Perhatian Kendrick

Begitu Bibi Kenny melepas telapak tangannya dari dinding sensor laser memenuhi lorong rahasia, perlahan sensor itu menjalar layaknya jaring laba-laba, itu sebabnya Bibi Kenny memerintahkan semua anggotanya berlari agar tidak terjebak di sana.

Namun, sayang Resti terjatuh dan tubuhnya terkena laser hingga menjadi potongan-potongan kecil.

"Resti ...," pekik Olan melihat teman dekatnya tewas mengenaskan.

Walau mereka kehilangan saudara, mereka harus tetap tegar menjalankan perintah Tuan Kendrick—manusia yang memiliki bangunan megah di tengah hutan. Iya, dia memilih hidup jauh dari hirup pikuk ibu kota. Pria itu lebih suka dengan ketenangan, selama 6 tahun hidup di sini belum pernah dia mendengarkan musik.

Siapa pun yang menyalakan musik akan tidur bersama dengan Feris—singa Afrika yang Kendrick beli di penjualan bawah tanah. Segala binatang dan barang antik dia dapatkan dari pelelangan ilegal, harga yang murah dan bebas akan pajak negara. Sungguh prinsip hidup yang tidak patut ditiru.

Bibi Kenny dan para worker berhenti di jantung persembunyian, Olan yang tampak tegar kini meringkuk dan menangis sejadi-jadinya.

"Black house tidak memperkerjakan manusia lemah!" bentak Bibi Kenny, wanita tegas itu memasang wajah datarnya seperti biasa.

Terlihat urat pelipisnya yang mengeras dan alis wanita paru baya tersebut bertaut, Entah apa yang bersarang di pikirannya yang pasti Bibi Kenny bukanlah wanita tua yang berhati lembut. Dia selalu menunjukkan wajah tanpa ekspresi yang terlihat seram.

Jari telunjuk Bibi Kenny menekan earphone yang terselip di telinga kanan.

"Nona, Tuan Ken ingin melihat Anda. Tolong jangan menunjukkan wajah yang cemberut!" bisik Bibi Kenny lirih.

Itu hak-ku. Terserah aku mau ketawa cemberut atau .... Ucapan Kanilaras terhenti seketika saat melihat wajah pria terpampang jelas di sebuah dinding.

"Hai, Aras! Kau baik-baik saja bukan?" sapa Kendrick di layar monitor yang tertempel di dinding.

Apa itu pasu penggala? Jadi ... itu bukan legenda? ucap Kanilaras terkejut melihat wajah Kendrick terpampang jelas di dinding itu.

"Apa Tuan telah mendapatkan kacang dan juga ikan?" Pertanyaan ambigu Bibi Kenny semakin membuat Kanilaras penasaran.

Ck, kenapa wanita ini selalu membahas makanan? Bukannya kerajaan mereka tengah di serang! Kanilaras mengedipkan matanya.

"Sudah," jawab Kendrick sembari menunjukkan jari manis yang masih menggunakan cincin permata.

"Hey, kau!" tunjuk Kendrick dengan jari kelingkingnya.

"Siapa yang Tuan panggil?" Bibi Kenny melihat para Worker yang berdiri di belakangnya.

"Worker yang paling pendek," kata Kendrick santai, tapi sorot matanya masih tajam seperti biasa.

"Saya Tuan!"

"Hum, kau harus mengirimkan ini ke kediaman Arsenio Adinata. Sampaikan salamku pada orang tua itu, suruh dia mendidik anaknya lebih baik lagi!" titah Kendrick sembari menyugar rambutnya kebelakang.

"Baik, Tuan!" sahut Olan—worker termuda diantara worker lainnya.

"Kalian bisa bermain sekarang! Bibi jangan lupa dengan tugas Bibi!" katanya sebelum mengakhiri percakapan mereka.

Begitu layar monitor mati, Bibi Kenny mendorong Kanilaras ke jalan berbeda. Netra Kanilaras melotot setelah memasuki lorong ini, di sepanjang lorong Kanilaras melihat dinding kaca yang di penuhi potret Kendrick bersamanya.

Bebagai moment dia abadikan di jalan rahasia ini, tidak ada cela di dinding ini. Semua dipenuhi dengan foto mereka berdua.

Apa itu aku? Mustahil! Aku tidak mengenal lelaki yang mengaku sebagai manusia penguasa itu. Apa-apaan ini? Pakaian macam apa itu! Dan benda apa ini? Kenapa diriku dan dirinya bisa masuk ke dalam cermin?

Tiada hentinya Kanilaras merutuki Kendrick—pria yang memiliki rambut tipis di atas bibir.

Sungguh memalukan! Oh Yang Widi bantulah aku untuk keluar dari kerajaan gila ini, pinta Kanilaras dalam rapalan doanya.

Selang beberapa menit berjalan dari lorong penuh foto itu, kini mereka sampai di ujung lorong yang gelap. Bahkan Bibi Kenny berjalan penuh kehati-hatian, bahkan dia rela bertelanjang kaki agar bisa melewati kegelapan ini tanpa celaka. Sesekali Bibi Kenny berhenti memastikan hal ada di depan, setelah berhenti sekitar 10 menitan Bibi Kenny kembali melangkah kali ini dia menjentikkan jarinya dengan irama yang berbeda.

Ingin rasanya Kanilaras bertanya, tapi dia tidak dapat berbicara. Mau apa lagi? dia hanya bisa berdiam diri menikmati perjalanan gelap ini, tapi mata manik hitam itu bisa melihat dalam kegelapan. Benar, Kanilaras memiliki kelebihan bisa melihat dalam gelap—itu sebabnya dulu dia sering ikut perang bersama Panglima Guntala.

Jendral perang andalan di kerajaannya, walau dia seorang wanita. Namun, kelayakannya dapat membuatnya menjadi putri kebanggaan Raja Daneswara.

"Tarik pedang itu!" perintah Bibi Kenny membuyarkan lamunan Kanilaras.

Kelak aku akan membuat istana semegah ini, jadi bisa menyelamatkan prajuritku. Pemikiran pria ini patut aku tiru, kata Kanilaras dalam hati.

Pintu baja yang sangat tebal itu terbuka lebar, cahaya lampu masuk begitu saja menyinari ujung ruangan gelap ini. Di sana terlihat Kendrick tengah duduk di kursi kedaulatannya, pria itu menarik sudut bibirnya yang membentuk senyuman miring yang terlihat menakutkan.

Tiada waktu yang dia lewati tanpa menyeringai, pria itu selalu menyuguhkan wajah datarnya ke siapapun tanpa terkecuali. Kendrick menjentikkan jari dua kali, beberapa worker masuk dan membawa sederet gaun dan juga ankle strap heel beraneka ragam model dan warna.

Bibi Kenny memilih off shoulder dress. Dress ini cocok banget untuk Kanilaras yang memiliki bahu yang lebar nan cantik, wanita paru baya itu juga memilih angkle strap heel berwarna hitam sangat cocok dengan dress maroon yang dia ambil. Bibi Kenny memang pintar milih gaun untuk Kanilaras, selain itu dia juga sangat paham dengan selera tuan mudanya.

Sebelum dinner romantis tiba, Bibi Kenny mendadani Kanilaras dengan sangat cantik. Tanpa sadar Bibi Kenny mengulas senyum tipis saat melihat penampilan gadis yang dia dandani.

Mata Kanilaras membulat tatkala melihat lengkungan kecil di bibir Bibi Kenny.

Aku pikir kamu tidak bisa tersenyum, Bik.

"Selesai, Anda terlihat sangat cantik!" kata Bibi Kenny dengan mata yang berbinar.

Wanda mendorong cermin besar di hadapan Kanilaras, sontak gadis itu terbengong-bengong melihat wajahnya yang tampak sangat cantik. Off shoulder dress sangat cocok dengan kulit putihnya, sepatu hak tinggi itu juga menambah ke-elegan gadis itu—sungguh kecantikan yang hakiki.

Di luar sana Kendrick sangat gelisah menanti gadisnya yang tidak kunjung menampakkan dirinya, masih berjalan mondar-mandir di samping meja makan. Ketika dia hendak berbalik, mulutnya melongo dan matanya tidak mengerjap ketika mendapati Kanilaras telah siap menemaninya makan malam.

Kendrick berdeham untuk menetralkan kegugupannya, jujurly pria itu sangat terpesona dengan penampilan Kanilaras pada malam ini.

"Kemari 'lah!" Pria itu melambaikan tangannya.

Bibi Kenny mendorong kursi roda itu sampai mendekat ke meja makan.

"Hmm, tugasmu malam ini hanya menemaniku makan malam saja." Kendrick mengangkat sebelah alisnya setelah mengucapkan kalimat itu.

"Siapa kau sebenarnya! Dan apa tujuanmu?"

Sendok dan Garpu yang dia genggam terlepas begitu saja setelah mendengar kabar itu.

Terpopuler

Comments

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅸🅻🅷🅰🅼👻ᴸᴷ

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅸🅻🅷🅰🅼👻ᴸᴷ

suara siapa itu, apakah si Laras sudah bisa bicara lagi..

2023-03-27

1

👑Ria_rr🍁

👑Ria_rr🍁

di bab sebelumnya udah dijelasin knp dia kgak bisa berbicara ataupun bergerak

2022-12-11

1

Hanum Anindya

Hanum Anindya

kanilaras menganggap itu sebuah kerajaan ya kak? tapi kenapa kamu Laras nggak bisa bicara?

2022-12-11

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!