Bab 16. Hari Pertama Berdagang

"Semoga aku bisa terus bersabar Tuhan." Doa Olivia dalam hati.

Olivia menatap punggung Reza yang pergi dengan membawa berkas-berkas di tangannya. Mungkin saja lelaki itu pulang hanya berkas pekerjaan yang tertinggal di rumah.

"Ah semangat kamu Oliv, tidak perlu memikirkan apapun juga. Yang penting berusaha dulu dari nol. Sekarang kau hanya seorang pedagang nasi uduk keliling, siapa tahu suatu saat bisa memiliki depot atau bahkan restoran." Olivia menyemangati dirinya sendiri lalu menggeleng tatkala merasa mimpinya terlalu tinggi.

"Kun fayakun, apapun yang menjadi kehendak Allah SWT tidak akan pernah mustahil." Olivia masuk ke kamar mandi saat badannya sudah terasa lengket karena keringatan.

Setelah mandi Olivia masuk ke dapur dan melihat nasi yang dia masak masih sama banyaknya saat dia tinggal pergi.

"Mas Reza nggak makan, mungkin malu kali karena nggak ngasih uang belanja," tebak Olivia.

"Atau mungkin lauknya yang nggak cocok," imbuhnya.

Olivia langsung memeriksa omlet yang dibuatnya tadi pagi. Mau masak apalagi sebab yang ada cuma telur dan mie di dapur hasil belanjaan semalam di warung dekat rumah.

"Ternyata habis." Olivia meletakkan piring kosong di atas wastafel. Reza memang tidak makan nasi, tetapi omlet yang diperuntukkan sebagai lauk dihabiskan semuanya.

Olivia langsung memasak mie goreng instan kesukaannya. Selain rasanya yang enak dia juga suka memasak mie instan saat dirinya malas ataupun lelah sehabis berbelanja seperti sekarang ini.

Setelah mie masak Olivia langsung memakannya dengan nasi. Olivia bukanlah berasal dari orang kaya sehingga makan menu seperti ini saja sudah nikmat menurutnya.

Selesai makan Olivia mencuci piring dan perabotan dapur yang belum dia sempat cuci tadi pagi.

"Akhirnya kelar juga." Olivia kembali ke dalam kamar dan duduk bersandar pada ranjang. Dia mengambilnya ponselnya dan langsung menghubungi Marisa untuk menanyakan keadaan ibunya.

"Bu!" seru Olivia saat panggilan teleponnya diangkat oleh sang ibu.

"Ada apa Oliv?"

"Bagaimana dengan keadaan nenek?"

"Baik kok Oliv, semalam saat kamu mentransfer uang, ibu langsung membawanya ke rumah sakit. Kata dokter ibu membawa nenek di waktu yang tepat sehingga nenek bisa langsung diobati dan tidak perlu opname."

"Syukurlah kalau begitu Bu, boleh kita alihkan panggilannya ke video call pun, Olivia kangen sama nenek."

"Baiklah ibu hidupkan data dulu."

"Ya." Olivia pun mematikan sambungan telepon dan beralih ke wa untuk melakukan video call.

"Ini nenekmu." Marisa mengalihkan kamera pada ibu mertuanya yang duduk di kursi roda sambil disuapi olehnya.

Melihat hal itu Olivia bernafas lega dan tersenyum. Ternyata sang ibu benar-benar mengambil alih tugas Olivia. Olivia senang ibunya sekarang menyayangi neneknya.

"Nenek apa kabar? Sudah baik kan?" Olivia melambaikan tangan ke arah neneknya sambil tersenyum bahagia.

Sang nenek hanya menjawab dengan anggukan karena mulutnya penuh dengan nasi.

"Ya sudah nenek makan saja ya, Olivia video call lain kali saja," ujar Olivia dan sang nenek mengangguk.

Olivia memutus panggilan video call nya dan beralih menscroll di medsos untuk mencari-cari lowongan pekerjaan juga mencari resep cemilan yang sekiranya bisa laris terjual. Olivia ingin dirinya tidak hanya mengandalkan penjualan dari nasi uduk, tetapi dari penjualan lainnya.

Sementara di tempat lain Marisa memberikan piring dan sendok ke tangan ibu mertuanya.

"Nih, makan sendiri! Jangan manja dan suka menyusahkan orang lain. Masih hidup kan? Berarti bisa melakukan semua hal sendiri!" Setelah mengatakan kalimat itu Marisa meninggalkan ibu mertuanya di teras rumah sendirian.

Sang ibu hanya diam dan menunduk. Beberapa saat kemudian mengambil piring dan sendok serta mencoba makan sendiri meski tangan dan lengannya terlihat bergetar.

Dengan susah payah wanita tua itu menyuapkan makanan dengan sendok ke mulutnya sendiri sambil menitikkan air mata.

***

Esok hari Olivia bangun pagi-pagi dan menyiapkan dagangannya. Jam 6 pagi nasi uduk sudah dimasukkan ke dalam kotak.

Reza mengernyit saat melihat Olivia memasukkan nasi dan lauk Pauk ke dalam sterefoam dan jumlahnya amatlah banyak.

"Kalau Mas Reza mau makan ambil yang sudah siap dikotak. Bisa dimakan di sini ataupun dibawa ke kantor, tapi kalau mau aku siapkan di piring aku akan buatkan."

"Tidak usah, saya ke dapur hanya ingin mengambil air minum. Kalau soal makan, makanan di kantor enak-enak."

Olivia mengangguk dan kembali fokus pada pekerjaannya.

Reza keluar dari dapur dan bersiap-siap untuk pergi ke kantor.

Setengah jam kemudian Olivia sudah menyelesaikan pekerjaannya sedangkan Reza sudah pergi ke kantor.

Olivia langsung memasukkan kotak nasi tersebut ke dalam plastik besar setelah sebelumnya dimasukin ke dalam plastik kecil tiap-tiap kotaknya.

"Ya Tuhan semoga engkau lariskan daganganku," doa Olivia saat dirinya berdiri di depan pintu lalu mencium kedua tangannya.

Olivia menghela nafas panjang sebelum akhirnya mengunci pintu dan meninggalkan rumah.

"Kemana Neng?" tanya sopir angkot saat Olivia naik ke atas angkot.

"Kampus terdekat di mana ya Pak?"

"Oh mau jualan yang Neng?"

"Iya Pak, jual nasi nih. Barangkali mahasiswa ada yang mau beli nasi uduk."

"Di depan sana Neng nggak jauh dari sini, tapi kantinnya kayaknya sudah menjual makanan."

"Nggak apa-apa Pak, barangkali ada beberapa orang yang mau membeli pada saya."

"Iya sih Neng. Namanya rejeki ya, siapa tahu, kantinnya tidak menjual nasi uduk atau mungkin nasi buatan Neng lebih enak."

"Aamin."

Sopir angkot pun menurunkan Olivia di depan sebuah kampus besar di kota tersebut.

"Nasi, nasi Mas, Mbak!" Olivia menjajakan dagangannya.

"Nasi apa Mbak?" tanya salah seorang yang berkumpul dengan teman-temannya di depan pagar kampus sambil berbincang-bincang sebelum memasuki area kampus.

"Nasi uduk Mas?"

"Berapa?"

"Kalau nasi uduk yang komplit 35 ribu kalau nasi uduk ayam goreng 25 ribu. Kalau yang pakai lauk tahu tempe 12 ribu."

"Kalau begitu nasi uduk ayam goreng saja Mbak."

"Baik."

"Saya yang komplit saja Mbak biar puas."

Olivia pun melayani para mahasiswa yang ingin membeli nasinya.

"Saya yang tahu tempe saja, biasa lagi berhemat," ujar mahasiswa yang lainnya.

Olivia mengangguk dan melayani mereka satu persatu.

"Wei beli apa?" teriak mahasiswa dari dalam pagar.

"Nasi uduk nih, bisa beli sesuai badget kita," jawab seorang mahasiswa yang sekarang memegang kotak nasi uduk di tangannya.

Semua mahasiswa atau mahasiswi yang ada di dalam pekarangan kampus pun berlarian keluar dan berebutan membeli sehingga nasi uduk Olivia terjual habis.

"Saya yang komplit Mbak, lapar nih!" pesan seorang mahasiswi.

"Adu maaf ya Mbak sudah habis semua. Besok ya Mbak, insyaAllah aku kembali berjualan ke sini," ujar Olivia merasa tidak enak.

"Iya nggak apa-apa Mbak, santai saja. Saya masih bisa beli bakso kok di kantin."

Olivia mengangguk dan tersenyum. Semua mahasiswa masuk ke dalam kampus karena kelas akan segera dimulai sedangkan Olivia meninggalkan area kampus dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan.

"Alhamdulillah, ternyata Tuhan memudahkan semuanya."

Bersambung.

Episodes
1 BAB 1. Noda
2 BAB 2. Ada Udang Dibalik Batu
3 Bab 3. Dipaksa Menikah
4 Bab 4. Memilih Gaun Pengantin
5 Bab 5. Hari Pernikahan
6 Bab 6. Kekhawatiran Olivia
7 Bab 7. Kekecewaan Di Malam Pertama (1)
8 Bab 8. Kekecewaan Di Malam Pertama (2)
9 Bab 9. Perhatian Mertua
10 Bab 10. Tidak Pulang
11 Bab 11. Cuek Dan Kasar
12 Bab 12. Kesal dan Kecewa
13 Bab 13. Olivia Atau Meilin?
14 Bab 14. Manusia Parasit
15 Bab 15. Terpaksa
16 Bab 16. Hari Pertama Berdagang
17 Bab 17 Memalukan
18 Bab 18. Keributan
19 Bab 19. Kemarahan Jack William (1)
20 Bab 20. Kemarahan Jack William (2)
21 Bab 21. Data Diri Olivia
22 Bab 22. Musibah
23 Bab 23. Anak Kecil Yang Menggemaskan
24 Bab 24. Pertemuan Kedua
25 Bab 25. Usil
26 Bab 26. Kecewa
27 Bab 27. Menjadi Baby Sister
28 Bab 28. Ingin Mommy
29 Bab 29. Penawaran
30 Bab 30. Pergi
31 Bab 31. Elves Sakit
32 Bab 32. Baby Sister Atau Nyonya? (1)
33 Bab 33. Berbohong
34 Bab 34 Berbohong (2)
35 Bsb 35. Merubah Penampilan
36 Bab 36. Majikan Yang Perhatian
37 Bab 37. Canggung
38 Bab 38. Baby Sister Atau Nyonya? (2)
39 Bab 39. Terkunci
40 Bab 40. Kunjungan Mertua
41 Bab 41. Fitnah
42 Bab 42. Mencari Tahu
43 Bab 43. Menuruni bakat Dianaz
44 Bab 44. Bantuan Dibalik Gajian
45 Ban 45. Menemui Calon Mantan Mertua
46 Bab 46. Menguji
47 Bab 47. Wanita Jujur
48 Bab 48. Mencari Nenek
49 Bab 49. Tuhan Maha Penyayang
50 Bab 50. Sidang Perceraian.
51 Bab 51. Surprise Untuk Jack
52 Bab 52. Ungkapan Perasaan Jack
53 Bab 53. Kekesalan Marta
54 Bab 54. Rencana Marta
55 Bab 55. Sweet Daddy
56 Bab 56. Diculik
57 Bab 57. Hampir Terulang
58 Bab 58. Elves Ketakutan
59 Bab 59. Hukuman Untuk Marta
60 Bab 60. Berkabung
61 Bab 61. Puas?
62 Bab 62. Hari Pernikahan.
63 Bab 63. Pengganggu Kecil
64 Bab 64. Gara-Gara Mommy
65 Bab 65. Cari Gara-Gara.
66 Bab 66. Meragukan
67 Bab 67. Istri Bayangan
68 Bab 68. Mencintai di Waktu Yang Berlainan
69 Bab 69. Malu
70 Bab 70. Sedikit Kecurigaan
71 Bab 71. Rencana Jack
72 Bab 72 Acara Gathering Ultah Kantor
73 Bab 73. Hampir Berhasil
74 Bab 74. Salah Prediksi
75 Bab 75. Meilin Nekat
76 Bab 76. Nasib Meilin
77 Bab 77. Mengerjai Reza
78 Bab 78. Sesuatu Yang Tidak Terduga
79 Bab 79. Rezeki Tak Terduga
80 Bab 80. Seperti Familiar
81 Bab 81. Ending
Episodes

Updated 81 Episodes

1
BAB 1. Noda
2
BAB 2. Ada Udang Dibalik Batu
3
Bab 3. Dipaksa Menikah
4
Bab 4. Memilih Gaun Pengantin
5
Bab 5. Hari Pernikahan
6
Bab 6. Kekhawatiran Olivia
7
Bab 7. Kekecewaan Di Malam Pertama (1)
8
Bab 8. Kekecewaan Di Malam Pertama (2)
9
Bab 9. Perhatian Mertua
10
Bab 10. Tidak Pulang
11
Bab 11. Cuek Dan Kasar
12
Bab 12. Kesal dan Kecewa
13
Bab 13. Olivia Atau Meilin?
14
Bab 14. Manusia Parasit
15
Bab 15. Terpaksa
16
Bab 16. Hari Pertama Berdagang
17
Bab 17 Memalukan
18
Bab 18. Keributan
19
Bab 19. Kemarahan Jack William (1)
20
Bab 20. Kemarahan Jack William (2)
21
Bab 21. Data Diri Olivia
22
Bab 22. Musibah
23
Bab 23. Anak Kecil Yang Menggemaskan
24
Bab 24. Pertemuan Kedua
25
Bab 25. Usil
26
Bab 26. Kecewa
27
Bab 27. Menjadi Baby Sister
28
Bab 28. Ingin Mommy
29
Bab 29. Penawaran
30
Bab 30. Pergi
31
Bab 31. Elves Sakit
32
Bab 32. Baby Sister Atau Nyonya? (1)
33
Bab 33. Berbohong
34
Bab 34 Berbohong (2)
35
Bsb 35. Merubah Penampilan
36
Bab 36. Majikan Yang Perhatian
37
Bab 37. Canggung
38
Bab 38. Baby Sister Atau Nyonya? (2)
39
Bab 39. Terkunci
40
Bab 40. Kunjungan Mertua
41
Bab 41. Fitnah
42
Bab 42. Mencari Tahu
43
Bab 43. Menuruni bakat Dianaz
44
Bab 44. Bantuan Dibalik Gajian
45
Ban 45. Menemui Calon Mantan Mertua
46
Bab 46. Menguji
47
Bab 47. Wanita Jujur
48
Bab 48. Mencari Nenek
49
Bab 49. Tuhan Maha Penyayang
50
Bab 50. Sidang Perceraian.
51
Bab 51. Surprise Untuk Jack
52
Bab 52. Ungkapan Perasaan Jack
53
Bab 53. Kekesalan Marta
54
Bab 54. Rencana Marta
55
Bab 55. Sweet Daddy
56
Bab 56. Diculik
57
Bab 57. Hampir Terulang
58
Bab 58. Elves Ketakutan
59
Bab 59. Hukuman Untuk Marta
60
Bab 60. Berkabung
61
Bab 61. Puas?
62
Bab 62. Hari Pernikahan.
63
Bab 63. Pengganggu Kecil
64
Bab 64. Gara-Gara Mommy
65
Bab 65. Cari Gara-Gara.
66
Bab 66. Meragukan
67
Bab 67. Istri Bayangan
68
Bab 68. Mencintai di Waktu Yang Berlainan
69
Bab 69. Malu
70
Bab 70. Sedikit Kecurigaan
71
Bab 71. Rencana Jack
72
Bab 72 Acara Gathering Ultah Kantor
73
Bab 73. Hampir Berhasil
74
Bab 74. Salah Prediksi
75
Bab 75. Meilin Nekat
76
Bab 76. Nasib Meilin
77
Bab 77. Mengerjai Reza
78
Bab 78. Sesuatu Yang Tidak Terduga
79
Bab 79. Rezeki Tak Terduga
80
Bab 80. Seperti Familiar
81
Bab 81. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!