Serangan Mendadak

Kendrick berbincang panjang lebar tentang bisnisnya selama setahun, dia juga menyinggung tentang kebodohannya membiarkan Kanilaras terjun ke danau buatannya.

"Andai waktu itu aku tidak terbawa emosi pasti kamu masih bisa bergerak lincah seperti kelinci itu," tunjuk Kendrick dengan alisnya.

Pria itu terus menatap Kanilaras penuh kasih, sorot matanya yang teduh membuat jantung gadis ini berdegup kencang.

Perasaan apa ini? Kenapa jantungku seakan mau meledak, kata Kanilaras dalam hatinya.

Tanpa dia sadari kedua alisnya bergerak hingga menimbulkan kerutan di keningnya.

"Kau bergerak Aras? Apa tadi kau menggerakkan alismu?" todong Kendrick kepada gadisnya.

Sontak dia menolehkan kepalanya kepada Bibi Kenny.

"Dia mulai menggerakkan alisnya Bik! Aras-ku mulai bergerak," teriak Kendrick seraya menghamburkan pelukan.

Tawa kepuasan terdengar, para soldier-nya turut tersenyum bahagia. Mereka dapat merasakan kegembiraan yang kini dirasakan oleh bosnya itu.

"Jika kau bisa bangun dari kursi roda ini dalam seminggu aku akan membawamu ke tempat yang lama kau impikan," ucapnya mengulas senyum.

"Tapi, jika kau masih bermalas-malasan dan tidak mau mengikuti permintaanku ini. Jangan harap bisa tidur dengan nyenyak!" ancam Kendrick dengan mata yang mendelik.

Yang benar saja! Aku saja tidak mengerti kenapa aku bisa seperti ini, dan sebenarnya aku berada di desa apa? Kenapa harus bertemu denganmu, manusia aneh! gerundel Kanilaras yang sudah muak akan keadaannya sendiri.

Pria yang duduk berdampingan dengan Kanilaras adalah pria keras kepala dan kejam, dia tidak bisa mentolerir segala sesuatu yang salah itu sebabnya bibi Kenny selalu menyeleksi setiap orang yang hendak masuk ke rumah ini.

Semua calon soldier dan worker harus melewati segala tes yang akan memacu kesiapan pekerjaan merek di sini. Di rumah megah yang dia bernama black house ini memiliki kriteria tinggi. Kendrick tidak menerima pekerja yang biasa-biasa saja. Dia meminta bibi Kenny untuk menerima pegawai yang memiliki ketrampilan dalam bekerja dan yang paling utama mereka harus menguasai ilmu beladiri.

"Aku sungguh suka melihatmu menggunakan dress ini, Aras. Tubuhmu yang molek ini lebih terlihat seksi," katanya memberi sanjungan.

Mungkin Kendrick merasa kalimat yang keluar dari bibirnya adalah sebuah sanjungan. Namun, menurut Kanilaras ini adalah hinaan besar. Dia adalah putri raja, tidak baik mengumbar tubuhnya untuk dipertontonkan seperti ini.

Terlebih penghuni di rumah ini kebanyakan seorang pria. Belum selesai berbincang Kendrick dibikin kesal oleh salah satu soldier-nya.

"Kenapa kau menggangguku! Apa kau tidak memiliki pekerjaan lain, huh?" ujar Kendrick bersungut-sungut.

Matanya yang mendelik membuat worker-nya takut, tapi Anton tetap berdiri tegap tanpa memalingkan badannya dan tidak lama setelah Kendrick selsai mengomel. soldier yang berkepala plontos itu membungkukkan tubuhnya agar sejajar dengan telinga Kendrick, Anton pun mulai menyampaikan pesan dan dengan sabar Kendrick mendengar laporan dari Anton.

Pria itu murka dan menggebrak meja sampai gelasnya terbanting ke lantai, "Biadab! Dia benar-benar menantang ku!" Pembuluh darah di leher Kendrick berdenyut.

"Suruh Beril memimpin—" Perkataan Kendrick terhenti tatkala dentuman bom memekakkan telinga, pria itu menyadari serangan tiba-tiba ini bukanlah ancaman semata.

Kendrick mengkoordinasikan pada semua soldier-nya lebih berhati-hati dan memperkuat benteng dan tidak lupa dia meminta Gardan untuk mengevakuasi seluruh peliharaannya masuk ke dalam ruang bawah tanah.

"Bik, bawa Aras ke pintu samping!" pekik Kendrick, alih-alih ikut pergi pria itu malah memilih memakai rompi anti peluru.

"Apa Tuan akan ikut bertempur?" tanya Bibi Kenny sembari terus mendorong kursi roda.

"Sudah jangan banyak bertanya! Pastikan dia aman!" tukas Kendrick dari kejauhan.

Bibi Kenny mengangguk cepat dan meminta worker untuk membuka jalan rahasia di rumah ini.

worker sebutan untuk bodyguard wanita, sedangkan soldier sebutan untuk bodyguard pria di black house.

Di tengah taman Kendrick mengatur para soldier-nya untuk memberi perlawanan dan meringkus pasukan Arsen yang berani menyerang black house. Setelah 4 tahun mereka tidak bertemu dan kini dia nekat menyerang Kendrick langsung di kediamannya ini.

"Tuan! Sebuh tank dan buldozer menuju ke sini," kata Beril seraya menyodorkan tab kepada tuannya.

"Ck, sungguh kekanak-kanakan."

Netranya masih menatap tajam tab yang ada di genggamannya.

"Jangan biarkan anak buah Kakak laknat ku itu masuk dan menginjakkan kakinya di halaman rumahku!" titah Kendrick seraya melempar tag yang dia pegang sejak tadi.

Di tengah keributan di halaman rumah, Bibi Kenny dan beberapa worker berjalan cepat masuk ke ruang kerja Kendrick. Setelah menutup pintu, Bibi Kenny menghentakkan kakinya tiga kali ke lantai.

"Nona, tenang ya. Kita akan membawa Nona ke suatu tempa yang indah," ucap Bibi Kenny menenangkan Kanilaras.

Ubin yang berwarna merah maron itu berubah warna menjadi hitam dan perlahan lantai itu bergerak kebawah. Layaknya sebuah lift, jalan rahasia itu terus bergerak masuk ke dalam tanah dan ubin yang terbuka lebar tadi kini telah tertutup rapat.

Apa mereka memiliki sihir? Semua benda di rumah ini menyimpan rahasia dan mereka juga memiliki pusaka yang cukup hebat dan kuat. Tunggu mereka ke mana 'kan pedang dan tusuk konde ku? pertanyaan demi pertanyaan muncul di benak Kanilaras.

Dia sangat gusar memikirkan pedang bulan yang selama ini dijaga oleh seluruh keturunan raja terdahulu—lebih tepatnya ayah dan kakek buyut Raja Daneswara.

Ayahanda, apa Kanilaras telah gagal menjalankan tugas yang ayahanda berikan? Sungguh ceroboh aku! Bagaimana caranya untuk menanyakan keberadaan pedangku pada mereka ini, apa mereka akan mengembalikan pusakaku?

Gadis itu terus berpikir keras dan tanpa disadari semua orang—tubuh gadis itu bergerak pelan. Kursi roda yang dia duduki bergetar, Bibi Kenny menggulirkan bola matanya menatap Kanilaras yang bergerak gelisah.

"Nona, tenangkan diri Anda! Jangan banyak bergerak! Kami akan menjaga Nona, tidak perlu khawatir atas keselamatan Nona," tutur Bibi Kenny dengan segala ketegasannya.

Mungkin Bibi Kenny berpikir Kanilaras tengah ketakutan dengan peristiwa yang saat ini terjadi, setelah lift rahasia itu berhenti Bibi Kenny menekan tombol hijau dalam sekejap semua lampu menyala. dinding, lantai dan langit-langit ruangan itu terbangun oleh kaca sehingga memantulkan kedelapan worker berserta Kanilaras yang tengah duduk anteng di kursi roda.

"Tuan, roti isi telah tersedia," kata Bibi Kenny.

[Oke, siapkan sup ikan!] sahut Kendrick yang berada jauh dari sana.

"Baik, Tuan. Kami akan menuju pusat permainan," ucap Bibi Kenny dengan suara beratnya.

Dengan siapa dia berbicara? Apa dia tengah merogoh sukmo? Tapi, kenapa dia bisa bergerak? Setelah aku pulih aku akan meminta wanita ini menjadi guruku, gumam Kanilaras dalam hatinya.

Rombongan worker masih berjalan tenang menelusuri lorong kaca, ketika mereka sampai di tengah lorong. Alarm berbahaya berbunyi, penerangan di dalam lorong berubah warna menjadi warna merah.

"Apa yang harus kita lakukan Komandan?" tanya salah satu worker yang bernama Gita.

"Kita harus mempercepat langkah kita," pungkas Bibi Kenny seraya menempelkan telapak tangannya ke dinding sebelah kiri.

Netra tajamnya melirik ke belakang, memastikan sensor laser.

"Cepat lari!" teriak Bibi Kenny.

"Argh ...."

Terpopuler

Comments

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

siapa yang kena ini kok berteriak

2023-03-27

1

Hanum Anindya

Hanum Anindya

aku masih belum mengerti kenapa Laras harus sampai ke abad 21 kak, wah! semangat ya kak menulisnya.

2022-12-10

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!