David pun mengajak Rebecca berjalan-jalan di taman belakang mansion yang cukup luas. Terdapat tanaman bunga berbaris indah. Danau buatan dengan hamparan bunga teratai di atasnya. Dimana terdapat sebuah jembatan kecil dan juga kursi taman.
Tanpa perlu keluar jauh pun mereka bisa menikmati suasana malam yang sangat romantis, syahdu dan memorable.
Alam semesta seakan mendukung keduanya. Cuaca yang hangat dan langit yang cerah. Meskipun tak banyak bintang terlihat, tapi suasana saat ini sudah cukup merestui usaha dari David.
" Silakan." David mengarahkan pada Rebecca untuk berjalan ke atas jembatan lebih dulu. Sepanjang menyusuri taman Rebecca tidak fokus pada apa yang ada disekitarnya. Justru ia tak luput memandangi David dari samping.
'Pria ini. Kenapa tidak seperti apa yang di bicarakan oleh orang-orang. Dia tidak ingin hubungan one night stand untuk mencobaku. Tapi justru membawaku mendatangi tempat yang indah.' batin Rebecca mulai simpati.
'Apa dia memikirkan perasaanku? Apa ternyata dia pria yang baik?' Rebecca mulai bertanya-tanya karena sangsi dengan berita yang ia dengar mengenai perangai David Lima tahun yang lalu. Sebelum, pria itu di ketahui koma.
Namun, hanya segelintir orang yang tahu berita mengenai keadaan David yang sesungguhnya. Sementara publik hanya tau jika David tinggal menetap di negara Rusia.
Rebecca yang hanya terpukau menatap David ternyata tidak melihat langkah kakinya, hingga tersandung dan hal itu menyebabkannya terhuyung ke depan.
GREP
Beruntung David sadar dan langsung menangkap pinggang Rebecca. Hingga kedua mata mereka saling bersitatap.
David yang memang belum pernah sekalipun menyentuh wanita. Kecuali dengan Agnes dan itu pun karena keadaan darurat. Membuat jantungnya berdegup kencang. Telapak tangannya yang merasakan betapa mulus kulit Rebecca, serta harum tubuh molek itu yang kini hanya berjarak beberapa senti darinya.
Rebecca reflek mendekatkan lagi wajahnya hingga David dapat merasakan harum napas buah ceri dari wanita yang tengah dirangkulnya erat ini. Sontak bola mata David terbelalak seketika.
'Hei. Apa yang ingin dia lakukan. Ke–kenapa jadi begini. Posisi apa ini. Kenapa dekat sekali. Hei wanita! Jauhkan wajahmu dariku!' batin David yang merasa kewarasannya akan terancam.
Dengan sisa kesadarannya, sebelum bibir ranum merekah itu bersatu dengan bibirnya. David telah melepaskan terlebih dulu rangkulannya pada pinggang ramping Rebecca. Terlihat wanita itu memalingkan wajahnya kecewa campur malu. Bisa-bisanya ia seberani itu bertindak lebih dulu.
"Kau tidak apa-apa kan, Rebecca?" tanya David mengurai kecanggungan diantara mereka. Tentunya setelah ia mampu kembali menguasai deru napasnya yang sempat naik turun itu.
Rebecca kembali menatap pada David setelah ia juga berhasil menguasai rasa malunya.
"Aku–aku baik saja. Hanya--"
"Hanya apa?" tanya David khawatir lantaran Rebecca nampak menahan sakit.
"Kakiku, sedikit nyeri," jawab Rebecca jujur. Ia nampak bodoh dan tidak pro. Bagaimana bisa hilang konsentrasi dalam berjalan sehingga mengakibatkan celaka yang membuat ia kehilangan muka. Momen yang seharusnya romantis pun buyar sudah karena kebodohannya.
"Duduk di sini saja. Biar aku lihat dulu."David pun mendudukkan Rebecca di salah satu batu kali besar yang sudah diwarnai. Namun karena malam sehingga tak nampak keindahannya.
"Maaf, anda mau apa?" Rebecca kaget karena David nampak hendak membuka sepatu dengan lebih dulu menyibak bawah gaunnya.
"Buka sepatumu, aku ingin melhat apakah kakimu terkilir atau apa? "jawab David enteng dan santai. Karena memang di dalam otaknya hanya ada niat menolong Rebecca.
Tentunya berbeda dengan apa yang ada di dalam isi kepala Rebecca dimana dirinya pernah beberapa kali melakukan hubungan badan dengan beberapa Casanova bahkan sugar Daddy sekalipun.
Hingga berakhir pada sebuah skandal pria beristri yang hampir menghancurkan karirnya yang gemilang. Kala mendapati sayembara rahasia yang di sebar oleh Regan maka Rebecca menawarkan dirinya asalkan Regan dapat membantunya.
Sebelum itu Regan tak luput memeriksa lebih dulu kesehatan mental dan keseluruhan fisik Rebecca. Karena untuk menerima benih dan dari sang putra, Rebecca harus masuk ke dalam kriteria yang Regan inginkan.
"Maaf, aku menyingkap sedikit gaunmu. Aku harus memeriksa pergelangan kakimu." David menatap Rebecca sekilas, membuat kedua pipi Rebecca macam remaja baru gede, merona merah muda.
'Hih, apa yang terjadi padaku? Kenapa tiba-tiba ada perasaan ini. Ah tapi dia memang mempesona. Perhatian dan sangat lembut. Apa mungkin jika aku telah jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya.'
David mulai memeriksa dengan menyentuh pelan. Hal itu malah membuat Rebecca terbuai.
"Kau tahan ya. Aku akan berusaha untuk tidak menyakitimu. Karena kalau sudah membengkak nanti kemungkinan kau tidak akan bisa berjalan." Sontak pernyataan David membuat kedua mata Rebecca membuka lebar. Termasuk dengan kakinya.
Segara, David menggerakkan tangannya reflek, untuk kembali menutup kedua paha, Rebecca. Ia menatap wanita di hadapannya ini sekilas. Hanya sekedar memberi peringatan. Rebecca, yang malu kembali memalingkan wajahnya.
"Aku akan mulai. Jika kau sakit teriak saja, atau gigit bahuku," ucap David berpesan serius.
Maka David mulai mengurut pelan kaki Rebecca yang terkilir hingga ia menemukan pangkal masalahnya dan ...
"Aw!" Rebecca berteriak kemudian menggigit bahu David. Hingga, pria di hadapannya ini meringis lantaran menahan perih.
David menggoyangkan telapak kaki yang terkilir sambil merasakan perih gigitan pada bahunya. Kemudian ia bangkit dan menatap Rebecca. "Coba kau goyangkan, lalu berdiri." David mengulurkan tangannya membantu Rebecca untuk berdiri.
"Sshh!" Rebecca meringis kecil.
"Sudah tidak sakit!" Rebecca terus menggoyangkan kakinya dan mencoba berjalan pelan padahal tadi untuk menggoyangkan jempolnya saja ia tak sanggup.
"Ah, terimakasih Tuan! Tidak disangka ternyata anda bisa menyembuhkan." Kedua mata David membola lantaran Rebecca memeluk lehernya erat.
Hingga bagian depan tubuh mereka bersentuhan, dan David dapat merasakan bagaimana lembut dan kenyal dada setengah terbuka Rebecca.
"Ah ya, kau tidak perlu begini." David Buru-buru pelan bahu Rebecca dan mulai dari hadapannya serius. "Ini hanya bentuk dari tanggung jawabku. Karena aku juga yang telah membawamu ke tempat ini. Kau datang ke tempat ini dalam keadaan baik-baik dan ketika kau pulang juga harus seperti itu." Ucapan dari David ternyata membuat Rebecca sangat tersentuh.
'Ternyata dia adalah pria yang sangat baik dan lembut. Sepertinya omongan di luar sana itu tidaklah benar. Di mana mereka mengatakan bahwa David adalah sosok pria arogan yang kejam. Haaah ... Aku belum pernah merasa tersentuh seperti ini. Kau sungguh manis, Dav!'
[ Anda berhasil Tuan. Poin anda meningkat. ]
David sontak tersenyum. Inilah yang ia tunggu. Laporan dari Paul di sistem. Setidaknya ia tak perlu melakukan persetubuhan dengan wanita seksi yang membuat jantungnya tak aman ini.
"Thanks, Pa'ul," bisik David.
Setelah mengantar Rebecca ke mobil. David berkata. "Aku akan tetap membantuku. Meskipun, aku tidak bisa memilihmu. Jadilah model yang baik setelah ini."
"Thanks a lot, Dav. Aku sedikit kecewa tapi, aku juga sangat berterimakasih padamu. Boleh aku tau apa alasanmu menolak diriku?" tanya Rebecca penasaran. Karena ia ingin tahu apa yang kurang dari tubuhnya.
"Kau sempurna Nona. Hanya saja, aku tidak dapat melakukannya tanpa menggunakan perasaan. Sementara hatiku telah jatuh pada satu-satunya sosok yang saat ini jauh. Aku harus memastikan keadaannya terlebih dahulu antara memutuskan bagaimana kedepannya nanti. Jadi kuharap kau tidak tersinggung ya." David tersenyum menawan. Tanpa ia sadari, hal itu justru membuat Rebecca merasa semakin berbunga-bunga.
Sepulang Rebecca.
"Pa'ul!" panggil David kepada sistem.
[ Ya Tuan! ]
Paul pun muncul dengan sosok hologramnya.
"Cek statusku sekarang!"
[ Baik Tuan! ]
Status: Pria usia 26 tahun.
Kekuatan: 20%
Kesehatan: 35%
Ketampanan :35%
Kepintaran : 30%
Pengaruh : 25%
Dana Dompet Hadiah: Dua ratus lima puluh milyar.
David menyeringai puas kala melihat grafik diagram dalam monitor hologram yang ditunjukkan oleh sistem alias Paul.
"lumayan nambah 5%, setidaknya aku tidak perlu tidur dengannya malam ini," gumamnya yang tentu saja mampu di dengar oleh sistem, alias si Pa'ul.
[ Mungkin, jika anda menidurinya poin akan lebih banyak Tuan. Padahal wanita itu sangat cantik dan seksi. Ayah anda pandai memilih. ]
"DIAM! PULANG SANA!"
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Diki Zulkarnaen
jadi sultan terlalu naif
2023-01-08
0