saja dari kediaman Mpo Indun,
Rumah Ibunya Ajeng tampak gelap seluruhnya,
Tak biasanya semua lampunya terlihat tak ada satupun yang menyala,
Apa mereka pergi? Batin Mpo Indun,
Mpo Indun baru akan naik ke teras rumah Ibunya Ajeng, namun tiba-tiba matanya tanpa sengaja melihat sesuatu,
Mpo Indun sejenak tercekat, kedua matanya terbelalak karena terkejut, sementara langkahnya refleks mundur beberapa langkah ke belakang,
"Da... Darah ap... a in...i,"
Mpo Indun begitu ketakutan, dan...
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
◉✿✪⃟𝔄ʀⓂ️𝐚𝐰𝐚𝐫✿◉
Haaaah... darah siapa Mpok...
2023-02-17
1
Ela Jutek
darah sape dah tu
2022-12-30
1
Anisha Andriyana Bahri
dan gantung lagi ..gara" mak indun bwa berkat. hadeehh
2022-12-30
0