Janji dan Tekad

Dari kejauhan Sri Ayu mendengar teriakan dari sekelompok prajurit siluman ular yang mengejar mereka sejak tadi.

“Di mana mereka berada?” teriak Yuan—pemimpin prajurit siluman ular.

“Tadi hamba melihatnya di sini,” tutur salah satu prajuritnya.

“Cepat periksa sekitar sana jangan sampai kehilangan jejak!” perintah Yuan dengan suara beratnya.

Semua prajurit menyisir hutan larangan. Namun, tidak satu pun yang menemukan keberadaan Kanilaras maupun Sri Ayu, merasa pencarian mereka sia-sia. Yuan memerintahkan semua pasukannya untuk mengakhiri pencarian dan mundur kembali pulang ke istana. Sekian lama mereka diam dalam ketakutan, kini Sri Ayu memulai pembicaraan.

“Mereka telah pergi Laras,” ucap Sri Ayu dengan suara yang terdengar lemah.

Kanilaras menatap sayu temannya itu, “Benarkah? Dari mana kau tahu hal itu?” tanya Kanilaras lirih.

“Aku mendengar suara mereka dari sini,” kata Sri Ayu, kali ini gadis itu terlihat sangat lemah wajahnya semakin memucat.

Kanilaras mengusap kedua telinganya dan kembali menatap Sri Ayu.

"Tapi ... aku tidak mendengar suara mereka," katanya sembari mengintip prajurit Yuna—sang siluman ular.

"Pendengaranmu kurang peka, Ras."

Sri Ayu menepuk bahu teman sekaligus pahlawan yang selalu menjaga keselamatannya, tidak lama kemudian Sri Ayu merintih kesakitan. Tubuhnya menggigil tidak karuan dan dia juga kembali muntahkan darah segar persisi seperti pertama kali mereka berkenalan. Peristiwa itu membuat Kanilaras khawatir dengan keselamatan nyawa temannya tersebut.

Apa yang harus aku lakukan? Kenapa racun itu masih menggerogoti tubuhnya? Bukankah saat itu aku dan Ki Demang sudah mengeluarkan semua racun itu dari tubuh Sri Ayu, tapi kenapa masih seperti ini? gumamnya dalam hati.

Sepasang manik hitam itu menyapu hutan belantara yang ada di hadapannya, sesekali Kanilaras melirik wajah teman barunya itu.

"Kau tenang saja! Aku akan menyelamatkanmu dan ... dan kita akan balas semua perbuatan siluman ular keparat itu!" ucapnya geram, terlihat tangan kanan Kanilaras mengepal keras.

“T-tinggalkan aku sendiri Laras! Tak perlu kau menghiraukan aku,” kata Sri Ayu terbata-bata seraya mendorong tubuh Kanilaras hingga tubuh mungil itu terhempas kebelakang.

“Mana mungkin aku meninggalkan temanku dengan kondisi seperti ini! Duduklah akan aku salurkan tenaga dalamku kepadamu," ujar Kanilaras dengan bola mata yang bergolak.

Kanilaras menghempaskan selendang yang mengikat di bagian kiri kanan pinggangnya. Gadis yang menggunakan kemben merah selendang hijau itu duduk bersila dan memejamkan kedua kelopak mata indah itu.

Bersusah payah Sri Ayu duduk memunggungi temannya. Putri kesayangan Raja Daneswara itu memusatkan pikiran agar lebih berkonsentrasi, Kanilaras menyatukan kedua telapak tangannya dan gadis itu berusaha mengeluarkan tenaga dalam dengan cepat. Terlihat tangan Kanilaras mengeluarkan asap putih, ketika Kanilaras menempelkan kedua tangannya di punggung Sri Ayu. Perlahan kedua tubuh gadis itu terguncang hebat sampai-sampai tubuh mereka berdua terangkat tinggi tatkala tenaga dalam milik Kanilaras merasuk ke tubuh Sri ayu.

Sesaat tubuh mereka berputar cepat di udara dan airan tenaga dalam Kanilaras dirasakan betul oleh Sri ayu, tapi energi racun itu seakan menikam dan menyegel semua organ dalamnya. Sri Ayu merasakan hal ini tidak berguna dan sia-sia saja jika dilakukan dan akan berakibat fatal untuk Kanilaras, oleh sebab itu dia menghentikan tindakan Kanilaras yang akan membahayakan hidupnya sendiri.

Dalam keadaan genting seperti ini Sri Ayu mengambil keputusan berdasarkan apa yang dia rasa benar. Tanpa berbicara sepatah kata apa pun dia melepaskan diri dari Kanilaras, sehingga tubuhnya terlempar menghantam pohon yang mengakibatkan dirinya semakin terluka.

“Uhu ... uhuk ....” Lagi-lagi Sri Ayu mutah darah. Namun, kali ini lebih parah dari yang sebelumnya.

Leher Sri Ayu perlahan membiru, suara napas gadis itu tercekat hebat. Pupilnya melebar tatkala aliran darahnya semakin berderu cepat, jantung berdegup tidak beraturan napasnya juga semakin memburu.

“Sri Ayu ...,” teriak Kanilaras seraya berlari menghampiri Sri Ayu.

Kanilaras merangkul Sri Ayu dan memangku kepala temannya itu di pahanya, “Apa yang kau lakukan?”

“P-percuma kau menolongku, Laras!” ucapnya degan nafas yang tersengal-sengal.

“Apa maksudmu? Aku yakin kau akan sembuh.” Mengelus pipi Sri Ayu dengan sangat lembut.

Sri Ayu tersenyum tipis dan berkata, “Nyawaku sudah tidak lama lagi, Laras! Aku mohon jangan sia-siakan tenaga dan kekuatanmu. Habisi semua keturunan siluman ular demi aku dan para bedebah itu tidak memburu para pemuda lagi!” pinta Sri Ayu disela rintihan ke sakitannya.

Kanilaras mengangguk pelan, tanpa di sadari buliran-buliran bening keluar dari ujung kelopak matanya dan dia berbisik lembut “Aku berjanji akan menumpas semua siluman itu! Tapi, kau juga harus ikut serta dalam pembalasan dendam ini.”

“Mana mungkin Laras, l-lihat aku! Kakiku saja tidak mampu menopang tubuhku sendiri. Bagaimana mungkin aku melawan mereka?” keluhnya terhadap Kanilaras. Tidak dapat dipungkiri bahwa nyawa gadis itu tidak dapat tertolong, racun yang disalurkan lewat totokan itu menghancurkan beberapa tulang dada Sri Ayu sehingga gadis itu merasa sangat tersiksa jika bergerak dengan cepat.

“Berusahalah, jangan menyerah akan keadaan!” tutur Kanilaras sesenggukan.

Sri Ayu mengusap lembut pipi Kanilaras yang basah karena air matanya yang mengalir deras tiada henti, kedua gadis itu saling berpelukan. Dalam dekapan hangat Kanilaras—Sri Ayu menghembuskan nafas terakhirnya, sebelum nyawanya lepas dari raga, Sri Ayu menyelipkan tusuk konde di gelungan rambut Kanilaras, tusuk konde tersebut berbentuk bulan sabit dan benda itu adalah pusaka turun temurun dari nenek moyang Sri Ayu.

Tusuk konde tersebut bukanlah tusuk konde biasa, benda itu memiliki kekuatan magis yang tersembunyi. Dikala bulan sabit muncul benda pusaka tersebut akan memancarkan cahaya terang dan cahaya tersebut akan membuat orang yang melihatnya kehilangan kendali. Siapa pun yang memegang pusaka itu akan menjadi lebih berkarisma.

Kanilaras melepas dekapannya dan memandang wajah Sri Ayu yang telah memucat dan wajah temannya itu perlahan berubah menua, hal tersebut membuat Kanilaras bingung bukan main.

“Apa ini? Apa mungkin karena racun itu dia bisa berubah seperti ini?” Keningnya mengerut dan timbul banyak pertanyaan dalam benaknya.

Kanilaras meletakan tubuh Sri Ayu di tanah dan dia berjalan mencari tanah kosong untuk memakamkan tubuh Sri Ayu. Saat Kanilaras kembali ke tempat semula dia mendapati jasad Sri Ayu telah tiada.

“Ke mana dia? Apa mungkin jasadnya di makan binatang buas?” tanya Kanilaras dengan alisnya yang hampir menyatu.

Kanilaras berjalan menyusuri jalan setapak mencari keberadaan jasad Sri Ayu, tetapi Kanilaras tidak melihat jasad temannya itu. Saat dia fokus melihat sekitar hutan tanpa dia sadari bahwa dia telah memasuki hutan lembah kesunyian tempat para siluman bersemayam.

Kanilaras berjalan dengan sangat hati-hati, netranya terus melihat sekeliling tampak jelas siluman kecil bergelantungan di pohon. Perlahan Kanilaras kembali ke tempat persembunyiannya tadi. Namun, ketika dia berbalik badan tanpa sengaja netranya yang bulat melihat rombongan prajurit berskala besar keluar dari hutan lembah kesunyian.

“Mau ke mana mereka?” gumam Kanilaras penuh penasaran.

Masih kebingungan dengan hal yang dia lihat, daun telinganya bergerak pelan dan lamat-lamat gendang telinga Kanilaras mendengar petir yang menyambar-nyambar dan suara gemuruh angin mengalihkan pandangan Kanilaras.

Terpopuler

Comments

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅸🅻🅷🅰🅼👻ᴸᴷ

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅸🅻🅷🅰🅼👻ᴸᴷ

apa karena tusuk kondenya di lepas itu terus Sri ayu berubah jadi tua ya

2023-03-27

0

KANG SALMAN㊍㊍

KANG SALMAN㊍㊍

kasian putri sendirian....🤔🤔🤔🤔

2023-03-27

2

Hanum Anindya

Hanum Anindya

ya Allah kenapa kakak harus bunuh Sri ayu?

seharusnya sri ayu jadi teman di perjalanan Laras.

lanjut kak.

2022-12-07

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!