Kekacauan

Sebuah mobil baru saja berhenti tepat di depan rumah Cahaya. Setelah diam beberapa saat untuk memantau keadaan akhirnya sang pengendara mobil itu pun keluar. Dengan jantung yang berdebar kencang dia berjalan mendekati pintu dan mengetuk beberapa kali.

Dan beberapa saat kemudian pintu itupun terbuka dan muncul lah sosok mungil keluar dari dalam rumah. Dialah Biru yang menatap lelaki gagah di depannya dengan tatapan penuh arti. Hingga suara kecil itu memecah kebisuan di antara kedua lelaki yang nyaris serupa itu.

" Om cari siapa ? "

" Om... " Gumam Fakhrul dalam hatinya yang nyeri.

" Bunda ada ? " Tanya Fakhrul.

" Bunda lagi keluar. Om ada perlu apa ? Nanti aku sampaikan . " Ucap Biru dengan wajah datar.

" Boleh Ayah menunggu di dalam saja sampai Bunda pulang ? " Ucap Fakhrul bernegosiasi.

" Tidak ! " Jawab Biru singkat.

" Kenapa ? Kamu tidak ingat Ayah, Biru. " Fakhrul tidak tahan lagi menahan letupan letupan kecil di hatinya.

" Ingat. " Biru kembali menjawab singkat.

" Terus kenapa Ayah tidak boleh masuk ? " Fakhrul bicara dengan lembut sembari mengusap kepala Biru. Tapi Biru sontak menepis tangan Fakhrul tapi tidak kasar.

" Karena Bunda dan Kak Binar tidak suka. Mereka akan menangis dan gemetaran jika mendengar kata Ayah. " Ucapan polos Biru sangat Fakhrul pahami maknanya.

Fakhrul bisa melihat tubuh Cahaya yang gemetaran ketika mereka bertemu tempo hari. Sorot mata yang bergetar ketakutan. Fakhrul menyaksikan nya sendiri. Tapi Binar...Fakhrul belum bertemu dengan Binar. Rasa rindu pada putri kecilnya kembali membuncah.

" Kak Binar nya ada ? Coba panggilkan, Ayah ingin ketemu Kak Binar juga. " Pinta Fakhrul.

" Jangan ! Kak Binar sakit , nanti dia menjerit lagi. Biru tidak tega melihatnya. Dan Bunda juga sedih. " Hati Fakhrul hancur mendengar perkataan Biru.

" Separah itukah. " Fakhrul membatin.

" Baiklah kalau...

" Biru... siapa yang datang ... " Tanpa diduga Binar muncul dari dalam. Tatapan nya terkunci pada Fakhrul yang berdiri di ambang pintu . Sesaat hening menyelimuti suasana hingga Binar kembali bersuara.

" Bir...Biruu... tutup pintunya !! " Teriak Binar sembari menutupi telinganya. " Tutup Biru...

" Binar... Nak. Ini Ayah. " Ucap Fakhrul dengan tersenyum kaku. Dia melangkah pelan mencoba mendekati Binar, namun seketika terhenti mendengar pekikan dari putri kecilnya.

" Tidak... jangan mendekat... jangan... jangan... !! Biru... Bi...

Wajah manis itu memucat seketika . Langka mundurnya perlahan menjauh dari orang yang ada dihadapkan nya. Tubuh rapuhnya bergetar hebat. Biru langsung mendekati Binar sementara Fakhrul terpaku dengan air mata menyaksikan hasil perbuatan nya. Mental putrinya rusak karenanya .

Fakhrul ingin mendekat lagi .Hatinya benar benar hancur melihat tatapan ketakutan sang putri. Fakhrul ingin memeluk tubuh mungil itu untuk menenangkan nya , tapi kembali terhenti oleh suara Binar.

" Biru... itu monster nya... usir monster itu Biru ... Bunda.... " Suara teriakan Binar melemah bersamaan dengan tatapan mata nya meredup dan akhirnya tubuh kecil yang rapuh itupun ambruk.

Untung Fakhrul telah siaga sebelumnya, hingga Binar selamat dari benturan karena tangan kokoh sang Ayah telah lebih dulu menahannya. Tapi sebelum Fakhrul bangkit untuk mengendong Binar, Biru menghentikan nya.

" Jangan angkat ! Pergilah dari sini. Sudah Biru bilang Kak Binar tidak suka melihat Om. " Teriak Biru dengan suara bergetar karena marah.

" Tapi Kak Binar harus dibawa ke Dokter, Nak." Suara parau Fakhrul mewakili hatinya . Lelaki dewasa itu sudah bersimbah air mata. Hatinya tercabik oleh kenyataan yang ada di depannya.

" Biru telpon Bunda saja. " Ucap Biru tegas.

" Biar Ayah saja, Biru. Kasihan Kakak, Ayah ingin menyembuhkan Kak Binar. Ayah ingin menebusnya semua kesalahan Ayah. " Permohonan Fakhrul terdengar pilu nyaris seperti ratapan.

Biru menjadi ragu, dan akhirnya hanya mampu menganggukkan kepala nya tanda setuju. Tanpa menunggu lama Fakhrul mengangkat tubuh mungil itu dan melangkah keluar dari ruang tamu.

Tapi langkahnya terhenti tatkala Cahaya sudah berdiri tegak menghalangi langkahnya. Melihat Binar yang tidak sadarkan diri Cahaya sudah bisa menebak apa yang terjadi. Cahaya terlambat. Seharusnya dia bisa menghindari semua ini tapi takdir berkata lain. Ternyata Fakhrul telah menemukan nya lebih cepat dari dugaannya.

Tanpa bicara sepatah pun Cahaya langsung mengambil alih tubuh Binar dari tangan Fakhrul. Rania yang berada di belakang Cahaya sudah membaca situasi itu. Dengan cepat Rania membuka pintu belakang mobilnya .

" Biru... kunci pintu ! " Perintah Cahaya.

Biru langsung bergerak sigap mengikuti kata Bundanya. Sementara Fakhrul bergerak serba salah dan gelisah .Tak ada yang bisa Fakhrul lakukan hanya menatap Cahaya dari luar kaca mobil . Lidahnya kelu dan tubuhnya kaku. Tatapan mata kebencian Cahaya meruntuhkan harapannya. Sekalipun mata sayu Cahaya dibasahi air mata namun menyiratkan amarah terpendam.

Setelah Biru masuk ke mobil , Rania memacu mobilnya membelah jalanan menuju rumah sakit. Tampak di belakang Fakhrul mengekori mobil Rania. Fakhrul tidak ingin ketinggalan dan kehilangan sedetikpun. Apapun yang Cahaya katakan nanti Fakhrul tidak akan menyurutkan keinginan nya untuk membersamai keluarga kecilnya.

*****

" Kondisinya saat ini baik baik saja, kita lihat nanti setelah sadar. Jika dia histeris maka perlu penganan lebih lanjut. Tapi jika dia hanya menangis saja berarti masih dalam kategori normal. Sebaiknya Ibu mendampingi Binar saat dia sadar, agar dia merasa aman. " Penjelasan sang Dokter membuat Cahaya was was.

" Bagaimana jika dia histeris, Dok ? Apa artinya usaha kita selama ini sia sia ? Dan apa efek terburuk nya ? " Tanya Cahaya.

" kita harus menunggu Binar sadar dulu, Bu. Saya tidak mau berandai andai. Tapi kalau bicara efek terburuk ya... berarti kita mulai lagi dari awal, Bu. Tapi saya harap tidak sampai separah itu. Untuk itu saya minta jauhi dulu hal pemicu Trauma nya. " Sang Dokter menatap ketiga orang dewasa di depannya. Dan berakhir pada Fakhrul yang kini hanya bisa tertunduk.

Binar hendak dipindahkan dari UGD ke ruang rawat . Sembari menunggu proses pemindahan , Cahaya memberanikan diri mendekati Fakhrul yang sedari tadi dia anggap antara ada dan tiada.

" Pergilah... jangan memperburuk keadaan. Kehadiran mu hanya akan merusak apa yang telah aku perbaiki. Jangan kacau kan lagi hidup kami... please... " Di ujung katanya air mata Cahaya pun terjun bebas. Suaranya gemetar menahan amarah dan rasa cemas.

" Baiklah... aku akan pergi untuk saat ini. Tapi nanti aku kembali lagi. Aku janji tidak akan menampakkan diri. Izinkan aku melihatnya meski dari jarak jauh. " Mata Fakhrul tak kalah merahnya. Perkataan Dokter tadi pukulan telak untuknya. " Pemicu trauma" , itulah sebutan untuknya. Ya... dialah iblisnya.

Untuk saat ini dia harus mengalah dengan Cahaya. Tidak ingin terjadi keributan diantara mereka. Memberikan Cahaya sedikit waktu untuk memenangkan diri, begitu juga dengannya.

" Terserah , jangan terlihat. Kami tidak ingin melihat mu. " Ucapan Cahaya lembut tapi penuh tekanan. Matanya menatap nanar tubuh mungil putrinya yang terbaring lemah.

" Aku pergi... " Ucap Fakhrul lirih. Setelah dua langkah berjalan, Fakhrul kembali berbalik. " Entah kamu percaya atau tidak, Aya ! Mas sangat menyesal dan saat ini Mas sama hancurnya dengan kamu. Mas minta maaf... " Tak mendapatkan respon dari Cahaya setelah beberapa saat akhirnya Fakhrul kembali melanjutkan langkahnya dengan lunglai.

Setelah Fakhrul hilang di balik pintu, Cahaya menangis tergugu. Ada rasa perih yang kembali menggores hatinya . Kehadiran Fakhrul yang mengobrak abrik tatanan hidupnya yang mulai tenang. Yang membuat putrinya terbaring tak berdaya. Juga membuat hatinya kacau karenanya.

" Maaf... ? Bisakah maaf itu mengembalikan semua seperti semula. Jika bisa aku pasti memberi banyak maaf. Tapi semua telah hancur... sudah berakhir. Hatiku ... hidupku... anak anakku... semua hancur tak berbentuk. " Cahaya bicara lirih seorang diri.

...****************...

Happy Reading 💕

Terpopuler

Comments

Ratna Nur

Ratna Nur

/Sob//Sob//Sob/....part mewek

2024-05-09

0

Zainab Ddi

Zainab Ddi

😭😭😭 kasian binar

2024-02-27

2

Nurgusnawati Nunung

Nurgusnawati Nunung

kasihan Binar... cahaya, ibu yg tegar

2024-02-11

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Jodoh untuk Doni
3 Aya dan Rania
4 Sebab cerai
5 Clubbing
6 Bujukan
7 Meyakinkan hati
8 Complicated
9 Kerapuhan Cahaya
10 Pertemuan pertama
11 Luka Cahaya
12 Menjauhkan Binar
13 Penyesalan Fakhrul
14 Ide gila Rania
15 Kekacauan
16 Kedatangan Doni
17 Melamar...?
18 Usaha Fakhrul
19 Mari menikah
20 Persiapan H-7
21 Keraguan Cahaya
22 Apa yang terjadi
23 Masa lalu yang mengganggu
24 Menyatukan hati
25 Hati yang kecewa
26 Rasa Doni
27 Derita yang tak pernah habisnya
28 Cahaya ( pingsan)
29 Kata kata yang menusuk
30 Perdebatan tak berujung
31 Kebahagian ( bukan) untuk Cahaya
32 Pemilik hati Doni ?
33 Anxiety Disorder
34 Perasaan bersalah
35 Kamar lain
36 Saling bicara
37 Ingin bahagia
38 Salah Paham saja ?
39 Para kutu bermunculan
40 Menutup luka
41 Bertemu Dokter Nadya
42 Merangkai asa
43 Siang penuh gairah
44 Masih ingin berdua
45 Cahaya vs Amelia
46 Para pengganggu
47 ( Tidak ) Percaya diri
48 She is mine ...
49 Hempaskan pelakor
50 Doni Bucin...?
51 Hadiah spesial untuk yang spesial
52 Ungkapan cinta dua orang pria
53 Usaha Fakhrul
54 Pembicaraan dua pria
55 Amelia
56 Farel yang sakit
57 Hukuman yang harus diterima
58 Rencana baru Amelia
59 Rencana baru Amelia 2
60 Hamil kah...
61 Fakhrul menyerah
62 Liburan bersama
63 Usaha Marinda
64 Memberi pelajaran pada ulat
65 Badai datang
66 Kejadian tak terduga
67 Pengkhianatan...?
68 Mencari tahu
69 Luka Cahaya
70 Lelah...
71 Tak sesuai harapan
72 Alkohol
73 Menunggu esok
74 Kenyataan
75 Kenyataan yang terungkap
76 Kegelisahan Cahaya
77 Bertemu Amelia
78 Permintaan Cahaya
79 To Singapura
80 Hari menegangkan
81 Akhirnya Cahaya...
82 Bumi sagara
83 Berakhir bahagia
84 Promo novel Baru
85 Yang terbaru!
86 Kabar penting!!!
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Prolog
2
Jodoh untuk Doni
3
Aya dan Rania
4
Sebab cerai
5
Clubbing
6
Bujukan
7
Meyakinkan hati
8
Complicated
9
Kerapuhan Cahaya
10
Pertemuan pertama
11
Luka Cahaya
12
Menjauhkan Binar
13
Penyesalan Fakhrul
14
Ide gila Rania
15
Kekacauan
16
Kedatangan Doni
17
Melamar...?
18
Usaha Fakhrul
19
Mari menikah
20
Persiapan H-7
21
Keraguan Cahaya
22
Apa yang terjadi
23
Masa lalu yang mengganggu
24
Menyatukan hati
25
Hati yang kecewa
26
Rasa Doni
27
Derita yang tak pernah habisnya
28
Cahaya ( pingsan)
29
Kata kata yang menusuk
30
Perdebatan tak berujung
31
Kebahagian ( bukan) untuk Cahaya
32
Pemilik hati Doni ?
33
Anxiety Disorder
34
Perasaan bersalah
35
Kamar lain
36
Saling bicara
37
Ingin bahagia
38
Salah Paham saja ?
39
Para kutu bermunculan
40
Menutup luka
41
Bertemu Dokter Nadya
42
Merangkai asa
43
Siang penuh gairah
44
Masih ingin berdua
45
Cahaya vs Amelia
46
Para pengganggu
47
( Tidak ) Percaya diri
48
She is mine ...
49
Hempaskan pelakor
50
Doni Bucin...?
51
Hadiah spesial untuk yang spesial
52
Ungkapan cinta dua orang pria
53
Usaha Fakhrul
54
Pembicaraan dua pria
55
Amelia
56
Farel yang sakit
57
Hukuman yang harus diterima
58
Rencana baru Amelia
59
Rencana baru Amelia 2
60
Hamil kah...
61
Fakhrul menyerah
62
Liburan bersama
63
Usaha Marinda
64
Memberi pelajaran pada ulat
65
Badai datang
66
Kejadian tak terduga
67
Pengkhianatan...?
68
Mencari tahu
69
Luka Cahaya
70
Lelah...
71
Tak sesuai harapan
72
Alkohol
73
Menunggu esok
74
Kenyataan
75
Kenyataan yang terungkap
76
Kegelisahan Cahaya
77
Bertemu Amelia
78
Permintaan Cahaya
79
To Singapura
80
Hari menegangkan
81
Akhirnya Cahaya...
82
Bumi sagara
83
Berakhir bahagia
84
Promo novel Baru
85
Yang terbaru!
86
Kabar penting!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!