Clubbing

Seminggu telah berlalu setelah pertemuan Aya dan Rania. Cahaya kembali sibuk seperti biasanya. Sejak bangun pagi pukul empat dini hari hingga tidur lagi pukul sepuluh malam hari nya. Membuat berbagai jenis kue basah dan cake.

Begitu juga Rania mulai sibuk membantu suaminya yang baru saja merintis usaha setelah kepindahan mereka dari Kalimantan. Tapi hari ini Rania terpaksa harus meluangkan waktu untuk mengunjungi rumah bibinya yaitu Ibu Ratih. Dari kemarin wanita tujuh puluh tahun itu terus terusan minta bertemu.

Disinilah Rania sekarang. Di rumah tempat dia dibesarkan oleh kakak ibunya yang tak lain adalah Ibu Ratih sejak kedua orang tuanya meninggal. Bibi yang dia panggil dengan sebutan Ibuk, sama dengan panggilan anak anak Ibu Ratih .

" Gimana kabar Aya, Nia ? Apa dia mau jadi mantu Ibuk ? " Todong Ibu Ratih.

" Aduh Buk, Nia belum duduk, belum dikasi minum dan belum ditanyain kabarnya. Tapi Ibuk malah nanya nya Aya. Sedihnya... " Rania pura pura merajuk.

" Ibuk tahu kamu baik baik saja, dan kalau mau minum atau makan kamu bisa ambil sendiri nanti. Sekarang kamu jawab dulu pertanyaan Ibuk. " Mendengar ucapan Ibu Ratih Rania pun semakin merengut .

" Iya... iya... yang nggak sabar punya mantu solehah. " Rania menarik napas sejenak. " Seperti nya akan sulit, Buk. Kak Doni yang gagal keluar dari masa lalu nya dengan segala tingkah polah nya sekarang. Sementara Aya dengan trauma karena mengalami kdrt bertahun tahun. Kalau mereka bersatu apa mungkin bisa berjalan dengan baik, Buk ? " Rania mengungkapkan kekawatiran nya.

Sementara Ibu Ratih terlihat raut kecewa di wajah yang sudah cukup renta itu. " Tapi Ibuk malah berharap mereka nanti bisa saling mengobati, Nia. " Kekeh Ibu Ratih.

" Harapan Nia juga begitu, Buk. Tapi itu pasti sangat sulit. Mereka sama sama butuh perhatian khusus, Buk. Terutama Aya, kisah hidupnya benar benar tragis, Nia takut Kak Doni malah memperparah kondisinya nanti. " Kedua wanita beda usia itu terdiam beberapa saat. Mereka larut dalam pemikiran masing masing. Hingga Ibu Ratih bersuara.

" Kita coba saja, Nia. Siapa tahu mereka berjodoh dan saling menguatkan nantinya. Selebihnya kita serahkan saja pada Allah. Gimana menurut kamu. " Ibu Ratih terlihat begitu semangat. Dan Rania merasa takut merusak antusiasme orang yang sangat berjasa dalam hidupnya ini.

Dengan helaan napas berat, Rania terpaksa menganggukkan kepalanya seraya berkata ... " Akan Nia coba, Buk. Tapi ... seandainya mereka berjodoh terus mereka gagal menyatu kan hati ini akan beresiko sangat buruk, Buk. Entah Aya maupun Kak Doni pasti akan semakin rusak nantinya. Nia sayang mereka berdua, Buk. "

" Semoga mereka berjodoh, dan untuk dalam perjalananan nya nanti kita akan membantu mereka. Jangan terlalu cemas , Nia. Ada yang lebih berkuasa membolak balik hati manusia , jika kamu lupa. " Ucap Ibu Ratih antusias.

" Hhmm ... baiklah Ibuk ku sayang. Untuk Cahaya biar Nia yang bicara , Kak Doni itu urusan Ibuk ya. Nia mau ambil minum dulu. " Ucap Rania sembari bangkit dari duduknya.

*****

Seperti biasa, Doni melaju ke Club malam setelah meeting dengan klien . Rasa lelah bekerja hingga malam muncul membuatnya ingin refresing sejenak. Apalagi teman temannya sudah menunggu di tempat biasa mereka berkumpul.

Saat memasuki ruangan besar minim cahaya yang penuh hingar bingar itu, Doni langsung melangkah menuju lantai dua. Tempat dimana hanya untuk kalangan berdompet tebal saja. Terdapat beberapa ruangan berkelas VVIP dengan fasilitas dan pelayanan yang mewah.

Kedatangan Doni disambut oleh teman temannya dengan salam ala pria. Tapi pertemuan pria pria mapan itu di interupsi oleh suara lembut dari arah toilet.

" Kamu datang Don, aku sudah menunggu kamu dari tadi. " Ucap seorang wanita cantik, modis bak model.

" Rinda... lama tidak melihat mu. " Doni langsung menerima pelukan hangat wanita yang bernama Marinda itu. Tanpa malu mereka pun saling bertaut bibir dengan rakusnya.

Teman teman Doni sudah terbiasa dengan adegan itu. Marinda adalah seorang pemilik butik dan salon kecantikan yang cukup populer di kalangan Artis , Pejabat dan kalangan atas lainnya.

Sudah menjadi rahasia umum kalau Marinda memiliki perhatian lebih terhadap Doni. Tapi bagi Doni Marinda hanya partner untuk bersenang senang saja. Tidak hanya Marinda ada beberapa wanita lain yang berusaha mendekati Doni. Mereka bahkan rela memberikan tubuh mereka untuk disentuh.

Untunglah Doni tidak pernah menyentuh wanita lebih intim, hanya sekedar ciuman dan pelukan saja . Itulah yang membuat Marinda semakin gencar mendekati Doni karena dia sangat ingin memiliki Doni sepenuhnya.

Disaat sedang asyik menikmati obrolan yang ditemani dengan minuman minuman mahal itu handphone Doni bergetar di saku celana nya. Doni langsung merogoh sakunya dan membuka ponsel pintarnya. Terdapat dua panggilan dan satu pesan .

" Siapa ? " Tanya Randi yang duduk di seberang Doni.

" Ibuk. " Jawab Doni singkat dengan raut wajah cemas.

" Tumben Ibuk nelpon kamu, aku kira Ibuk udah bosan ngurusin anak lakinya yang biadap ini. " Randi bicara seraya tertawa mengejek. Kelima orang yang ada di sana juga ikut terkekeh mendengar celutukan Randi.

" Itulah yang membuat aku cemas, tidak biasanya Ibuk menyuruh pulang cepat. Sepertinya aku harus pulang. " Doni yang bersiap hendak bangkit ditahan oleh Marinda.

" Koq pulang, baru juga sampai. Kita sudah lama nggak ketemu, aku masih kangen. " Rengek Marinda manja sambil memeluk lengan Doni erat.

" Maaf Rin... aku takut Ibuk kenapa kenapa. Di rumah Ibuku sendirian hanya ada asisten rumah tangga. Biasanya jam segini udah pada istirahat. Lain kali kita cari waktu lagi, Ok ?! " Doni kembali bangkit bersiap untuk pulang.

" Sorry Bro... aku duluan, Rin... aku pergi dulu." Melihat wajah Marinda yang terlihat kecewa, Doni mencium pipi Marinda sekilas . " Jangan manyun gitu, nanti cantiknya nambah. Kan aku jadi tambah sayang, bisa repot entar. " Seloroh Doni.

" Nggak apa... aku malah senang. " Marinda bersemu merah karena pujian Doni.

" Itu mah maunya Rinda... ya nggak Rin... " Ucap Aryo menyela . Semua orang di ruangan itupun tersenyum menanggapi percakapan mereka.

" Ya... udah, jalan dulu aku. See you... " Doni pun segera meninggalkan ruangan dengan sedikit tergesa gesa. Memacu mobilnya sedikit laju agar cepat sampai di rumah.

Ada rasa cemas di hati Doni ketika membaca pesan dari Ibunya yang tiba tiba meminta segera pulang. Hal yang tidak pernah lagi Ibu Ratih lakukan sejak beberapa tahun belakangan ini. Mungkin sudah jenuh dengan segala tingkah Doni yang sudah terjerat jauh.

Mungkin dunia malam adalah hal biasa bagi orang-orang tertentu apalagi orang-orang seperti Doni dan kawan kawan nya. Tapi tidak bagi keluarga Ibu Ratih, mereka mendidik anak anaknya dengan baik dan kebiasaan yang baik serta agama yang baik. Betapa kecewa nya Ibu Ratih ketika Doni memilih cara yang salah untuk mencari pengalihan rasa sakitnya.

Hingga tiba di titik dimana dia mulai mengabaikan Doni, walaupun tidak sepenuhnya. Tetap saja bagi seseorang Ibu anak adalah sosok yang senantiasa ada dalam setiap doa dan harapan nya.

Dua puluh menit kemudian Doni telah memarkirkan mobilnya dengan sempurna. Tanpa menunggu lama Doni langsung masuk dan menuju kamar Ibunya. Melirik jam tangan Rolex yang melingkar di tangannya yang menunjukkan pukul sepuluh malam. Tentu hal itu membuat Doni semakin mempercepat langkahnya.

Tanpa mengetuk Doni langsung memutar handle pintu dan membukanya dengan cepat. Terlihat tubuh tua Ibu Ratih tergolek lemah dengan selimut yang menutupi hingga pinggang. Doni semakin cemas ketika menatap mata Ibunya tertutup sempurna.

Dengan langkah besar Doni langsung mendekat dan menggenggam tangan keriput yang terasa dingin.

" Ibuk.... Ibuk.... bangun Buk... " Ucap Doni dengan suara sedikit bergetar.

...****************...

Happy Reading 💕

Terpopuler

Comments

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

sepertinya akal²an ibuk biar Doni mau di jodohkan, penasaran dgn istri dan anak Doni kemana/kenapa 🤔

2024-03-05

2

Zainab Ddi

Zainab Ddi

doni sih ibunya ngak diurusin

2024-02-25

0

N Wage

N Wage

kasihan bu ratih😢

2024-02-10

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Jodoh untuk Doni
3 Aya dan Rania
4 Sebab cerai
5 Clubbing
6 Bujukan
7 Meyakinkan hati
8 Complicated
9 Kerapuhan Cahaya
10 Pertemuan pertama
11 Luka Cahaya
12 Menjauhkan Binar
13 Penyesalan Fakhrul
14 Ide gila Rania
15 Kekacauan
16 Kedatangan Doni
17 Melamar...?
18 Usaha Fakhrul
19 Mari menikah
20 Persiapan H-7
21 Keraguan Cahaya
22 Apa yang terjadi
23 Masa lalu yang mengganggu
24 Menyatukan hati
25 Hati yang kecewa
26 Rasa Doni
27 Derita yang tak pernah habisnya
28 Cahaya ( pingsan)
29 Kata kata yang menusuk
30 Perdebatan tak berujung
31 Kebahagian ( bukan) untuk Cahaya
32 Pemilik hati Doni ?
33 Anxiety Disorder
34 Perasaan bersalah
35 Kamar lain
36 Saling bicara
37 Ingin bahagia
38 Salah Paham saja ?
39 Para kutu bermunculan
40 Menutup luka
41 Bertemu Dokter Nadya
42 Merangkai asa
43 Siang penuh gairah
44 Masih ingin berdua
45 Cahaya vs Amelia
46 Para pengganggu
47 ( Tidak ) Percaya diri
48 She is mine ...
49 Hempaskan pelakor
50 Doni Bucin...?
51 Hadiah spesial untuk yang spesial
52 Ungkapan cinta dua orang pria
53 Usaha Fakhrul
54 Pembicaraan dua pria
55 Amelia
56 Farel yang sakit
57 Hukuman yang harus diterima
58 Rencana baru Amelia
59 Rencana baru Amelia 2
60 Hamil kah...
61 Fakhrul menyerah
62 Liburan bersama
63 Usaha Marinda
64 Memberi pelajaran pada ulat
65 Badai datang
66 Kejadian tak terduga
67 Pengkhianatan...?
68 Mencari tahu
69 Luka Cahaya
70 Lelah...
71 Tak sesuai harapan
72 Alkohol
73 Menunggu esok
74 Kenyataan
75 Kenyataan yang terungkap
76 Kegelisahan Cahaya
77 Bertemu Amelia
78 Permintaan Cahaya
79 To Singapura
80 Hari menegangkan
81 Akhirnya Cahaya...
82 Bumi sagara
83 Berakhir bahagia
84 Promo novel Baru
85 Yang terbaru!
86 Kabar penting!!!
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Prolog
2
Jodoh untuk Doni
3
Aya dan Rania
4
Sebab cerai
5
Clubbing
6
Bujukan
7
Meyakinkan hati
8
Complicated
9
Kerapuhan Cahaya
10
Pertemuan pertama
11
Luka Cahaya
12
Menjauhkan Binar
13
Penyesalan Fakhrul
14
Ide gila Rania
15
Kekacauan
16
Kedatangan Doni
17
Melamar...?
18
Usaha Fakhrul
19
Mari menikah
20
Persiapan H-7
21
Keraguan Cahaya
22
Apa yang terjadi
23
Masa lalu yang mengganggu
24
Menyatukan hati
25
Hati yang kecewa
26
Rasa Doni
27
Derita yang tak pernah habisnya
28
Cahaya ( pingsan)
29
Kata kata yang menusuk
30
Perdebatan tak berujung
31
Kebahagian ( bukan) untuk Cahaya
32
Pemilik hati Doni ?
33
Anxiety Disorder
34
Perasaan bersalah
35
Kamar lain
36
Saling bicara
37
Ingin bahagia
38
Salah Paham saja ?
39
Para kutu bermunculan
40
Menutup luka
41
Bertemu Dokter Nadya
42
Merangkai asa
43
Siang penuh gairah
44
Masih ingin berdua
45
Cahaya vs Amelia
46
Para pengganggu
47
( Tidak ) Percaya diri
48
She is mine ...
49
Hempaskan pelakor
50
Doni Bucin...?
51
Hadiah spesial untuk yang spesial
52
Ungkapan cinta dua orang pria
53
Usaha Fakhrul
54
Pembicaraan dua pria
55
Amelia
56
Farel yang sakit
57
Hukuman yang harus diterima
58
Rencana baru Amelia
59
Rencana baru Amelia 2
60
Hamil kah...
61
Fakhrul menyerah
62
Liburan bersama
63
Usaha Marinda
64
Memberi pelajaran pada ulat
65
Badai datang
66
Kejadian tak terduga
67
Pengkhianatan...?
68
Mencari tahu
69
Luka Cahaya
70
Lelah...
71
Tak sesuai harapan
72
Alkohol
73
Menunggu esok
74
Kenyataan
75
Kenyataan yang terungkap
76
Kegelisahan Cahaya
77
Bertemu Amelia
78
Permintaan Cahaya
79
To Singapura
80
Hari menegangkan
81
Akhirnya Cahaya...
82
Bumi sagara
83
Berakhir bahagia
84
Promo novel Baru
85
Yang terbaru!
86
Kabar penting!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!