Bab 6. Kekhawatiran Olivia

"Kalian kenapa?" tanya Olivia melihat Reza dan Marisa sama-sama melihat jauh ke depan dengan termangu.

"Ah tidak apa-apa, kita foto-foto lagi," kilah Reza. Dia merasa tidak perlu memberitahu Olivia karena malas menjelaskan. Lagipula Olivia juga tidak akan mengenal Harlan.

"Oh ya Oliv, ibu turun dulu ya. Lapar," ujar sang ibu sambil memegangi perutnya.

"Iya Bu."

Marisa pun turun dari pelaminan dan berjalan ke arah Harlan. Namun, sebelum sampai di sisinya, pria itu berbalik dan pergi tanpa mengucapkan kata selamat menempuh hidup baru pada Reza.

Melihat pria itu pergi, Marisa langsung beralih menuju meja prasmanan dan bergabung dengan para tamu yang belum menyelesaikan makan mereka.

Seharian itu Reza dan Olivia terlalu sibuk menyambut tamu yang masih berdatangan sampai sore hari.

Reza hanyalah seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan besar di kota tersebut. Namun, hampir semua karyawan yang bekerja di perusahaan tempatnya bekerja diundangnya. Tomi Barata pun yang seorang polisi banyak memiliki sahabat sehingga tamu yang datang pada hari itu benar-benar seperti tidak ada habisnya.

"Mas aku lelah." Olivia merasa pinggangnya sakit setelah seharian menemui tamu. Apalagi dia yang tidak pernah memakai high hills merasa tersiksa setelah seharian mengunakan sandal berhak tinggi itu. Kaki dan betisnya terasa pegal-pegal dan kram.

"Sebentar aku mau ke mama dulu untuk pamit," pamit Reza.

Keduanya berkeinginan untuk meninggalkan pesta. Reza berjalan menuju Wati dan mengatakan apa yang dikeluhkan oleh Olivia.

Sementara Reza berbincang-bincang dengan sang mama, tangan Olivia ditarik oleh Marisa.

"Ibu ngagetin saja," protes Olivia karena dirinya benar-benar syok ada yang menarik tangannya secara mendadak.

"Pokoknya ibu peringatkan padamu! Jangan mau disentuh oleh Reza kalau rumah yang kalian tempati belum atas nama dirimu!"

Deg.

Olivia langsung merasa risau. Bukan karena perintah sang ibu melainkan karena dia jadi teringat bahwa dirinya sudah tersentuh oleh pria lain. Bagaimana kalau Reza menanyakan tentang hal itu?

"Bagaimana Olivia, paham 'kan yang saya maksud? Jadi wanita itu yang mahalan sedikit. Masa mau dinikahi hanya dengan mas kawin seperangkat alat shalat doang. Untung mertuamu tidak bermental kere jadi dia tambahin emas," cecar Marisa.

"Sudahlah Bu. Ibu ini menikahkan Olivia atau mau menjual Olivia sih?"

"Kalau bisa dua-duanya kenapa tidak. Jadi orang tuh harus memanfaatkan peluang yang ada." Marisa mendorong dahi Olivia ke belakang dengan jari telunjuknya dan langsung pergi.

Olivia hanya menggeleng sambil mengusap dahinya. Untung saja tidak ada orang yang melihat ke arah dirinya. Kalau tidak dia pasti akan malu mendapatkan perlakuan seperti itu dari ibunya sendiri.

"Ya sudah mama akan memanggil pak sopir dulu agar mengantarkan ke rumah kalian berdua." Wati dan Tomi sudah menyiapkan rumah untuk ditinggali oleh anak dan menantunya sebab jika harus hidup serumah dengan orang tua takut Olivia canggung.

"Baik Ma. Aku ke sana dulu untuk menjemput Olivia."

"Ya sudah sana."

Reza kembali ke sisi Olivia sedangkan Wati tampak mencari keberadaan sang sopir.

Beberapa saat kemudian Wati sudah kembali dengan sopir pribadi keluarganya dan Reza menggandeng tangan Olivia menuju Wati.

"Kalian pulangnya dengan pak sopir, biar saya yang akan menemui tamunya."

"Tapi benar tidak apa-apa Ma?" tanya Reza ragu. Dia tidak mau keluarganya malu sebab orang-orang akan menganggap pengantin tidak sopan, meninggalkan tamu di pesta pernikahan.

"Kalau akan jadi masalah kita beristirahat di rumah ini saja."

"Nggak apa-apa, biar nanti mama ngomong sama para tamu bahwa kalian pusing dan tidak enak badan. Kalau kalian masih di sini kalian pasti tidak akan bisa beristirahat sendiri. Tahu 'kan gimana sikap teman-teman mama kalau ke sini? Dia pasti akan mencarimu ke kamar dan menggoda kalian."

"Baik Ma kalau begitu kami pamit." Reza menyalami tangan sang mama disusul oleh Olivia juga. Setelah pamit pada Wati mereka langsung menemui Tomi yang tampak mengobrol dengan teman-temannya.

"Wah sepertinya kalian sudah tidak sabar ya! Ini masih jam 7 malam loh Rez," goda salah satu teman Tomi.

Reza dan Olivia hanya menjawab dengan senyuman.

"Baiklah kalian berdua hati-hati ya," nasehat Tomi.

"Iya Pa."

Setelah menyalami tangan sang papa dan semua teman Barata yang berkumpul di tempat tersebut. Olivia dan Reza kini pamit pada Marisa.

"Pergilah!" ujar Marisa dengan raut wajah yang kesal.

"Kenapa ibumu?" tanya Reza melihat Marisa sepertinya tidak senang.

"Entahlah biarkan saja. Dia memang suka berubah-ubah."

"Kayak bunglon dong," kelakar Reza sambil berjalan menjauh dari Marisa masih dengan menuntun tangan Olivia.

"Mending Bunglon warnanya yang berubah bisa dilihat karena menyesuaikan diri dengan habitat. Nah ibu nggak ada angin nggak ada hujan sikapnya memang suka berubah."

"Dan bagaimana caranya menyiasatinya?"

"Selama ini aku biarkan sajalah. Tapi kalau sampai berlebihan terpaksa saya lawan."

Mereka terus berbincang-bincang sambil berjalan menuju parkiran mobil.

Reza sering mengeluarkan gurauannya dan membuat Olivia kadang tertawa renyah. Untuk sejenak wanita itu melupakan kekhawatirannya.

Hingga saat masuk dan bersandar di mobil barulah Olivia teringat lagi akan kegundahan hatinya. Dia menyesal karena sebelum menikah dengan Reza tidak menjelaskan apa yang terjadi padanya.

Namun, bukankah menceritakan aib sendiri adalah suatu dosa?

"Aku harus bagaimana?" Olivia bertanya dalam hati. Pikirannya dia peras agar bisa menolak Reza ketika akan mengajaknya tidur.

Perjalanan yang ditempuh mereka selama 2 jam terasa sangat cepat bagi Olivia. Dalam hati dia berharap agar sampai di rumah saat malam sudah larut sehingga Reza bisa langsung tidur.

"Sudah sampai kita turun!" ajak Reza saat mobil sudah sampai di depan rumah.

Olivia pun mengangguk dan turun.

"Den aku kembali ke rumah Pak Tomi ya," pamit sang sopir.

"Iya Pak hati-hati," sahut Reza.

"Iya Den." Pak sopir memutar setir dan keluar kembali dari pekarangan rumah Reza.

"Bagaimana menurutmu rumahnya? Untuk sementara ini dulu ya. Nanti kalau aku sudah punya uang aku belikan yang lebih besar dan luas."

Tidak ada jawaban dari Olivia.

"Oliv?"

"Ah iya Mas. Apa kata Mas Reza tadi?"

"Kau melamun ya?"

"Iya, eh tidak ... saya hanya grogi saja.

"Grogi? Kenapa harus grogi? Simpan rasa grogimu itu untuk besok saja sebab saat ini kita hanya perlu tidur saja. Bukankah kamu masih capek?"

"Ah iya aku capek sekali Mas, rasanya seluruh tubuhku remuk seharian ini."

"Ya sudah, masuk dan mandi setelah itu kita langsung beristirahat saja."

Olivia mengangguk dengan perasaan sedikit lega. Dalam hati berharap agar Reza terus saja menunda malam pertamanya hingga ia siap menjelaskan tentang semuanya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

kasihh oli

2023-02-19

1

Tatya Faza

Tatya Faza

gedeg banget yakin sama marisa... pengen tak ganti jedotin pala nya

2022-12-06

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Noda
2 BAB 2. Ada Udang Dibalik Batu
3 Bab 3. Dipaksa Menikah
4 Bab 4. Memilih Gaun Pengantin
5 Bab 5. Hari Pernikahan
6 Bab 6. Kekhawatiran Olivia
7 Bab 7. Kekecewaan Di Malam Pertama (1)
8 Bab 8. Kekecewaan Di Malam Pertama (2)
9 Bab 9. Perhatian Mertua
10 Bab 10. Tidak Pulang
11 Bab 11. Cuek Dan Kasar
12 Bab 12. Kesal dan Kecewa
13 Bab 13. Olivia Atau Meilin?
14 Bab 14. Manusia Parasit
15 Bab 15. Terpaksa
16 Bab 16. Hari Pertama Berdagang
17 Bab 17 Memalukan
18 Bab 18. Keributan
19 Bab 19. Kemarahan Jack William (1)
20 Bab 20. Kemarahan Jack William (2)
21 Bab 21. Data Diri Olivia
22 Bab 22. Musibah
23 Bab 23. Anak Kecil Yang Menggemaskan
24 Bab 24. Pertemuan Kedua
25 Bab 25. Usil
26 Bab 26. Kecewa
27 Bab 27. Menjadi Baby Sister
28 Bab 28. Ingin Mommy
29 Bab 29. Penawaran
30 Bab 30. Pergi
31 Bab 31. Elves Sakit
32 Bab 32. Baby Sister Atau Nyonya? (1)
33 Bab 33. Berbohong
34 Bab 34 Berbohong (2)
35 Bsb 35. Merubah Penampilan
36 Bab 36. Majikan Yang Perhatian
37 Bab 37. Canggung
38 Bab 38. Baby Sister Atau Nyonya? (2)
39 Bab 39. Terkunci
40 Bab 40. Kunjungan Mertua
41 Bab 41. Fitnah
42 Bab 42. Mencari Tahu
43 Bab 43. Menuruni bakat Dianaz
44 Bab 44. Bantuan Dibalik Gajian
45 Ban 45. Menemui Calon Mantan Mertua
46 Bab 46. Menguji
47 Bab 47. Wanita Jujur
48 Bab 48. Mencari Nenek
49 Bab 49. Tuhan Maha Penyayang
50 Bab 50. Sidang Perceraian.
51 Bab 51. Surprise Untuk Jack
52 Bab 52. Ungkapan Perasaan Jack
53 Bab 53. Kekesalan Marta
54 Bab 54. Rencana Marta
55 Bab 55. Sweet Daddy
56 Bab 56. Diculik
57 Bab 57. Hampir Terulang
58 Bab 58. Elves Ketakutan
59 Bab 59. Hukuman Untuk Marta
60 Bab 60. Berkabung
61 Bab 61. Puas?
62 Bab 62. Hari Pernikahan.
63 Bab 63. Pengganggu Kecil
64 Bab 64. Gara-Gara Mommy
65 Bab 65. Cari Gara-Gara.
66 Bab 66. Meragukan
67 Bab 67. Istri Bayangan
68 Bab 68. Mencintai di Waktu Yang Berlainan
69 Bab 69. Malu
70 Bab 70. Sedikit Kecurigaan
71 Bab 71. Rencana Jack
72 Bab 72 Acara Gathering Ultah Kantor
73 Bab 73. Hampir Berhasil
74 Bab 74. Salah Prediksi
75 Bab 75. Meilin Nekat
76 Bab 76. Nasib Meilin
77 Bab 77. Mengerjai Reza
78 Bab 78. Sesuatu Yang Tidak Terduga
79 Bab 79. Rezeki Tak Terduga
80 Bab 80. Seperti Familiar
81 Bab 81. Ending
Episodes

Updated 81 Episodes

1
BAB 1. Noda
2
BAB 2. Ada Udang Dibalik Batu
3
Bab 3. Dipaksa Menikah
4
Bab 4. Memilih Gaun Pengantin
5
Bab 5. Hari Pernikahan
6
Bab 6. Kekhawatiran Olivia
7
Bab 7. Kekecewaan Di Malam Pertama (1)
8
Bab 8. Kekecewaan Di Malam Pertama (2)
9
Bab 9. Perhatian Mertua
10
Bab 10. Tidak Pulang
11
Bab 11. Cuek Dan Kasar
12
Bab 12. Kesal dan Kecewa
13
Bab 13. Olivia Atau Meilin?
14
Bab 14. Manusia Parasit
15
Bab 15. Terpaksa
16
Bab 16. Hari Pertama Berdagang
17
Bab 17 Memalukan
18
Bab 18. Keributan
19
Bab 19. Kemarahan Jack William (1)
20
Bab 20. Kemarahan Jack William (2)
21
Bab 21. Data Diri Olivia
22
Bab 22. Musibah
23
Bab 23. Anak Kecil Yang Menggemaskan
24
Bab 24. Pertemuan Kedua
25
Bab 25. Usil
26
Bab 26. Kecewa
27
Bab 27. Menjadi Baby Sister
28
Bab 28. Ingin Mommy
29
Bab 29. Penawaran
30
Bab 30. Pergi
31
Bab 31. Elves Sakit
32
Bab 32. Baby Sister Atau Nyonya? (1)
33
Bab 33. Berbohong
34
Bab 34 Berbohong (2)
35
Bsb 35. Merubah Penampilan
36
Bab 36. Majikan Yang Perhatian
37
Bab 37. Canggung
38
Bab 38. Baby Sister Atau Nyonya? (2)
39
Bab 39. Terkunci
40
Bab 40. Kunjungan Mertua
41
Bab 41. Fitnah
42
Bab 42. Mencari Tahu
43
Bab 43. Menuruni bakat Dianaz
44
Bab 44. Bantuan Dibalik Gajian
45
Ban 45. Menemui Calon Mantan Mertua
46
Bab 46. Menguji
47
Bab 47. Wanita Jujur
48
Bab 48. Mencari Nenek
49
Bab 49. Tuhan Maha Penyayang
50
Bab 50. Sidang Perceraian.
51
Bab 51. Surprise Untuk Jack
52
Bab 52. Ungkapan Perasaan Jack
53
Bab 53. Kekesalan Marta
54
Bab 54. Rencana Marta
55
Bab 55. Sweet Daddy
56
Bab 56. Diculik
57
Bab 57. Hampir Terulang
58
Bab 58. Elves Ketakutan
59
Bab 59. Hukuman Untuk Marta
60
Bab 60. Berkabung
61
Bab 61. Puas?
62
Bab 62. Hari Pernikahan.
63
Bab 63. Pengganggu Kecil
64
Bab 64. Gara-Gara Mommy
65
Bab 65. Cari Gara-Gara.
66
Bab 66. Meragukan
67
Bab 67. Istri Bayangan
68
Bab 68. Mencintai di Waktu Yang Berlainan
69
Bab 69. Malu
70
Bab 70. Sedikit Kecurigaan
71
Bab 71. Rencana Jack
72
Bab 72 Acara Gathering Ultah Kantor
73
Bab 73. Hampir Berhasil
74
Bab 74. Salah Prediksi
75
Bab 75. Meilin Nekat
76
Bab 76. Nasib Meilin
77
Bab 77. Mengerjai Reza
78
Bab 78. Sesuatu Yang Tidak Terduga
79
Bab 79. Rezeki Tak Terduga
80
Bab 80. Seperti Familiar
81
Bab 81. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!