Pemanggilan Ratu Kegelapan

Sementara itu di kerajaan Durgajaya sedang bersiap untuk mengawal kepergian Raja Gendra menuju Lembah Kesunyian untuk melakukan ritual pembukaan gerbang dunia hitam tempat di mana jiwa Ratu Kegelapan di kurung.

“Alingga apakah kamu sudah menyiapkan syarat yang aku butuhkan?” tanya Raja Gendra kepada Alingga.

Panglima perang itu mendongakkan kepala menjawab pertanyaan dari junjungannya, “Tentu saja paduka, hamba sudah menyiapkannya. Sementara ini mereka saya kurung di ruang bawah tanah."

“Kerja bagus Alingga, kau memang tidak pernah mengecewakanku!” ucapnya sambil menyeringai puas.

Puluhan prajurit disertakan dalam pengawalan Raja Gendra, kereta kuda untuk sang raja pun telah disiapkan, serta satu kereta lagi digunakan untuk membawa syarat ritual di Lembah Kesunyian.

“Paduka Raja semua telah siap!” tutur Alingga sambil menunduk hormat.

“Mari kita berangkat!” sahut Raja Gendra penuh ketegasan.

Raja Gendra dan Alingga masuk kedalam kereta dengan dikawal oleh puluhan prajurit yang berada disamping kanan dan kiri keretanya. Ketika di perjalana Alingga penasaran tentang Ratu Kegelapan itu.

“Mohon ampun paduka Raja, bolehkah hamba bertanya sesuatu?” ucap Alingga penuh kehormatan.

“Tentu saja Alingga."

“Hamba sangat penasaran dari mana Paduka tahu tentang keberadaan Ratu Kegelapan? Selama ini kita semua meyakini itu hanyalah sebuah legenda yang tidak terbukti kebenarannya,” tutur Alingga ragu.

“Ceritanya sangat panjang Alingga, aku harap kau tidak mengantuk mendengarnya, ha-ha-ha ...,” jawabnya sambil tertawa terbahak-bahak.

“Tentu saja tidak Paduka,” sahut Alingga tanpa ragu.

“Dulu sebelum aku menjadi Raja, aku pernah ditolong oleh seorang petapa saat aku mengalami luka parah karena pertempuran. Dia memiliki ilmu kanuragan yang luar bisa, dia bisa menyembuhkan luka dalam yang aku alami dengan sekejap! Karena itu aku memintanya untuk menjadi guruku,” jelas Raja Gendra panjang lebar.

“Apakah petapa tersebut yang memberi tahu tentang Ratu Kegelapan, kepada Paduka?” Alingga menebaknya.

“Benar sekali Alingga. Awalnya Petapa itu menolak untuk menjadi guruku;l. Namun, saat itu aku terus mengikutinya dan memohon akhirnya dia mau menjadi guruku. Bertahun-tahun aku mempelajari berbagai ilmu kanuragan yang dia ajarkan dan aku menguasainya hingga disuatu malam dia bercerita bahwa tujuannya sebagai petapa adalah mencari dua pedang legenda yaitu Pedang Naga dan Pedang Bulan yang nantinya akan dia gunakan untuk memusnahkan Ratu Kegelapan yang jiwanya dikurung dilembah hitam," bebernya penuh keseriusan.

“Jadi itu sebabnya Paduka mencari kedua pedang itu? Tapi kenapa Paduka malah ingin membangkitkan Ratu Kegelapan?” tanya Alingga penasaran.

“Aku berniat mengajaknya bergabung untuk merampas pedang pusaka itu, guruku pernah memberi tahu bahwa Ratu Kegelapan memiliki ilmu yang tiada duanya dimuka bumi ini. Kedua pedang itu bisa memusnahkan jiwanya tetapi jika dia kita beri raga kembali tidak ada yang bisa mengalahkannya, dan pada saat pedang itu sudah berada ditanganku aku akan membunuhnya agar aku bisa menguasai seluruh negeri ini. Ha-ha-ha ....” Raja Gendra mengungkap seluruh rencananya di sela tawa.

“Hamba mengerti sekarang kenapa Paduka meminta gadis perawan. Hamba sungguh tidak sabar akan kejayaan kita Paduka," ucap Alingga menyeringai.

Kereta serta para prajurit terus berjalan menyusuri jalan setapak yang ada dihutan mereka juga sempat beristirahat beberapa kali karena kelelahan hingga perjalanan mereka terhenti, Raja Gendra pun menengok keluar kereta.

“Apa yang terjadi? Mengapa kereta ini terhenti?” tanya Raja Gendara dengan wajah beringasnya.

“Ampun Paduka sepertinya kereta tidak bisa melewatinya, kita harus melanjutkannya dengan berjalan kaki karena jalannya cukup curam,” tutur sang prajurit sambil memberi hormat.

“Ya sudah tidak ada pilihan lain, tuntun semua kuda! suruh beberapa prajurit untuk menjaga keretaku,” perintah sang Raja pada semua prajuritnya.

“Baik Paduka Raja.”

Raja Gendra beserta rombongannya akhirnya mendaki jalan yang cukup curam sambil menuntun kuda.

“Paduka bukankah hutan ini terkenal dengan sosok siluman yang suka menyerang jika ada yang melintasi hutan ini?” tanya Alingga celingukan.

“Kau benar sekali Alingga, tapi itu tidak berpengaruh bagiku karena kekuatannya masih jauh di bawahku!" seru Raja Gendra dengan sombong.

“Bagaimana Paduka bisa tahu?” tanya Alingga penasaran.

“Lihat saja dia atas sana dia hanya diam sambil terus mengawasi kita.”

Karena penasaran Alingga pun menengadahkan kepalanya ke atas pohon dan benar saja Alingga sangat terkejut melihat sekumpulan makhluk mirip seperti kera dengan bulu hitam, matanya merah menyala serta taring yang panjang berdiri di hampir semua pohon semua matanya menuju ke arah Raja Gendra, beberapa ada yang terlihat di sela pepohonan dengan bentuk yang aneh.

“Jumlah mereka sangat banyak, ini sangat berbahaya Paduka! Lebih baik kita kembali saja,” tutur Alingga yang merasa tidak tenang.

“Kau jangan terlalu cemas Alingga! Mereka bukanlah apa-apa.” Raja Gendra terus menyombongkan dirinya.

“Tapi kenapa para prajurit bersikap biasa saja, apa mereka tidak melihatnya?” ucap Alingga kebingungan.

“Mereka hanya orang biasa, bagaimana bisa mereka melihatnya."

Raja Gendra dan pasukannya terus berjalan menyusuri hutan, sesekali mereka harus berhati-hati untuk melangkah karena banyaknya tanaman dengan duri beracun yang bisa membunuh mereka dengan sekejap.

Suara gesekan daun kering seperti ada yang sedang berjalan diatasnya.

Langkah Raja Gendra terhenti mendengar suara itu para prajurit juga telah bersiaga membentuk barisan pelindung di sekitar Gendra.

“Keluar kau! tidak usah bersembunyi!” pikir Raja Gendra lantang.

“Ha-ha-ha ~" suara tawa menggema di seluruh hutan.

Para prajurit mencari sumber tawa tersebut tetapi tidak terlihat apapun, hanya terlihat pepohonan yang rimbun, tidak lama wanita dengan pakaian serba merah dan menggenggam sebilah pedang terjun dari atas pohon membuat para prajurit terkejut begitu juga Alingga.

“Siapa kamu? Beraninya menghalangi jalan kami!” bentak Alingga.

“Harusnya aku yang bertanya kepada kalian! Begitu lancang kalian menginjakkan kaki di wilayahku,” ucapnya sambil menyimpulkan kedua tangannya.

“Oh ... kau rupanya pemimpin para kera busuk itu! Kemari cantik, jadilah selirku yang ke sembilan ha-ha-ha ...."

“Cih ... jangankan jadi selirmu, melihat wajahmu yang busuk itu saja aku tidak sudi!” hardiknya dengan mata yang mendelik.

“Kurang ajar! Berani sekali kau menghina Raja kami!” bentak sang prajurit.

Beberapa prajurit barisan depan langsung menyerang wanita itu denga tombak mereka. Namun, sayangnya tidak satupun yang bisa menyentuh tubuh siluman itu. Dengan sekali ayunan pedang merah yang dia miliki membuat semua prajurit terhempas ke berbagai arah. Melihat itu Alingga sedikit tersentak karena kehebatan pedang merah.

“Kenapa kau kaget Alingga?” tanya Raja Gendra dengan senyum penuh misteri.

“Hamba belum pernah melihat pedang sehebat itu. Hanya dengan ayunannya saja mereka semua terlempar,” sahut Alingga terheran.

“Itu adalah pedang dari bangsa siluman, kekuatannya berada di sarungnya. Karena di situlah semua energinya terpusat, jika kau perhatikan setiap dia mengayunkan pedang pasti akan dia masukkan lagi kedalam sarungnya,” ucap Raja Gendra menjelaskan.

“Jadi itu hanyalah pedang biasa tetapi kekuatan yang ada di sarungnya membuat pedang itu menjadi kuat,” tutur Alingga memastikan.

“Bagus jika kau paham, maka dari itu aku menyebut kekuatan mereka jauh di bawahku,” kata Raja Gendra jemawa.

Raja Gendra melangkah ke baris depan menyuruh semua prajuritnya untuk menyingkir, rupanya Raja Gendra ingin menghadapinya sendiri.

“Majulah! akan aku tunjukkan bahwa pedangmu itu tidak berguna!” ejek Raja Gendra.

“Kau jangan sombong!”

Wanita itu menyerang Raja Gendra dengan jurus-jurus pamungkasnya, dengan kemampuan bela diri yang luar biasa tidak sulit bagi Raja Gendra untuk mengalahkan Wanita itu, beberapa kali Wanita itu terkena pukulan tapak mustika dari Raja Gendra.

Siluman wanita itu terhuyung sambil menahan sakit. Dari sela bibirnya juga mengeluarkan darah akibat serangan tenaga dalam, siluman itu mengeluarkan pedangnya dan mengayunkannya beberapa kali hingga tercipta embusan angin yang kencang layaknya badai, pohon-pohon seisi hutan bergoyang karena hembusang angin yang sangat kencang itu.

Wanita siluman itu pun lantas mengacungkan pedangnya ke langit, seketika kilatan-kilatan petir mengalir ke pedang tersebut.

Raja Gendra mulai mengeluarkan pedang yang ada di pinggangnya, pedang yang dimiliki Raja Gendra juga bukan pedang biasa. Pedang itu bernama pedang Damar Mustika terkenal dengan kesaktiannya. Cukup sekali ayunan pedangnya bisa menghancurkan semua yang ada di hadapanya bahkan gunung sekalipun.

Wanita itu kembali mengayunkan pedang, tapi serangan pedang tersebut dengan mudahnya di tangkis oleh pedang Raja Gendra hingga tercipta percikan api dan membakar beberpa pohon, Wanita itu terkejut dibuatnya.

“Kenapa? Kau takut?” tanya Raja Gendra yang menarik sudut bibirnya yang tercipta senyuman miring.

“Kau jangan meremehkan aku!” pekik siluman itu yang kembali menyerang.

Raja Gendra pun mengayunkan pedangnya membuat Wanita itu terhenti dan ambruk seketika.

Mulut wanita itu mengeluarkan darah dan lemas tidak berdaya.

Raja Gendra pun memasukkan kembali pedang kedalam sarungnya sambil tertawa sinis dia memerintahkan para pengawalnya untuk membawa Wanita itu bersamanya.

“Bawa dia!” ucap Gendra sambil melangkah pergi melanjutkan perjalanan.

Wanita itu diikat dan dimasukkan kedalam kurungan yang terbuat dari kayu, disatukan dengan para gadis yang akan di jadikan persembahan.

“Paduka untuk apa kita membawa wanita itu?” tanya Alingga seraya melirik siluman yang kini tidak sadarkan diri.

“Apa lagi jika bukan untuk aku jadikan selir.”

Mereka semua meneruskan perjalanan hingga mereka menemukan sebuah danau dengan daratan ilalang yang berwarna hitam, disana juga terdapat lima buah batu besar tersusun membentuk sebuah lingkaran.

Alingga yang melihat itupun langsung melangkah maju.

“Berhenti Alingga!” cegah Raja Gendra dengan mata yang membulat.

Terpopuler

Comments

@ᵃˢʳʏ ᵛᵃʳᴍᴇʟʟᴏᴡ🐬

@ᵃˢʳʏ ᵛᵃʳᴍᴇʟʟᴏᴡ🐬

elah nih lagi rajaa licik bngt dah 😤

2023-04-01

0

Yuna DR¹

Yuna DR¹

dasar raja Gendra buat emosi aja kamu nya

2023-03-31

1

༺T͢aᷞ͢nᷝ͢nᷪ͢eᷟ͢a͢༻㊍㊍

༺T͢aᷞ͢nᷝ͢nᷪ͢eᷟ͢a͢༻㊍㊍

pasti nie nti ketemu sama laras lalu perang sama laras, bs"nya manfaatin ratu kegelapan utk keuntungan nya sendiri

2023-03-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!