12. Kabar Buruk

"Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus bertindak langsung,"

Shane terlihat mondar-mandir begitu telah berada di rumahnya yang besar dan mewah,

Laki-laki bule itu terlihat memasang wajah serius,

Sementara itu istrinya tampak duduk bersandar di sofa besar di ruangan yang kini mereka tengah berada,

Ruangan yang ada di lantai tiga rumah mereka itu mereka gunakan untuk membuat rapat kecil dengan kepala pengawal yang bertubuh tinggi besar dengan jubah hitam panjang,

Ya, Tuan Marthinus, laki-laki asing berambut gondrong itu berdiri menatap Tuannya,

"Ini benar-benar di luar dugaan, ada vampire di sini, pasti ada kesengajaan bukan?"

Isteri Shane menatap suaminya dan juga kepala pengawalnya bergantian,

Kedua laki-laki itu terlihat mengangguk, Shane menghentikan acara mondar-mandir nya,

Ia menatap istri tercintanya,

"Alex, apa ada hubungannya semua ini dengannya?"

Gumam Shane dengan tatapan mata mengarah pada sang isteri,

"Alex? Bukankah dia ular?"

Isteri Shane tampak ragu,

"Mereka dulu tinggal di London juga, bisa jadi mereka sengaja membawa vampire ke tempat ini, lalu mengambil korban untuk kemudian menjadikannya teror untuk membuat kerusuhan,"

Ujar Tuan Marthinus memberikan pandangannya,

Shane menoleh ke arahnya, karena merasa ia pun sepertinya sependapat dengan Tuan Marthinus,

"Tapi, bukankah kalian bilang jika belakangan vampire di sana pun mulai bersembunyi di tempat yang jauh dari manusia?"

Isteri Shane masih belum yakin jika ini ada kaitan dengan Alex,

"Kastil tua di pinggiran kota itu, anak Ruthven ada di sana, jika ia dibangunkan, itu tentu adalah malapetaka,"

Lirih Tuan Marthinus,

Mendengar hal itu istri Shane kemudian berdiri,

"Kita telfon Mom di sana, dan juga Paman Nick,"

Kata isteri Shane,

Tampak Shane mengangguk setuju, ia pun lantas cepat mengambil ponselnya, sedangkan sang istri juga melakukan hal yang sama,

Keduanya menghubungi dua orang di London untuk memastikan apakah terjadi hal yang serupa,

Putri Vampire terakhir itu, benarkah ia sudah dibangunkan?

Jika benar, maka tentu ini adalah pekerjaan rumah yang cukup berat untuk Shane dan juga Tuan Marthinus,

Tuuuut... Tuuuut... Siapa hendak turut,

Oh oh... Bukan, bukan begitu tentu saja bunyi panggilan Shane yang terhubung dengan telfon rumah Mom nya di London,

Cukup lama, bahkan hingga dua kali ia mencoba menghubungi, saat kemudian panggilannya diangkat lalu ditiriskan,

"Ya, halo..."

Terdengar suara Mom di seberang sana,

"Halo Mom,"

Shane lega karena Mom nya akhirnya mengangkat panggilannya,

Shane berjalan menuju balkon, karena di dalam ruangan isterinya juga tampak sudah bicara serius dengan Paman Nick, orang kepercayaan keluarga besar mereka,

"Apa kabar Shane? Mom sangat senang kau menelfon, sudah beberapa hari ini Mom ingin menghubungimu, tapi rasanya takut mengganggu kalian, apalagi kau pasti sibuk mengurus perusahaan pula,"

Kata Mom,

Shane menatap langit, seolah di sana tergambar wajah Mom yang cantik,

"Ya Mom, sorry, Shane jarang menelfon,"

Shane tampak tak enak,

"Tidak apa, Mom bisa mengerti,"

Kata Mom,

Shane tersenyum getir, menyadari bahwa ia harusnya menelfon lebih sering agar tahu kondisi Mom yang ditinggal sendirian di London,

"Ah bagaimana kabar isteri dan anak-anakmu?"

Tanya Mom,

"Hmm mereka baik Mom,"

Jawab Shane,

"Senang mendengarnya Shane,"

Ujar Mom,

Shane tersenyum, meskipun ia tahu ini bukan video call dan Mom nya tak akan melihat ia tersenyum,

"Mom,"

Panggil Shane kemudian,

Kali ini ia mengalihkan pandangannya ke arah jalanan komplek yang lenggang, yang hanya tampak satu kucing kampung oren sedang berjalan santai lalu juga ada pocong yang sedang jalan-jalan mengitari komplek,

"Mom, apa ada sesuatu yang terjadi akhir-akhir ini di sana?"

Tanya Shane kemudian, sambil tatapan matanya masih mengawasi pocong yang kini kain kafannya di cakari kucing oren yang melompat ke tubuhnya,

"Maksudnya, sesuatu yang buruk?"

Tanya Mom,

"Yah Mom, apa ada sesuatu yang berhubungan dengan... vampire,"

Kata Shane langsung ke poinnya,

Mom terdiam sejenak, sebelum kemudian menjawab,

"Vampire, ya, ini salah satu yang membuat Mom ingin menelfon,"

Ujar Mom,

Shane yang mendengarnya tampak langsung tegang, perasaannya langsung tidak enak,

"Seminggu yang lalu ada korban di pusat kota,"

"Vampire?"

Tanya Shane,

"Ya, kami mencurigai ini ulah vampire, desas-desus menyebut anak Ruthven telah dibangunkan, bangsa Lycan mulai waspada, jika dia menggalang kekuatan, tentu akan ada peperangan besar lagi untuk memperebutkan daerah kekuasaan,"

"Juga manusia tidak akan aman bukan Mom?"

"Ya... Manusia akan dalam posisi yang paling tidak aman saat mereka para vampire mulai berani keluar lagi, apalagi jika daerah-daerah yang dihuni Lycan jatuh pula ke tangan mereka,"

"Lycan tidak memburu manusia,"

Lirih Shane,

"Ya, kami menyatu hidup dengan manusia saat ini, tidak ada masalah tentu saja untuk para Lycan dan manusia,"

"Ruthven,"

Shane bergumam, ia tampak mengepalkan tinjunya,

"Mom sedang berusaha mencari informasi soal keberadaan vampire di pusat kota, banyak Lycan juga mencari persembunyiannya,"

Shane mengangguk, lagi-lagi ia melakukannya meskipun sadar Mom tak akan melihat apa yang ia lakukan,

"Ah yah, kenapa kau tiba-tiba menanyakan soal hal buruk yang mungkin terjadi di sini Shane? Apa kau mendapat firasat?"

Tanya Mom,

"Tidak Mom, di sini juga ada korban dan bahkan ia menjadi vampire, Shane rasa, beritanya bahkan pasti sudah ada di televisi, mungkin sudah sampai ke sana,"

"Oh, sungguh? Kapan itu kejadiannya?"

Tanya Mom terkejut, ia tentu saja sama hal nya dengan Shane, tak menyangka ada vampire di Indonesia,

"Siang tadi Mom, di bandara, beritanya pasti cukup besar, karena ini kasus yang terjadi pertama kali di sini,"

Ujar Shane pula,

"Yah pasti, dan kepolisian pasti akan sangat kerepotan menangani,"

Kata Mom,

"Ya Mom, inilah yang Shane khawatirkan, vampire utamanya menghilang, ia bersembunyi entah ke mana, Shane khawatir jika ia akan memakan lebih banyak korban dan menularkan virusnya, Mom pasti tahu, betapa cepatnya mereka menjadi banyak jika korban berjatuhan tanpa bisa kita bendung,"

"Ya Shane, Mom tahu betul itu, sedangkan di sana manusia tak bisa dibantu Lycan,"

Kata Mom,

"Yah, itu masalahnya,"

Lirih Shane dengan wajah yang benar-benar cemas.

Sementara di jalanan komplek pocong yang diserang kucing oren kini berguling-guling di atas aspal dan kucing oren mencakarinya seperti sedang menyerang tikus.

...****************...

Terpopuler

Comments

Mbk Imey Mey

Mbk Imey Mey

siluman serigala mbak
itu ngomong2 pocongnya kalah sama si oyen...... /Grin//Facepalm//Facepalm/

2024-01-31

0

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

lycan apaan sih

2023-10-10

0

◉✿✪⃟𝔄ʀⓂ️𝐚𝐰𝐚𝐫✿◉

◉✿✪⃟𝔄ʀⓂ️𝐚𝐰𝐚𝐫✿◉

Si poci mah mainnya kok sama si oyen... malih model ntar kostummu lah kalau mainnya di cakar" begitu

2023-02-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!