Melamar...?

" Apa tidak bisa kita menikah saja tanpa banyak pertimbangan ? " Cahaya kembali mengangkat wajahnya terperangah dengan apa yang baru saja dia dengar.

" Maksudnya....

" Iya menikah... kita menikah. Tanpa banyak yang harus di pertimbangkan. Aku duda dan kamu janda. Aku butuh istri dan kamu butuh suami. Apa alasan itu tidak cukup. Toh kita tidak menyakiti pihak manapun malah kita bisa membahagiakan orang orang terdekat kita. " Cerocos Doni tanpa beban.

" Menikah tidak sesederhana itu. Melibatkan banyak hal. Keluarga, perasaan, ego, juga kepentingan bahkan emosi. Kamu kira semudah itu ? " Cahaya tidak habis pikir dengan cara Doni memaknai sebuah ikatan pernikahan.

" Kita permudah saja, kenapa harus dipersulit. Sekarang aku tanya padamu , apa kamu masih mengharapkan seseorang ? " Pertanyaan Doni spontan membuat Cahaya menggeleng.

" Kamu yakin ? "

" Iya... "

" Kalau gitu ayo kita menikah ! "

" Apakah ini lamaran ? "

" Anggap saja begitu . "

" Kenapa kamu begitu yakin ? "

" Karena Ibuku menyukai kamu. " Hening beberapa saat, kemudian Doni berkata... " Maksudku feeling seorang ibu biasanya lebih tajam. Dan aku mempercayai pilihan Ibuku. "

" Baiklah, akan aku pikirkan . Hari ini terlalu banyak kejadian tak terduga. Aku belum bisa berpikir jernih. " Cahaya benar benar lelah. Hari ini terlalu banyak shock terapi untuknya.

" Sampai kapan waktu yang kamu butuhkan ?"

" Dua hari. "

" No, besok. "

" Baiklah, besok. "

" Ok deal ! Oh iya... bukankah yang di luar itu mantan suami kamu ? " Cahaya terperangah mendengar ucapan Doni barusan.

" Kamu mengenalnya ? " Tanya Cahaya penasaran.

" Tidak... aku hanya mencari tahu tentang kamu dan aku mengetahui tentang nya tanpa sengaja." Melihat pandangan Cahaya menyipit curiga padanya Doni pun mengklarifikasi . "Bagi kami para pengusaha itu hal biasa. Apapun keputusan yang kami ambil baik itu tentang bisnis, keluarga bahkan teman , kami harus berhati hati. Ku harap kamu mengerti dan jangan tersinggung. Ini hanya bentuk proteksi diri. "

" Hmm... ya sudahlah. " Jawab Cahaya malas berdebat.

" Jika kamu membutuhkan sesuatu, kamu boleh hubungi aku atau Nia. " Ucap Doni akhirnya. Dan Cahaya hanya mengangguk sambil menyuap sepotong apel ke mulutnya.

Tak lama kemudian Rania datang dengan dua cup kopi dengan rasa yang berbeda. Dan Biru telah memegang satu cup Milk Shake Coklat di tangannya.

" Ini kopi mu Kak." Rania mengulurkan satu cup untuk Doni. " Dan ini untukmu , Aya . Lumayan teman begadang, maaf kamu sendirian aja , Mas Adnan tidak di rumah. "

" Its ok, aku baik baik saja, tidak usah terlalu dipikirkan. " Ucap Cahaya sembari menerima cup kopi dari Rania.

" Kalau begitu kami pamit, Ya. Udah malam. " Pamit Rania.

" Terima kasih untuk semuanya hari ini, Nia. " Ucap Cahaya sambil merangkul Rania yang baru saja mencantolkan tas di bahunya.

" Ok, tapi jangan sungkan. Kalau ada apa apa hubungi aku. Mas mantan masih di situ, hati hati. " Rania berbisik pada kalimat terakhir.

Cahaya mengangguk, kemudian ikut melangkah mengantar sampai pintu.

" Besok aku tunggu jawaban kamu, pulang kerja. " Suara Doni setengah berbisik di kuping Cahaya. Tentu saja yang mendengar hanya Cahaya karena Rania berjalan duluan ke luar.

" Kunci saja pintunya. " Tambah Doni.

Cahaya hanya bisa mengangguk lagi. Entah malas bicara , entah takut Rania mendengarnya . Entah lah.....

*****

Di perjalanan pulang dari rumah sakit menuju rumah Rania , Doni tidak membuang kesempatan bertanya banyak tentang Cahaya. Tadi Rania telah menceritakan sedikit tentang apa yang menimpa Cahaya. Dan Doni sedikit terusik dengan fakta itu.

Itulah sebabnya kenapa Doni bersedia menjemput Rania. Bukan sekedar prihatin, tapi memang Doni punya tujuannya sendiri. Doni tidak tahu keputusan ini benar atau tidak. Yang Doni tahu ibunya tidak pernah begitu memaksa saat menjodohkannya.

 Namun kali ini sangat berbeda. Setiap ada kesempatan, ibunya selalu bertanya bahkan memaksa. Kadang bertanya pendapat Doni tentang Cahaya. Ada pula sekedar menceritakan derita Cahaya. Dan pernah sekali ibunya minta dipesankan kue buatan Cahaya.

Mungkin sudah saatnya Doni untuk membahagiakan ibunya. Setelah sekian lama dia mengabaikan keinginan sang ibu untuk untuk mencari pendamping hidupnya. Diusia yang sudah sangat senja membuat ibunya sudah sering sakit sakitan.

" Menurut kamu, apa yang membuat mantan Cahaya datang setelah menghilang sekian lama. " Tanya Doni pada Rania .

" Entahlah, Aya belum mau diajak bicara oleh mantan suaminya. Tapi aku lihat dia tidak seperti pecandu. Kata Cahaya juga begitu, dia terlihat banyak berubah. Dan aku lihat wajah penuh penyesalan yang benar benar tulus . " Ungkap Rania apa yang ada dihatinya.

" Dia memang sudah rehab, dan seratus persen sembuh. Punya tiga cabang restoran di tiga kota di Australia. " Doni memberitahu Rania hasil penyusuran urang suruhan Aryo beberapa jam yang lalu.

Setelah sore tadi Rania menelpon Doni mengatakan kalau mantan suami Cahaya kembali datang. Dan menyebabkan anaknya dirawat karenanya. Doni langsung meminta Aryo untuk mencari tahu tentang Fakhrul. Dan sebelum sampai di rumah sakit Doni sudah tahu semuanya.

" Kak Doni mencari tahu tentang Cahaya sampai segitunya ? " Rania sampai menutup mulutnya takjub.

" Hmm... " Doni hanya menjawab dengan gumam.

" Kalau Kak Doni serius dengan Aya , inilah saatnya. Sebenarnya Cahaya saat ini ketakutan sampai sampai memindahkan anak anaknya sekolah. Fakhrul bukanlah lawan yang seimbang untuk Cahaya jika pria itu menginginkan hak asuh anak. Cahaya butuh seseorang untuk melindunginya dan anak anaknya."

" Kita lihat saja nanti, jika jodoh pasti takkan kemana. " Doni mengusap dagunya seperti memikirkan sesuatu. " Kirimkan nomor Cahaya ke ponsel ku, Nia. " Perintah Doni kemudian.

Tanpa bertanya Rania mengirimkan nomor ponsel Cahaya ke Doni. Rania berharap ini adalah pertanda baik. Rania tidak sabar untuk sampai di rumah dan segera bergosip ria dengan Ibu Ratih.

*****

Sementara Fakhrul masih setia duduk tidak jauh dari ruang rawat Binar. Dengan harapan Cahaya keluar untuk menemuinya. Tapi semua hanya ada di angannya saja. Buktinya sejak siang Cahaya tidak menampakkan dirinya. Hanya Biru dan Rania yang Fakhrul temui.

Biru tetap kaku padanya. Hanya menjawab singkat pertanyaan Fakhrul saat diajak bicara. Yah... apalah yang bisa Fakhrul harapkan dari Biru. Putranya terlalu kecil saat dia tinggalkan dan dalam waktu yang cukup lama pula.

Fakhrul tahu jalannya sangat sulit, tapi dia tidak akan menyerah. Salahkan mamanya dan kakaknya yang menutup semua info apapun menyangkut anak dan istrinya. Bahkan fakta perceraian nya pun baru saja dia ketahui. Alasannya sangat klise, agar Fakhrul fokus dengan pengobatannya. Bullshit... bahkan setelah sembuh dia malah kehilangan keluarga kecilnya.

Semua telah berubah, Cahaya nya juga berubah. Dengan pakaian yang jauh lebih tertutup bahkan wajahnya pun tak bisa lagi Fakhrul lihat . Hanya mata sayu yang menatapnya dengan takut. Dan anak anaknya tak lagi bisa dia sentuh bahkan berdekatan saja harus dia hindari.

Fakhrul tersenyum miris sendirian. Bukan kah dia telah melupakannya keberadaan keluarga nya sejak empat tahun silam. Bukan dua tahun. Tepatnya sejak kebangkrutan perusahaan nya. Iya.... Fakhrul telah lama kehilangan mereka. Dan mungkin saja Cahaya yang telah kehilangan Fakhrul semenjak usia pernikahan mereka baru satu tahun.

Julukan apa yang tepat untuknya. Bajingan kah ? Atau pecundang ? Rasanya semua itu masih belum cukup. Tujuh tahun pengkhianatan itu dia lakoni tanpa merasa bersalah . Fakhrul lagi lagi menertawai dirinya sendiri.

...****************...

Happy Reading 💕

Terpopuler

Comments

Zainab Ddi

Zainab Ddi

kayaky diterima nih lsmaran doni

2024-02-27

2

Nurgusnawati Nunung

Nurgusnawati Nunung

Fakhrul berjuang la untuk minta maaf...

2024-02-11

0

Rahma Waty

Rahma Waty

penyesalan yg terlambat

2023-12-02

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Jodoh untuk Doni
3 Aya dan Rania
4 Sebab cerai
5 Clubbing
6 Bujukan
7 Meyakinkan hati
8 Complicated
9 Kerapuhan Cahaya
10 Pertemuan pertama
11 Luka Cahaya
12 Menjauhkan Binar
13 Penyesalan Fakhrul
14 Ide gila Rania
15 Kekacauan
16 Kedatangan Doni
17 Melamar...?
18 Usaha Fakhrul
19 Mari menikah
20 Persiapan H-7
21 Keraguan Cahaya
22 Apa yang terjadi
23 Masa lalu yang mengganggu
24 Menyatukan hati
25 Hati yang kecewa
26 Rasa Doni
27 Derita yang tak pernah habisnya
28 Cahaya ( pingsan)
29 Kata kata yang menusuk
30 Perdebatan tak berujung
31 Kebahagian ( bukan) untuk Cahaya
32 Pemilik hati Doni ?
33 Anxiety Disorder
34 Perasaan bersalah
35 Kamar lain
36 Saling bicara
37 Ingin bahagia
38 Salah Paham saja ?
39 Para kutu bermunculan
40 Menutup luka
41 Bertemu Dokter Nadya
42 Merangkai asa
43 Siang penuh gairah
44 Masih ingin berdua
45 Cahaya vs Amelia
46 Para pengganggu
47 ( Tidak ) Percaya diri
48 She is mine ...
49 Hempaskan pelakor
50 Doni Bucin...?
51 Hadiah spesial untuk yang spesial
52 Ungkapan cinta dua orang pria
53 Usaha Fakhrul
54 Pembicaraan dua pria
55 Amelia
56 Farel yang sakit
57 Hukuman yang harus diterima
58 Rencana baru Amelia
59 Rencana baru Amelia 2
60 Hamil kah...
61 Fakhrul menyerah
62 Liburan bersama
63 Usaha Marinda
64 Memberi pelajaran pada ulat
65 Badai datang
66 Kejadian tak terduga
67 Pengkhianatan...?
68 Mencari tahu
69 Luka Cahaya
70 Lelah...
71 Tak sesuai harapan
72 Alkohol
73 Menunggu esok
74 Kenyataan
75 Kenyataan yang terungkap
76 Kegelisahan Cahaya
77 Bertemu Amelia
78 Permintaan Cahaya
79 To Singapura
80 Hari menegangkan
81 Akhirnya Cahaya...
82 Bumi sagara
83 Berakhir bahagia
84 Promo novel Baru
85 Yang terbaru!
86 Kabar penting!!!
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Prolog
2
Jodoh untuk Doni
3
Aya dan Rania
4
Sebab cerai
5
Clubbing
6
Bujukan
7
Meyakinkan hati
8
Complicated
9
Kerapuhan Cahaya
10
Pertemuan pertama
11
Luka Cahaya
12
Menjauhkan Binar
13
Penyesalan Fakhrul
14
Ide gila Rania
15
Kekacauan
16
Kedatangan Doni
17
Melamar...?
18
Usaha Fakhrul
19
Mari menikah
20
Persiapan H-7
21
Keraguan Cahaya
22
Apa yang terjadi
23
Masa lalu yang mengganggu
24
Menyatukan hati
25
Hati yang kecewa
26
Rasa Doni
27
Derita yang tak pernah habisnya
28
Cahaya ( pingsan)
29
Kata kata yang menusuk
30
Perdebatan tak berujung
31
Kebahagian ( bukan) untuk Cahaya
32
Pemilik hati Doni ?
33
Anxiety Disorder
34
Perasaan bersalah
35
Kamar lain
36
Saling bicara
37
Ingin bahagia
38
Salah Paham saja ?
39
Para kutu bermunculan
40
Menutup luka
41
Bertemu Dokter Nadya
42
Merangkai asa
43
Siang penuh gairah
44
Masih ingin berdua
45
Cahaya vs Amelia
46
Para pengganggu
47
( Tidak ) Percaya diri
48
She is mine ...
49
Hempaskan pelakor
50
Doni Bucin...?
51
Hadiah spesial untuk yang spesial
52
Ungkapan cinta dua orang pria
53
Usaha Fakhrul
54
Pembicaraan dua pria
55
Amelia
56
Farel yang sakit
57
Hukuman yang harus diterima
58
Rencana baru Amelia
59
Rencana baru Amelia 2
60
Hamil kah...
61
Fakhrul menyerah
62
Liburan bersama
63
Usaha Marinda
64
Memberi pelajaran pada ulat
65
Badai datang
66
Kejadian tak terduga
67
Pengkhianatan...?
68
Mencari tahu
69
Luka Cahaya
70
Lelah...
71
Tak sesuai harapan
72
Alkohol
73
Menunggu esok
74
Kenyataan
75
Kenyataan yang terungkap
76
Kegelisahan Cahaya
77
Bertemu Amelia
78
Permintaan Cahaya
79
To Singapura
80
Hari menegangkan
81
Akhirnya Cahaya...
82
Bumi sagara
83
Berakhir bahagia
84
Promo novel Baru
85
Yang terbaru!
86
Kabar penting!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!