Bab 16

Beberapa saat kemudian, Rama dan Gisel pun 'tiba di rumah mereka kembali. Namun, sampai detik ini Gisel belum bangun juga. Hujan di luar juga masih deras. Hal itu membuat Rama berpikiran jika tidak mungkin menggendong tubuh Gisel keluar dari mobil di saat hujan seperti ini.

Rama juga tidak tega untuk membangunkan Gisel dari tidurnya. Alhasil, Rama pun memutuskan untuk menunggu hujan reda agar ia bisa menggendong Gisel masuk ke kamar mereka.

***

Sudah satu jam lebih, hujan belum juga reda, tetapi saat ia pulang, lampu sudah menyala kembali. Dan sudah satu jam lebih pula Rama setia menemani Gisel yang masih tertidur lelap.

Untuk mengisi kejenuhannya, Rama pun memilih untuk membaca novel secara online. Laki-laki tampan yang berprofesi sebagai guru itu memang suka sekali membaca. Tetapi, ia tidak memiliki banyak waktu untuk melakukannya. Hanya sesekali saja, di saat ada waktunya yang kosong, barulah ia menghabiskan waktu untuk membaca.

Saat Rama tengah fokus membaca novel yang bertema percintaan, tiba-tiba saja petir dan kilat datang berbunyi begitu deras dan saling saut-sautan. Alhasil, Gisel pun langsung terbangun karena kaget.

"Pak, dimana kita?" tanya Gisel memegang lengan Rama erat.

"Kita sudah berada di rumah dari satu ham yang lewat, tapi saat ini, kita masih berada di mobil," jawab Rama menenangkan Gisel.

"Kenapa masih di mobil? Kenapa kita tidak turun saja dan masuk ke rumah?" tanya Gisel heran.

"Tidurmu nyenyak sekali, jadi saya tidak mau membangunkan mu," jawab Rama membuat Gisel mengernyitkan keningnya.

"Kenapa?" tanyanya heran.

"Karena saya tidak tega membangunkan mu. Saya sebenarnya berencana untuk menggendong mu juga, tapi di luar masih hujan deras, maka dari itu, saya memutuskan untuk berada di dalam mobil hingga hujannya teduh, atau hingga kamu bangun," jawab Rama lagi-lagi membuat Gisel terharu.

"Aaaa makasih Pak Guru killer. Ternyata bapak baik juga ya orangnya," ucap Gisel bergelayut manja di lengan Rama.

Kali ini Gisel sudah tidak malu-malu lagi. Ia sudah sendiri sudah bisa menerima jika Rama adalah suaminya saat ini, tapi sayang, ia belum mencintai Rama, karena cintanya masih dimiliki oleh Xavier.

"Kamu manggil saya apa?" tanya Rama balik dengan tatapan tajamnya.

"Pak Guru Killer. Hehe," jawab Gisel di akhiri dengan tawaan kecil.

"Tapi saya kan tampan. Semua murid perempuan di sekolah tergila-gila sama ketampanan saya," jawab Rama pede.

"Kecuali saya pak. Saya tidak pernah tergila-ga sama bapak. Tidak sama sekali," balas Gisel mencibirkan lidahnya.

"Oh ya? Apa buktinya?" tanya Rama mendekatkan wajahnya ke wajah Gisel.

"Buk..Buk..Buktinya, saya.. Saya selalu bolos kan di jam pelajaran bapak. Ya, saya selalu bolos di jam pelajaran bapak," alasan Gisel yang saat ini kembali gugup karena Rama semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Gisel.

"Benarkah? Tapi, kamu adalah istri saya saat ini. Apa kamu masih tidak menyukai saya?" tanya Rama lagi.

"Ma..Ma..Masih. Saya.. Saya benar-benar tidak menyukai bapak. Ba.. Bapak.. Bapak itu sudah tua, mana.. Mana mungkin saya suka," jawab Gisel gelagapan.

"Lalu kenapa kamu mau saya sentuh dan saya cium seperti ini," tanya Rama lagi benar-benar membuat jantung Gisel akan loncat dari tempatnya.

"Saya.. Saya.. Saya..," jawab Gisel terputus karena bibir tipisnya itu langsung di bungkam oleh Bagas menggunakan mulutnya.

Bagas benar-benar sudah gemas dengan sikap Gisel. Tidak bisa dipungkiri, naluri lelakinya kembali bangkit saat melihat Gisel tengah tidur dengan polos dan lelapnya di kursi penumpang. Andaikan mereka sudah berada di dalam rumah, Rama pasti akan langsung mencumbui istri bandelnya itu.

Cukup lama mereka saling menautkan bibir satu sama lain. Bermain lihai dengan lidah-lidah mereka. Gisel yang kini sudah mulai terbiasa, kini bisa menyeimbangi suguhan yang diberikan oleh Rama kepadanya.

Mereka berdua benar-benar larut dengan urusan mereka sendiri di bawah guyuran hujan dan sesekali petir yang datang saut-sautan.

Kancing kemeja modis lengan panjang yang dikenakan oleh Gisel kini telah terbuka semua, sehingga menampakkan sebuah kain penutup yang menutupi aset berharga milik Gisel.

Rama pun menenggelamkan kepalanya sekilas di bagian sana, menghirup aroma unik yang membuatnya candu.

Di saat tangan Rama hendak melepas pengaitnya, Gisel pun menghentikannya, hingga membuat Rama menatapnya lekat, seakan menanyakan alasan penolakan yang diberikan Gisel.

"Jangan disini. Saya tidak nyaman," ucap Gisel dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Tapi di luar masih hujan," jawab Rama yang nafasnya juga tak kalah dari Gisel.

"Tidak apa-apa. Kita bisa berlari masuk ke dalam rumah," balas Gisel lalu memberikan senyuman terbaiknya kepada guru killer yang kini telah menjadi suaminya itu.

"Baiklah. Kita turun sekarang. Kamu pakai ini," ucap Rama lalu melepas jaket yang ia kenakan lalu menutup kepala Gisel dengan jaket hitam tersebut.

Sebelum turun, Rama kembali mencium Gisel sekilas. Rasanya, ia tidak ingin mengakhiri permainan panas tadi.

Beberapa saat kemudian, mereka pun tiba di lantai dua dan langsung masuk ke kamar mereka.

Rama langsung mengambil handuk dan mengeringkan rambutnya yang sedikit basah karena guyuran hujan tadi.

Sedangkan Gisel langsung membuka lemari pakaiannya dan mencari pakaian tidur yang akan ia kenakan.

Gisel pun memilih pakaian tidur berwarna putih. Bentuknya persis seperti kemeja lengan panjang dan memiliki panjang di atas lutut. Gisel begitu cantik sekali mengenakan pakaian tersebut. Beberapa hari tinggal di rumah Rama, Gisel hanya berani menggunakan piyama tidur ala-ala bocah ABG.

Seketika, Rama yang sedang mengeringkan rambutnya dengan telanjang dada itu pun langsung terbelalak saat melihat penampilan Gisel yang menurutnya sangat alami namun seksi.

Ia segera mematikan mesin pengering, lalu menghampiri Gisel yang telah dulu naik ke atas ranjang milik Rama.

"Gisel," panggil Rama menghampiri seraya menghampiri Gisel dan duduk di sebelah gadis cantik itu.

"Ya pak, ada apa?" tanyanya menatap sang guru.

"Apa.. Apa.. Apa kamu mengantuk?" tanya Rama gugup.

"Hmmmmm saat ini belum. Memang kenapa pak?" Gisel balik bertanya.

"Apa kita akan melakukannya malam ini?" tanya Rama dengan jantung yang sudah berdetak dua kali lebih cepat.

"Me.. Melakukan apa?" tanya Gisel heran.

'Dasar bocah nggak peka. Gini nih nasib jika kita menikah dengan bocah,' batin Rama kesal.

"Melakukan apa yang seharusnya di lakukan oleh pasangan suami istri semestinya. Maksud saya.. Maksud saya, apa kita akan melakukan malam pertama hari ini?" jawab Rama terus terang.

Mendengar perkataan Rama baru saja, Gisel terkejut dan seketika gugup. Ia ragu harus memberikan jawaban apa kepada Rama.

Di satu sisi, Gisel sangat takut sekali jika ia hamil dan menggangu sekolahnya, selain itu, Gisel belum mencintai Rama saat ini. Tapi di sisi lain, Gisel benar-benar menikmati permainan Rama. Jujur, ia bahkan sangat penasaran dengan rasa dan kelanjutannya. Intinya, Gisel benar-benar di buat terbuai dan ketagihan oleh permainan suaminya itu.

"Gisel? Panggil Rama membuyarkan lamunan Gisel.

"I..I..Iya pak?" jawab Gisel gugup.

"Kamu belum menjawab pertanyaan saya. Apa kita akan melakukannya malam ini?" tanya Rama lagi menatap Gisel dengan penuh pengharapan.

Terpopuler

Comments

ana kristianti123

ana kristianti123

sopo kui bagas

2023-01-17

0

Sekar Rasi Karimah

Sekar Rasi Karimah

Duhhh deg-degan aku thor
lnjut thor

2022-12-07

0

Desmeri hepy Elpy

Desmeri hepy Elpy

lanjut thor cerita nya seru grazi up dong thor

2022-12-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!