Kebencian

Kanilaras menatap wajah sangar Maheswari dan sorot matanya sangat tajam kala menatap wanita yang dia bawa pulang.

“Guru tidak perlu khawatir! Dia hanya gadis biasa,” tutur Kanilaras dengan suara lembut.

“Menjauhlah dariku, Laras!” pekik Maheswari, terlihat kedua tangannya mengepal.

“Tapi Guru ...,” bantah Kanilaras dengan kening yang berkerut.

“Cepat lakukan perintahku!” ucap Maheswari dengan nada yang tinggi.

“Ha-ha-ha ... rupanya kau sudah sangat pintar,” katanya disela tawa.

Kanilaras menatap tajam wanita yang dia tolong. Sekejap mata penampilan wanita tersebut berubah, terlihat jelas wajah beringas Lasmini yang membuat Kanilaras geram karena telah ditipu mentah-mentah olehnya.

“Jangan terkejut anak baik!” kata Lasmini seraya menatap Kanilaras dengan mata berbinar.

“K-kau ....” Ucapannya terhenti karena suaranya tercekat.

Lasmini kembali tertawa terbahak-bahak melihat wajah Kanilaras yang terlihat bodoh di hadapannya.

Kedua tangan Kanilaras mengepal keras bagai batu pegunungan, tubuh Kanilaras melayang maju dan kedua tangannya meninju wajah Lasmini. Namun, Lasmi lebih dari siap untuk menangkis pukulan Kanilaras, adik tiri Maheswari melayangkan tendangan dan mengepalkan tangannya menghadang pukulan Kanilaras dengan pukulan.

Dua pukulan bertemu di udara bersamaan dengan angin yang berdesir. Setelah serangan pertama tidak berhasil Kanilaras kembali menyerang dari arah lain, tetapi pukulannya berhasil di tangkis lagi oleh Lasmini.

Tanpa putus asa Kanilaras masih menyerang dengan tendangan maut yang diajarkan oleh Maheswari, lagi-lagi serangannya gagal. Lasmini menyerang Kanilaras dengan tendangan yang mendarat tepat di perut Kanilaras, tendangan itu membuatnya terpental jauh dari posisinya semula.

“Kau bukan tandinganku cah ayu,” hardik Lasmini sembari melirik Kanilaras.

"Aku akan membunuhmu!" Sarkas murid Maheswari dengan nada yang ditekan.

Sesaat setelah tersungkur gadis itu kembali berdiri dan melayang ke udara dengan kaki yang terangkat, menendang ke arah tubuh Lasmini. Sayangnya tendangan tersebut sama sekali tidak menyentuh satu senti saja dari tubuh Lasmini, bahkan wanita licik tersebut memberi serangan cakar emas kepada Kanilaras.

Beruntungnya Maheswari dapat menyelamatkan muridnya tersebut dari jurus pamungkas Lasmini.

“Lawanmu itu aku bukan dia!” seru Maheswari dengan jari yang mengacung ke arah adik tirinya.

Wanita itu tersenyum jahat kepada kakak tirinya, secara tiba-tiba dia maju mendekat memberi serangan tidak terduga membuat Maheswari sedikit kewalahan. Iya, Lasmini adalah adik tiri Maheswari dan dialah penyebab Maheswari diusir dari rumah.

Kekejaman ibu tiri dan adik tirinya tersebut membuat Maheswari diasingkan dari masyarakat hingga dia memutuskan tinggal di tengah hutan.

“Mari, kita tuntaskan perkelahian kita yang tertunda lama, Kakang Mbok!” ejek Lasmini menyeringai.

“Enyah kau dari muka bumi ini ...!” teriak Maheswari sambil berlari menghampiri adik tirinya tersebut.

Kedatangan Lasmini di sana ingin membunuh Maheswari, agar dia bisa menguasai seluruh kekayaan dan kekuasaan ayahnya. Ilmu kanuragan mereka sangat-lah imbang sehingga perkelahian tersebut tidak membuahkan hasil. Sampai diujung pertikaian, Lasmini mengeluarkan serbuk beracun.

Disela pertarungan Lasmini menghamburkan serbuk tersebut, yang mengakibatkan pandangan Maheswari sedikit memudar dan dia juga merasakan sesak yang luar biasa.

Hal yang dia rasa tidak wajar tersebut membuatnya mengeluarkan ajian sukma penghancur, dengan gerakan tidak seimbang Maheswari duduk bersila mengucapkan ajian sukma penghancur.

Ono bopo ono biyung, ono kretek ono karep ono ingsun. sedulur papat limo pancer kakang kawah adi ari-ari, mbah ronggo kancu meneng ono nang kawah gunung lawoh siro menengo siro winasa-siro winasa ....

Maheswari berteriak sekuat tenaga dan tubuhnya melayang memancarkan cahaya biru muda dengan mulut yang mengangah menyedot raga Lasmini.

Bak terbawa arus tubuh Lasmini tertarik ke arah Maheswari, merasa terdesak Lasmini mengeluarkan ajian pamungkasnya dengan segera dia memekik, “Wirogo sungsang ....”

Tubuh Lasmini juga mengeluarkan cahaya merah dengan tangan yang terus memutar dan mengarahkan kekuatan ke Maheswari. Namun, serangan Lasmini tidak mengalah ‘kan ajian sukma penghancur, perlahan tubuh Lasmini terangkat tinggi di udara dan kini tubuhnya gemetar hebat teriakannya semakin kencang.

Tubuhnya yang molek kini telah kering bagaikan ayam terpanggang di atas api. Maheswari memberi pukulan ke udara yang mengarah ke Lasmini, pukulan penutup sukma penghancur menembus angin menabrak tubuh Lasmini. Ya, adik tiri Maheswari musnah menjadi abu di udara, Kanilaras terperanjat melihat kesaktian gurunya.

“Laras ...,” panggilnya lirih.

Kanilaras berlari dan menangkap tubuh gurunya yang jatuh dari udara, tubuh Maheswari perlahan memerah. Mata dan hidungnya mengeluarkan dara membuat Kanilaras menangis, ingatannya kembali dimasa mendiang kedua orang tuanya yang tewas secara mengenaskan.

“J-jangan menjadi pendekar yang semena-mena! Tetaplah menjadi gadis yang baik dan membela kebenaran,” pesan Maheswari.

“Carilah pasangan p-pedang itu sampai ketemu!” Perintah Maheswari dengan napas yang tersengal-sengal.

Kanilaras terkejut mendengar ucapan gurunya, “B-bagaimana guru tahu? Bahwa aku sedang mencari pasangan pedang ini.”

“U-ukiran nama dan gambar terse—” Ucapan Maheswari tersendat, wanita paru baya itu menghembuskan napas terakhirnya.

“Guru ...,” jerit Kanilaras.

Setelah berusaha keras mengubur jasad gurunya, Kanilaras duduk terpaku di sebelah makam Maheswari dengan air mata yang terus berderai.

“Aku berjanji akan kembali dan mengembangkan perguruan ini Guru!” janji Kanilaras disela isak tangisnya.

Gadis berkulit kuning langsat itu berpamitan dan meninggalkan makam Maheswari. Dia melanjutkan perjalanannya menuju Kadipaten Angin yang terkenal dengan para pendekarnya yang sakti Mandra guna, setelah berjalan hampir satu setengah hari kini Kanilaras memasuki kawasan Kadipaten Angin.

Terlihat beberapa orang yang asyik makan di sebuah warung dan sebagian orang sedang sibuk menjajakan barang dagangannya. Kanilaras berjalan pelan menuju kendi berisikan air minum di sebelah pendopo, dengan rakusnya dia meminum air tersebut dan segera dia duduk di warung dan memesan beberapa makanan.

Saat gadis itu menyantap makanannya, ada beberapa orang yang sedang mengancam pedagang dan meminta uang upeti dengan kasar. Melihat hal yang tidak adil tersebut membuat Kanilaras geram dan dengan sengaja gadis itu melempar batu ke arah ketiga orang bandit.

“Kurang ajar! Siapa yang berani bermain-main denganku?” gerutunya dengan mata yang mendelik menatap ke sekitar pasar.

“Aku yang melakukannya. Mau apa kalian?” tanya Kanilaras antusias.

Sosok dengan suara berat itu sedikit tersinggung, dan dia mengerahkan anak buahnya untuk menyerang Kanilaras yang masih duduk menikmati suapan terakhirnya.

“Sungguh besar nyalimu itu bocah cantik, ha-ha-ha ....” Pungkasnya di sela tawa.

“Pergilah cepat! Aku tak ingin berkelahi hari ini,” ucap Kanilaras lirih.

“Ha-ha-ha, bilang saja kau takut pada kami. Sebaiknya kau ikut denganku! Nanti akan aku perkenalkan dengan tuan kami yang sangat tangguh dan kaya raya,” ajak pria berkumis baplang.

Kanilaras menyunggingkan senyuman hambar dan beranjak dari tempat duduk membayar semua makanan yang ia santap tadi. Mendapat penghinaan tersebut kelompok rampok itu menyerang Kanilaras dari belakang, dengan sigapnya gadis itu menangkis tendangan pria bertubuh kurus itu dengan pukulan yang terarah ke perut dan menghempaskan semua orang dengan gerakan yang sangat cepat.

Pancaran mata Kanilaras yang mirip dengan cahaya jingga di sore hari membuat seorang pemuda terpesona melihat tatapan mata gadis cantik tersebut.

Tanpa sengaja Putri Kanilaras melihat pria yang sejak tadi menatapnya, sorot matanya yang menyimpan banyak arti.

Kenapa dia terus menatapku seperti itu? batinnya penasaran.

Terpopuler

Comments

@ᵃˢʳʏ ᵛᵃʳᴍᴇʟʟᴏᴡ🐬

@ᵃˢʳʏ ᵛᵃʳᴍᴇʟʟᴏᴡ🐬

hais pantas ajj wari marah Laras main bawa" orng ajj sih mnhan yg d.bawa trnyata adik tiri.a🙈

2023-04-01

0

Yuna DR¹

Yuna DR¹

dasar Lasmini nenek lampir pengaggu

2023-03-31

1

Ⓝ︎Ⓞ︎Ⓔ︎Ⓡ︎ʰⁱᵃᵗᵘˢ

Ⓝ︎Ⓞ︎Ⓔ︎Ⓡ︎ʰⁱᵃᵗᵘˢ

ternyata dia penipu, mungkin namanya juga bukan Lasmini tapi Mantili

2023-03-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!