Bujukan

Ketakutan Doni langsung sirna ketika mata tua ibunya mulai terbuka. Seulas senyum yang selalu menyejukkan terukir di bibir Ibu Ratih.

" Kamu sudah datang, Ibuk kira kamu tidak akan datang seperti biasanya . Tapi syukurlah kamu sudah sedikit peduli dan tidak mengabaikan panggilan Ibuk. " Ibu Ratih bangkit dari tidurnya hendak duduk. Dan akhirnya Doni membantu untuk meninggikan bantal agar ibunya bersandar dengan nyaman.

" Ambilkan obat Ibu, Nak. Di laci kedua nakas itu ! " Tunjuk Ibu Ratih.

" Ibuk sakit ? Koq nggak ada yang kasi kabar ke Doni ? " Tanya Doni sedikit kesal sembari mengambil obat yang Ibu Ratih maksud.

" Ibuk kan selalu seperti ini sejak Ayah tiada. Selalu mengkonsumsi banyak obat jika Ibuk ingin tetap sehat dan kuat lebih lama. Padahal Ibuk sudah lelah, tapi apa boleh buat Ibuk harus bertahan agar bisa mendampingi kamu lebih lama. " Keluh Ibu Ratih, tak lupa dengan wajah menyedihkan yang terlihat alami.

" Jangan bilang begitu, Ibuk masih kuat dan pasti berumur panjang. " Ucap Doni menyemangati Ibu Ratih.

" Panjang umur pun untuk apa, Don. ! Toh Ibuk tetap saja kesepian dan tua sendirian hingga akhir hayat. Menyedihkan.... " lirih Ibu Ratih.

Doni yang memahami maksud Ibunya merasa bersalah. Tapi apa yang bisa dilakukan nya, dia sudah terlanjur nyaman hidup seperti ini. Tidak ada niat baginya untuk mencari pendamping sesuai dengan keinginan ibunya.

" Nanti Doni telpon Iyan, siapa tahu dia bersedia pindah ke sini. Akan lebih baik dia bantu Doni di perusahaan kita dari pada memajukan perusahaan orang lain. Dan Ibuk pasti tidak kesepian, ada mantu dan cucu cucu Ibuk yang menemani Ibuk nanti. " Ucapan Doni tak membuat Ibu Ratih merasa lebih baik.

" Jangan usik Iyan, biarkan dia melakukan apa yang dia suka. Ibuk tidak mau dia melakukan nya karena terpaksa. Apalagi alasannya Ibuk." Tolak Ibu Ratih atas usulan Doni.

Arrayan Aksa adalah adik Doni yang kini menetap di Malaysia. Sudah menikah dan memiliki tiga orang Anak. Dia bekerja menjabat sebagai wakil Direktur di perusahaan Jepang cabang Malaysia yang bergerak di bidang produksi alat pertanian .

" Tapi, Buk...

" Dari dulu dia tidak berminat dengan perusahaan kita, Don. Jangan memaksanya. Alasannya sangat jelas karena dia menyukai jurusan Teknik Mesin dari dulu. Kenapa tidak kamu saja yang menikah dan beri Ibuk cucu. " Ibu Ratih langsung menyela ucapan Doni.

" Ibuk.... Doni tidak ingin menikah. Dan Ibuk tahu alasannya. " Doni bicara dengan lembut sembari berdiri dari duduknya. Mengambil gelas yang berisikan air putih di atas nakas. Sengaja dilakukannya agar Ibu Ratih segera meminum obatnya. Dan sekalian menghindar dari tatapan sendu ibunya.

" Minum dulu obatnya , Buk !" Ucapnya sambil menyerahkan gelas itu pada ibunya. Setelah Ibu Ratih meminum obatnya, Doni mengambil alih sisa obat dan gelas kosong kemudian menyimpan nya di nakas.

" Sekarang Ibu istirahat, ya. Ini sudah larut. " Ucap Doni sambil membantu Ibu Ratih kembali berbaring. Tapi tangannya dicekal Ibu Ratih sembari berkata...

" Doni... sekali ini saja dengarkan Ibuk. Anggap ini permintaan Ibuk yang terakhir padamu. " Pinta Ibu Ratih dengan suara terdengar bergetar.

" Jangan berkata begitu, Buk. " Ucap Doni gusar.

" Ibuk sudah teramat lelah, Nak. Jika sudah saatnya Ibuk ingin pergi dengan tenang. Temui seseorang untuk Ibuk, sekali ini saja. Setelah itu Ibuk tidak akan memaksa. " Terdengar isakan pilu di ujung kalimat Ibu Ratih yang membuat Doni urung melangkah. Doni meraih kedua tangan yang telah membesarkan nya itu kemudian menciumnya penuh perasaan.

" Apa maksud Ibuk. " Tanya Doni lembut.

" Temui seorang wanita , namanya Cahaya. Dia wanita yang bersahaja dan penyayang keluarga. Seorang ibu yang tangguh juga pekerjaan keras. Yang pasti dia wanita sholehah. Seorang janda beranak dua. Kamu mau, kan ? " Ucap Ibu Ratih antusias.

" Janda... ? Kenapa... ? Apa suaminya meninggal ? " Tanya Doni.

" Bercerai , dua tahun yang lalu. " Jawab Ibu Ratih.

" Bagaimana Ibu yakin dia baik untuk ku sementara dia janda cerai, Buk. Ibu kenal di mana ? Jangan jangan dia hanya pura-pura baik sama Ibuk, karena dia tahu kalau Ibuk punya anak seorang duda kaya. " Ucap Doni yang khawatir jika ibunya terperdaya oleh wanita jahat.

" Dia teman SMA Nia. Baru ketemu beberapa waktu lalu setelah Nia pindah ke sini. Tanya saja sama Nia, mereka sahabat dekat. Don.....dia memang tidak secantik Tiara, tapi dia juga tidak buruk. Percaya sama Ibuk kali ini. " Ucapan Ibu Ratih dibalas helaan napas lelah oleh Doni.

" Baiklah, Buk. Doni akan temui sesuai keinginan Ibuk. Tapi... jika Doni tidak berminat padanya, Doni mohon jangan paksa Doni ya .... Buk !? " Doni berusaha bersikap diplomatik agar tidak terlalu mengecewakan ibunya.

" Iya... baiklah kalau begitu, tapi berusahalah untuk membuka hati. Tak baik terlalu larut dalam kesedihan. Setidaknya temui Cahaya dengan melepaskan beban di hati mu. Siapa tahu hati mu bisa terisi dengan hal hal yang baru. " Nasehat Ibu Ratih.

" Baik Buk, Doni coba...

*****

Keesokan harinya tepat hari libur bagi sebagian orang. Weekend yang selalu ditunggu untuk melepas lelah setelah seminggu beraktivitas. Begitu juga dengan Rania, tanpa menunggu lebih lama lagi Rania langsung menghubungi Cahaya . Apalagi kalau bukan untuk menjalankan misi perjodohan.

Sesuai janjinya dengan Rania, Cahaya juga sudah bersiap menunggu kedatangan Rania beserta anak anaknya. Rencananya mereka akan pergi ke puncak dan menginap di Villa milik keluarga suami Rania.

Tanpa rasa curiga Cahaya langsung menyetujui ajakan Rania. Selain dirinya juga butuh refresing, Aya juga ingin anak anaknya bahagia karena healing adalah hal yang mahal bagi mereka. Mumpung gratis kenapa nggak, Rania temannya ini.

Menempuh perjalanan hampir dua jam akhirnya sampailah mereka di tempat tujuan. Meski tetap melewati kemacetan yang lumayan melelahkan. Tapi semua sirna setelah disuguhi pemandangan yang menyejukkan mata.

" Wow... Villa nya cantik banget, Rania. Suami kamu pasti super tajir. " Ucap Aya mengungkapkan kekaguman nya. Baru saja mereka sampai di gerbang Villa.

" Punya keluarganya, bukan punya suami ku. " Jawab Rania sambil memarkirkan kendaraan yang mereka tumpangi . " Ayo turun... masih banyak hal yang lebih menarik jika kita sudah sampai di dalam. " Ucap Rania dengan senyuman penuh misteri.

Dan benar saja, Villa yang berlantai dua itu memiliki halaman belakang yang luas dengan pemandangan balkon menghadap ke pegunungan hijau yang sangat indah . Terdapat kolam renang dengan fasilitas air hangat. Sungguh sesuatu yang luar biasa bagi Aya.

Setelah selesai tour keliling Villa dan menikmati pemandangan mereka pun akhirnya bersih bersih karena sore telah membawa udara yang cukup menusuk tulang. Mereka bersiap untuk Barbeque nanti malam yang telah disiapkan oleh beberapa pelayan .

Dan disinilah mereka. Selesai sholat Maghrib Rania meminta para pelayan menyiapkan acara bakar bakarnya. Sengaja tidak terjun langsung karena Rania ingin punya banyak waktu untuk bicara dengan Cahaya.

Menunggu para pelayan membakar beberapa jenis olahan daging dan sate juga jagung Rania menarik Cahaya untuk duduk sedikit menjauh dari anak anak mereka. Dan tidak lupa minuman hangat menemani waktu santai nya.

" Koq kita kesini, sih. Bukannya bantu bakar. " Tanya Aya heran.

" Sudah ada mereka, kita tunggu matang saja. Ngapain repot repot kan kita kesini buat refresing, Aya... " Jawab Rania.

" Benar juga... ternyata enak ya jadi orang kaya. " Seloroh Cahaya asal.

" Kamu mau nggak jadi orang kaya ? " Tanya Rania penuh maksud.

" Mau lah ! Mana ada orang menolak kaya. " Jawab Cahaya jujur. " Tapi bagi aku mah cuman mimpi... he... he.. "

" Mau mimpinya jadi kenyataan nggak ? " Balas Rania lagi.

" Aku bukan tukang mimpi, Nia. Aku orangnya RE A LIS TIS. " Jawab Cahaya menekankan setiap suku kata terakhir nya.

" Aku juga bicara realita, sayang. Mana mungkin aku ngomong kosong sama kamu. Tapi bukan itu inti yang ingin aku bicarakan. Ada yang ingin aku tanyakan padamu. " Ucapan Rania yang mulai serius membuat Cahaya menatap sahabatnya itu.

" Ada apa, koq aku mulai was was. " Alis Cahaya terlihat menyatu seperti memikirkan sesuatu.

" Ya... apa kamu tidak ingin menikah lagi. ? Pertanyaan Rania membuat Aya yang tadi tegang, menghela napas panjang.

" Aku kira mau nanya apaan. " Tanggapan Cahaya jauh dari perkiraan Rania.

" Jawab, Nyonya.... " Rania nampak kesal.

" Hah... kalau boleh jujur jauh dalam hati aku ingin, Nia. Menjadi seorang ibu sekaligus ayah itu sulit. Aku hampir tak mampu pada titik titik tertentu. Tapi... jika mengingat masa lalu aku memilih untuk tidak menikah lagi. Rasa nyeri itu masih terasa. Ketakutan itu lebih mendominasi hati ku dari pada lelahku." Terang Cahaya sambil menatap anak anaknya yang berlarian di halaman Villa.

" Tidak selamanya pernikahan itu seperti yang kamu alami, Ya. Aku contohnya dan tidak semua pria sama seperti mantanmu itu. " Rania mencoba membuka pikiran Cahaya.

" Kamu benar, Nia. Tapi pengalaman hidup membuatku pesimis. Takut memulai dan berharap. Aku hanya perlu membiasakan diri dan menerima kenyataan ini saja. " Lirih Cahaya.

" Bukankah itu ucapan orang orang yang berputus asa, Aya. Bagaimana kalau ada seseorang yang ingin menjadikan mu seorang istri. Yang bisa mengayomi dan menjadi ayah bagi anak anakmu. Setidaknya secara materi. Bukankah itu lebih baik, bagimu maupun untuk masa depan mereka . " Rania berkata seraya menunjuk anak anak Cahaya dengan dagunya.

...****************...

Happy Reading💕

Terpopuler

Comments

Zainab Ddi

Zainab Ddi

mulai aksi rania

2024-02-25

2

N Wage

N Wage

aku juga mau😜✌

2024-02-10

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Jodoh untuk Doni
3 Aya dan Rania
4 Sebab cerai
5 Clubbing
6 Bujukan
7 Meyakinkan hati
8 Complicated
9 Kerapuhan Cahaya
10 Pertemuan pertama
11 Luka Cahaya
12 Menjauhkan Binar
13 Penyesalan Fakhrul
14 Ide gila Rania
15 Kekacauan
16 Kedatangan Doni
17 Melamar...?
18 Usaha Fakhrul
19 Mari menikah
20 Persiapan H-7
21 Keraguan Cahaya
22 Apa yang terjadi
23 Masa lalu yang mengganggu
24 Menyatukan hati
25 Hati yang kecewa
26 Rasa Doni
27 Derita yang tak pernah habisnya
28 Cahaya ( pingsan)
29 Kata kata yang menusuk
30 Perdebatan tak berujung
31 Kebahagian ( bukan) untuk Cahaya
32 Pemilik hati Doni ?
33 Anxiety Disorder
34 Perasaan bersalah
35 Kamar lain
36 Saling bicara
37 Ingin bahagia
38 Salah Paham saja ?
39 Para kutu bermunculan
40 Menutup luka
41 Bertemu Dokter Nadya
42 Merangkai asa
43 Siang penuh gairah
44 Masih ingin berdua
45 Cahaya vs Amelia
46 Para pengganggu
47 ( Tidak ) Percaya diri
48 She is mine ...
49 Hempaskan pelakor
50 Doni Bucin...?
51 Hadiah spesial untuk yang spesial
52 Ungkapan cinta dua orang pria
53 Usaha Fakhrul
54 Pembicaraan dua pria
55 Amelia
56 Farel yang sakit
57 Hukuman yang harus diterima
58 Rencana baru Amelia
59 Rencana baru Amelia 2
60 Hamil kah...
61 Fakhrul menyerah
62 Liburan bersama
63 Usaha Marinda
64 Memberi pelajaran pada ulat
65 Badai datang
66 Kejadian tak terduga
67 Pengkhianatan...?
68 Mencari tahu
69 Luka Cahaya
70 Lelah...
71 Tak sesuai harapan
72 Alkohol
73 Menunggu esok
74 Kenyataan
75 Kenyataan yang terungkap
76 Kegelisahan Cahaya
77 Bertemu Amelia
78 Permintaan Cahaya
79 To Singapura
80 Hari menegangkan
81 Akhirnya Cahaya...
82 Bumi sagara
83 Berakhir bahagia
84 Promo novel Baru
85 Yang terbaru!
86 Kabar penting!!!
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Prolog
2
Jodoh untuk Doni
3
Aya dan Rania
4
Sebab cerai
5
Clubbing
6
Bujukan
7
Meyakinkan hati
8
Complicated
9
Kerapuhan Cahaya
10
Pertemuan pertama
11
Luka Cahaya
12
Menjauhkan Binar
13
Penyesalan Fakhrul
14
Ide gila Rania
15
Kekacauan
16
Kedatangan Doni
17
Melamar...?
18
Usaha Fakhrul
19
Mari menikah
20
Persiapan H-7
21
Keraguan Cahaya
22
Apa yang terjadi
23
Masa lalu yang mengganggu
24
Menyatukan hati
25
Hati yang kecewa
26
Rasa Doni
27
Derita yang tak pernah habisnya
28
Cahaya ( pingsan)
29
Kata kata yang menusuk
30
Perdebatan tak berujung
31
Kebahagian ( bukan) untuk Cahaya
32
Pemilik hati Doni ?
33
Anxiety Disorder
34
Perasaan bersalah
35
Kamar lain
36
Saling bicara
37
Ingin bahagia
38
Salah Paham saja ?
39
Para kutu bermunculan
40
Menutup luka
41
Bertemu Dokter Nadya
42
Merangkai asa
43
Siang penuh gairah
44
Masih ingin berdua
45
Cahaya vs Amelia
46
Para pengganggu
47
( Tidak ) Percaya diri
48
She is mine ...
49
Hempaskan pelakor
50
Doni Bucin...?
51
Hadiah spesial untuk yang spesial
52
Ungkapan cinta dua orang pria
53
Usaha Fakhrul
54
Pembicaraan dua pria
55
Amelia
56
Farel yang sakit
57
Hukuman yang harus diterima
58
Rencana baru Amelia
59
Rencana baru Amelia 2
60
Hamil kah...
61
Fakhrul menyerah
62
Liburan bersama
63
Usaha Marinda
64
Memberi pelajaran pada ulat
65
Badai datang
66
Kejadian tak terduga
67
Pengkhianatan...?
68
Mencari tahu
69
Luka Cahaya
70
Lelah...
71
Tak sesuai harapan
72
Alkohol
73
Menunggu esok
74
Kenyataan
75
Kenyataan yang terungkap
76
Kegelisahan Cahaya
77
Bertemu Amelia
78
Permintaan Cahaya
79
To Singapura
80
Hari menegangkan
81
Akhirnya Cahaya...
82
Bumi sagara
83
Berakhir bahagia
84
Promo novel Baru
85
Yang terbaru!
86
Kabar penting!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!