'Duh, sialan nih guru killer bin mesum. Bisa-bisanya dia kacangin gue selama ini. Tau gini mending gue pulang aja. Tapi, gimana caranya ya?' batin Gisel mencari cara agar ia bisa bebas dan pergi meninggalkan ruangan guru tersebut.
Beberapa saat kemudian.....
"Hmmmmmm pak," panggil Gisel memberanikan dirinya.
"Ya," jawab Rama singkat.
"Saya. Saya. Saya ulangannya kapan ya pak. Ini.. Ini sudah hampir sepuluh menit lo pak saya duduk disini," tanya Gisel menahan nafasnya sejenak.
***
"Ulangan?" tanya Rama pura-pura lupa.
"Iya pak, ulangan. Bukannya tadi bapak bilang di kantin jika hari ini saya ada jam tambahan buat ulangan yang tadi. Saya nungguin loh pak," jawab Gisel mulai kesal.
"Oh iya, saya lupa. Saya kira kamu disini mau menemani saya dan pulang bersama saya," jawab Rama menepuk jidatnya. Ia sengaja mempermainkan Gisel agar gadis itu kapok untuk bolos di jam pelajarannya lagi.
'Dasar nggak ada akhlak nih guru. Emang dia siapa? Ngapain gue nemani dia sampe pulang. Iwwww, nggak banget,' batin Gisel kesal.
"Nggak lah pak. Buat apa. Jadi gimana nih pak. Jadi ulangan atau nggak? Kalau nggak jadi, saya permisi pulang dulu," tanya Gisel menampakkan raut wajah kesalnya.
"Iya.. Iya.. Sebentar, saya akan cari kan soalnya dulu. Karena ini sudah jam pulang, jadi kamu tidak perlu terburu-buru untuk mengerjakannya. Santai saja. Saya akan ada buat menemani mu disini," jawab Rama sembari mencari soal yang ia gunakan untuk ulangan sekolah tadi.
"Nah ini dia soalnya. Sekarang kamu kerjakan dengan benar. Saya akan melanjutkan memeriksa jawaban-jawaban dari teman mu ini dulu," ucap Rama beberapa saat kemudian.
Setelah mendapatkan soal ulangan dari Rama, Gisel pun menghela nafasnya kasar lalu mulai membaca soal-soal tersebut.
Perlahan tapi pasti, Gisel mulai memasukkan jawaban-jawaban yang ia anggap benar ke dalam kertas selebaran yang sebelumnya masih kosong.
Tok
Tok
Tok
Tok
Terdengar pintu ruangan Rama diketuk oleh seseorang dari luar.
Fokus Gisel mulai pecah saat mendengar ketukan pintu tersebut.
"Masuk," perintah Rama sedikit berteriak. Ia tampaknya juga penasaran dengan orang yang mengetuk pintu ruangannya itu.
Perlahan pintu pun terbuka dan masuklah Bu Celine dengan anggunnya melangkahkan kakinya memasuki ruangan Rama.
Celine terkejut saat melihat Rama tengah berdua dengan salah satu muridnya di dalam ruangan itu. Ia menatap Gisel sekilas lalu tersenyum manis kepada Rama di detik berikutnya.
"Selamat siang Pak Rama, Pak Rama belum pulang?" tanya Celine dengan manis dan juga lembut.
'Ihhh dasar guru nggak ada akhlak,' batin Gisel mencuri-curi pandang kepada Rama dan juga Celine.
"Selamat siang Bu Celine. Oh, kebetulan belum Bu. Masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan hari ini. Bu Celine sendiri kok belum pulang? Bukannya hari ini semua guru ataupun murid di pulangkan lebih awal?" tanya Rama menghentikan aktifitasnya sejenak.
"Iya ini saya sudah mau pulang Pak Rama. Saya kira bapak juga akan pulang hari ini, maka dari itu, saya menunggu bapak agar kita bisa pulang bareng," jawab Celine tanpa menganggap Gisel ada di dekatnya.
"Loh? Memang mobil Ibu Celine kemana?" tanya Rama iseng.
"Kebetulan mobil saya sedang di service pak di bengkel. Jadi saya rencananya mau numpang sama bapak, itupun kalau bapak izinkan," jawab Celine berbohong. Ia sengaja memberikan alasan seperti itu agar bisa pulang berdua bersama dengan Rama.
"Oo gitu ya. Tapi maaf sekali Bu Celine. Bukannya saya tidak mau. Hari ini saya sangat sibuk sekali
Selain itu, saya juga harus memberikan pelajaran tambahan untuk Gisel, karena tiga bulan terakhir ini nilai matematikanya sangat lemah sekali. Hmmmm bagaimana kalau saya pesankan taksi online saja untuk pulang," ucap Rama menolak halus permintaan Bu Celine. Padahal, Gisel sudah sangat senang sekali jika Rama mau mengantarkan Ibu Celine pulang, itu artinya, ia bisa pulang cepat hari ini.
Mendengar penolakan dari Pak Rama, wajah Ibu Celine seketika memerah. Ia malu karena Ra menolaknya di hadapan salah satu muridnya.
Dengan tatapan tidak suka, ia menatap Gisel sekilas. Lalu menarik nafas dalam dan mengeluarkannya kembali. Selanjutnya, barulah Ibu Celine kembali tersenyum kepada Rama.
"Baiklah pak jika bapak tidak bisa. Tidak masalah dan tidak perlu repot-repot pak. Saya bisa kok memesannya sendiri. Ya sudah, kalau begitu, selamat bekerja ya pak. Saya permisi dulu," jawab Ibu Celine undur diri.
"Baik Bu Celine, terima kasih. Hati-hati di jalan," balas Rama tersenyum.
Akhirnya dengan langkah kaki kesal dan raut wajah kekecewaan, Ibu Celine pin meninggalkan ruangan Pak Rama.
"Sia-sia aku membohongi Pak Rama. Lagian itu si murid bandel, kenapa pake ada jam pelajaran tambahan segala sih. Awas saja ya kamu Gisel," umpat Bu Celine kesal. Ia berencana di saat jam pelajarannya di kelas Gisel nanti, ia akan membalas semua yang terjadi hari ini.
Sementara itu, di dalam ruangan Pak Rama.
'Gila, ini soal apa nyari duit sih? Kenapa susah banget ya?' batin Gisel kesal. Otak gadis cantik itu rasanya sudah mau pecah. Sudah lebih dari sepuluh menit, baru dua soal yang ia baru selesaikan, itu pun jawabannya entah benar, entah salah.
"Bagaimana Gisel Amanda? Apakah sudah selesai?" tanya Rama yang baru saja selesai dengan satu tugasnya.
"Be.. Be.. Belum pak. Ini baru dua soal," jawab Gisel gugup.
"Apa? Dua soal? Ini sudah sepuluh menit lebih loh Gisel? Masih ada delapan belas soal lagi. Saya harus menunggumu sampai jam berapa?" tanya Pak Rama kaget. Ia benar-benar pusing menghadapi Gisel.
"Loh, tadi bapak nyuruh saya santai saja. Ini saya udah buru-buru loh pak. Gimana kalau saya mengerjakannya dengan santai?" jawab Gisel membuat kepala Pak Rama pusing.
"Astaga Gisel. Saya menyuruh mu seperti itu agar kamu tidak gegabah dalam menjawab soal-soal yang saya berikan. Tapi jangan selama itu juga dong. Atau..... Jangan-jangan kamu sengaja mengerjai saya ya?" ucap Pak Rama sedikit mencurigai murid sekaligus istrinya itu.
"Enggak kok pak. Memang otak saya yang kesusahan dalam mengerjakan soal-soal yang bapak berikan. Bagaimana kalau saya mengerjakan tugas ini di rumah saja. Saya janji, tidak akan ada yang salah dalam jawaban saya nantinya," usul Gisel berharap Pak Rama menyetujuinya.
Dalam sejenak guru dingin itu mencoba berpikir dan menimang-nimang permintaan Gisel. Sebenarnya ia juga sangat lelah dan lapar sekali. Tapi karena jam tambahan yang diberikannya kepada Gisel, otomatis membuat ia tidak bisa beristirahat dan mengisi perutnya.
Apalagi Gisel sangat lambat mengerjakan jawaban-jawabannya.
"Baik. Ide mu boleh juga. Saya setuju. Ya sudah. Simpan soal-soal itu di tas mu. Ingat, besok semuanya harus selesai, bersamaan dengan tugas tambahan yang saya berikan tadi. Ingat, baik soal ulangan itu, maupun soal tambahan itu, jangan ada yang salah meskipun hanya satu. Jika kamu salah saja satu jawaban, maka saya akan memberikan mu hukuman yang belum pernah kamu terima selama ini. Sekarang keluarlah. Tunggu saya di parkiran. Kita pulang bersama," jawab Pak Rama dengan semua syarat dan ancamannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Makanya jangan Modus,Bisa naik taxi online,Bisa naik ojek juga,Alasan aja mobil di servis..wkwkwkwkwk
2024-10-22
0
Qaisaa Nazarudin
Diihh kalo tau hisa mesan sendiri ngapain mau nebeng,Dasar modus,,
2023-06-13
0
Mardisa lasa
😆😆 𝘱𝘢𝘬 𝘎𝘶𝘳𝘶 𝘬𝘪𝘭𝘦𝘳 𝘢𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢,, 𝘣𝘪𝘢𝘳 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘱𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘳𝘦𝘯𝘨 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘕𝘢𝘵𝘤𝘬𝘢𝘭 🤭🤭
2023-02-05
1