Persiapan H-7

Hari berganti tanpa terasa. Kini Cahaya sedang bersiap menanti kedatangan Rania seperti janjinya pada Doni tempo hari. Begitu juga dengan Binar dan Biru. Kedua bocah itu telah menunggu di ruang tengah sembari menonton televisi.

Kemarin setelah Binar di periksa siang harinya sudah diperbolehkan pulang. Dan Doni lah yang mengantar mereka pulang. Kehadiran Doni menjadi pertanyaan bagi Binar. Alhasil tadi malam terpaksa Cahaya menjelaskan pada kedua anaknya.

Pernyataan Cahaya mendapatkan tanggapan beragam dari Binar dan Biru. Biru yang terlihat antusias berbeda dengan Binar yang diam seribu bahasa. Melihat reaksi Binar membuat Cahaya berpikiran lain.

" Jika Binar tidak menyukai atau tidak menyetujui, Bunda bisa membatalkan nya. Semua akan sesuai keinginan Binar. " Ucap Cahaya akhirnya.

" Apa Bunda akan bahagia ? " Tanya Binar.

" InsyaAllah. " Jawab Cahaya singkat.

" Apa nanti kita tidak akan bertemu monster itu. "

" Bunda tidak bisa memastikan, tapi sekuat tenaga akan melindungi Binar. Sampai Binar sendiri yang minta untuk bertemu Ayah. " Cahaya tidak ingin Binar terus membenci oleh sebab itu Cahaya selalu menggunakan kata "Ayah "

" Baiklah, asalkan Om itu tidak menyakiti Bunda saja, sudah cukup bagi Binar. " Begitulah akhir pembicaraan Cahaya dan Binar.

Tepat pukul sembilan tiga puluh terdengar klakson mobil Rania yang melengking di luar rumah. Cahaya mengajak kedua bocah itu keluar dan kemudian mengunci pintu rumahnya.

" Kita mau kemana ? " Tanya Cahaya pada Rania setelah mobilnya mulai bergerak .

" Loh... Kak Doni nggak bilang sama kamu ? Tanya Rania balik.

" Nggak ! "

" Bagaimana sih suami mu itu. Masa nggak ngomong mau apa, mau kemana . Kaku amat . " Gerutu Rania .

" Kakak kamu itu, bukan suamiku tapi baru calon. " Protes Cahaya dan Rania malah terkekeh.

" Ok... ok Kak ipar ku yang cantik. " Rania malah senang menggoda Cahaya. Membuat Cahaya semakin cemberut.

" Jadi mau kemana ? "Tanya Cahaya ketus.

" Oh iya kita mau ke rumah mertua buat lamar anaknya . " Canda Rania sambil terkekeh lucu.

" Ish... apaan sih Nia. " Rania makin terbahak hingga matanya berair. " Baiklah, kita memang mau ke rumah Ibuk. Nanti kamu tahu sendiri kita mau ngapain. " Akhirnya Rania bicara serius dengan sisa ketawanya.

Butuh waktu hampir empat puluh lima menit untuk sampai di rumah Ibu Ratih. Rumah yang akan menjadi tempatnya bersembunyi nantinya. Tempatnya memulai perjalanan baru dengan orang yang baru.

Kini mobil Rania telah terparkir di halaman sebuah rumah yang sangat mewah menurut Cahaya. Halaman luas, rumah yang besar berlantai dua. Dan dua pilar yang tinggi dan kokoh dilengkapi balkon diantaranya.

Mata Cahaya terpaut dengan irish hitam milik seseorang di atas balkon . Sesaat mereka saling menatap terpana. Darah Cahaya tiba tiba berdesir beriringan dengan hembusan angin yang menggerai hijab lebar yang dia kenakan.

Seakan Doni sengaja menunggu kedatangan Cahaya dari atas balkon. Hingga Cahaya terpaksa memutus pandangan nya karena Doni melempar senyuman yang membuat jantung keluar dari rongganya .Cahaya salah tingkah.

Cahaya berjalan mengikuti Rania menuju pintu yang sepertinya sengaja dibiarkan terbuka. Dengan mengucap salam keempat orang itu masuk ke rumah mewah itu beriringan .

Ibu Ratih langsung menyahut dari dalam rumah di ikuti oleh kedua bocah milik Rania. Rania memboyong Cahaya dan anak anaknya ke ruang tengah yang sangat luas. langsung berbatasan dengan ruang makan dan dapur bersih. Dan di sisi kiri terdapat tangga ke lantai dua yang dengan model melengkung.

Dan sosok yang tadi tersenyum manis kini telah berada di ujung tangga. Sementara anak anak telah berbaur satu sama lain. Dengan sekejap keempat bocah itu telah berlarian menuju halaman samping. Dan Cahaya tidak tahu apa saja yang ada di sana. Karena Ibu Ratih dan Rania telah menariknya ke sofa berbentuk setengah lingkaran , diikuti oleh Doni.

" Cahaya , terima kasih karena kamu bersedia menikahi bocah tua itu. " Ibu Ratih membuka pembicaraan.

" Aya yang terima kasih Bu, karena mau menerima Aya. " Ucap Cahaya merendah.

" Tapi, Nak bagaimana dengan acara lamarannya kemana Ibuk harus datang. " Tanya Ibu Ratih .

" Aya, tidak punya kerabat lain, Buk. Hanya ada Aya dan anak anak. Jadi menurut Aya kita skip aja acara lamarannya ya ? "

" Begitu kah ? Tapi acaranya nanti seadanya karena waktu nya nggak cukup. Kita serahkan semua sama WO aja biar di kebut , ya ? " Ibu Ratih merasa tidak enak takut Cahaya merasa disepelekan.

" Katanya Ibuk pingin cepat punya mantu, sekarang sudah dapat malah mengeluh kecepatan. " Seloroh Doni.

" Nggak gitu juga konsepnya, asep. Ibu hanya takut acaranya tak sesuai keinginan Cahaya. Kan yang mau jadi pengantin nya Cahaya." Jawab Ibu Ratih menatap kesal pada Doni dan yang dimarahi malah terkekeh.

" Aya nggak apa apa , Bu. Yang penting akadnya saja dan sah. " Sela Cahaya yang tidak ingin memberatkan siapapun.

" Tuh... kan, Cahaya udah kebelet ingin jadi istri aku, Buk . " Ucapan Doni membuat Rania tertawa lepas sementara Cahaya bersemu malu.

" Kamu ini , pintarnya buat Cahaya tersipu. " Kebahagiaan yang begitu kentara di wajah Ibu Ratih.

" Orang WO nya koq belum datang , udah siang ini. " Ucap Rania sembari melihat jam tangannya.

" Tunggu saja, sebentar lagi mungkin sampai. Tadi sudah telpon lagi dijalan. " Timpal Doni.

Beberapa waktu menunggu akhirnya WO kepercayaan Doni pun datang . Persiapan pernikahan yang dilaksanakan dalam waktu yang sangat singkat. Dari pakaian seragam dan gaun pengantin , dekorasi juga katering semua diurus oleh mereka.

Setelah meeting singkat dengan pihak WO selesai barulah semua terlihat lega. Acara diadakan di Ballroom hotel milik Randi teman Doni. Jadi tinggal pihak WO dan pihak hotel yang mengurus. Dan sekarang tinggal masalah mahar dan cincin.

" Aku mau bawa Aya sebentar, bisakah kamu jaga anak anak , Rania. " Ucap Doni setelah mereka selesai makan siang bersama.

" Kak Doni mau bawa Aya kemana ? Awas belum sah. " Tanya Rania.

" Tahu... ! Kayak aku masih abg labil aja. Mau cari mahar sama cincin . " Jawab Doni

" kalau tanpa aku juga nggak apa apa, apapun pilihanmu aku pakai. " Cahaya menyela pembicaraan antara kakak beradik itu.

" Aku maunya sesuai dengan pilihan kamu. Selera kamu , biar memakainya kamu merasa senang , tidak menganggap sebatas simbol atau syarat. " Doni merasa kecewa karena menurutnya Cahaya seperti tidak semangat dengan pernikahan mereka.

" Maaf , aku tidak bermaksud begitu. Baiklah aku ikut. " Cahaya merasa tidak enak hati melihat wajah Doni yang kecewa. Padahal Cahaya hanya mempercayai pilihan Doni .

" Pergilah... anak anak serahkan pada ku. Ok kiddos ayo kita, berenang. " Para bocah bersorak bahagia dan langsung berlarian ke halaman samping.

" Kami pergi dulu, Buk. Takut kesorean. " Doni minta izin sembari berdiri dan merapikan celananya sekilas .

" Pergilah !! Cahaya... pilih yang kamu suka. Jangan khawatir harga uang Doni banyak, habiskan saja, Ok ?! " Seloroh Ibu Ratih.

Cahaya hanya terkekeh kecil mendengar ucapan Ibu Ratih. Baru kali ini dia mendengar mertua menghasut menantu nya untuk menghabiskan uang anaknya. Akh... menantu, baru calon !!

Kedua calon pengantin itu berjalan beriringan menuju mobil Doni. Mobil mewah itu mengingatkan Cahaya dengan mobil milik Fakhrul dulu. Hanya saja punya Doni tipenya satu tingkat di atas punya Fakhrul. Cahaya segera membuang ingatan tak pentingnya. Sekarang ada Doni di samping nya. Bukan Fakhrul.

...****************...

Happy Reading💕

Terpopuler

Comments

Ratih Najja

Ratih Najja

alurnya smooth soft tp berbobot ..ngga ngebosenin.. biasanya saya bc novel 1/2 bab ud ngebosenin lngsng skip.. tp ini bikin penasaran..good job thor krn ga mudah bikin cerita rumit tp ngena/Rose//Rose//Heart/

2024-03-23

2

Faalih Robbani

Faalih Robbani

smga kmu slalu bahagia aya,org sebaik kmu pantas untk bahagia.

2024-03-09

0

Zainab Ddi

Zainab Ddi

nah gitu aya

2024-02-27

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Jodoh untuk Doni
3 Aya dan Rania
4 Sebab cerai
5 Clubbing
6 Bujukan
7 Meyakinkan hati
8 Complicated
9 Kerapuhan Cahaya
10 Pertemuan pertama
11 Luka Cahaya
12 Menjauhkan Binar
13 Penyesalan Fakhrul
14 Ide gila Rania
15 Kekacauan
16 Kedatangan Doni
17 Melamar...?
18 Usaha Fakhrul
19 Mari menikah
20 Persiapan H-7
21 Keraguan Cahaya
22 Apa yang terjadi
23 Masa lalu yang mengganggu
24 Menyatukan hati
25 Hati yang kecewa
26 Rasa Doni
27 Derita yang tak pernah habisnya
28 Cahaya ( pingsan)
29 Kata kata yang menusuk
30 Perdebatan tak berujung
31 Kebahagian ( bukan) untuk Cahaya
32 Pemilik hati Doni ?
33 Anxiety Disorder
34 Perasaan bersalah
35 Kamar lain
36 Saling bicara
37 Ingin bahagia
38 Salah Paham saja ?
39 Para kutu bermunculan
40 Menutup luka
41 Bertemu Dokter Nadya
42 Merangkai asa
43 Siang penuh gairah
44 Masih ingin berdua
45 Cahaya vs Amelia
46 Para pengganggu
47 ( Tidak ) Percaya diri
48 She is mine ...
49 Hempaskan pelakor
50 Doni Bucin...?
51 Hadiah spesial untuk yang spesial
52 Ungkapan cinta dua orang pria
53 Usaha Fakhrul
54 Pembicaraan dua pria
55 Amelia
56 Farel yang sakit
57 Hukuman yang harus diterima
58 Rencana baru Amelia
59 Rencana baru Amelia 2
60 Hamil kah...
61 Fakhrul menyerah
62 Liburan bersama
63 Usaha Marinda
64 Memberi pelajaran pada ulat
65 Badai datang
66 Kejadian tak terduga
67 Pengkhianatan...?
68 Mencari tahu
69 Luka Cahaya
70 Lelah...
71 Tak sesuai harapan
72 Alkohol
73 Menunggu esok
74 Kenyataan
75 Kenyataan yang terungkap
76 Kegelisahan Cahaya
77 Bertemu Amelia
78 Permintaan Cahaya
79 To Singapura
80 Hari menegangkan
81 Akhirnya Cahaya...
82 Bumi sagara
83 Berakhir bahagia
84 Promo novel Baru
85 Yang terbaru!
86 Kabar penting!!!
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Prolog
2
Jodoh untuk Doni
3
Aya dan Rania
4
Sebab cerai
5
Clubbing
6
Bujukan
7
Meyakinkan hati
8
Complicated
9
Kerapuhan Cahaya
10
Pertemuan pertama
11
Luka Cahaya
12
Menjauhkan Binar
13
Penyesalan Fakhrul
14
Ide gila Rania
15
Kekacauan
16
Kedatangan Doni
17
Melamar...?
18
Usaha Fakhrul
19
Mari menikah
20
Persiapan H-7
21
Keraguan Cahaya
22
Apa yang terjadi
23
Masa lalu yang mengganggu
24
Menyatukan hati
25
Hati yang kecewa
26
Rasa Doni
27
Derita yang tak pernah habisnya
28
Cahaya ( pingsan)
29
Kata kata yang menusuk
30
Perdebatan tak berujung
31
Kebahagian ( bukan) untuk Cahaya
32
Pemilik hati Doni ?
33
Anxiety Disorder
34
Perasaan bersalah
35
Kamar lain
36
Saling bicara
37
Ingin bahagia
38
Salah Paham saja ?
39
Para kutu bermunculan
40
Menutup luka
41
Bertemu Dokter Nadya
42
Merangkai asa
43
Siang penuh gairah
44
Masih ingin berdua
45
Cahaya vs Amelia
46
Para pengganggu
47
( Tidak ) Percaya diri
48
She is mine ...
49
Hempaskan pelakor
50
Doni Bucin...?
51
Hadiah spesial untuk yang spesial
52
Ungkapan cinta dua orang pria
53
Usaha Fakhrul
54
Pembicaraan dua pria
55
Amelia
56
Farel yang sakit
57
Hukuman yang harus diterima
58
Rencana baru Amelia
59
Rencana baru Amelia 2
60
Hamil kah...
61
Fakhrul menyerah
62
Liburan bersama
63
Usaha Marinda
64
Memberi pelajaran pada ulat
65
Badai datang
66
Kejadian tak terduga
67
Pengkhianatan...?
68
Mencari tahu
69
Luka Cahaya
70
Lelah...
71
Tak sesuai harapan
72
Alkohol
73
Menunggu esok
74
Kenyataan
75
Kenyataan yang terungkap
76
Kegelisahan Cahaya
77
Bertemu Amelia
78
Permintaan Cahaya
79
To Singapura
80
Hari menegangkan
81
Akhirnya Cahaya...
82
Bumi sagara
83
Berakhir bahagia
84
Promo novel Baru
85
Yang terbaru!
86
Kabar penting!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!