David berencana untuk menghabiskan uangnya hari ini. Ia telah membuat beberapa jadwal untuk mengunjungi beberapa yayasan. Ia meminta Regan Unyuk mendatangkan beberapa kandidat wanita calon Hareem untuknya.
Karena David akan membiarkan mereka mendampingi kegiatannya pada hari ini.
Permintaan David tentu saja membuat Regan sekali lagi membulatkan kedua mata dan bibirnya. Pria penuh kharisma itu hanya melongo tanpa sepatah kata ketika David meninggalkannya di meja makan.
"Honey. Kau dengar putra kita berkata apa? Hon!" Sovia mengguncang bahu suaminya yang terpekur dalam lamunan. Terhipnotis akan kejadian yang berkali-kali Membuatnya terkejut. Regan benar-benar di buat heran seribu heran oleh sikap David.
"Iya tentu saja aku dengar sayang. Aku belum tuli kau tau." Regan menjawab dengan ketua tanpa sebagai karena isi kepalanya sedang berpikir ke arah yang tidak-tidak.
"Lalu kenapa kau melamun!" Sovia pun bertanya dengan tak kalah ketus. Ia sudah mencoba melupakan kejadian semalam. Tapi Regan seakan kembali menabuh genderang perang dengannya. Mungkin, Sovia benar-benar tidak akan memberikannya jatah pada malam ini.
"Ah, maaf sayang. Bukan maksud bicara seperti itu padamu. Aku hanya ... sejak semalam, tak habis pikir dengan putra semata wayang kita itu. Sikapnya sangat aneh. Seperti bukan David kita kita yang menyebalkan. Kau mengerti kan, sayang. Tolong, jangan marah dan menghindari ku lagi. Kau tau kan, aku tak bisa hidup tanpamu," bujuk Regan karena telah melihat bagaimana raut wajah cemberut Sovia. Bisa-bisa, senjatanya libur lagi malam ini.
"Kau menyebalkan! Tapi memang, aku juga sedikit bingung, Hon. Ada apa dengannya? Kenapa tiba-tiba ingin menyumbang uang segitu banyak pada beberapa yayasan?" ucap Sivia mengutarakan apa yang juga ia pikirkan. Perasaan orang tua terhadap anaknya memang tak bisa di kelabui.
"Tapi, bukankah seharusnya kita senang, sayang? Bukankah, sikap David sekarang adalah hal yang selama ini kita inginkan? Ternyata, ada juga kebaikan yang menyertainya." Regan berkata dengan raut wajah gembira. Setidaknya, sikap dan perilaku David yang berubah lebih mengarah kepada hal-hal yang positif. Bukankah ia seharusnya bersyukur dan gembira.
"Kau benar, Honey. Kejadian lima tahun yang lalu ternyata ada hikmahnya. Bukankah ini kebahagiaan yang kita cari. Keselamatannya dan perubahan pada sikapnya. Aku semakin menyayanginya." Sovia terlihat menyeka air mata yang turun membasahi pipinya yang putih. Kemudian ia menatap serius ke arah Regan.
"Cepat kau kabulkan permintaan David! Atau aku yang menghubungi para wanita itu!" ujar Sovia tegas, membuat Regan berdecak.
"Jangan, biar aku saja. Nanti para wanita itu justru akan takut dan membatalkan perjanjian dengan kita," tolak Regan, seraya menjauhkan ponsel pintarnya dari atas meja.
"Kau ini!" Sovia pun memilih pergi. Lebih baik perawatan dari pada ikut mengurusi hal yang nantinya akan membuat emosinya naik. Meksipun Sovia tau jika Regan akan selalu setia padanya. Tapi, dirinya akan tetap kesal jika mendengar Regan berbicara atau mengurus wanita-wanita yang akan menampung benih-benih putranya.
"Apa aku ini termasuk kedalam kategori wanita yang egois? Aku tidak ingin berbagi suami. Tapi aku justru menginginkan putraku menggilir beberapa wanita?" Sovia bergumam sambil menggunakan serum kecantikan penghilang kerutan di wajahnya.
Ternyata nalurinya sebagai seorang ibu lebih mendominasi. Meskipun ia tau jika sikap David sebelumnya tidak pernah memikirkan tentang perasaan. Karena hanya ada napsu dan kenikmatan serta kekuasaan yang ada di dalam pikiran putranya yang terdahulu.
"David. Kau seperti memiliki jiwa yang baru. Kau sangat lembut, Nak. Setiap berbicara selalu memikirkan perasaan kami. Selalu melibatkan pendapat dari kami. Akhirnya, kau membuat kamu berarti sebagai orang tua. Kami tidak berhak mencurigaimu karena perubahan yang baik ini. Baiklah, mommy akan mendukungmu. Kau berhak menggunakan perasaan dalam menjalin hubungan dengan wanita-wanita itu. Bukankah ini yang aku inginkan. Melihatmu menghargai para wanita. Bukan hanya menguasainya." Sovia tersenyum sumringah di depan depan cermin bundar. Ia menyelesaikan riasannya karena ingin ikut ketika David mengunjungi yayasan-yayasan itu.
Sementara itu, di kamar yang terlihat begitu mewah ... David tengah berdebat dengan sistem. Siapa lagi kalau bukan Paul.
"Dasar Pa'ul! Kau hanya tinggal memperhatikan. Tidak usah banyak protes!" David lama-lama gemas juga. Kalau saja nyata mungkin Paul sudah di ajak gelut.
[ Saya tidak protes Tuan! Tepatnya hanya mengarahkan. Poin kesembuhan anda akan lama terkumpul jika ideologi anda seperti ini. ]
Menanggapi David yang keras kepala terhadap ideologi serta keyakinannya. Begitu Paul, yang taat terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh sistem.
Meksipun, analisis yang diberikan oleh David ada benarnya . Bahwa poin kesembuhan akan terkumpul tidak di batasi dengan jumlah wanitanya serta perbuatan David padanya. Tapi, bagaimana perasaan wanita-wanita itu sendiri.
Karena itulah , David menyerahkan semua pada hatinya. Masih besar harapannya untuk kembali dapat menemui Agnes. Hanya wanita itu satu-satunya yang pernah mengambil Ciuman pertamanya. Setidaknya David harus memastikan dahulu apa yang terjadi pada Agnes. Sebelum ia mengambil keputusan berikutnya.
Sayang, Paul tidak dapat melacak di mana keberadaan gadis itu. Seakan ada tabir atau portal yang menutupi ketika sistem mencoba melacak. Apakah mungkin itu takdir terlahir dari David? Karena itulah sistem tak mampu menemukan jejaknya.
"Sudahlah! Berdebat denganmu hanya membuang waktu!" David pun menyambar jaket dan juga kunci mobil Ferarri miliknya. Ia mengeluarkan mobil yang telah siap di dalam garasi mansion.
"Sayang! Mommy ikut denganmu!" terikat Sovia menghampiri David yang baru saja ingin masuk ke dalam mobil.
"Loh, Daddy mana?"
"Mommy tak perduli! Pria tua itu semakin menyebalkan!" Sovia mencebik setelah mendudukkan dirinya didalam.
"Oh, tidak. Ku mohon jangan libatkan aku ke dalam drama perbucinan kalian, Mom," mohon David dengan wajah memelas. Secara tak langsung ia meminta Sovia keluar dari dalam kendaraan mewahnya.
"Kau mengusir, Mommy!" David tak menjawab. Ia hanya menunduk menghindari tatapan tajam menusuk dari Sovia. Bagaimana pun ia tak enak pada sang ayah. Jika Sovia ikut naik ke mobilnya. David juga tak mau mendengar nanti ocehan dari sang mommy tentang daddy-nya. Ia akan membiarkan kedua orangtuanya ini menyelesaikan masalahnya tanpa campur tangan orang lain. Termasuk anak kandung sendiri.
Ah, pantaskah David menganggap mereka berdua orang tua kandungnya? Sementara, hanya jasad inilah milik anak mereka, tapi jiwanya bukan. Lalu bagaimana? David sudah mulai terbiasa dan menyayangi keduanya. Hingga ia ingin memberi kebahagiaan pada Regan dan Sovia. Ia rela menanam benih pada wanita yang tepat nanti. Untuk memberikan keturunan yang banyak pada keluarga Voster. Sebelum mereka benar-benar punah.
Akhirnya dengan berat hati Sovia pun beralih masuk kedalam kendaraan Regan, suaminya. Mereka berjalan lebih beriringan menuju lokasi yayasan. Lalu bagaimana dengan para wanita-wanita itu?
Regan telah memerintahkan pada mereka untuk datang ke yayasan terlebih dahulu dan menyiapkan sambutan yang manis untuk putranya, David.
Di tempat lain, Agnes tengah di latih untuk berperan sebagai gadis kalangan atas. Karena ia akan menyamar menjadi kandidat wanita yang nanti akan menjadi salah satu hareem.
Agnes tidak tau siapa pria yang akan di coba untuk di habisnya itu. Ia hanya di berikan satu nama berikut dengan rekam kejahatan pria itu terhadap wanita.
"Kenapa sama kalian harus sama? Kenapa namanya harus David! Dan kenapa aku terus mengingat satu aja itu ketika menyebut namanya! Mata biru miliknya, senyumnya yang menyebalkan serta rambutnya abu-abunya yang selalu berantakan. Kenapa ingatan itu yang terus berputar di kepalaku. Kenapa namanya tidak Albert saja! Seperti nama pria yang tidak pernah mengakuiku sebagai putrinya! Aarrgh!" Agnes pun melepaskan tembakan beberapa kali.
Hingga ia akhirnya mendapat applause dari wanita kekar yang mengajarinya menggunakan senjata api.
Agnes memang di bekali beberapa ilmu beladiri singkat. Juga bagaimana cara menggunakan racun yang akan ia berikan pada sasarannya nanti. Bagaimana aktingnya sebagai wanita lugu penebus hutang.
Agnes di make over menjadi girly. Ia yang memang sudah memiliki wajah yang menarik semakin cantik dan mempesona.
"Jika saja kau bukan senjataku. Mungkin, aku sudah memakanmu saat ini juga." Arthur menyeringai di depan wajah Agnes yang telah di rias menjadi begitu memikat. Arthur putra Arnott melepas cengkeramannya dari rahang gadis yang ia intimidasi ini.
"Entah dimana ayahku menemukanmu. Meskipun, nanti rencana ini telah berhasil pun. Aku tidak akan melepaskanmu dari cengkeramanku kelinci kecil." Arthur bergumam sembari memperhatikan belakang tubuh Agnes yang hendak keluar dari ruangannya.
Di lokasi lain yang jauh dari tempat dimana David berada. Boy terlihat hampir frustrasi. Ketika Avatar cenayangnya menemukan satu bayangan bahwa sahabatnya itu masih hidup dan berada di suatu tempat.
"Kenapa Avatar ini memiliki kekuatan setengah-setengah. Kenapa gak sekalian kasih tau dimana si Zerenk berada!" Boy mengacak rambutnya. Hingga, panggilan dari suara lembut membuatnya menoleh dan menebar senyum manisnya.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
isshhhh ternyata si boy masih mencari keberadaannya si David tohh 😄😄😄 memang sahabat sejati si boy, walau udah di kasih tau klo David meninggal tapi karna sama sama punya sistem jadi tau klo David masih idup, mantap lah teruskan boy sayang dalam pencarianmu 😁😁😁
2023-01-14
2