Luka Cahaya

Ucapan Rania tempo hari masih mengusik hati Cahaya. Permintaan yang sulit untuk Cahaya penuhi. Bukan semata mata tentang kebiasaan Doni yang Cahaya ragukan , tapi Cahaya sendiri tidak yakin dengan dirinya . Luka yang ditoreh oleh Fakhrul masih hangat di ingatannya.

Terlalu banyak hal yang harus Cahaya pertimbangan. Jika memang nasibnya harus menikah sekali lagi Cahaya ingin menikah untuk yang terakhir kalinya.. Tentu saja untuk itu dia harus selektif dalam memilih calon ayah anak anaknya. Jika mengikuti kata hati, Cahaya memilih untuk sendiri saja.

Hari ini Cahaya kembali ke rutinitas awal. Cahaya melupakan sejenak keresahan yang dirasanya . Setelah mengistirahatkan tubuhnya satu hari, kini Cahaya harus kembali berjuang untuk kelangsungan hidup keluarga kecilnya.

Berbagai jenis puding cup, salad buah, aneka mini cake dan kue basah lainnya telah tertata rapi di kontener masing masing. Tinggal menyusunnya box box itu di motor matic dan siap untuk didistribusikan.

Begitulah kegiatan Cahaya sehari hari. Setelah mengantarkan anak anaknya sekolah, Cahaya pun berangkat mengantarkan dagangan nya.

Tepat pukul sebelas tiga puluh, waktu nya Cahaya menjemput Biru dari sekolah. Biru baru saja naik kelas dua. Jadwal pulangnya berbeda dengan Binar yang pulang pukul satu tiga puluh siang hari.

Dengan santai Cahaya mengendarai motor menuju sekolah. Hanya butuh sepuluh menit untuk sampai di sana. Dan benar saja belum sempat Cahaya memarkirkan motornya , Biru sudah berlari mendekatinya.

" Bundaaa... !! " Teriak Biru sambil berlari.

" Jangan lari... awas.... ! " Baru saja Cahaya hendak mengingatkan, tanpa diduga Biru tersandung sebuah batu. Cahaya hanya bisa menutup matanya karena posisinya cukup jauh untuk menyelamatkan Biru.

Tapi sepasang tangan kokoh berhasil menahan tubuh mungil itu sebelum mencapai tanah. Biru masih dalam kondisi shock, begitu juga dengan Cahaya . Selang beberapa detik barulah Cahaya tersadar dan bergegas mendekati Biru.

" Kamu tidak apa apa, Nak ? Kenapa berlari Biru. Bunda selalu ingatkan agar Biru tak ceroboh. " Cerca Cahaya sambil memeriksa kaki dan tubuh Biru.

" Maaf Bunda, Biru lupa. " Jawab Biru dengan cengiran khasnya.

" Jangan diulang, ya. " Ucap Cahaya lembut sambil mendekap kepala Biru ke perut nya. Cahaya meluapkan rasa gundahnya lewat dekapan eratnya.

" Jangan dimarah, Biru masih kecil. " Suara seorang pria di sampingnya menyadarkan Cahaya jika ada seseorang telah menyelamatkan anaknya. Tapi jantung Cahaya terasa copot ketika mengenali suara itu.

Tubuh Cahaya menegang dan kaku. Keringat mulai membasahi wajahnya. Untuk berbalik melihat dan memastikan pendengaran nya pun Cahaya tak sanggup. Dekapannya di tubuh mungil Biru tanpa sadar kian menguat membuat Biru merasa sesak.

" Bunda, Biru sesak. " Ucapan Biru mengembalikan Cahaya ke alam nyata. Sontak Cahaya melepaskan tubuh Biru dan menarik tangan Biru dan meninggal kan tempat itu dengan tergesa gesa.

" Aya... tunggu, Mas mau bicara sebentar. " Tiba tiba tangan Cahaya sudah dicekal oleh pria penolong Biru. Tubuh Cahaya otomatis tertarik ke arah pria itu dan memaksa untuk saling menatap.

" Le... lepas... " Ucap Cahaya yang terdengar lirih dan bergetar. Wajah dan cadar Cahaya telah basah oleh air mata.

" Sebentar, Ya. Sebentar saja, Mas janji. " Ucap pria itu memohon.

" Lepaskan !! " Cahaya menyentak kan tangannya kuat agar terlepas dari genggaman pria yang tak lain adalah Fakhrul.

" Baiklah... Baiklah. Tapi izinkan aku memeluk Biru sebentar. " Spontan Cahaya menarik Biru ke belakang tubuhnya untuk melindungi Biru.

" Pergilah... atau aku teriak ! " Ucap cahaya mengancam meski suaranya terdengar ketakutan . Biru yang tidak terlalu ingat dengan Fakhrul terlihat kebingungan . Dari tadi dia ingin melihat pria dewasa yang menolongnya namun Cahaya menghalangi.

" Aya, Maafkan Mas. Ayo kita bicara baik baik." Fakhrul masih belum menyerah. Ada rasa sesak ketika melihat ketakutan dan kebencian di mata Cahaya.

" Tidak... tak ada lagi yang tersisa untuk dibicarakan. Biarkan aku pergi dan jangan ganggu kami. " Cahaya berjalan mundur dan terus berbalik cepat setengah berlari menuju motornya.

Fakhrul membiarkan Cahaya berlalu. Ini baru tahap awal, masih banyak waktu untuk Fakhrul bisa meraih Cahaya kembali. Itulah yang Fakhrul yakini kini. Menurutnya Cahaya masih terlalu kaget dan butuh sedikit waktu untuk menerima kehadirannya.

Sementara Cahaya melajukan motornya dengan kecepatan lebih dari biasanya. Sambil sesekali memantau kaca spion motornya. Cahaya takut Fakhrul nekat mengejarnya. Walau bagaimana pun Cahaya tidak ingin Fakhrul tahu tempat tinggalnya.

Sesampainya di rumah, Cahaya langsung masuk dengan menarik Biru lembut dan kemudian mengunci pintu. Tubuh kurus itu tersandar di pintu yang tertutup. Dengan air mata yang tak sekedar mengalir, melainkan ada isak yang terdengar memilukan.

" Bunda... apa orang itu Ayah ? " Sontak tubuh Cahaya menegang. Cahaya sampai melupakan keberadaan Biru, dan lebih mengejutkan Biru mengenali Fakhrul.

" Apa Biru pernah bertemu dengan orang itu sebelum ini. " Tanya Cahaya lembut.

" Tidak pernah. Bunda jangan takut Biru juga tidak mau bertemu dengannya. Jangan menangis Bunda. " Cahaya langsung menghambur mendekap Biru haru. Anaknya sudah mulai mengerti. Cahaya tidak perlu khawatir jika Fakhrul mempengaruhi anak anaknya.

" Jangan tinggalkan Bunda. Kita harus menjauh dari orang itu. Dia berbahaya. " Cahaya bicara tanpa sadar, ketakutan nya telah mengambil alih kewarasannya. Menyebabkan mulutnya tidak lagi bisa dia kontrol.

Kedua ibu dan anak itu saling berpelukan dan saling menguatkan. Untuk beberapa saat Cahaya tengelam dalam kenangan masa lalunya. Rasa sakit dan perih di sekujur tubuhnya kembali bisa dirasakannya. Dan tanpa sadar Cahaya merintih seakan menahan rasa sakit.

" Bunda...

Panggilan Biru menarik Cahaya kembali dari alam bawah sadarnya. " Ya... ada apa ? "

" Biru lapar. " Ucapan Biru membuat Cahaya sontak berdiri dan menyadari keteledoran nya.

" Maaf, Bunda sampai lupa. Biru ganti baju dulu , ya. Bunda siapkan makan untuk Biru, Bunda tunggu di meja makan. " Cahaya mengusap kepala Biru sebelum Biru melangkah ke kamarnya.

*****

Di sisi lain Fakhrul singgah di sebuah restoran tidak terlalu jauh dari sekolah anak anaknya. Sengaja untuk menunggu jadwal kepulangan Binar. Sambil menunggu Fakhrul menyempatkan untuk mengisi perutnya terlebih dahulu.

Begitu banyak penyesalan di hati Fakhrul. Kehilangan perusahaan yang karena kesalahan nya sendiri membuatnya melakukan kebodohan lain yang berakibat fatal. Jika saja dia tidak termakan rayuan wanita laknat itu mungkin keluarga dan perusahaan nya baik baik saja saat ini.

Tujuh tahun Fakhrul bermain api di belakang Cahaya tanpa sedikitpun Cahaya curiga. Cahaya yang selalu berpikir positif dan begitu tulus mencintainya. Memberikan kepercayaan utuh untuknya. Namun dengan teganya Fakhrul memanfaatkan kepolosan Cahaya. Hingga Fakhrul terlena dalam nikmat yang Amelia berikan.

Amelia yang kompeten dan profesional dalam bekerja membuat Fakhrul banyak mengandalkannya. Tapi siapa sangka pesona Amelia menggoyahkan Fakhrul. Sering lembur dan bekerja larut malam berdua membuat dua insan itu terpaut hingga melewati batas.

Bertahun tahun menjalin hubungan terlarang membuat Amelia menjadi serakah meski Fakhrul begitu royal padanya . Amelia minta dinikahi namun Fakhrul tidak bisa memenuhinya. Fakhrul yang mencintai keluarga nya hanya menganggap Amelia selingan saja.

Hal itulah yang membuat Amelia meradang . Hingga perlahan lahan Amelia mulai menguasai aset dan keuangan perusahaan. Dengan memanfaatkan kepercayaan yang Fakhrul berikan. Dan tepat tujuh tahun menjadi selingkuhan Fakhrul Amelia telah menguasai sembilan puluh persen harta perusahan dan meninggalkan milyaran hutang.

Setelah itu Amelia menghilang bak ditelan bumi. Fakhrul yang sibuk memperbaiki keadaan tidak bisa mencari Amelia karena keterbatasan keuangan. Naasnya rumah mewah yang baru saja dia hadiahkan untuk Cahaya dan mobil sport kesayangan nya harus dijual untuk membayar hutang yang cukup besar.

Dan yang tersisa adalah sedikit tabungan yang Cahaya miliki. Tinggal di rumah kontrakan yang serba kekurangan membuat Fakhrul benar benar frustasi. Penyesalan yang meracuni pikiran dan hatinya. Apalagi ketika Cahaya menerimanya dengan tangan terbuka meski Cahaya mengetahui segala pengkhianatan nya.

Wanita sabar itu tidak pernah mengeluh, tidak pernah menyalahkannya dan tidak pernah mengungkit masalah yang menyakitkan sekali pun. Entah dari apa terbuat hatinya, begitu ikhlas dan terlalu baik.

Semua itu malah membuat Fakhrul semakin merasa bersalah dan memendam amarah terdalam terhadap Amelia. Dan sayangnya Fakhrul bertemu dengan teman yang salah. Teman yang mengenalkannya pada minuman dan obat obatan terlarang. Dengan dalih untuk melupakan masalah dan meringankan beban pikiran.

Alhasil Fakhrul makin hari makin terjerumus. Dan ketika mabuk dia melihat Cahaya itu adalah Amelia. Maka dia akan melepaskan amarahnya terhadap Cahaya yang dia pikir Amelia. Dan Cahaya sedikitpun tidak pernah mengatakan pada siapapun.

Dia menerima apapun yang Fakhrul perbuat padanya. Dari kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan kekerasan verbal. Pernah Fakhrul melihat kondisi Cahaya sewaktu dia terbangun lebih dulu . Saat itu Fakhrul menangis melihat hasil perbuatan nya pada tubuh sang istri. Tapi sayang penyesalan itu hanya sesaat saja . Setelah menghilang beberapa hari Fakhrul kemudian datang lagi dengan kondisi yang sama.

Hingga dua tahun penuh derita itu pun berlalu. Dan malam naas yang mengerikan itu akhirnya terjadi menjadi titik akhir petualangan kebejatan Fakhrul dan titik awal Cahaya melangkah sendiri.

Happy Reading 💕

Terpopuler

Comments

Zainab Ddi

Zainab Ddi

bener jauh dr suami laknat

2024-02-27

0

Nurgusnawati Nunung

Nurgusnawati Nunung

👍👍👍

2024-02-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Jodoh untuk Doni
3 Aya dan Rania
4 Sebab cerai
5 Clubbing
6 Bujukan
7 Meyakinkan hati
8 Complicated
9 Kerapuhan Cahaya
10 Pertemuan pertama
11 Luka Cahaya
12 Menjauhkan Binar
13 Penyesalan Fakhrul
14 Ide gila Rania
15 Kekacauan
16 Kedatangan Doni
17 Melamar...?
18 Usaha Fakhrul
19 Mari menikah
20 Persiapan H-7
21 Keraguan Cahaya
22 Apa yang terjadi
23 Masa lalu yang mengganggu
24 Menyatukan hati
25 Hati yang kecewa
26 Rasa Doni
27 Derita yang tak pernah habisnya
28 Cahaya ( pingsan)
29 Kata kata yang menusuk
30 Perdebatan tak berujung
31 Kebahagian ( bukan) untuk Cahaya
32 Pemilik hati Doni ?
33 Anxiety Disorder
34 Perasaan bersalah
35 Kamar lain
36 Saling bicara
37 Ingin bahagia
38 Salah Paham saja ?
39 Para kutu bermunculan
40 Menutup luka
41 Bertemu Dokter Nadya
42 Merangkai asa
43 Siang penuh gairah
44 Masih ingin berdua
45 Cahaya vs Amelia
46 Para pengganggu
47 ( Tidak ) Percaya diri
48 She is mine ...
49 Hempaskan pelakor
50 Doni Bucin...?
51 Hadiah spesial untuk yang spesial
52 Ungkapan cinta dua orang pria
53 Usaha Fakhrul
54 Pembicaraan dua pria
55 Amelia
56 Farel yang sakit
57 Hukuman yang harus diterima
58 Rencana baru Amelia
59 Rencana baru Amelia 2
60 Hamil kah...
61 Fakhrul menyerah
62 Liburan bersama
63 Usaha Marinda
64 Memberi pelajaran pada ulat
65 Badai datang
66 Kejadian tak terduga
67 Pengkhianatan...?
68 Mencari tahu
69 Luka Cahaya
70 Lelah...
71 Tak sesuai harapan
72 Alkohol
73 Menunggu esok
74 Kenyataan
75 Kenyataan yang terungkap
76 Kegelisahan Cahaya
77 Bertemu Amelia
78 Permintaan Cahaya
79 To Singapura
80 Hari menegangkan
81 Akhirnya Cahaya...
82 Bumi sagara
83 Berakhir bahagia
84 Promo novel Baru
85 Yang terbaru!
86 Kabar penting!!!
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Prolog
2
Jodoh untuk Doni
3
Aya dan Rania
4
Sebab cerai
5
Clubbing
6
Bujukan
7
Meyakinkan hati
8
Complicated
9
Kerapuhan Cahaya
10
Pertemuan pertama
11
Luka Cahaya
12
Menjauhkan Binar
13
Penyesalan Fakhrul
14
Ide gila Rania
15
Kekacauan
16
Kedatangan Doni
17
Melamar...?
18
Usaha Fakhrul
19
Mari menikah
20
Persiapan H-7
21
Keraguan Cahaya
22
Apa yang terjadi
23
Masa lalu yang mengganggu
24
Menyatukan hati
25
Hati yang kecewa
26
Rasa Doni
27
Derita yang tak pernah habisnya
28
Cahaya ( pingsan)
29
Kata kata yang menusuk
30
Perdebatan tak berujung
31
Kebahagian ( bukan) untuk Cahaya
32
Pemilik hati Doni ?
33
Anxiety Disorder
34
Perasaan bersalah
35
Kamar lain
36
Saling bicara
37
Ingin bahagia
38
Salah Paham saja ?
39
Para kutu bermunculan
40
Menutup luka
41
Bertemu Dokter Nadya
42
Merangkai asa
43
Siang penuh gairah
44
Masih ingin berdua
45
Cahaya vs Amelia
46
Para pengganggu
47
( Tidak ) Percaya diri
48
She is mine ...
49
Hempaskan pelakor
50
Doni Bucin...?
51
Hadiah spesial untuk yang spesial
52
Ungkapan cinta dua orang pria
53
Usaha Fakhrul
54
Pembicaraan dua pria
55
Amelia
56
Farel yang sakit
57
Hukuman yang harus diterima
58
Rencana baru Amelia
59
Rencana baru Amelia 2
60
Hamil kah...
61
Fakhrul menyerah
62
Liburan bersama
63
Usaha Marinda
64
Memberi pelajaran pada ulat
65
Badai datang
66
Kejadian tak terduga
67
Pengkhianatan...?
68
Mencari tahu
69
Luka Cahaya
70
Lelah...
71
Tak sesuai harapan
72
Alkohol
73
Menunggu esok
74
Kenyataan
75
Kenyataan yang terungkap
76
Kegelisahan Cahaya
77
Bertemu Amelia
78
Permintaan Cahaya
79
To Singapura
80
Hari menegangkan
81
Akhirnya Cahaya...
82
Bumi sagara
83
Berakhir bahagia
84
Promo novel Baru
85
Yang terbaru!
86
Kabar penting!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!