Regan langsung membawa Sovia ke dalam dengan merangkul bahu wanita yang masih nampak cantik di usianya yang hampir setengah abad itu.
"Kenapa sih, Dad? Aku ingin bersama dengan putraku." Sovia menepis lengan pria yang notabene adalah suaminya itu. Ia kembali menarik lengan David dan membawa sang putra semakin ke dalam kediaman mereka.
David pun berdecak perlahan mendapati interior dalam mansion mewah itu sangatlah asing dan begitu bersinar di matanya. Beberapa ornamen yang berlapiskan emas membuat silau kedua mata biru lautnya.
Berbagai furniture yang bahkan belum pernah ia David lihat dalam realita kehidupannya yang dahulu. Meskipun ia sempat tinggal di Villa mewah milik sahabatnya, yang bernama Boy Kutzhel. Akan tetapi, keseluruhan furniture di dalam mansion ini benar-benar seperti dalam istana. Semua nampak elegan, mewah dan tentu saja luxury.
Ketika David menyentuh salah satu sofa single dengan senderan tinggi. Seketika informasi tentang benda itu berputar di dalam kepalanya. Ternyata, kemampuan dari kepintaran itu adalah, David dengan mudah mendapat informasi instan dari apa yang ia sentuh.
Seperti sofa tadi yang mana membuat David serta merta langsung tau darimana asal barang tersebut, terbuat dari bahan apa saja dan yang terpenting adalah harganya, yang hampir membuat David terjengkang.
"Gilak, delapan ratus juga bangku doang. Eh, sofa," gumamnya berdecak penuh kekaguman. Mansion milik ayahnya ini bisa di katakan hampir seperti istana.
"Istirahatlah dalam kamarmu, nanti setelah siap, Mommy akan memanggil mu," ucap Sovia dengan bahasa sekaligus tatapan yang penuh kelembutan. David yang belum pernah merasakan sentuhan hangat dari seorang ibu, lantas merasa desiran hangat mengalir kesetiap urat nadinya. Menghadirkan gelenyar kebahagiaan yang memancing haru menyeruak.
"Aku ikut, Mommy ke dapur saja ya. Aku lelah berbaring di tempat tidur. Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar." David pun mengekori Sovia setelah wanita itu mengangguk dan tersenyum padanya. David dapat merasakan juga betapa kebahagian itu menghampiri relung hati wanita yang sering kali di bentak oleh pemilik tubuh sebelumnya.
Namun, lantaran David Voster adalah satu-satunya penerus dari keluarga konglomerat ini, maka Sovia dan Regan hanya bisa mengikuti apapun kemauan putra tunggal mereka. Meskipun hal itu sebenarnya bertentangan dengan ideologi keduanya.
Karena, putra mereka pernah mengancam suatu hal yang sangat buruk. Yaitu pergi dari keluarga ini. Regan yang tak ingin keturunannya hanya berhenti di sini pun memilih untuk bersikap tenang. Ia berusaha mencari cara untuk dapat membujuk serta mengendalikan temperamen sang putra.
Termasuk, ketika David meminta untuk dicarikan sebelas gadis yang akan ia nikahi. Demi tercapainya target penerus keluarga Voster. Regan pun terpaksa mengiyakan daripada sang putra menjadi Casanova dan membuang benih unggulnya begitu saja di sembarang liang.
Begini lebih baik pikirnya. Namun, setelah mengutarakan permintaannya, sang putra mendapat serangan hingga ia di culik ke sebuah negara terpencil. Regan menemukannya telah dalam keadaan tak sadarkan diri.
Tak ada tanda-tanda luka mau pun kekerasan terhadap tubuh sang putra. Ia hanya mendapatkan jika sejak saat itu, David menderita kehancuran pada otak dan alat vital lainnya. Secara tidak langsung, David akan mati secara perlahan. Menyiksa batin dirinya dan juga Sovia.
Tentu saja, para wanita yang telah di pilih oleh David menuntut kepastian untuk di nikahi. Sebab, sejak mereka terpilih, maka mereka tidak layak untuk dipersunting oleh lelaki manapun. Hal inilah, yang ingin secara Regan sampaikan pada sang putra. Atau, mereka harus memberi kompensasi yang sangat mahal.
Bukan, Regan tak mau dan mampu. Sebab, uang bukanlah masalah besar baginya. Hanya saja, kredibilitas serta hubungan dengan beberapa anak pengusaha dan juga petinggi negara yang akan menjadi imbas bagi kelangsungan kejayaan Voster Corporation.
Regan memantau pergerakan putra dan sang istri. Mengawasi dari kejauhan bagaimana interaksi dari keduanya. Putranya kali ini memang sangat berbeda. Bahkan, perbedaannya itu mendekati setengah lingkaran. Belum pernah ia melihat, Sovia sebahagia ini. Belum pernah juga ia lihat keduanya sedekat ini.
Dimana, David beberapa kali merangkul bahu Sovia sambil sesekali mengecup pelipis kiri wanitanya. Regan mendengus, ia nampak cemburu pada putranya sendiri.
"Apa racun itu tidak jadi merusak sel-sel otak anakku? Kenapa justru racun itu seakan memperbaikinya? Bahkan merambah kepada tabiat dan wataknya juga. Aku seakan melihat orang lain di sana. Seumur hidup, anak itu tidak pernah memeluk Mommy-nya sehangat itu.
Tatapan mata penuh cinta dan rasa hormat itu begitu kentara. Semoga saja, keseluruhan gangguan mental dari sang istri segera membaik. Sebab, Sovia memang hanya membutuhkan perubahan sikap David padanya. Wanita itu sudah sering terluka lantaran sifat David yang sama sekali tak pernah menaruh hormat pada kedua orang tuanya.
Regan tak tahan lagi melihat kemesraan ibu dan anak yang bagai tengah mengurai kerinduan mereka. Manang iya, David Zerenk di kehidupannya yang lalu tidak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orangtuanya terutama sang mama. Sejak, usia taman kanak-kanak, dirinya hanya tinggal bersama sang kakek yang tidak memiliki istri.
David terbiasa mendengar ucapan dan ungkapan kasar dari beberapa teman sang kakek yang notabene adalah pengemudi truk atau bus. Bahkan David lebih sering di titipkan ke rumah tetangganya yang memiliki anak banyak. Ketika sang kakek kedapatan tugas jauh dan harus pulang keesokan harinya.
Tentu saja, memiliki orang tua utuh yang melimpahkan kasih sayang serta perhatian padanya, bagaikan sebuah oase di Padang pasir bagi David Zerenk. Apalagi, Orangtuanya ini memiliki kekayaan yang tak berarti. Betapa, David merasa Dewi Fortuna berpihak padanya saat ini.
"Dimana para koki? Kenapa kalian membuat dapur berantakan, seperti baru saja menerima kiriman bom nyasar?" cecar Regan, dengan tatapan mata nyalang ke segala arah.
Sovia dan David hanya saling pandang kemudian terkekeh kecil.
"Kami di sini, tuan besar!" Keempat koki menunduk pada Regan dari pojok dapur. Dimana terdapat tangga menuju loteng, dan di sanalah mereka duduk berbaris.
Regan seketika memijat pelipisnya, akan tetapi ia ikut tertawa setelahnya. Kapan lagi melihat Sovia tertawa lepas seperti ini. Regan yakin kesehatan jiwa istrinya itu akan segera pulih. Dengan begitu, Regan dapat meminta ijin secara baik-baik untuk menikah lagi. Ia harus memiliki penerus lebih banyak selagi masih ada kesempatannya.
"Dav, apa kau masih ingat dengan permintaanmu lima tahun yang lalu?" Regan, tiba-tiba melempar pertanyaan yang membuat kedua bola mata Sovia mendelik kesal.
"Ehm, sebentar, biar aku ingat-ingat dulu," sahut David. Padahal dirinya sedang meminta informasi dari Pa'ul.
"Cepetan bagi gua info tentang permintaan lima tahun lalu."
[ Baik Host! Informasi di proses. Sistem loading ...
10%
15%
25%
75%
100%
Selesai!
Anda, meminta untuk dapat menikahi sebelas gadis dalam keadaan waktu sehari. ]
Uhukk. Uhukk. Hueekk!
David seketika tersedak udara. Mendapat informasi uang menurutnya di luar nalar manusia.
"Bujubuseh, Ul! Pegimane ngegilirnye?" David bertanya sangat halus sekali bahkan hampir seperti berbisik.
[ Tolong perbaikan bahasa Anda, Host! Kecerdasan anda semakin meningkat. Sejatinya bahasa serta taraf intelegensi anda semakin tinggi. ]
Sistem yang bernama Paul sepertinya gerah dengan cara bicara David saat ini yang mana telah mengubah panggilan untuknya.
"Gua juga begini sama elu doang. Kan kita bespren, besti kalo kata anak milenial mah,"
[ Ekhemm! ]
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
ADYER 07
lama² gue sleding ni David 🔪🤣
2024-12-16
0
Hades Riyadi
Lanjutkan Thor 😀💪👍👍🙏
2023-04-01
1
Hades Riyadi
Wuihh... David jereng makin Joss markojos membawakan perannya yang baru, itu bru mantaabb punyaa...😀💪👍👍💪
2023-04-01
1