" Hai, Aya... masih ingat Kakak...? " Sapa Wanita cantik di usia empat puluhan itu.
" Kak Farah... " Sahut Cahaya.
" Ya, maaf baru bisa menjenguk kamu, Aya. Dan maaf jika Mama belum bisa datang. Beliau drop karena shock dengan kejadian ini." Ucap wanita yang bernama Farah.
Farah adalah kakak Fakhrul yang tinggal di Australia. Cahaya jarang bertemu karena Farah jarang pulang. Biasanya sang mama mertuanya yang sering ke sana .
" Tidak apa apa, Kak. " Jawab Cahaya.
" Dan Kakak minta maaf atas apa yang menimpa kamu. Sungguh Kakak tidak menyangka kalau situasi kalian se kacau ini. Fakhrul tidak pernah cerita kondisi perusahaan nya. " Terlihat raut muram di wajah Farah.
" Mungkin dia malu, Kak. Karena semua berawal dari kelakuannya yang menjijikkan dengan bawahan nya. " Ada rasa marah dari setiap kata yang Cahaya ucapkan. Meski terdengar lembut tapi penuh penekanan.
" Kamu benar, Kakak baru mengetahui semua dari mantan karyawan nya. " Farah mendekat dan duduk di pinggir ranjang Cahaya. Kemudian menggenggam tangan Cahaya yang berada di sisi tubuhnya.
" Kenapa kamu bertahan dengan semua ini, Aya. Kamu tak layak diperlakukan seperti ini. Kenapa diam saja selama ini. Ada Kakak... kenapa membiarkan Fakhrul berbuat sejauh ini. " Tangis Farah tak lagi terbendung. Menyaksikan kondisi adik iparnya yang memprihatinkan mengusik nuraninya sebagai wanita.
" Mas Fakhrul satu satunya tempat aku pulang, Kak. Dan kami memiliki Binar dan Biru. Walau aku sakit dengan pengkhianatan Mas Fakhrul tapi aku tidak tega melihatnya terpuruk waktu itu. Tapi aku tidak menyangka kalau dia malah terjerat benda haram itu. Sangat disayangkan, bukannya sadar Mas Fakhrul malah mencari pengalihan lagi. Awalnya aku merasa gagal...hingga wanita lain mampu mengalihkan nya dari kami. Dan...untuk kedua kalinya aku gagal. Karena Mas Fakhrul lagi lagi lari pada obat obat jahanam itu. Kehadiran kami tidak berarti baginya... "
Tangisan memilukan Cahaya memenuhi ruang rawat itu. Wajah yang masih penuh dengan luka dan lebam itu basah dengan air mata. Farah pun tak kuasa menahan sesaknya mendengar jeritan hati adik iparnya. Untuk beberapa saat kedua wanita itu sama sama larut dalam tangis. Hanya genggaman tangan keduanya yang saling menguatkan.
" Sekarang apa yang akan kamu inginkan, Aya ? " Tanya Farah setelah Cahaya sedikit lebih tenang.
" Aku hanya ingin sembuh, dan merawat anak anak, Kak. Dokter bilang Binar dan Biru butuh di dampingi Psikiater. Aku ingin pergi jauh dari Mas Fakhrul, Kak. Aku ingin cerai... " Hati Cahaya teriris mengatakan kata terakhir nya.
" Maaf jika harus begini , jika menyangkut diri ku sendiri mungkin aku akan bertahan. Tapi ini menyangkut mental anak anak , aku tidak bisa mentolerir lagi. " Lanjut Cahaya.
" Baiklah jika itu yang kamu mau. Tapi tidak usah pergi, tetaplah di sini . Biar Kak yang urus Fakhrul. Dia sekarang di penjara jadi kamu tidak usah khawatir. Kak pastikan dia tidak akan menggangu jamu dan anak anak. " Cahaya sempat terkejut mendengar fakta Fakhrul di penjara. Tapi dia berusaha untuk tidak peduli. Ada yang lebih penting untuk dipikirkan dari pada Fakhrul. Biarlah Fakhrul menjadi urusan keluarganya.
" Keluar dari rumah sakit ini aku akan mengajukan gugatan, Kak. Titip salam dan maaf untuk Mama . Aku tidak bisa jadi menantu yang baik untuk nya. " Ucap Cahaya.
" Semoga lekas sembuh, Ya !? Dan biaya rumah sakit kamu dan anak anak telah Kak lunasi. Dan ada sedikit uang Kak kirimkan ke rekening kamu untuk biaya hidup sementara." Cahaya terharu dengan kepedulian kakak iparnya itu. Dari dulu Farah memang selalu baik padanya. Berbeda dengan mama mertuanya yang sejak awal memang tidak menyukainya.
" Terima kasih, Kak. "
Flashback off
" Dengan uang itulah aku bertahan hidup menunggu ketuk palu pengadilan agama sambil menyembuhkan diri dan kedua anak anak ku . Setelah itu aku baru kembali bekerja seperti sedia kala. " Lanjut Cahaya bercerita.
" Bagaimana jika mantan suami kami ingin kembali ? Mungkin dia telah sadar dan menyesali perbuatannya. " Ungkap Rania tentang kemungkinan yang akan terjadi.
" Jangan menakuti ku. Menatap wajah itu saja aku sudah merinding ngeri. Bagaimana mungkin aku akan hidup dengannya. " Suara Cahaya terdengar tegas.
" Maaf, aku hanya mengemukakan kemungkinan saja, setidaknya kamu bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan kemungkinan itu, Kan !? " Ucap Rania mengingatkan.
" Iya... kamu benar, Nia. Sekarang aku harus memikirkan bagaimana untuk tidak terhubung dengannya lagi. Aku juga tidak ingin terus berlari menghindarinya. Tapi aku tak siap untuk menghadapi nya. " Cahaya menopang kepalanya dengan sebelah tangannya. Otaknya terlalu penuh untuk diajak terus bekerja memikirkan semua yang terjadi.
" Apa kamu masih mencintai nya, Aya ? " Selidik Rania.
" Dulu aku pernah mencintai nya dengan sangat bodoh. Tapi ketika melihat kondisi Binar cinta itu memudar dari hari ke hari hingga habis. " Ucap Cahaya yakin. Mendengar pernyataan Cahaya , Rania merasa ada secercah harapan.
" Aku ada ide, tapi aku tidak yakin kamu mau. Tapi kamu bisa memikirkan nya nanti. " Ucapan Rania membuat Cahaya mengerutkan keningnya.
" Apa itu ? "
" Menikah dengan Kak Doni. " Ucap Rania tanpa ragu.
" Apa ? Aku tidak mau menikah dengan alasan yang tidak masuk akal, Nia. Bagaimana mungkin menikah karena takut dikejar mantan. " Cahaya tidak habis pikir Rania.
" Nggak gitu juga konsepnya, Aya ! Maksudnya aku, kamu berusaha menerima Kak Doni sebagai suami . Masalah cinta, banyak pernikahan tanpa cinta tapi baik baik saja. Dan aku percaya cinta bisa datang karena terbiasa. " Terang Rania.
" Aku tidak yakin dengan ide gila kamu itu. Kemungkinan untuk gagal lebih besar karena kami sama sama tidak saling menyukai. " Cahaya terlalu pesimis karena dia tahu semua hal yang tidak dia suka dari Doni.
" Aku tahu kenapa kamu bilang begitu. " Rania terdiam beberapa detik mencari kata kata yang tepat. " Kak Doni memang suka minum, tapi tidak kecanduan, Ya. Dia hanya akan minum saat teringat mantan istri dan anaknya. Tadinya aku berharap dia punya istri lagi, setidaknya ada yang mengurus dan memperhatikan nya. Dan berharap lambat laun dia bangkit dari rasa bersalah nya. Percayalah Kak Doni itu penyayang dan cinta keluarga. Dan yang pasti dia bertanggung jawab. " Rania mengakhiri kalimat nya.
" Maaf, Nia. Aku hanya takut salah menentukan jalan dengan terburu buru. " Terdengar helaan napas Cahaya.
" Setidaknya pikirkan ini untuk anak anak kamu. Mereka butuh figur seorang ayah yang bisa mengayomi. Mereka butuh seseorang yang kuat untuk melindungi. Termasuk dari ayah kandung mereka. Pikirkan dulu, Aya. "
Tidak bisa dipungkiri Cahaya memang butuh seseorang untuk berlindung. Fakhrul bukan orang biasa yang bisa Cahaya abaikan keberadaan nya. Keluarga besar Fakhrul terlalu kuat untuk Cahaya lawan . Terlepas dari apa yang Fakhrul inginkan saat ini. Tapi firasat Cahaya terlalu buruk ketika pertama kali bertemu kembali dengan sang mantan suami.
Apa menikah adalah solusi yang tepat ? Entahlah, Cahaya pun tidak tahu. Yang pasti sekarang Cahaya terombang ambing dalam dilema. Bisakah Cahaya berdiri sendiri menjadi tameng untuk kedua buah hati nya ? Bagaimana jika Fakhrul menginginkan anak anaknya. Kemungkinan yang Rania sebutkan tadi memenuhi kepala Cahaya.
Fakhrul punya uang dan kekuasaan. Paduan yang sempurna untuk bisa mendapatkan apa yang dia mau. Apalagi Cahaya hafal betul karakter Fakhrul yang keras .
Dan tanpa Cahaya tahu kini Fakhrul telah mengetahui tempat tinggalnya . Ketidak hadiran anak anak di sekolah pagi ini membuat Fakhrul mengambil langkah cepat. Dia yakin Cahaya ingin menghindari nya. Dan Fakhrul tidak ingin ambil resiko kehilangan jejak Cahaya dan kedua buah hatinya.
Dengan uang semua informasi dapat dibeli. Apalagi uang bukan sesuatu yang sulit lagi bagi Fakhrul. Restoran khas Indonesia yang dia rintis telah berkembang di tiga kota berbeda di Australia.
Dan Kini Fakhrul dalam perjalanan menuju rumah kontrakan Cahaya.
...****************...
Happy Reading 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Evy
pokoknya...tiada maaf bagimu...
2024-05-14
0
Zainab Ddi
Uda cahaya terima aja biar dia berurusan dengan foni
2024-02-27
3
Nurgusnawati Nunung
karena kesalahan yang sangat fatal.. fakhrul harus menerima resikonya
2024-02-11
0