Aya dan Rania

Pertemuan tak sengaja antara Aya dan Rania membuat kedua sahabat itu kembali akrab. Dulu semasa SMA mereka di kenal sebagai siswi berprestasi .Baik Aya maupun Rania memiliki keunggulan di bidang masing masing.

Memiliki hobi membacalah yang membuat mereka semakin dekat. Sama sama suka duduk di perpustakaan dari pada nongkrong di kantin. Kadang kala mereka ke Mall bukan untuk shoping atau sekedar jalan jalan melainkan hunting buku .

Dan kini mereka telah sama sama memiliki anak yang nyaris sebaya. Hanya nasiblah yang membedakan mereka. Jika Rania hidup berada dan memiliki suami. Berbeda Aya yang seorang janda dengan hidup seadanya.

Sejak pertemuan waktu itu mereka sering berkomunikasi lewat telepon. Bahkan sesekali mereka bertemu sekedar makan dan ngobrol saja. Tak jarang mereka bertemu di kajian atau di sekolah .

Sejak tahu pekerjaan Aya yang berjualan kue, Rania juga ikut mempromosikan kepada teman dan saudaranya jika ada hajatan atau acara kecil.

Seperti saat ini Aya dapat pesanan Bolu mini dan Puding buah untuk acara Akikahnya anak dari sepupu suaminya Rania. Pesanannya lumayan banyak sehingga Aya kesulitan untuk mengantarkannya.

Akhirnya Rania menawarkan untuk membantu menjemput pesanannya. Aya dengan senang hati menerima bantuan Rania.

Pesanan Bolu dan Pudingnya telah siap. Aya kini menunggu Rania datang menjemput. Tak lama menunggu mobil Rania telah terparkir di halaman kontrakan Aya.

Dengan segera Aya membuka pintu menyambut tamunya. Ini kali pertama Rania datang ke rumah Aya. Walau sedikit terkejut dengan kondisi rumah Aya tapi Rania mencoba untuk tidak memperlihatkan rasa prihatinnya. Dia takut Aya merasa tidak nyaman dengannya.

" Masuk Ran, maaf rumahku sedikit kotor. Sibuk akunya dari subuh tadi, jadi belum sempat beres beres. " Ucap Aya tidak enak.

" Kamu ini, kayak sama siapa aja. Santai aja kali ,Ya ." Ucap Rania sambil tersenyum.

" Duduk dulu, aku ambillah minum. "

" Tidak usah repot repot ,Aya .Santai aja kali. " Aya hanya tersenyum dan berlalu kemudian kembali dengan segelas teh dan beberapa Bolu mini.

" Kamu udah siap, kan. " Tanya Rania

" Aku ? Emangnya aku harus ikut, ya?"

" Lah ? Iya dong Aya. Kan yang punya hajat juga undang kamu." Ucap Rania gemas.

" Oh, aku kira hanya basa basi saja, Ran. Enggak ada undangannya masalahnya. " Ungkap Aya.

" Memang semua enggak pakai undangan Aya. Hanya by phone dan WA saja. Sebagian pakai lisan kayak kamu ." Jelas Rania.

" Oh, baiklah. Tunggu sebentar ya. Cuma ganti baju doang. Tapi Rania, bawa anak boleh, ya. Enggak ada yang jaga soalnya. " Pinta Aya dengan wajah memelas.

" Boleh, dong. Cepat buruan. " Akhirnya Aya berlalu sambil tersenyum pada Rania.

Tak lama kemudian dia kembali dengan kedua anaknya . Dan memperkenalkan keduanya pada pada Rania.

" Ayo salim sama tante Rania, teman Bunda. " Keduanya mengulurkan tangan ke arah Rania.

" Siapa ini namanya ? " Tanya Rania pada anak perempuan Aya yang berusia sepuluh tahun.

" Binar, Tan. " Jawab Binar

" Cantik sekali namanya, persis orangnya. " Binar tersenyum tersipu .

" Yang ganteng ini siapa, ya ? " Bocah laki laki yang berusia tujuh tahun itu hanya menunduk malu. Kemudian ikut menyalami Rania.

" Aku Biru, Tante. " Rania mengusap kepala Biru gemas.

" Wah, anak kamu cakep cakep , Ya." Puji Rania.

" Alhamdulillah, mungkin karena Mak nya juga cakep. " Ucap Aya disambut Rania dengan cibiran bercanda .

" Iya... iya, siapa yang tak kenal Cahaya Jingga di satu yayasan Al Kautsar karena cantik dan pintar. " Rania mengakui itu. Kedua sahabat itu tertawa bersama mengingat masa masa indah waktu SMA.

Akhirnya mereka bersiap untuk berangkat. Pesanan sudah tersusun rapi di bagasi mobil Rania . Kini giliran Aya membantu anak anaknya untuk masuk dan duduk dengan aman.

Setelah semua siap, Rania pun memacu mobilnya menuju rumah kerabatnya itu. Dengan jarak tempuh dua puluh menit sampailah mereka di tempat hajatan .

Rumah berlantai dua dan tidak terlalu besar. Tapi terlihat mewah dan asri. Terdapat beberapa tenda yang terpasang di halaman rumah. Dan beberapa orang sibuk lalu lalang menyiapkan persiapan acara.

Rania menyerahkan bungkusan kue pesanan pada seorang pelayan rumah tangga. Kemudian membawa Aya dan anak anaknya duduk di ruang tengah.

Terdapat beberapa anggota keluarga berkumpul disana. Rania memperkenalkan Aya sebagai sahabatnya yang membuat pesanan kue untuk acara ini .

Hingga terakhir Rania memperkenalkan Aya pada seorang wanita lanjut usia yang duduk di sofa singel .

" Ibu, kenalkan ini Cahaya teman Rania. Dan ini Binar dan Biru. " Aya menyalami Ibu Ratih dengan takzim.

" Panggil Aya saja, Buk. " Ucap Aya sambil tersenyum. Walaupun tak terlihat tapi Ibu Ratih tahu Aya tersenyum.

" Saya Bibi Rania. Ratih ! " Balas Ibu Ratih. " Ini anak anak kamu ? " Aya mengangguk.

" Ini Binar dan yang laki laki Biru, Bu. " Ucap Aya kemudian. Kedua anak Aya bergantian bersalaman dengan Ibu Ratih.

Acara Akikah itu hanya dihadiri keluarga dan beberapa teman teman dekat saja. Selebihnya anak anak panti asuhan yang sengaja diundang. Acara sederhana itu berlangsung khidmat. Terlihat kesederhanaan pemilik acara meskipun mereka orang yang berada.

Rania berkumpul bersama bersama suaminya dan keluarga Adnan. Sementara Aya duduk dekat Ibu Ratih karena tidak mengenal siapapun. Sedangkan kedua anaknya bermain di halaman belakang bersama anak anak Rania.

Rania juga memiliki dua orang anak. Yang besar sudah dua belas tahun bernama Zahra juga perempuan sama dengan Aya. Yang kedua juga laki laki sebaya dengan Biru bernama Arman .

" Kamu kenal Rania dimana, Aya. " Tanya Ibu Ratih mengajak Aya berbincang.

" Aya teman SMA Rania, Buk. " Jawab Aya.

" Pas kuliah enggak pernah ketemu lagi ,dan baru ketemu saat kajian beberapa minggu lalu. " Rania kuliah Kebidanan waktu itu dan tinggal di asrama .

" Sudah lama sekali berarti ya ? " Ibu Ratih menanggapi.

" Kira kira tujuh belas tahun lebih, Bu. "

" Suami kamu kerja dimana ,Aya ? " Tanya Ibu Ratih.

" Aya janda, Bu. Bercerai ! " Aya menunduk

" Oh, maaf Ibu tidak tahu. Berarti kamu ibu tunggal ? " Aya hanya mengangguk. " Tidak masalah, yang penting dia masih bertanggung jawab terhadap anak anaknya. " Lanjut Ibu Ratih.

Aya hanya tersenyum kecut.

" Tanggung jawab ? Bahkan dia tidak pernah menampakan wajahnya pada anak anaknya. " Aya hanya berucap dalam hatinya karena tidak ingin mengungkap aib mantan suaminya.

Setelah beberapa waktu berlalu acara sederhana itu pun akhirnya selesai. Menjelang sore Aya pamit pada Rania. Tidak ingin merepotkan Rania, Tadinya Aya memilih pulang dengan Taksi online .Tapi Rania menyuruh supir suaminya untuk mengantarkan Aya dan anak anaknya.

Sepeninggal Aya Ibu Ratih memanggil Rania dan mengajaknya bicara agak menjauh dari anggota keluarga yang lain.

" Ran, Ibu suka Aya. Ayo kita jodohkan dengan Doni. " Ucap Ibu Ratih antusias.

" Tidak bisa Bu, bagaimana bisa kita menjodohkan orang yang bersuami. " Ucap Rania yang kaget dengan permintaan Ibu Ratih .

" Aya janda, Ran. "

" Apa....

...----------------...

Bersambung 🌺

Terpopuler

Comments

Zainab Ddi

Zainab Ddi

wah rania ngak tahu temenya janda

2024-02-25

0

N Wage

N Wage

aku suuka...lanjut baca.

2024-02-10

1

Nurgusnawati Nunung

Nurgusnawati Nunung

menarik ceritanya..

2024-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Jodoh untuk Doni
3 Aya dan Rania
4 Sebab cerai
5 Clubbing
6 Bujukan
7 Meyakinkan hati
8 Complicated
9 Kerapuhan Cahaya
10 Pertemuan pertama
11 Luka Cahaya
12 Menjauhkan Binar
13 Penyesalan Fakhrul
14 Ide gila Rania
15 Kekacauan
16 Kedatangan Doni
17 Melamar...?
18 Usaha Fakhrul
19 Mari menikah
20 Persiapan H-7
21 Keraguan Cahaya
22 Apa yang terjadi
23 Masa lalu yang mengganggu
24 Menyatukan hati
25 Hati yang kecewa
26 Rasa Doni
27 Derita yang tak pernah habisnya
28 Cahaya ( pingsan)
29 Kata kata yang menusuk
30 Perdebatan tak berujung
31 Kebahagian ( bukan) untuk Cahaya
32 Pemilik hati Doni ?
33 Anxiety Disorder
34 Perasaan bersalah
35 Kamar lain
36 Saling bicara
37 Ingin bahagia
38 Salah Paham saja ?
39 Para kutu bermunculan
40 Menutup luka
41 Bertemu Dokter Nadya
42 Merangkai asa
43 Siang penuh gairah
44 Masih ingin berdua
45 Cahaya vs Amelia
46 Para pengganggu
47 ( Tidak ) Percaya diri
48 She is mine ...
49 Hempaskan pelakor
50 Doni Bucin...?
51 Hadiah spesial untuk yang spesial
52 Ungkapan cinta dua orang pria
53 Usaha Fakhrul
54 Pembicaraan dua pria
55 Amelia
56 Farel yang sakit
57 Hukuman yang harus diterima
58 Rencana baru Amelia
59 Rencana baru Amelia 2
60 Hamil kah...
61 Fakhrul menyerah
62 Liburan bersama
63 Usaha Marinda
64 Memberi pelajaran pada ulat
65 Badai datang
66 Kejadian tak terduga
67 Pengkhianatan...?
68 Mencari tahu
69 Luka Cahaya
70 Lelah...
71 Tak sesuai harapan
72 Alkohol
73 Menunggu esok
74 Kenyataan
75 Kenyataan yang terungkap
76 Kegelisahan Cahaya
77 Bertemu Amelia
78 Permintaan Cahaya
79 To Singapura
80 Hari menegangkan
81 Akhirnya Cahaya...
82 Bumi sagara
83 Berakhir bahagia
84 Promo novel Baru
85 Yang terbaru!
86 Kabar penting!!!
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Prolog
2
Jodoh untuk Doni
3
Aya dan Rania
4
Sebab cerai
5
Clubbing
6
Bujukan
7
Meyakinkan hati
8
Complicated
9
Kerapuhan Cahaya
10
Pertemuan pertama
11
Luka Cahaya
12
Menjauhkan Binar
13
Penyesalan Fakhrul
14
Ide gila Rania
15
Kekacauan
16
Kedatangan Doni
17
Melamar...?
18
Usaha Fakhrul
19
Mari menikah
20
Persiapan H-7
21
Keraguan Cahaya
22
Apa yang terjadi
23
Masa lalu yang mengganggu
24
Menyatukan hati
25
Hati yang kecewa
26
Rasa Doni
27
Derita yang tak pernah habisnya
28
Cahaya ( pingsan)
29
Kata kata yang menusuk
30
Perdebatan tak berujung
31
Kebahagian ( bukan) untuk Cahaya
32
Pemilik hati Doni ?
33
Anxiety Disorder
34
Perasaan bersalah
35
Kamar lain
36
Saling bicara
37
Ingin bahagia
38
Salah Paham saja ?
39
Para kutu bermunculan
40
Menutup luka
41
Bertemu Dokter Nadya
42
Merangkai asa
43
Siang penuh gairah
44
Masih ingin berdua
45
Cahaya vs Amelia
46
Para pengganggu
47
( Tidak ) Percaya diri
48
She is mine ...
49
Hempaskan pelakor
50
Doni Bucin...?
51
Hadiah spesial untuk yang spesial
52
Ungkapan cinta dua orang pria
53
Usaha Fakhrul
54
Pembicaraan dua pria
55
Amelia
56
Farel yang sakit
57
Hukuman yang harus diterima
58
Rencana baru Amelia
59
Rencana baru Amelia 2
60
Hamil kah...
61
Fakhrul menyerah
62
Liburan bersama
63
Usaha Marinda
64
Memberi pelajaran pada ulat
65
Badai datang
66
Kejadian tak terduga
67
Pengkhianatan...?
68
Mencari tahu
69
Luka Cahaya
70
Lelah...
71
Tak sesuai harapan
72
Alkohol
73
Menunggu esok
74
Kenyataan
75
Kenyataan yang terungkap
76
Kegelisahan Cahaya
77
Bertemu Amelia
78
Permintaan Cahaya
79
To Singapura
80
Hari menegangkan
81
Akhirnya Cahaya...
82
Bumi sagara
83
Berakhir bahagia
84
Promo novel Baru
85
Yang terbaru!
86
Kabar penting!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!