Bab 12. Kesal dan Kecewa

"Sudah cepat Bik! Waktunya mendesak, jadi jangan bertele-tele dan jangan lebay juga!"

Entah mengapa Olivia merasa Reza mengatakan lebay pada dirinya, bukan pada Bik Ipah.

"Kau juga makan Non, saya tinggal dulu. Makan yang lahap ya sebab mulai besok Nona Oliva tidak akan pernah merasakan masakan bibik lagi kecuali pulang ke rumah Nyonya." Setelah mengatakan hal itu Bik Ipah langsung bergegas ke belakang untuk berkemas.

Olivia duduk di samping Reza membuat pria itu berpindah pada kursi yang lain yang tentunya lebih jauh posisinya dengan kursi tempat duduk Olivia.

"Mas mau ambil lauk yang mana? Biar saya ambilkan!"

"Tidak perlu, saya punya tangan sendiri."

Olivia menekan dadanya saat mendengar penolakan dari Reza.

"Apa menurutmu aku najis Mas hingga makanan yang kamu makan saja tidak mau melalui tanganku. Aku hanya ingin menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri." Bola mata Olivia tampak berkaca-kaca.

"Sudahlah tidak usah terlalu lebay, makan sendiri saja!"

Olivia mengangguk. Dia membalik piring dan mengisinya dengan nasi lalu mengambil lauk. Wanita ini diam dan fokus makan, tidak sedikitpun lagi melirik ke arah Reza.

Reza mengernyitkan dahi, bingung dengan perubahan Olivia yang mendadak diam. Namun, dia terlihat santai saja. Dia tidak perduli dengan sikap Olivia terhadapnya. Kalau saja dia tidak ada perjanjian dengan sang mama pastilah Reza akan langsung melepas dan mengembalikan Olivia pada Marisa.

Selesai makan Reza langsung bangkit dari duduknya.

"Mulai besok kau harus masak sendiri! Orang sepertimu tidak usah manja."

Setelah mengatakan hal itu Reza langsung berjalan keluar. Setelah jarak dirinya berdiri sudah jauh dari Olivia, Reza malah berbalik.

"Katakan pada bibik suruh cepat!"

Olivia mengangguk.

"Oh ya nanti malam tidak usah menungguku. Aku mau have fun bareng teman-teman."

Olivia tidak menjawab. Namun, Reza sudah berlalu pergi.

"Non saya kembali ya Non, mungkin Den Reza malu kalau mau mesra-mesraan sama Non Olivia. Kalau tidak ada bibik kalian bebas bermesraan di manapun di rumah ini."

Olivia mengangguk dengan senyum yang dipaksakan. Dia tahu tebakan bik Ipah sama sekali tidak benar.

"Hati-hati Bik!"

"Nona juga hati-hati ya kalau tidak ada Den Reza di sini. Misal belum pulang kerja mending dikunci saja nih rumah."

"Iya Bik. Bik Ipah tenang saja, saya pasti bisa jaga diri."

Bik Ipah pun pergi setelah bersalaman dan mencium pipi Olivia.

Selepas keduanya pergi, Olivia menangis.

"Apa yang harus saya lakukan di rumah ini sendirian?"

Reza pun mengatakan tidak akan pulang malam nanti.

Olivia berjalan ke ruang tamu dan menghidupkan televisi. Dia langsung memutar drakor kesukaannya yang kebetulan tayang di televisi.

Bosan menonton televisi Olivia kembali berjalan-jalan di luar rumah. Mencari angin segar di tengah teriknya panas matahari yang menyengat kulit. Bahkan hawa di dalam rumah pun terasa panas. Angin yang keluar dari kipas pun tidak ada bedanya, seolah mengeluarkan angin panas.

"Ah kenapa aku bodoh, kan di kamar ada AC." Olivia langsung kembali ke kamar. Setelah menyalakan AC langsung merebahkan tubuhnya.

Rasa dingin dari AC membuatnya mengantuk hingga dia pun akhirnya tertidur.

Olivia terbangun saat jam menunjukkan pukul 12 siang. Dia mandi dan langsung melaksanakan shalat, setelah itu langsung makan.

"Ah andai saja hapeku tidak dijual oleh ibu, mungkin sekarang aku masih bisa mengobrol jarak jauh dengan teman-teman. Kemana saja mereka berkuliah?" Bergumam sendiri sambil melayangkan ingatan di waktu dirinya masih berstatus pelajar dan dikelilingi banyak teman-teman. Sekarang dirinya sudah kehilangan kontak teman-temannya.

Olivia menghembuskan nafas kasar mengingat semua teman-temannya semua berkuliah sedangkan dirinya malah menikah dan parahnya lagi sang suami seolah tidak menganggap dirinya sebagai istri akibat kejadian masa lalu yang sama sekali di luar dugaannya.

"Hah, dimana pria brengsek itu? Ingin rasanya ku caci maki dia dan ku patahkan tangannya agar dia menderita seumur hidup." Olivia geram pada orang yang telah memperkosanya dahulu. Kalau bukan gara-gara pria itu pasti Reza tidak akan semarah ini dan mengabaikan dirinya seperti sekarang.

Seharian seorang diri di rumah membuat Olivia bosan. Rasanya Olivia tidak sabar ingin hari berganti esok dan berharap semoga saja hari esok hidupnya lebih baik dari saat ini.

Sore menjelang, Olivia kebingungan seorang diri. Mau masak untuk makan malam makanan tadi pagi masih cukup untuk persediaan makan malam, apalagi dirinya hanya seorang diri.

Tidak ada pilihan akhirnya Olivia memilih membersihkan rumah ketimbang duduk tanpa ada kegiatan. Setelah itu baru menghangatkan sisa makanan tadi pagi dan setelahnya pergi keluar rumah.

Olivia langsung duduk santai di teras rumah sambil menunggu kepulangan Reza, siapa tahu Reza berubah pikiran dan akhirnya pulang ke rumah.

Namun, yang dinanti tak kunjung tiba, hingga hari sudah menggelap, masih tidak ada tanda-tanda kepulangan suaminya.

"Ya Tuhan ternyata dia benar-benar tidak pulang." Olivia kembali ke kamar dan segera menjatuhkan diri dengan kasar di atas ranjang. Tidur adalah satu-satunya cara Olivia untuk melupakan masalah, meskipun setelah bangun masalah tersebut masih akan terus menghantuinya.

Esok hari, pagi-pagi buta terdengar suara bel berbunyi disertai pintu pagar yang diketuk.

Olivia yang masih meringkuk dalam selimut tidak mendengarnya.

"Olivia!" terdengar suara Reza yang berteriak dari luar.

"Seperti suara Mas Reza." Segera Olivia melempar selimut dan berjalan ke arah kaca jendela. Olivia mengintip keluar dari balik gorden yang terbuka separuh.

"Ternyata benar Mas Reza," ucap Olivia saat melihat siluet Reza dibalik pintu pagar.

Segera Olivia berlari keluar rumah kemudian berlari ke arah pagar.

"Mas Re–"

Olivia tidak melanjutkan perkataannya saat melihat orang yang bersama Reza saat ini.

"Mbak Meilin?" Olivia tampak kaget. Meilin adalah putri dari Marta. Anak tiri dari almarhum ayahnya.

"Cepat buka pintunya dia mabuk!" seru Melilin sambil merangkul bahu Reza.

Olivia pun mengangguk dan langsung membuka pintu pagar. Aroma alkohol langsung menyeruak ke hidung Olivia membuat Olivia hampir muntah saja.

Setelah pintu pagar terbuka, Meilin langsung membawa Reza ke dalam rumah dan membaringkan dia di atas sofa ruang tamu.

"Kenapa dia bisa bersamamu?" selidik Olivia. Hubungan dirinya dan keluarga Meilin tidak baik-baik saja meskipun pada kenyataannya mereka bersaudara sebab Marisa disinyalir telah merebut suami dari Marta.

Bagi Olivia aneh saja jika Meilin menolong Reza sebab wanita itu sudah tahu kalau Reza itu adalah suaminya.

"Kalau soal itu tanyakan saja pada dia!" perintah Meilin.

"Sudah aku pulang dulu ya. Kau rawat suamimu dengan baik kalau tidak ingin dia diambil orang," tambahnya.

"Rez aku pulang," pamitnya kemudian pada Reza.

"Jangan pergi Mei!" mohon Reza dengan suara khas orang mabuk.

"Di sini sudah ada istrimu Rez, aku malas kalau harus melayani orang mabuk berat sepertimu."

"Mei, aku sayang sama kamu, jangan tinggalkan aku ya. Kita bercinta sekali lagi seperti semalam."

Sontak saja Olivia menganga dan menutup mulut.

Bersambung.

Episodes
1 BAB 1. Noda
2 BAB 2. Ada Udang Dibalik Batu
3 Bab 3. Dipaksa Menikah
4 Bab 4. Memilih Gaun Pengantin
5 Bab 5. Hari Pernikahan
6 Bab 6. Kekhawatiran Olivia
7 Bab 7. Kekecewaan Di Malam Pertama (1)
8 Bab 8. Kekecewaan Di Malam Pertama (2)
9 Bab 9. Perhatian Mertua
10 Bab 10. Tidak Pulang
11 Bab 11. Cuek Dan Kasar
12 Bab 12. Kesal dan Kecewa
13 Bab 13. Olivia Atau Meilin?
14 Bab 14. Manusia Parasit
15 Bab 15. Terpaksa
16 Bab 16. Hari Pertama Berdagang
17 Bab 17 Memalukan
18 Bab 18. Keributan
19 Bab 19. Kemarahan Jack William (1)
20 Bab 20. Kemarahan Jack William (2)
21 Bab 21. Data Diri Olivia
22 Bab 22. Musibah
23 Bab 23. Anak Kecil Yang Menggemaskan
24 Bab 24. Pertemuan Kedua
25 Bab 25. Usil
26 Bab 26. Kecewa
27 Bab 27. Menjadi Baby Sister
28 Bab 28. Ingin Mommy
29 Bab 29. Penawaran
30 Bab 30. Pergi
31 Bab 31. Elves Sakit
32 Bab 32. Baby Sister Atau Nyonya? (1)
33 Bab 33. Berbohong
34 Bab 34 Berbohong (2)
35 Bsb 35. Merubah Penampilan
36 Bab 36. Majikan Yang Perhatian
37 Bab 37. Canggung
38 Bab 38. Baby Sister Atau Nyonya? (2)
39 Bab 39. Terkunci
40 Bab 40. Kunjungan Mertua
41 Bab 41. Fitnah
42 Bab 42. Mencari Tahu
43 Bab 43. Menuruni bakat Dianaz
44 Bab 44. Bantuan Dibalik Gajian
45 Ban 45. Menemui Calon Mantan Mertua
46 Bab 46. Menguji
47 Bab 47. Wanita Jujur
48 Bab 48. Mencari Nenek
49 Bab 49. Tuhan Maha Penyayang
50 Bab 50. Sidang Perceraian.
51 Bab 51. Surprise Untuk Jack
52 Bab 52. Ungkapan Perasaan Jack
53 Bab 53. Kekesalan Marta
54 Bab 54. Rencana Marta
55 Bab 55. Sweet Daddy
56 Bab 56. Diculik
57 Bab 57. Hampir Terulang
58 Bab 58. Elves Ketakutan
59 Bab 59. Hukuman Untuk Marta
60 Bab 60. Berkabung
61 Bab 61. Puas?
62 Bab 62. Hari Pernikahan.
63 Bab 63. Pengganggu Kecil
64 Bab 64. Gara-Gara Mommy
65 Bab 65. Cari Gara-Gara.
66 Bab 66. Meragukan
67 Bab 67. Istri Bayangan
68 Bab 68. Mencintai di Waktu Yang Berlainan
69 Bab 69. Malu
70 Bab 70. Sedikit Kecurigaan
71 Bab 71. Rencana Jack
72 Bab 72 Acara Gathering Ultah Kantor
73 Bab 73. Hampir Berhasil
74 Bab 74. Salah Prediksi
75 Bab 75. Meilin Nekat
76 Bab 76. Nasib Meilin
77 Bab 77. Mengerjai Reza
78 Bab 78. Sesuatu Yang Tidak Terduga
79 Bab 79. Rezeki Tak Terduga
80 Bab 80. Seperti Familiar
81 Bab 81. Ending
Episodes

Updated 81 Episodes

1
BAB 1. Noda
2
BAB 2. Ada Udang Dibalik Batu
3
Bab 3. Dipaksa Menikah
4
Bab 4. Memilih Gaun Pengantin
5
Bab 5. Hari Pernikahan
6
Bab 6. Kekhawatiran Olivia
7
Bab 7. Kekecewaan Di Malam Pertama (1)
8
Bab 8. Kekecewaan Di Malam Pertama (2)
9
Bab 9. Perhatian Mertua
10
Bab 10. Tidak Pulang
11
Bab 11. Cuek Dan Kasar
12
Bab 12. Kesal dan Kecewa
13
Bab 13. Olivia Atau Meilin?
14
Bab 14. Manusia Parasit
15
Bab 15. Terpaksa
16
Bab 16. Hari Pertama Berdagang
17
Bab 17 Memalukan
18
Bab 18. Keributan
19
Bab 19. Kemarahan Jack William (1)
20
Bab 20. Kemarahan Jack William (2)
21
Bab 21. Data Diri Olivia
22
Bab 22. Musibah
23
Bab 23. Anak Kecil Yang Menggemaskan
24
Bab 24. Pertemuan Kedua
25
Bab 25. Usil
26
Bab 26. Kecewa
27
Bab 27. Menjadi Baby Sister
28
Bab 28. Ingin Mommy
29
Bab 29. Penawaran
30
Bab 30. Pergi
31
Bab 31. Elves Sakit
32
Bab 32. Baby Sister Atau Nyonya? (1)
33
Bab 33. Berbohong
34
Bab 34 Berbohong (2)
35
Bsb 35. Merubah Penampilan
36
Bab 36. Majikan Yang Perhatian
37
Bab 37. Canggung
38
Bab 38. Baby Sister Atau Nyonya? (2)
39
Bab 39. Terkunci
40
Bab 40. Kunjungan Mertua
41
Bab 41. Fitnah
42
Bab 42. Mencari Tahu
43
Bab 43. Menuruni bakat Dianaz
44
Bab 44. Bantuan Dibalik Gajian
45
Ban 45. Menemui Calon Mantan Mertua
46
Bab 46. Menguji
47
Bab 47. Wanita Jujur
48
Bab 48. Mencari Nenek
49
Bab 49. Tuhan Maha Penyayang
50
Bab 50. Sidang Perceraian.
51
Bab 51. Surprise Untuk Jack
52
Bab 52. Ungkapan Perasaan Jack
53
Bab 53. Kekesalan Marta
54
Bab 54. Rencana Marta
55
Bab 55. Sweet Daddy
56
Bab 56. Diculik
57
Bab 57. Hampir Terulang
58
Bab 58. Elves Ketakutan
59
Bab 59. Hukuman Untuk Marta
60
Bab 60. Berkabung
61
Bab 61. Puas?
62
Bab 62. Hari Pernikahan.
63
Bab 63. Pengganggu Kecil
64
Bab 64. Gara-Gara Mommy
65
Bab 65. Cari Gara-Gara.
66
Bab 66. Meragukan
67
Bab 67. Istri Bayangan
68
Bab 68. Mencintai di Waktu Yang Berlainan
69
Bab 69. Malu
70
Bab 70. Sedikit Kecurigaan
71
Bab 71. Rencana Jack
72
Bab 72 Acara Gathering Ultah Kantor
73
Bab 73. Hampir Berhasil
74
Bab 74. Salah Prediksi
75
Bab 75. Meilin Nekat
76
Bab 76. Nasib Meilin
77
Bab 77. Mengerjai Reza
78
Bab 78. Sesuatu Yang Tidak Terduga
79
Bab 79. Rezeki Tak Terduga
80
Bab 80. Seperti Familiar
81
Bab 81. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!