"Baik. Ide mu boleh juga. Saya setuju. Ya sudah. Simpan soal-soal itu di tas mu. Ingat, besok semuanya harus selesai, bersamaan dengan tugas tambahan yang saya berikan tadi. Ingat, baik soal ulangan itu, maupun soal tambahan itu, jangan ada yang salah meskipun hanya satu. Jika kamu salah saja satu jawaban, maka saya akan memberikan mu hukuman yang belum pernah kamu terima selama ini. Sekarang keluarlah. Tunggu saya di parkiran. Kita pulang bersama," jawab Pak Rama dengan semua syarat dan ancamannya.
***
'Huh.. Biarin deh, meskipun banyak sekali syaratnya, yang penting gue nggak berduaan dengan guru mesum ini. Dan lagi pula, ntar malam buat pr nya kan bisa liat google. Hebat nggak tuh gue. Haha,' batin Gisel senang.
"Saya permisi dulu pak," pamit Gisel hendak meninggalkan ruangan tersebut.
"Gisel tunggu!" ucap Pak Rama menghentikan langkah kaki gadis cantik yang sudah menjadi istrinya itu.
"Ya, ada apa lagi pak?" tanya Gisel kembali memutar langkahnya.
Setelah memanggil Gisel, Rama pun tidak berkata apa-apa lagi. Ia hanya menatap Gisel lekat sembari berjalan menghampiri gadis berseragam SMA itu.
Sontak, Gisel pun mulai cemas dan khawatir. Ia takut jika suaminya itu kembali mencium bibirnya, atau bahkan melakukan hal yang tidak-tidak kepada dirinya, sama seperti beberapa waktu yang lalu.
"Bapak.. Bapak.. Bapak mau ngapain?" tanya Gisel dag dig dug. Jantungnya berdetak.dua kali lebih cepat saat ini. Ingin sekali ia bergegas pergi dan kabur meninggalkan ruangan itu. Namun entah kenapa, tatapan mata Pak Rama berhasil menghipnotisnya untuk tetap berdiri di tempat ia sekarang.
Semakin lama Rama semakin dekat dan dekat. Semakin lama itu juga jantung Gisel semakin berdetak kencang.
Ia benar-benar takut dan gugup sekali. Keringat dingin mulai membasahi wajahnya.
Melihat ekspresi ketakutan Gisel, ia menjadi semakin gemas dan terus mendekati Gisel untuk menjahilinya.
"Ingat ya Gisel Amanda, dalam mengerjakan tugas sekolah mu nanti, jangan pernah berpikir untuk melihat google ya. Saya akan mengawasi kamu selama kamu mengerjakan tugas mu nanti," bisik Pak Rama membuat bulu kuduk Gisel merinding.
"Ba.. Ba.. Baik pak," jawab Gisel gugup namun kesal.
'Sial, bagaimana bisa guru mesum itu tau jika aku memiliki niat untuk melakukan itu sih,' batin Gisel.
"Ya sudah. Silahkan tunggu saya di parkiran," balas Pak Rama lalu kembali ke mejanya.
Beberapa saat kemudian, Pak Rama pun menyusul Gisel di parkiran. Keadaan sekolah saat itu sudah mulai sepi.
"Ayo buruan masuk. Saya sudah lapar dan lelah sekali," perintah Rama membukakan pintu mobil untuk Gisel.
"Bodo amat. Salah sendiri, sok-sokan pake ngasih-ngasih jam tambahan segala," ledek Gisel seraya masuk ke dalam mobil Rama.
Rama pun langsung menghidupkan mesin mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan area sekolah tersebut.
Baru setengah perjalanan, Gisel pun sudah tertidur pulas.
'Ma, lihatlah menantu mu itu. Ia sungguh anggun dan cantik sekali. Mama memang sangat pintar sekali mencarikan jodoh untukku,' batin Rama memandangi istrinya itu.
Bbrrrrtttt
Bbbbrrttttt
Di saat Rama tengah fokus mengemudikan mobilnya, tiba-tiba saja perutnya berbunyi karena lapar.
"Duh lapar nih. Mana jalanan macet lagi. Berhenti dulu nggak ya? Tapi kasihan juga Gisel. Apa aku bangunin saja ya?" gumam Rama bimbang.
Karena sudah terlalu lapar, Rama pun akhirnya memutuskan untuk menepikan mobilnya di sebuah restoran cepat saji. Rama kemudian turun dari mobilnya dan memesan makanan secara drive thru.
Beberapa saat kemudian, Rama pun kembali ke mobilnya dan langsung membuka makanannya tersebut.
Karena makanan yang di beli oleh Rama memiliki bau yang kuat, Gisel pun terbangun karena aroma makanan yang baru saja di beli oleh Rama.
Perlahan tapi pasti, Gisel pun membuka matanya dan ia baru menyadari jika dirinya masih berada di dalam mobil Rama.
"Kita.. Kita belom nyampe ya pak?" tanya Gisel seraya memperbaiki duduknya.
"Belum. Ini kita lagi di parkiran restoran. Saya lapar sekali. Maka dari itu, saya berhenti dulu dan membeli makanan ini
Kamu mau?" jawab Rama lalu menyodorkan makanan yang baru saja ia beli tersebut kepada Gisel.
Bukan Gisel namanya jika ia menolak makanan cepat saji tersebut, karena makanan tersebut adalah makanan favoritnya sedari kecil dulu.
"Mau dong. Kebetulan, saya juga lapar pak ," jawab Gisel langsung merebut makanan tersebut dari tangan Rama dan langsung membawanya ke dalam mulutnya.
Melihat Gisel makan dengan lahap, ada rasa kesenangan tersendiri yang di rasakan oleh laki-laki tampan itu.
Sampai detik ini, Rama masih belum percaya jika murid yang terkenal bandel di sekolah itu ternyata adalah istrinya.
Jodoh yang di pilihkan oleh mendiang sang mama untuknya.
Ia terus menatap Gisel lekat, sampai-sampai Rama lupa dengan makanan yang ada di tangannya.
"Bapak kenapa natap saya seperti itu? Ada yang aneh ya?" tanya Gisel ya g sadar jika ia terus saja di tatap oleh Rama.
"Gisel," panggil Rama yang masih saja menatap Gisel tanpa mengedipkan matanya.
"Ya? Kenapa pak?" tanya Gisel menghentikan suapannya.
"Kamu tau nggak, bahkan sampai detik ini, saya masih belum percaya jika saya sudah memiliki seorang istri, dan istri saya itu adalah kamu. Saya tidak menyangka saja, jika mama saya memilih kamu sebagai menantunya," jawab Rama masih menatap Gisel lekat.
Memang benar apa yang di katakan oleh Rama. Gisel sendiri bahkan juga tidak menyangka jika ia akan dinikahkan dengan seorang laki-laki di saat ia masih duduk di bangku sekolah.
"Hhhhhh, bukan hanya bapak saja yang merasakan hal seperti itu.
Saya juga pak. Tidak ada angin dan tidak ada hujan, tiba-tiba di hari itu mama saya menghubungi saya untuk segera pulang dan meminta saya bergegas untuk mengganti pakaian seragam saya menggunakan pakaian kebaya putih.
Saya sama sekali tidak kepikiran jika saya akan dinikahkan hari itu. Maka dari itu, sampai detik ini saya juga masih sulit untuk mempercayai jika status saya saat ini adalah seorang istri. Istri dari guru matematika saya sendiri," balas Gisel juga menatap Rama dengan lekat.
"Lalu, apa yang kamu rasakan saat ini? Hmmmm?" tanya Rama lagi dengan nafas yang sudah tidak beraturan lagi.
"Hhhhhh, entahlah pak. Rasanya bercampur aduk. Saya sendiri bahkan tidak tau dengan apa yang saat ini tengah saya rasakan.
Bapak sendiri? Apa pendapat bapak tentang pernikahan kita ini?" jawab Gisel lalu memberikan pertanyaan yang membuat Rama harus berpikir cukup keras untuk menjawabnya.
"Hmmmmmm, pendapat saya, kalau boleh jujur, saya sama sekali tidak ada masalah dengan pernikahan ini, karena saya tau, apapun keputusan yang di ambil oleh kedua orang tua saya, itu pasti adalah yang terbaik untuk saya kedepannya. Dan saya yakin, orang tua saya menjodohkan saya dengan kamu, itu bukanlah hanya sekedar iseng belaka saja. Mereka pasti sudah mempertimbangkan semua ini dengan baik dan bijaksana," jawab Rama yang selalu berpikiran dewasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
abdan syakura
Ayo...Ayo.....
2023-03-27
0
Sekar Rasi Karimah
Hmmmm dah ada bau-bau bunga cinta niihh
Lanjutkn thor
2022-12-05
1