Bab 10. Tidak Pulang

"Jamu? Jamu apa ini? Mama aneh sekali, tapi aku senang mama perhatian padaku." Olivia bangkit dan menaruh botol jamu tersebut di atas meja rias.

Tok, tok, tok.

Terdengar suara ketukan dari arah pintu kamar.

"Non sudah beres? Kalau belum biar bibik bantu!" seru Bik Ipah dari luar kamar.

Olivia bangkit dan membuka pintu. "Masuk Bik!" perintahnya.

Bik Ipah pun masuk ke dalam dan berjalan ke arah dimana koper Olivia tergeletak.

"Memang Bik Ipah tidak ada pekerjaan lagi?" tanya Olivia dan si bibi mengangguk.

"Mana sini yang bisa bibi kerjakan!"

"Kalau bibi capek, mending bibik istirahat dulu. Olivia bisa kok mengerjakan semua ini."

"Enggak Non, bibik masih belum capek kok. Ayo sini!"

"Baiklah kalau begitu bibi tolong teruskan pekerjaan saya ya memasukkan baju-baju saya ke dalam lemari ini. Olivia mau memasukkan baju-baju Mas Reza ke dalam lemarinya. Semalam saya belum sempat menata dalam lemari karena kecapekan."

"Baik Non." Bik Ipah pun segera menata pakaikan Olivia.

"Kalau untuk baju dalaman biar Olivia tata sendiri Bi," ujar Olivia merasa risih jika Bik Ipah menyentuh pakaian dalamnya.

"Baik Non." Bik Ipa yang menganggap Olivia tidak ingin privasinya dicampuri tidak banyak bertanya, tetapi langsung mengangguk.

Olivia dan Bik Ipah tampak bersaing menata pakaian. Beberapa saat Bik Ipah pun menyelesaikan pekerjaannya dan menawarkan diri untuk membantu Olivia menata pakaian Reza yang banyaknya dua kali lipat dari milik Olivia.

"Nggak usah Bik, kalau pakaian Mas Reza biar aku saja yang mengurusi termasuk mencucinya biarlah menjadi tanggung jawab saya. Bibik cukup mengerjakan tugas yang lainnya."

"Baik Non, karena pekerjaan bibik di sini sudah selesai, bibik pamit keluar ya Non?"

"Iya Bik."

Bik Ipah pun mengangguk dan bangkit berdiri lalu berjalan ke arah pintu.

"Bik!" panggil Olivia saat Bik Ipah hendak membuka pintu kamar.

Bik Ipah berbalik. "Iya Non, ada yang bisa saya bantu lagi? Kalau ada Non Olivia tidak perlu sungkan-sungkan. Langsung utarakan saja pada bibik."

"Iya Bik, terima kasih."

"Kalau begitu ada apa?"

"Eh itu saya hanya ingin bertanya perihal–"

Olivia terlihat ragu untuk bertanya.

"Perihal apa Non?" Bik Ipah mengernyit melihat Olivia tidak jadi melanjutkan pertanyaannya.

"Jamu."

"Jamu?" Bik Ipah mengerutkan dahi. "Jamu apa?"

Olivia meraih botol yang ia letakkan di atas meja rias dan memberikannya pada bik Ipah.

"Ini jamu apa?" tanyanya polos.

Bik Ipah tampak melihat-lihat botol di tangannya.

"Jamu apa Bik, atau itu jenis detergen baru? Mungkin mama menaruh botol tersebut di sela-sela pakaianku karena ingin merekomendasikan detergen ini sebagai sabun cuci untuk baju-baju kami."

"Hahaha .... kau aneh sekali Non. Benda cair seperti ini dibilang detergen." Bik Ipa tertawa sendiri membuat Olivia merasa aneh.

"Terus Bik?"

"Ya benar jamu lah."

"Jamu apa?" Olivia penasaran.

"Jamu yang membuat orang disayang suami," jawab Bik Ipah lalu terkekeh.

"Itu namanya jampe-jampe Bik, ih ngeri kalau begitu benda cair ini."

"Astaghfirullah Non, kok malah kepikiran ke arah situ sih? Bukanlah Non, memang itu dikasih dukun apa. Itu adalah jamu racikan nyonya Wati sendiri."

"Bikinan mama?"

"Iya, Nona Olivia mau tahu khasiatnya?"

Olivia yang penasaran langsung mengangguk dengan bersemangat.

"Baiklah." Bik Ipah pun mendekat dan berbisik di telinga Olivia. Mendengar penjelasan Bik Ipah wajah Olivia langsung bersemu merah menahan malu

"Jadi Non Olivia bisa mengambil satu sendok ramuan itu lalu tuangkan ke dalam segelas air putih. Minum tiap malam setiap kali mau tidur," jelas Bik Ipah lagi.

Olivia mengangguk malu-malu. Dalam hati ingin mencoba ramuan tersebut, siapa tahu benar apa yang dikatakan bik Ipah Reza akan menyayangi dirinya dan akan segera melupakan kekecewaannya.

"Baik kalau begitu bibik permisi ya Non. Semoga berhasil membuat suami tambah sayang sama Non Olivia.

"Amin Bik."

Olivia melanjutkan pekerjaannya menata baju-baju Reza dan juga baju dalamnya sendiri sedangkan bibi keluar dari kamar Olivia dan Reza menuju kamarnya sendiri.

Denting Jam berbunyi. Jarum jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang.

"Ya Tuhan sudah siang begini, kenapa Mas Reza belum pulang juga?" Olivia langsung meraih ponselnya dan menghubungi nomor ponsel Reza. Awalnya panggilan masuk, tetapi kemudian operator di sana menginformasikan bahwa nomor yang dihubungi Olivia sudah tidak aktif.

"Ckk, kenapa ponselnya dimatikan sih," keluh Olivia lalu menghembuskan nafas berat tatkala mengingat kejadian tadi pagi dimana Reza terlihat murka.

Kruk.

Olivia langsung tersadar belum sarapan saat mendengar perutnya berbunyi.

"Ya sudahlah aku makan sendiri saja." Bangkit berdiri dari ranjang dan berjalan ke luar kamar menuju dapur.

"Nona Olivia makanlah duluan jangan tunggu Den Reza sebab bisa saja dia pulang malam," saran Bik ipah.

"Iya Bik, temani aku yuk!"

"Saya sudah makan di dapur Non, Non Olivia makanlah sendiri."

"Tapi makan siang kan belum Bik, temanin yuk! Olivia rasanya tidak punya selera makan hari ini. Mungkin kalau ada temannya selera makanku bisa bangkit kembali. Kalau bukan karena perutku yang terasa sakit dan berbunyi sedari tadi, Olivia pasti memilih untuk tidak makan." Raut wajah Olivia terlihat sedih.

"Den Reza belum kembali?"

Olivia menggeleng lemah.

"Kalian bertengkar semalam? Atau jangan-jangan Non Olivia tadi malam menolak melayani Den Reza ya sehingga Den Reza marah sama Non Olivia?"

Olivia masih menggeleng.

"Terus karena apa?"

Olivia menggeleng lemah lagi.

"Ya sudah kalau tidak mau cerita, Non Olivia sebaiknya makan saja. Biar bibik temenin."

Olivia mengangguk dan akhirnya makan berdua dengan Bik Ipah di meja makan.

Selesai makan Olivia kembali ke kamar. Menyetel televisi lalu membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

"Apakah Mas Reza masih marah? Aaah, maafkan aku Mas, tapi tolong beri aku kesempatan untuk menjelaskan. Olivia menutup wajah dengan kedua tangannya lalu memejamkan mata.

Beberapa saat kemudian Olivia tertidur tanpa sempat mematikan televisinya terlebih dahulu.

Sore hari Bik Ipah mengetuk pintu. Namun, tidak ada jawaban dari Olivia. Mendengar suara televisi yang volumenya sedikit keras, bik Ipah jadi berpikir Olive sedang fokus menonton acara televisi.

"Non nanti kalau mau makan malam langsung ke meja makan ya! Bibik sudah mengikuti dan mohon maaf saat ini bibik harus tiduran karena kepala bibi rasanya mau pecah." Tidak kuat menahan rasa sakit kepala, bik Ipah langsung berlari ke kamarnya sendiri tanpa menunggu jawaban dari Olivia.

Tok, tok, tok.

"Assalamualaikum!" Terdengar suara ketukan pintu disertai salam.

"Mas Reza!" Olivia yang tertidur langsung kaget saat mendengar suara laki-laki. Segera ia bangun dan berjalan ke arah pintu.

Namun, dia kaget tidak mendapati siapapun di pintu. Olivia lalu keluar dari kamar dan memeriksa di segala penjuru rumah, barangkali Reza tadi masuk kamar dan keluar lagi.

"Kok nggak ada, apa aku bermimpi?" Olivia menatap jam dinding di ruang tamu sudah menunjukkan jam 3 dini hari.

"Hah , aku tidur selama ini?" gumamnya kaget.

Tidak mendapati keberadaan Reza di manapun di rumah tersebut akhirnya Olivia memutuskan untuk kembali ke kamar.

Sampai di kamar barulah dia menyadari bahwa suara ketukan pintu dan salam tadi berasal dari dalam televisi.

"Jadi Mas Reza seharian ini benar-benar tidak pulang?"

Olivia tertegun di pinggir ranjang.

Bersambung.

Episodes
1 BAB 1. Noda
2 BAB 2. Ada Udang Dibalik Batu
3 Bab 3. Dipaksa Menikah
4 Bab 4. Memilih Gaun Pengantin
5 Bab 5. Hari Pernikahan
6 Bab 6. Kekhawatiran Olivia
7 Bab 7. Kekecewaan Di Malam Pertama (1)
8 Bab 8. Kekecewaan Di Malam Pertama (2)
9 Bab 9. Perhatian Mertua
10 Bab 10. Tidak Pulang
11 Bab 11. Cuek Dan Kasar
12 Bab 12. Kesal dan Kecewa
13 Bab 13. Olivia Atau Meilin?
14 Bab 14. Manusia Parasit
15 Bab 15. Terpaksa
16 Bab 16. Hari Pertama Berdagang
17 Bab 17 Memalukan
18 Bab 18. Keributan
19 Bab 19. Kemarahan Jack William (1)
20 Bab 20. Kemarahan Jack William (2)
21 Bab 21. Data Diri Olivia
22 Bab 22. Musibah
23 Bab 23. Anak Kecil Yang Menggemaskan
24 Bab 24. Pertemuan Kedua
25 Bab 25. Usil
26 Bab 26. Kecewa
27 Bab 27. Menjadi Baby Sister
28 Bab 28. Ingin Mommy
29 Bab 29. Penawaran
30 Bab 30. Pergi
31 Bab 31. Elves Sakit
32 Bab 32. Baby Sister Atau Nyonya? (1)
33 Bab 33. Berbohong
34 Bab 34 Berbohong (2)
35 Bsb 35. Merubah Penampilan
36 Bab 36. Majikan Yang Perhatian
37 Bab 37. Canggung
38 Bab 38. Baby Sister Atau Nyonya? (2)
39 Bab 39. Terkunci
40 Bab 40. Kunjungan Mertua
41 Bab 41. Fitnah
42 Bab 42. Mencari Tahu
43 Bab 43. Menuruni bakat Dianaz
44 Bab 44. Bantuan Dibalik Gajian
45 Ban 45. Menemui Calon Mantan Mertua
46 Bab 46. Menguji
47 Bab 47. Wanita Jujur
48 Bab 48. Mencari Nenek
49 Bab 49. Tuhan Maha Penyayang
50 Bab 50. Sidang Perceraian.
51 Bab 51. Surprise Untuk Jack
52 Bab 52. Ungkapan Perasaan Jack
53 Bab 53. Kekesalan Marta
54 Bab 54. Rencana Marta
55 Bab 55. Sweet Daddy
56 Bab 56. Diculik
57 Bab 57. Hampir Terulang
58 Bab 58. Elves Ketakutan
59 Bab 59. Hukuman Untuk Marta
60 Bab 60. Berkabung
61 Bab 61. Puas?
62 Bab 62. Hari Pernikahan.
63 Bab 63. Pengganggu Kecil
64 Bab 64. Gara-Gara Mommy
65 Bab 65. Cari Gara-Gara.
66 Bab 66. Meragukan
67 Bab 67. Istri Bayangan
68 Bab 68. Mencintai di Waktu Yang Berlainan
69 Bab 69. Malu
70 Bab 70. Sedikit Kecurigaan
71 Bab 71. Rencana Jack
72 Bab 72 Acara Gathering Ultah Kantor
73 Bab 73. Hampir Berhasil
74 Bab 74. Salah Prediksi
75 Bab 75. Meilin Nekat
76 Bab 76. Nasib Meilin
77 Bab 77. Mengerjai Reza
78 Bab 78. Sesuatu Yang Tidak Terduga
79 Bab 79. Rezeki Tak Terduga
80 Bab 80. Seperti Familiar
81 Bab 81. Ending
Episodes

Updated 81 Episodes

1
BAB 1. Noda
2
BAB 2. Ada Udang Dibalik Batu
3
Bab 3. Dipaksa Menikah
4
Bab 4. Memilih Gaun Pengantin
5
Bab 5. Hari Pernikahan
6
Bab 6. Kekhawatiran Olivia
7
Bab 7. Kekecewaan Di Malam Pertama (1)
8
Bab 8. Kekecewaan Di Malam Pertama (2)
9
Bab 9. Perhatian Mertua
10
Bab 10. Tidak Pulang
11
Bab 11. Cuek Dan Kasar
12
Bab 12. Kesal dan Kecewa
13
Bab 13. Olivia Atau Meilin?
14
Bab 14. Manusia Parasit
15
Bab 15. Terpaksa
16
Bab 16. Hari Pertama Berdagang
17
Bab 17 Memalukan
18
Bab 18. Keributan
19
Bab 19. Kemarahan Jack William (1)
20
Bab 20. Kemarahan Jack William (2)
21
Bab 21. Data Diri Olivia
22
Bab 22. Musibah
23
Bab 23. Anak Kecil Yang Menggemaskan
24
Bab 24. Pertemuan Kedua
25
Bab 25. Usil
26
Bab 26. Kecewa
27
Bab 27. Menjadi Baby Sister
28
Bab 28. Ingin Mommy
29
Bab 29. Penawaran
30
Bab 30. Pergi
31
Bab 31. Elves Sakit
32
Bab 32. Baby Sister Atau Nyonya? (1)
33
Bab 33. Berbohong
34
Bab 34 Berbohong (2)
35
Bsb 35. Merubah Penampilan
36
Bab 36. Majikan Yang Perhatian
37
Bab 37. Canggung
38
Bab 38. Baby Sister Atau Nyonya? (2)
39
Bab 39. Terkunci
40
Bab 40. Kunjungan Mertua
41
Bab 41. Fitnah
42
Bab 42. Mencari Tahu
43
Bab 43. Menuruni bakat Dianaz
44
Bab 44. Bantuan Dibalik Gajian
45
Ban 45. Menemui Calon Mantan Mertua
46
Bab 46. Menguji
47
Bab 47. Wanita Jujur
48
Bab 48. Mencari Nenek
49
Bab 49. Tuhan Maha Penyayang
50
Bab 50. Sidang Perceraian.
51
Bab 51. Surprise Untuk Jack
52
Bab 52. Ungkapan Perasaan Jack
53
Bab 53. Kekesalan Marta
54
Bab 54. Rencana Marta
55
Bab 55. Sweet Daddy
56
Bab 56. Diculik
57
Bab 57. Hampir Terulang
58
Bab 58. Elves Ketakutan
59
Bab 59. Hukuman Untuk Marta
60
Bab 60. Berkabung
61
Bab 61. Puas?
62
Bab 62. Hari Pernikahan.
63
Bab 63. Pengganggu Kecil
64
Bab 64. Gara-Gara Mommy
65
Bab 65. Cari Gara-Gara.
66
Bab 66. Meragukan
67
Bab 67. Istri Bayangan
68
Bab 68. Mencintai di Waktu Yang Berlainan
69
Bab 69. Malu
70
Bab 70. Sedikit Kecurigaan
71
Bab 71. Rencana Jack
72
Bab 72 Acara Gathering Ultah Kantor
73
Bab 73. Hampir Berhasil
74
Bab 74. Salah Prediksi
75
Bab 75. Meilin Nekat
76
Bab 76. Nasib Meilin
77
Bab 77. Mengerjai Reza
78
Bab 78. Sesuatu Yang Tidak Terduga
79
Bab 79. Rezeki Tak Terduga
80
Bab 80. Seperti Familiar
81
Bab 81. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!