Sementara itu, di bangsal rumah sakit mewah yang tidak nampak seperti rumah sakit. Kamar pasien khusus ini justru nampak seperti hotel mewah bintang tujuh.
Tempat tidur berukuran king size dengan beberapa ornamen berkelas. Bahkan, barang-barang yang terdapat di dalam kamar itu pun bermerek dan pastinya mahal semua.
Jika saja tidak terdapat tiang besi tempat menggantung botol infus, juga beberapa monitor yang mengawasi beberapa bagian vital dari, seorang pria yang terbujur lemah dengan beberapa alat bantu di tubuhnya.
Tentu saja, kamar perawatan di rumah sakit ekstra expensive ini, lebih mirip kamar seorang sultan.
Ornamen yang di dominasi warna merah marun dan juga gold ini. Menambah kesan mewah dari tempat tidur yang menjadi, singgasana pemuda berwajah tampan itu selama lima tahun ini.
"Harapan itu pasti selalu ada, kau lihatkan, jika putra kita tetap sehat dan masih tampan seperti ayahnya," ucap seorang pria berkumis tipis dengan alis tebal. Rahangnya yang tegas serta hidungnya yang mancung. Menyiratkan, dari kalangan mana ia berasal.
Lengannya kemejanya telah ia gulung hingga siku. Siang ini, ia pulang lebih cepat dari kantor. Sebab, sang isteri kembali histeris dan mengamuk. Semenjak, putra mereka satu-satunya, terbaring koma. Sejak saat itulah kesehatan mental sang istri menjadi terganggu.
"Bagaimana caraku meminta ijin untuk menikah lagi, kalau keadaan Sovia seringkali seperti ini?" Regan, memberi remasan pada rambut ungunya yang sedikit panjang.
"Aku mau jalan-jalan, ketempat di mana, David biasa bermain ketika kecil. Antar aku kesana ya, ya, ya ...!" Sovia terus merengek hingga, Regan mengulas senyum di wajahnya yang masih terlihat tampan di usia matangnya.
"As you wish! My, dear ... ." Regan, mencium punggung tangan Sovia, hingga membuat wanita itu tersenyum lebar sekali.
'Cepatlah bangun, putraku. Atau, ayah yang akan menikahi gadis-gadis itu,' batin Regan, menghela napas.
Beberapa jam kemudian, di dalam kamar. Tepatnya di atas ranjaang pasien yang telah lima tahun hidupnya di bantu oleh alat-alat kesehatan yang canggih.
Jemari yang terjepit alat pendeteksi organ, bergerak perlahan dan semakin sering. Lama kelamaan, monitor yang mendeteksi alat vital jantung dan yang lainnya itu berteriak patah-patah, lalu seketika waktu sangat nyaring sekali.
Tiiiittttt!
"Agnes!" Sosok yang terbaring itu tiba-tiba bangun dan langsung terduduk. Kedua matanya yang berwarna biru laut awas memandang ke sekelilingnya. Kamar yang besar dan luas, dengan ornamen yang berseni dan bernilai jual tinggi. Bahkan, kasur yang ia tempati begitu mewah. Dirinya, merasa bak putra mahkota.
Namun, selang infus yang tertancap pada salah satu pergelangan tangannya, membuat sosok tampan itu membulatkan kedua matanya.
"Gua, belom mati ternyata." Pemuda itu pun sontak meraba bagian depan tubuhnya. Memeriksa apakah ada lubang yang di sebabkan peluru di sana.
"Gak ada! Gak ada luka di badan gua! Terus, ini kenapa gua di--"
Singggg --
Ugghh!
Tiba-tiba, telinganya berdengung kencang sekali. Hingga, David yang baru saja siuman ini tak mampu mendengar apapun si sekitarnya, kecuali suara yang bergema dalam kepalanya.
[ Anda telah dibangkitkan kembali oleh sistem. ]
Status: Pria usia 26 tahun.
Kekuatan: 0
Kesehatan : 15%
Ketampanan :30%
Kepintaran : 15%
Pengaruh : 10%
Kekayaan : Kaya Sekali Alias Anak Sultan.
Harta yang harus di belanjakan : Lima ratus milyar.
Jangka waktu : Satu kali dua puluh empat jam di mulai besok.
Misi : Kasih Sayang Orang Tua.
Seketika, ingatan dari pemilik tubuh berputar.
Pemilik tubuh bernama, David Voster.
Angkuh dan suka bermain wanita.
Kasar dan Arogan.
David pun memejamkan matanya hingga, informasi yang berputar di kepalanya itu menghilang.
Fiuuhh!
"Astaga, tuan muda!" Seorang wanita muda yang berpakaian perawat itu masuk kamar dan langsung berteriak kaget.
"Cepat panggil dokter, Blau. Tuan muda telah sadar!" teriaknya pada salah satu kawannya yang juga merupakan perawat.
"Tu–tuan, bi–biarkan saya memeriksa keadaan anda lebih dulu ya. Mohon, berbaring sebentar," ucap sang perawat wanita terbata lantaran kaget. Ia pikir, usia pasiennya ini takkan bertahan lama lagi. Ternyata, takdir berkata lain.
"Periksa apaan dah, gua kagak ngapa-ngapa udah. Kalo perlu lepasin nih selang! Nih juga!" David melepas paksa selang oksigen yang masuk melalui kedua lubang hidungnya yang bangir itu.
Perawat tersebut tak jadi memeriksa tekanan darah dari pasien yang menurutnya sangat tampan itu. Sebab, bahasa David menurutnya sangat aneh.
'Apa tuan muda, terlalu banyak obat ya!'
*
*
*
Boy, yang diketahui sebagai sahabat David, terpaksa kembali ke negara asal istrinya, Chie dengan kedua tangan yang kosong. Chie Bie, segera menghibur suaminya itu. Wanita cantik natural itu, berkata bahwa ...
"Sayang, my Boy. Ikhlaskanlah. Meskipun, aku tak mengenalnya. David pasti kini sudah bahagia," ucap Chie terus berusaha menghibur suaminya yang sangat tampan itu.
Sudah lebih dari satu pekan, ia didiamkan saja. Hingga, malam-malam pengantin mereka berlaku begitu saja tanpa sensasi. Boy begitu berkabung akan kepergian mendadak dari sahabat kentalnya itu.
"Aku akan mencari orang-orang yang telah menghabisi sahabatku itu! Mereka juga akan ku bakar dalam peti kremasi!"
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Budi
seharusnya ngingg~🌝
2024-01-24
1
Elok Fauziah
Hahahaha...🤣🤣🤣🤣/Facepalm/
2023-12-05
1
Elok Fauziah
😂😂😂 bisa bisanya aku ngakak
2023-12-05
1