Bab 8

"Ya mau gimana lagi. Lo sendiri kan tau bagaimana sulitnya pelajaran yang diberikan oleh guru killer itu," jawab Gisel masih membela dirinya.

Karena keadaan kantin yang cukup rame, Gisel pun sama sekali tidak menyadari jika percakapannya baru saja terdengar jelas oleh Rama.

'Beraninya dia ngataian aku guru killer, batin Rama sengaja melewati meja Gisel dan juga sahabat-sahabatnya itu.

***

"Kalian berempat, ikut saya sekarang juga ke ruangan saya," perintah Pak Guru Rama menatap ke empat ciwi-ciwi itu dengan tatapan tajamnya, lalu berjalan meninggalkan kantin tersebut.

"Mampus kita. Lo sih Sel, kenapa ngomong killer nya keras-keras sih? Itu Pak Rama kan jadi marah," protes Mia menyalahkan Gisel.

"Ya mana gue tau jika orangnya ada di belakang kita. Kalo gue tau, gue nggak juga bakalan bilang itu juga kali," jawab Gisel tetap tidak mau disalahkan.

"Ya sudah. Jangan ribut. Mending sekarang kita buruan susul Pak Rama ke ruangannya. Daripada kelamaan, tar dia ngamuk lagi," ucap Dewi menengahi perdebatan di antara teman-temannya itu.

Keempat kumpulan anak gadis cantik itu pun akhirnya berdiri dan meninggalkan kantin. Mereka bergegas menyusuri lorong sekolahnya dan mengetuk pintu ruangan Rama setelah tiba di depan pintu ruangan tersebut.

Tok

Tok

Tok

Tok

"Masuk," ucap seseorang dari dalam ruangan itu. Siapa lagi kalau tak lain tak bukan adalah suara dari Rama sendiri.

Gisel yang memimpin pun mulai membuka pintu ruangan tersebut. Ia kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan Rama dengan diiringi oleh ketiga temannya.

"Per.. Per.. Permisi pak. Bapak memanggil kami? Ada apa ya pak?" tanya Gisel lagi dengan gugup.

"Ya, saya memang memanggil kalian. Saya mau, kalian berempat mengerjakan tugas ini di rumah, kemudian, tolong kumpulkan kepada saya besok di jam pelajaran kedua. Dan untuk kamu Gisel Amanda, setelah jam pulang nanti, kembali temui saya di ruangan ini. Kamu harus mengerjakan kembali tugas ulangan yang tadi pagi saya berikan," jawab Rama membuat keempat gadis cantik itu terkejut, terlebih Gisel yang mendapatkan jam tambahan di saat pulang sekolah nanti.

"Apa pak? Tapi. Tapi saya nggak bisa pak. Pulang sekolah nanti saya sudah ada janji dengan kedua orang tua saya," jawab Gisel memberikan alasan agar ia tidak pulang telat hari ini.

"Sstttt sudah.. Nanti, biar saya yang bicara sama kedua orang tua mu. Lagi pula teman-teman mu saja keberatan untuk membiarkan mu mengerjakan ulangan susulan ini. Anggap saja saya tengah berbaik hati memberikan mu ulangan susulan," ucap Rama tersenyum puas.

Ada rasa kesenangan tersendiri untuk dirinya jika tengah menjahili Gisel.

"Tapi pak....," ucap Gisel masih berusaha untuk menolak ulangan susulan nya itu.

Bukan perkara menjawab isinya, namun lebih ke rasa canggung dan sedikit takut jika Rama lagi-lagi menciuminya.

"Sudah tidak ada tapi-tapian lagi. Mending kalian semua kembali ke kelas kalian. Karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi," ucap Rama lagi meminta semua murid-murid nakal itu untuk kembali ke kelasnya lagi.

"Sumpah, gue kesal banget sama Pak Rama. Udah ngasih tugas sebanyak ini, malah nambah ngasih ujian susulan nanti pulang sekolah. Dia pikir otak gue robot apa," umpat Gisel di tengah perjalanan menuju kelasnya.

"Sama Sel. Gue juga kesal sama tuh guru. Untung tampan. Kalau jelek pasti udah gue buang ke kali tuh guru," balas Jessi *******-***** tangannya.

"Hai Gisel, nanti habis pulang sekolah jalan yuk sama gue," tawar Bryan saat Gisel dan teman-temannya tiba di dalam kelas mereka.

"Gue nggak bisa Yan. Maaf ya," tolak Gisel yang selalu saja menolak saat Bryan mengajaknya jalan atau makan-makan.

"Tapi kenapa? Sekali ini doang ya Sel. Plis," mohon Bryan tidak mau menyerah.

Gisel tampak berpikir sejenak. Ia memikirkan bagaimana caranya bisa kabur dari jam tambahan suami tampannya itu.

"Gisel, lo kenapa melamun? Lo pasti nggak mau lagi ya gue ajak jalan," tanya Bryan yang sudah bisa menebak jawaban apa yang akan di berikan Gisel.

"Bukan.. Bukan.. Kali ini gue mau jalan sama lo, tapi dengan satu syarat," jawab Gisel membuat Bryan penasaran dengan syarat apa yang akan berikan Gisel kepada dirinya.

"Syarat? Syarat apa?" tanya Bryan mengernyitkan keningnya.

"Hari ini gue ada jam tambahan dengan Pak Rama. Jika lo bisa menggagalkan jam tambahan gue, maka gue akan menerima tawaran lo buat jalan," jawab Gisel membuat Bryan seketika bingung.

"Hmmmmm gimana ya.. Gue mau banget bantuin lo Sel. Dan lo tau sendiri kan gue ingin sekali bisa jalan sama lo. Tapi kalau harus menggagalkan jam tambahan lo sama Pak Rama kayak nya mustahil deh. Secara kita semua tau sendiri kan bagaimana sifat Pak Rama itu," balas Bryan yang keberatan dengan syarat yang diberikan oleh Gisel.

"Payah lo. Gitu aja udah nyerah," ledek Gisel sedikit kesal dan juga kecewa.

"Maafin gue ya Sel. Tapi gue benar-benar nggak bisa," balas Bryan lalu kembali ke mejanya.

"Udahlah Sel, lo terima aja. Lagian salah lo sendiri yang pake acara bolos segala di ulangannya Pak Rama," ucap Dewi menasehati sahabatnya itu.

"Iya.. Iya gue tau gue salah. Hhhhh, ya udah lah," balas Gisel pasrah menerima keadaannya.

Beberapa jam kemudian, waktu pulang sekolah pun tiba. Rasanya hari ini Gisel benar-benar sial sekali. Bagaimana tidak, di saat semua sahabatnya sudah pulang ke rumah masing-masing, Gisel sendiri harus pergi menemui guru killer yang memberikannya jam tambahan untuk mengerjakan soal ulangan tadi pagi.

Dengan langkah berat, Gisel pun mulai melangkahkan kakinya menuju ruangan guru yang telah menjadi suaminya itu.

Tok

Tok

Tok

Tok

"Masuk," sahut suara Rama dari dalam ruangannya.

Setelah menghela nafas berat, Gisel pun membuka pintu ruangan tersebut.

Dengan berat dan terpaksa, Gisel terus melangkahkan kakinya hingga ia tiba di hadapan guru killer nya itu.

"Duduk," perintah Rama yang masih fokus memeriksa hasil ulangan murid-muridnya itu.

Hampir lima menit sudah Gisel hanya diam duduk membatu memperhatikan suami gurunya itu tengah memeriksa hasil-hasil ulangan tersebut.

Dia sangat bosan dan sangat kesal sekali dengan kelakuan gurunya itu. Tapi mau bagaimana lagi, untuk membuka suara saja rasanya Gisel tidak berani.

'Duh, sialan nih guru killer bin mesum. Bisa-bisanya dia kacangin gue selama ini. Tau gini mending gue pulang aja. Tapi, gimana caranya ya?' batin Gisel mencari cara agar ia bisa bebas dan pergi meninggalkan ruangan guru tersebut.

Beberapa saat kemudian.....

"Hmmmmmm pak," panggil Gisel memberanikan dirinya.

"Ya," jawab Rama singkat.

"Saya. Saya. Saya ulangannya kapan ya pak. Ini.. Ini sudah hampir sepuluh menit lo pak saya duduk disini," tanya Gisel menahan nafasnya sejenak.

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

Nice ....
Semangat Thor 🥰🥰💪

2023-03-27

0

Jeankoeh Tuuk

Jeankoeh Tuuk

asikk

2023-02-15

0

Desmeri hepy Elpy

Desmeri hepy Elpy

lanjut thor cerita nya seru grazi up dong thor

2022-12-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!