Alex mengajak istrinya pergi dari tempat mereka telah menjadikan Ajeng korban, begitupun laki-laki gemuk pendek yang begitu setia mengiringi Alex menuju pesawat yang telah disediakan,
Para pengawal Alex pun turut serta mengawal atasannya, membiarkan sosok Ajeng yang tak lagi bernyawa tergeletak begitu saja, benar-benar seperti sampah yang tak berguna,
Rahmat, bawahan si laki-laki gemuk pendek yang merupakan salah satu orang penting di sana, kini tampak mendekati tubuh Ajeng yang seperti kehilangan seluruh darahnya,
Gadis yang belum lama masih bicara dengannya itu kini telah mati dengan cara yang tak biasa,
Tiba-tiba...
Rahmat entah kenapa merasa begitu kasihan pada Ajeng, jauh di lubuk hatinya, ia tahu jika harusnya ia tak mengorbankan gadis baik itu,
Tapi, nyatanya waktu yang diberikan atasannya tidaklah cukup untuk mencari korban selain anak jalanan yang biasanya banyak di sekitar jalan raya,
Rahmat mengusap wajahnya kasar, laki-laki muda itu tampak duduk di salah satu kursi di ruangan yang masih merupakan ruang bawah tanah itu,
Para junjungannya telah pergi, di sana kini begitu sepi, hanya tinggallah dia dan tubuh Ajeng yang kaku,
Sekitar setengah jam berlalu, ketika Rahmat akan memindahkan tubuh Ajeng dari sana agar bisa ia kuburkan, tiba-tiba...
Terdengar lirih suara seperti Ajeng merintih,
Rahmat yang mendengar rintihan itupun tentu saja begitu terkejut, ia tampak bangun dari duduknya, matanya menatap tubuh Ajeng yang kini pelahan mulai bergerak,
"Ajeng... Ajeng..."
Rahmat memanggil Ajeng,
Ajeng masih terus merintih, sementara tubuhnya kini tampak mulai mengejang,
Rahmat tampak bingung, ia mundur beberapa langkah karena mulai takut melihat bagaimana Ajeng bergerak tak wajar,
Ajeng hidup lagi, benarkah dia hidup lagi? Rahmat menatap Ajeng dengan perasaan tak menentu, antara takut namun juga lega karena jika Ajeng benar bisa hidup lagi, tentu ia tak perlu menguburkannya,
Tapi...
Tiba-tiba saja Ajeng membuka matanya, mata itu tampak putih seluruhnya, seiring dengan itu ia menjerit melengking, untungnya keberadaan mereka yang ada di ruang bawah tanah membuat jeritan Ajeng tak terdengar siapapun,
"Ajeng, tenanglah, aku..."
Belum lagi Rahmat menyelesaikan kalimatnya, Ajeng tiba-tiba menoleh ke arah Rahmat,
Gadis itu menatap Rahmat dengan kedua matanya yang seluruhnya terlihat putih,
Rahmat mundur beberapa langkah, apalagi ketika Ajeng tiba-tiba saja bangun dan duduk, lalu gadis itu menyeringai,
Rahmat tersentak, tatkala terlihat dengan jelas kemudian gadis itu menunjukkan dua taringnya yang tajam,
"Vam... pir,"
Gumam Rahmat nyaris tak percaya,
Ajeng tampak berdiri, ia mengarah pada Rahmat yang jelas langsung bersiap lari dari sana,
"Darah..."
Kata Ajeng,
"Tidak Ajeng, ini aku... ini aku..."
Kata Rahmat,
Tapi, Ajeng tentu tak peduli, ia melangkah pelan ke arah Rahmat,
"Da... rah,"
Kata Ajeng lagi,
Melihat Ajeng terus bergerak mendekat, Rahmat pun akhirnya memutuskan lari dari sana,
Dalam pelariannya itu, Rahmat yang tak sempat memikirkan harusnya ia lari ke arah mana akhirnya ia lari ke arah pintu keluar yang nantinya akan langsung ke arah salah satu sudut di bandara,
"Darah... aku haus... aku ingin darah... darah... darah..."
Melihat Rahmat lari, Ajeng pun kemudian mengejarnya,
Semakin kencang Rahmat berlari, Ajeng pun semakin kencang pula dan makin lama justru gerakannya semakin tak terkendali,
Ajeng yang begitu beringas lantas melompat ke arah Rahmat, namun karena tepat saat itu Rahmat sampai di pintu keluar, maka Rahmat dengan cepat membuka pintunya dan Ajeng pun malah keluar dari sana,
"Darah..."
Ajeng tampak menatap seluruh ruangan besar yang kini penuh manusia, hingga tiba-tiba, seorang laki-laki yang tengah berjalan terburu menyeret koper menabraknya dari belakang,
Hal itu sempat membuat Ajeng terhuyung dan nyaris jatuh,
Tapi...
Malang tentu bagi laki-laki yang menabrak Ajeng dan enggan meminta maaf karena ia pikir yang ia tabrak hanyalah gadis dengan seragam petugas kebersihan,
Saat laki-laki itu berjalan cepat menjauh menyeret kopernya, tiba-tiba...
"Aaaaaaa!"
Laki-laki itu berteriak keras, manakala Ajeng melompat menyerangnya dari belakang dan...
Tentu saja mengambil darahnya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Maria Magdalena Indarti
waduh ajeng jd Vampir beneran. kasian.
2023-10-10
0
◉✿✪⃟𝔄ʀⓂ️𝐚𝐰𝐚𝐫✿◉
Akibat terlalu menyepelekan orang lain kau sekarang malah jadi korban dari vampir...ckk apes bener dah kamu
2023-02-16
1
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
lanjut kk thor
2022-12-10
1