4. Ada Apa Gerangan?

"Jeng, dicari Pak Rahmat tuh,"

Seorang teman OB terlihat menghampiri Ajeng yang tengah membuka bungkusan ketoprak yang baru saja ia beli untuk makan,

Setelah pagi tadi ia gagal sarapan dan juga siang harinya terlalu sibuk hingga tak sempat sarapan, karena Ajeng gagal dibawakan bekal oleh Ibunya, Ajeng akhirnya memutuskan membeli ketoprak untuk makan siang yang kesorean,

"Ada apa?"

Tanya Ajeng bingung, tak biasanya seorang yang berada di posisi penting macam Pak Rahmat mencarinya sampai ke tempatnya,

"Mana aku tahu, mau minta tolong paling, tidak mungkin kan ngajak ngedate,"

Kata si teman OB nya Ajeng, tampak Ajeng yang mendengar pun hanya bisa menghela nafas panjang,

Tentu saja ia juga sudah terlalu tahu diri untuk berpikir semacam itu,

Seorang atasan mengajak ngedate petugas kebersihan, itu tentu hanya ada di sinetron saja, karena demi apapun, hidup di dunia yang semua serba uang dan gengsi, rasanya tidak mungkin jika orang yang berada di tingkat ekonomi tinggi menurunkan gengsinya dengan mencari pasangan yang jelas berada di bawahnya dalam semua hal pula,

"Baiklah, sebentar,"

Jawab Ajeng yang lantas terpaksa kembali menutup bungkusan ketoprak miliknya dan menunda makannya meski perut telah benar-benar lapar,

Ajeng kemudian beranjak mengikuti teman OB untuk menemui Pak Rahmat yang mencarinya,

Tak sampai satu menit, Ajeng pun telah sampai di hadapan Pak Rahmat yang ketika Ajeng muncul, Pak Rahmat, laki-laki muda itu, yang karirnya dalam sekejap melesat cepat naik itu tampak langsung tersenyum lebar menyambut,

Dan tak hanya itu, Pak Rahmat juga langsung menghampiri Ajeng dan langsung meraih kedua tangan Ajeng untuk ia genggam dengan kedua tangannya, yang tentu saja hal itu langsung membuat di OB yang penasaran kenapa Ajeng dicari atasan pun kini kedua matanya sampai nyaris copot saking kagetnya,

Bahkan, belum lagi kekagetan pertama saja belum selesai, Pak Rahmat tiba-tiba mengatakan yang membuat si OB yang tadi memanggilkan Ajeng jadi makin ingin pingsan,

"Ajeng, terimakasih kamu sudah menyelamatkan aku, kamu sungguh karunia untukku,"

Kata Pak Rahmat seraya menggenggam erat kedua tangan Ajeng,

Ajeng yang bahkan jauh lebih kaget daripada sang OB, kini tampak ia berdiri mematung sambil bingung harus bagaimana bereaksi atas apa yang dilakukan dan dikatakan Pak Rahmat,

"Ng... Ngg... Maaf Pak Rahmat, ini..."

"Sudah Jeng, jangan bahas di sini, kita ke ruanganku sebentar,"

Ujar Pak Rahmat,

Ajeng menatap atasannya yang kebetulan sejak dulu Ajeng begitu menyukai paras dan kepribadiannya,

Ah tentu saja, kepribadian yang ditunjukkan di depan manusia, bukan kepribadian yang sesungguhnya,

Pak Rahmat, laki-laki muda itu lantas menggandeng tangan Ajeng menuju ke ruangannya sendiri dengan disaksikan begitu banyak mata julid serta kepo dari para OB dan OG, serta dari para pegawai lain,

Sesampainya di ruangannya sendiri, Rahmat meminta Ajeng untuk duduk, sementara Rahmat, laki-laki muda itu menelfon lebih dulu,

Ajeng tampak celingak-celinguk menatap seluruh ruangan sang atasan yang rapi sekali, yang selama ini tugas temannya yang sudah senior lah yang mengurus ruangan para atasan,

Ah sebetulnya ada apa? Kenapa Pak Rahmat bersikap seperti ini tiba-tiba? Apakah aku mimpi? Atau bagaimana? Batin Ajeng bingung di tengah degup jantungnya yang begitu cepat,

Ajeng tampak begitu gugup manakala tak lama Rahmat kemudian kembali ke tempat di mana Ajeng duduk setelah sibuk menelfon sebentar,

Rahmat tersenyum pada Ajeng yang begitu melihatnya langsung tampak semakin gugup,

Dan...

...****************...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***