Bab 19

Beberapa saat kemudian, bel pertanda dimulainya pelajaran pun berbunyi. Pak Rama yang hari ini mengajar di kelas Gisel merasa kesal dan juga cemas terhadap istrinya itu.

Pasalnya, sampai detik ini, Gisel yang tadinya sudah tiba di sekolah, memutuskan untuk pergi kembali bersama dengan Xavier menggunakan motor.

'Kemana mereka? Kenapa sampai detik ini anak itu belum juga kembali ke sekolah?" batin Rama cemas.

***

Sementara itu, di sebuah danau buatan, Xavier dan juga Gisel tengah duduk di kursi taman yang menghadap ke tepi danau.

Suasana di sana sangat sejuk dan indah sekali. Tak banyak yang duduk dan bermain di sekitaran danau, karena hari ini bukanlah weekend. Hanya ada beberapa saja yang sengaja berhenti dan juga berolah raga di sekitaran danau buatan tersebut.

"Xavier, sekarang katakan, apa yang kamu ingin bicarakan kepadaku?" tanya Gisel yang baru saja duduk di kursi taman tersebut.

"Hmmmm begini. Sel, sebenarnya aku sudah lama sekali ingin mengatakan hal ini padamu. Tapi aku tidak tidak enak dengan Bryan. Tapi kali ini, aku tidak akan memikirkan hal itu lagi. Gisel, sudah lama aku menyukai mu dan sayang padamu. Apa kamu mau menjadi pacarku?" ucap Xavier yang saat ini detak jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

Mendengar ucapan pengakuan dari Xavier, seketika Gisel terkejut. Ia tidak menyangka jika laki-laki yang selama ini disukainya, ternyata juga memiliki perasaan yang sama dengan dirinya.

"Xavier kamu.. Kamu.. Kamu becanda kan?" tanya Gisel lagi. Ia masih belum percaya jika dirinya baru saja di tembak oleh Xavier.

"Aku tidak becanda Sel. Buat apa aku becanda akan hal seperti ini? Aku benar-benar menyukai mu, aku benar-benar mencintaimu, dan aku benar-benar sayang padamu dari dulu. Cuma aku nya saja yang tidak berani mengungkapkannya karena aku tidak enak dengan Bryan yang dari dulu sudah menyukai mu. Bagaimana dengan kamu Gisel? Apa kaku juga merasakan hal yang sama dengan ku?" tanya Xavier di akhir ucapannya.

Gisel sendiri bingung harus menjawab apa. Andai saja saat ini Gisel belum menikah, pasti ia sudah dengan senang hati menerima cinta Xavier tanpa memikirkan banyak ini dan itu lagi.

Tapi kali ini posisinya sangat jauh berbeda. Meskipun Gisel masih duduk di kelas sebelas, namun saat ini ia sudah sah menjadi seorang istri, bahkan istri dari guru matematikanya sendiri, yaitu Pak Rama.

Hal ini lantas harus membuat Gisel berpikir keras untuk mengambil sebuah keputusan apa saja. Termasuk menjalin hubungan dengan laki-laki lain selain Pak Rama.

"Gisel? Kamu kenapa diam saja?" tanya Xavier lagi membuyarkan lamunan Gisel.

"Hmmm Xavier. Aku.. Aku.. Sebenarnya aku juga sudah lama menyukai mu. Jadi, jadi aku menerima cinta mu," jawab Gisel yang memutuskan untuk menerima Xavier sebagai pacarnya.

Betapa senangnya hati Xavier saat Gisel menerima cintanya. Apalagi Gisel sendirilah yang mengatakan jika ia juga sudah lama menyukai Xavier.

"Gisel, kamu serius?" tanya Xavier memastikan jawaban yang diberikan Gisel baru saja.

"Iya Vier. Aku serius. Aku juga menyukai mu, mencintai mu dan juga menyayangi mu," jawab Gisel merasa bahagia karena menerima cinta Xavier.

"Yes.. Yes.. Yes.. Aku senang sekali Sel. Senang sekali. Berarti mulai sekarang, kamu adalah pacarku, milikku," ucap Xavier berbinar.

"Iya Xavier. Dan mulai detik ini kamu adalah pacarku, milikku," balas Gisel mengulangi apa yang baru saja di ucapkan oleh Xavier.

"Apa aku boleh memelukmu?" tanya Xavier meminta izin.

"Boleh. Boleh sekali," jawab Gisel tak kalah senang.

Mereka berdua pun akhirnya berpelukan untuk yang pertama kalinya.

Gisel sendiri memilih untuk menjalin hubungan dengan Xavier karena dari dulu ia sangat menginginkan Xavier menjadi pacarnya.

"Xavier?" panggil Gisel seraya melepas pelukannya.

"Ya? Kenapa sayang?" jawab Xavier bertanya.

"Sekarang pasti bel masuknya sudah bunyi. Lebih baik sekarang kita ke sekolah. Nanti keburu Pak Rama marah," ucap Gisel saat melihat jam di tangannya.

"Kita ini sudah telat lama Sel. Kita bolos saja ya di jam pelajaran Pak Rama. Nanti, di jam kedua baru kita masuk kelas," usul Xavier yang sebenarnya juga takut saat berhadapan dengan Pak Rama.

"Oke. Baiklah," balas Gisel lalu seperti biasa, ia menghiraukan jam pelajaran Pak Rama.

Sementara itu, di kelas sebelas.....

"Wi, Gisel mana? Dia bolos kok nggak bilang-bilang ke kita sih?" bisik Mia, teman sebelahnya Dewi.

"Gue juga nggak tau Mia. Eh, itu mejanya Xavier juga kosong. Apa Xavier dan Gisel bolos bersamaan ya?" tanya Dewi tak sengaja melihat ke arah meja Xavier.

"Hhh'mmm, kalian masi mau ngobrol dulu atau belajar dulu? Jika kalian masih mau ngobrol, silahkan di luar saja," ucap Pak Rama yang merasa sakit hati saat mendengar Dewi dan juga Mia tengah membicarakan Gisel dan juga Xavier.

"Ma.. Ma.. Maaf kan kami pak," ucap Mia takut dan juga gugup.

"Dan Kalian yang saya hukum kemaren, tolong kumpulkan tugas-tugas tambahan yang saya berikan waktu itu sekarang juga," perintah Pak Rama yang moodnya sedang buruk saat ini.

Setelah teman-teman Gisel mengumpulkan semua tugas mereka, Pak Rama pun langsung meminta mereka kembali ke meja masing-masing.

Namun tidak dengan Dewi. Pak Rama sengaja menahan Dewi dan memintanya untuk menghubungi Gisel sekarang juga melalui panggilan telepon.

Dewi yang gugup pun langsung mengeluarkan ponsel miliknya, lalu mencari nomor Gisel dan segera menghubunginya.

"Mia, memang si Gisel kemana? Dia nggak pergi sama Xavier kan?" tanya Brian berbisik ke Mia.

"Mana gue tau. Lagian, kayaknya nggak deh. Xavier dan juga Gisel kan tidak terlalu dekat dengan Xavier," jawab Mia membuat Bryan sedikit lega.

"Syukurlah," balas Bryan lega.

"Nggak di angkat pak," ucap Dewi setelah beberapa kali menghubungi Gisel.

Alhasil, mood Pak Rama semakin buruk dan aura kekesalan terlihat jelas di wajah tampannya itu.

'Kemana mereka? Awas ya kamu Gisel. Saya akan memberikan hukuman agar kamu jera dan tidak main pergi-pergi begitu saja,' batin Rama benar-benar kesal.

Sementara itu, di saat Pak Rama larut dalam kekesalannya, Gisel dan Xavier pun tengah berbahagia merayakan hari jadian mereka.

Xavier membawa Gisel ke food court yang ada di sekitaran danau buatan tersebut.

"Ayo buruan makan. Kita akan kembali ke sekolah setelah ini," ucap Gisel setelah menghabiskan jajanan seafood nya.

"Iya sebentar lagi ya sayang. Nanggung, enak banget ini," jawab Xavier melanjutkan makannya.

Lima belas menit kemudian, Gisel dan juga Xavier pun kembali ke sekolah. Dengan meloncati pagar belakang sekolah, pasangan yang baru saja jadian itu pun berjalan santai ke kantin sekolah mereka. Kebetulan saat itu sudah masuk jam istirahat.

"Gisel," panggil Dewi setengah berlari menghampiri Gisel.

Sementara itu, Xavier sudah duluan jalan ke kantin. Ia tidak mau jika hubungannya dengan Xavier di ketahui oleh anak-anak kelas mereka, termasuk Bryan yang dari dulu memang tergila-gila kepada Gisel. Gisel tidak mau jika persahabatan antara Xavier dan juga Bryan jadi hancur berantakan karena dirinya.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Astaga Gisel,Dosa loh mencintai lelaki lain selain suami 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

2023-06-13

0

abdan syakura

abdan syakura

koq githu sih Gisel, Thor?
Dah pny suami pun....kok malah pacaran dgn Xavier ..

2023-03-27

1

Mardisa lasa

Mardisa lasa

𝘞𝘢𝘩𝘩𝘩𝘩,,, 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘕𝘢𝘵𝘤𝘬𝘢𝘭𝘭.... 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳" 𝘤𝘢𝘳𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘮𝘢 𝘗𝘢𝘬 𝘎𝘶𝘳𝘶 😆😆

2023-02-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!