Bab. 5. Putra Regan Voster

"Hapus air mata kau itu! Ingatlah masa depan mu akan senang. Seharusnya kau berterimakasih pada bibik, bukan memasang wajah memusuhi seperti itu!"

"Masa depan apa yang bibik maksud ini hah! Masa depan yang suram maksudmu iya! Jika saja ini balas budi yang harus ku balas. Lebih baik kau letakkan aku di panti asuhan saja !" Gadis, yang bernama Agnes ini tak tahan lagi untuk menahan segenap emosi yang membakar dadanya.

"Apa bibik tau, berkat ulahmu ini salah satu kawanku mati!" lakik Agnes lagi. Saat ini dirinya tengah menjalani perawatan calon pengantin. Ia pun melempar apa yang terserak di hadapannya.

Prangg!!

Beberapa wadah yang berisikan berbagai macam lotion dan lulur itu tumpah bergelimpangan, di atas lantai.

"Apa-apaan kau, Agnes!"

Plakk!

Sebuah tamparan dari telapak tangan besar wanita gemuk ini mendarat mulus di sebelah pipi Agnes yang tirus.Hingga, kepala gadis itu berpaling dengan cepat. Tangannya terulur, mengusap pipinya yang terasa panas dan perih.

Namun, rasa itu tak seberapa dibandingkan dengan luka yang menganga di dalam hatinya saat ini. Dimana, seorang wanita paruh baya yang bertubuh gemuk ini begitu ia hormati dan sayang dengan separuh jiwanya. Ternyata tega menjualnya demi sebuah ladang dan tambak ikan.

"Apa salah Agnes, Bik? Kenapa tega banget? Agnes juga bisa kerja. Biar aku berhenti kuliah aja, biar bibik perlu lagi keluar uang untuk aku. Tolong, Bik. Batalin pernikahan ini." Agnes, telah bersimpuh didepan wanita bertubuh gemuk ini dengan bersimbah air mata.

"Maaf, keponakan ku yang cantik. Bibik gak bakal batalin pernikahan kamu. Tambak juga ladang itu adalah aset masa tua bibik. Kau, nikmati saja nasibmu. Jarang, ada orang kaya yang mau sama cewek tomboi kayak kamu. Mulai saat ini, belajarlah menjadi perempuan."

Wanita bertubuh gemuk itu pun meninggalkan, Agnes tanpa menoleh lagi.

"Bibiikkk!"

___________________

"Perasaan gua kok gak enak ya. Hati ini pokonya gua harus keluar dari rumah sakit ini!"

"Hei, Pa'ul! Kambek lu!"

[ Selesaikan tugas anda segera, Host. Lakukan beberapa kebaikan untuk menyembuhkan penyakit yang di derita oleh pemilik tubuh sebelumnya. ]

"Oh, oke. Tugas gua cuma berkaitan dengan kasih sayang orang tua kan. Terus gua harus ngabisin duit lima ratus milyar. Udah kan gitu doang?" tanya David pada sistem. Aneh sekaligus lucu kerena sistem berkali-kali terdengar berdecak.

"Lu kenapa sih, Ul?" tanya David pada sistem.

[ Menurut saya ini lebih baik, Host. Ketimbang anda memanggil saya dengan persamaan kata bodoh itu. ]

"Heh, sistem gak boleh pundung." David terkekeh seraya mengenakan Coat sebagai luaran. Sangat susah mencari pakaian kasual yang biasa ia kenakan. Karena di dalam tas pemilik tubuh ini hanya berisi beberapa stelan formal.

Sovia dan Regan yang mendapat kabar tentang kesadaran putra satu-satunya mereka itu, langsung terbang dari negara selatan. Tanpa istirahat, setelah turun dari pesawat mereka segera menuju ke arah rumah sakit.

"Putraku," Sovia memanggil dengan suara lirih.

David yang sudah mendapat informasi mengenai orang tua dari pemilik tubuh sebelumnya. Merasa hari ikut menyeruak di dalam hatinya.Tatapan lebih linang air mata dari Sovia begitu menandakan kerinduan yang teramat dalam. Padahal, ia selalu mendapat perlakuan kasar dari sang putra.

"Mom, aku kembali," ucap David yang secara spontan berubah cara bicaranya. Ia tak mungkin menggunakan cara bicaranya yang absurd itu bukan?

"Sayang ...." Sovia berhasil meraih raga putranya yang selama lima tahun ini hanya dapat ia lihat terbujur di atas hospital bed.

"Maafkan, aku, Mom. Aku merindukanmu," ucap David lirih yang justru hal itu membuat Sovia mendadak menangis dengan kencang.

"Dad?" David bertanya pada pria paruh baya dengan kumis tipis di bawah hidungnya itu.

"Selamat datang kembali putra Regan Voster." Pria itu pun ikut berpelukan. Sehingga, membuat semua tim dokter meneteskan air matanya.

"Penyakit itu ternyata memberi hikmah kebaikan pada hati dan jiwa tuan muda." Dokter berkepala botak separuh itu, yang bernama, Blau terlihat menyeka matanya.

...Bersambung ...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***